Gunung Rinjani di Pulau Lombok |
ORGANISASI Pendidikan, Keilmuan, dan Kebudayaan Perserikatan
Bangsa Bangsa (PBB) atau United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization
(UNESCO) menetapkan Taman
Nasional Gunung Rinjani (TNGR) sebagai cagar biosfer dunia. Dengan penetapan
ini, maka Gunung Rinjani telah menyandang dua status, yakni Geopark Dunia dan
Cagar Biosfer Dunia.
Hal tersebut diungkapkan Kepala Dinas Lingkungan Hidup
dan Kehutanan (LHK) NTB, Ir. Madani Mukarom, M. Si kepada Suara NTB, Selasa (24/7/2018). Madani mengatakan, penetapan
Rinjani sebagai cagar biosfer dunia diumumkan dalam Konferensi Internasional
Cagar Biosfer UNESCO ke – 30 yang dilaksanakan di Palembang, Sumatera
Selatan.
“Rinjani Lombok ditetapkan sebagai cagar biosfer UNESCO
dalam acara konferensi internasional cagar biosfer Unesco ke 30. Sehingga
sekarang punya dua status dunia, geopark dan cagar biosfer,” kata Madani.
Usulan cagar
biosfer Rinjani diajukan Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) bersama
Pemprov NTB dalam sidang The
International Coordinating Council of The Man and The Biosphere Programme
(ICC-MAB) ke-30 UNESCO, di Palembang, Sumatera Selatan, pada 23-28 Juli 2018.
Geopark
Rinjani diusulkan menjadi cagar biosfer Unesco tahun 2018. Ini merupakan salah satu capaian yang baik
kaitannya dengan prestasi Rinjani di mata dunia. Sehingga diharapkan dapat
menyedot lebih banyak kunjungan wisatawan.
Selain Gunung Rinjani, LIPI juga mengusulkan Berbak Sembilang di Sumatera Selatan dan Betung Kerihun dai
Kalimatan Barat. Cagar Biosfer merupakan suatu kawasan yang terdiri dari ekosistem
asli, ekosistem unik dan atau ekosistem.
Di mana
semuanya itu telah mengalami degradasi yang keseluruhan unsur alamnya
dilindungi dan dilestarikan bagi kepentingan penelitian dan pendidikan. Saat ini tercatat ada 699 cagar biosfer
tersebar di 120 negara di dunia, 11 di antaranya berada di Indonesia.
Setelah
menerima dua predikat internasional dari Unesco, Rinjani juga ditunjuk menjadi
tuan rumah pelaksanaan kegiatan Asia Pasific Geopark Network Symposium pada
September 2019. Lebih dari 1.500 peserta dari berbagai negara akan menghadiri
kegiatan ini. Hal ini juga akan dijadikan sebagai ajang promosi Rinjani. (Muhammad Nasir/Suara NTB)
0 komentar:
Post a Comment