Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata NTB H. L. Moh. Faozal |
Gunung
Sangiang merupakan salah satu gunung yang ada di Pulau Sumbawa, tepatnya di
Kabupaten Bima. Gunung Sangiang akan dibuatkan brand internasional, sehingga
dapat diketahui oleh wisatawan. Hal ini juga berkaitan dengan potensi
pariwisata yang dimiliki oleh gunung ini. Terlebih gunung ini juga memiliki
sejarah yang dapat dijadikan untuk menarik wisatawan lebih banyak lagi untuk
berkunjung.
“Kita
melihat bahwa di Kabupaten Bima itu belum ada branding untuk wisatanya. Jadi
kita ingin buatkan branding Gunung Sangiang Volcano Festival, seperti halnya
Tambora. Pelaksanaanya setelah Festival Tambora,” kata Kepala Dinas Kebudayaan
dan Pariwisata NTB H.L.Moh.Faozal, S.Sos.,M.Si di Mataram, Selasa (6/12/2016).
Faozal
mengatakan bahwa Festival Gunung Sangiang sudah masuk dalam kalender event
2017. Sehingga akan dilakukan sejumlah persiapan untuk menjadikan Gunung
Sangiang sebagai salah satu destinasi wisata baru pada wisata minat khusus.
“Kita
akan lihat juga ujung Sangiang itu seperti apa. Kita lihat itu potensinya ada,
modelnya nanti kita rumuskan bersama. Kita lihat apa yang bisa kita jual dari
sana. Yang jelas kita siap untuk membranding Gunung Sangiang di Bima ini,”
ujarnya.
Salah
satu yang dianggap dapat menjadi daya tarik dari gunung ini yaitu sejarahnya.
Diketahui bahwa legenda tentang dua buah kapal yang memuat garam bertabrakan di
perairan Pulau Sangiang. Garam yang dimuat tumpah di lautan sehingga
menyebabkan air laut menjadi asin. Kapal tersebut adalah kapal milik Dua
saudagar bernama Safiri Gadi dan Safiri Sango.
Safiri
Gadi datang dari arah timur sedangkan Safiri Sango dari arah Barat. Tak berapa
lama setelah kejadian itu, timbulah perang antara keduanya. Seluruh anak buah
kapal yang merupakan babi dan rusa mati akibat perang tersebut. Melihat seluruh
ABK-nya mati, Safiri Gadi dan Safiri Sango menghentikan peperangan. Usai
perang, keduanya baru menyadari bahwa mereka bersaudara setelah setengah butir
kelapa milik mereka disatukan kembali. Setelah kejadian itu, hewan-hewan ABK
mereka hidup kembali dan dua kapal mereka berubah menjadi gunung yang ada di
Pulau Sangiang.
“Sejarah
dan legendanya itu cukup menarik, sehingga bisa menjadi nilai jual untuk
memperkuat brandingnya,” kata Faozal. (Linggauni)
0 komentar:
Post a Comment