Be Your Inspiration

Thursday, 22 December 2016

Gubernur NTB TGH. M. Zainul Majdi Resmikan Panin Dubai Syariah Bank Cabang Lombok

Gubernur NTB TGH. M. Zainul Majdi di peresmian Panin Dubai Syariah Bank di Mataram NTB

Grand opening dihadiri oleh Gubernur Nusa Tenggara Barat Dr. TGH. M. Zainul Majdi, pada Rabu,(21/12/2016) di Lantai 3 Gedung bank Panin Dubai Sariah Jl. Sandubaya No. 18 Mataram. Hadir pada kesempatan itu Kepala Otoritas Jasa Keuangan NTB, Yusri, Deputi Kepala Perwakilan Bank BI  Dirut Bank Panin Deni hendrawati, Ketua MUI NTB serta tokoh agama dan tokoh masyarakat.
Grand opening ditandai dengan pengguntingan pita oleh Gubernur NTB didampingi Dirut PT. Bank Panin Dubai Syariah dan di aksikan oleh undangan yang hadir

Pada  kesempatan tersebut, Deputi kepala Perwakilan bank BI Wahyu menyampaikan LDR industri perbankan di Indonesia saat ini mencapai 89 %, sementara itu di NTB jumlah dana yang disalurkan mencapai 158,10 % melampaui jumlah dana yang dihimpun.

Wahyu juga menambahkan bahwa jika dibandingkan dengan tahun 2015 jumlah aset pihak ketiga di perbankan mengalami peningkatan dari 10 % pada tahun 2015 menjadi 22 % sampai November 2016. Di saat pasar perbankan nasional  hanya tumbuh sebesar 8% sampai November 2016 di NTB mengalami peningkatan hampir dua kali lipatnya yaitu sebesar 4,97 %. Aset bank syariah di NTB juga mengalami kenaikan dari  5 % pada tahun 2015 telah mencapai  9 % sampai  November 2016. Pembiayaan bank syariah didominasi oleh tabungan sebesar 68 %.

Sementara itu Kepala OJK Yusri melaporkan jumlah Kantor Perbankan Syariah yang ada di NTB saat ini sebanyak 55 buah dan menjadi 56 buah setelah Bank Panin Dubai Syariah.

Menurutnya, perbankan syariah terus mengalami pertumbuhan positif ditengah –tengah melemahnya pertumbuhan Ekonomi Indonesia  walaupun peningkatan jumlah aset maupun dana dari pihak ketiga serta kualitas pembiayaan mengalami penurunan sedikit. Yang menjadi perhatian dirinya berkaitan dengan pembiayaan bank syariah yaitu  masih mendominasinya pembiayaan sektor konsumsi di banding sektor produktif, sehingga menurutnya, pembiayaan saat ini kurang memberikan magnetut terhadap pengurangan angka kemiskinan di NTB.  
Gubernur NTB TGH. M. Zainul Majdi didampingi Kepala OJK NTB Yusri dan perwakilan Panin Dubai Bank memotong pita sebagai tanda peresmian Panin Dubai Bank Syariah di Mataram NTB

Ia berharap ke depannya perbankan di NTB terutama perbankan syariah lebih banyak menyalurkan pembiayaan pada sektor produksi. Pertumbuhan ekonomi NTB yang mencapai 9 % melampaui pertumbuhan ekonomi nasional menururtnya seharusnya bisa menjadi peluang pasar oleh dunia perbankan, pertumbuhan pariwisata menyebabkan pertumbuhan ekonomi kreatif di NTB tumbuh dengan baik juga menjadi pasar potensial bagi bank syariah untuk menyalurkan sejumlah pembiayaan.

Selain itu, penduduk NTB yang mayoritas muslim serta komitmen NTB menjadi kiblat ekonomi syariah Nasional cukup menjadi modal berkembangnya perbankan sayariah di NTB. Sementara itu, Gubernur NTB dalam sambutannya menyampaikan ekonomi syariah merupakan suatu sistem bukan berbicara orang-perorang atau kelompok tertentu, ekonomi syariah untuk semua kelompok bahkan lintas agama.

Gubernur NTB yang kerap dipanggil Tuan Guru Bajang sebagai panggilan  akrabnya menceritakan pengalaman seorang ekonom syariah Syafi’i Antonio yang diminta berbicara di Universitas Vatikan bahwa sistem ekonomi yang tidak memperbolehkan riba tidak hanya terdapat pada Al Qur’an tetapi tertulis dalam Bibel. Artinya menurut TGB bahwa tradisi non ribawi juga terdapat dalam tradisi Katolik. Ada harapan bahwa hubungan-hubungan yang terbangun di tengah masyarakat dalam kerangka keuangan itu harus berlandaskan azas keadilan, tidak saling mengeksploitasi.
Ini  berarti bahwa sebenarnya sistem berbasis non riba bukan monopoli umat islam tetapi ada di semua agama samawi lainnya. Sehingga basis teologisnya jelas, juga ada di agama lain. Argumen lain menurut  Gubernur NTB bahwa  lembaga keuangan syariah dapat bertumbuh baik di negara-negara non muslim. Artinya menurut Gubernur secara empirik ada keberterimaan negara negara non muslim terhadap ekonomi syariah. 

“Jadi tidak perlu dibahasakan sistem ekonomi syariah hanya utuk umat islam tetapi untuk semua umat, disitulah tantangannya bahwa islam adalah rahmatan lil alamin,” tegasnya

Disampaikan juga menurut Gubernur NTB eksploitasi  pada masyarakat menyebabkan tingkat Gini Ratio naik. Saat ini Gini ratio di indonesia mencapai 4,1 % yang berarti terjadi  ketimpangan sosial semakin besar di tengah masyarakat. Hal tersebut yang memicu revolusi Mesir saat Husni Mubaraq berkuasa dimana terjadi ketimpangan social yang lebar antara kaum miskin dan kelompok kaya, dimana Gini ratio di mesir saat itu 4,7 %.


Salah satu sumbangsih perbankan dalam mengurangio Gini Ratio di indonesia menurut Gubernur NTb salah satunya dengan memperbaiki sistem perbankan yang berkeadilan melalui sistem ekonomi syariah. (Humas NTB)
Share:

0 komentar:

VISITOR

YANG SAYANG ANDA LEWATKAN

Blog Archive