Be Your Inspiration

Monday, 7 January 2019

Mohon Keselamatan, Warga Kuta Lombok Tengah Gelar Roah Segare

Prosesi acara ritual roah segare yang digelar warga Desa Kuta Kecamatan Pujut Lombok Tengah. Ritual ini digelar agar warga, khususnya nelayan diberikan keselamatan selama pergi melaut.

RATUSAN warga Desa Kuta Kecamatan Pujut dan sekitarnya, Minggu (6/1/2019), menggelar ritual roah segare. Ritual budaya yang dimaksudkan untuk memohon keselamatan tersebut, sekaligus bentuk upaya melestarikan alam, khususnya laut yang merupakan sumber penghidupan bagi para nelayan di wilayah Lombok Tengah (Loteng) bagian selatan pada umumnya.


Ritual sendiri diisi dengan dzikir dan doa yang diikuti oleh sekitar 500 warga yang hadir untuk memohon perlindungan kepada Yang Maha Kuasa supaya terhindari dari bala bencana yang saat ini banyak terjadi, terutama di daerah pesisir pantai.

Ritual diakhiri dengan prosesi larung atau melepas kepala kerbau yang sudah disembelih ke tengah laut di Pantai Dundang Kuta. Pantai ini merupakan akses keluar masuknya nelayan di daerah tersebut. Usai ritual roah segare, para nelayan di kawasan Pantai Kuta dan sekitarnya tidak akan melaut hingga tiga hari ke depan. 

"Ke depan ritual budaya masyarakat pesisir Loteng selatan ini kita harapkan bisa terus lestari. Bahkan bisa menjadi salah satu event budaya yang layak jual dan menarik. Sehingga bisa menarik minat wisatawan untuk datang ke daerah ini," ungkap Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud) Loteng, H.L. Putria.

Menurutnya, Loteng sangat kaya akan event budaya. Selain Bau Nyale, banyak lagi event-event budaya yang layak dijadikan event pariwisata. Salah satunya ritual roah segare tersebut. Tinggal bagaimana sekarang kemasan event budaya tersebut, dibuat semenarik mungkin tanpa menghilangkan makna dan nilai budayanya. 

Ritual Roah Segare di Pantai Kuta Lombok Tengah
Tujuannya bisa menarik wisatawan domestik bahkan mancanegara untuk datang menyaksikan event budaya tersebut. "Inilah yang menjadi tugas kita bersama ke depan. Bagaimana bisa terus melestarikan budaya yang ada. Dan, bisa dikemas menjadi event pariwisata yang menarik wisatawan," tandasnya.


Di tempat yang sama, Camat Pujut L. Sungkul, menambahkan, ritual roah segare merupakan salah satu cara masyarakat pesisir Loteng selatan untuk mengungkapkan rasa syukurnya kepada yang maha kuasa. Sekaligus memohon pelindungan dari segala bentuk bencana yang mengancam.

"Tidak kalah penting juga ritual budaya ini juga bisa jadi event pariwisata yang menarik. Sehingga ke depan, kemasan acaranya bisa lebih baik. Supaya wisatawan mau datang berkunjung," ujarnya.

Sebagai daerah tujuan wisata, Loteng didorong untuk bisa berkreatif mengemas potensi dan kekayaan budaya yang ada di tengah masyarakat untuk bisa menjadi event budaya. Kalau sudah begitu, masyarakat bisa memperoleh dua manfaat sekaligus. Selain bisa terus melestarikan budaya lelulur, juga bisa mendatangkan manfaat secara ekonomi dengan datangnya para wisatawan. (Munakir/Suara NTB)

Share:

1 komentar:

atmanagara said...

Mari segera bergabung dengan kami.....
di IONPK.ORG.:)
pin BB : 58ab14f5 , di add ya...
Depo 20ribu bisa menang puluhan juta rupiah
Dijamin seru dan menghasilkaN IONPK.ORG

VISITOR

YANG SAYANG ANDA LEWATKAN

Blog Archive