Be Your Inspiration

Wednesday, 1 July 2015

Enam Dusun di Sekotong Dilanda Kekeringan, 16 Desa di KLU Siaga Kekeringan


Sebanyak lima dusun di Desa Kedaro Kecamatan Sekotong mengalami krisis air bersih, karena kekeringan yang mulai melanda daerah itu. Akibat krisis air ini, sekitar ribuan warga yang tinggal di enam dusun itu terpaksa jarang mandi. Bahkan untuk memenuhi kebutuhan konsumsi sangat sulit, warga terpaksa menempuh jarak cukup jauh. Meski ada sumur bor yang dibangun di daerah itu, namun tak mampu mencukupi kebutuhan warga.


Kepala Dusun  Mendawe, Desa Kedaro, Safar yang dikonfirmasi via ponselnya, Senin (29/6/2015), beberapa dusun langganan kekeringan, karena hampir setiap tahun dilanda kekeringan. Hal ini dikarenakan posisinya juga berada di dataran tinggi. Wargapun saat ini banyak yang kebingungan mencari air untuk memenuhi kebutuhan konsumsi.

Apalagi bulan puasa ini jelasnya, warga banyak membutuhkan air untuk keperluan memasak, mencuci dan lain-lain. Bahkan sebagian warga terpaksa menempuh jarak 2 kilometer untuk mengambil air.  “Warga mengambil air di lokasi yang jauh, karena jarang air,”jelasnya.
Kondisi serupa juga terjadi di Sekotong Tengah. Di desa ini ada ada satu hektar tanaman kedelai terancam gagal panen, akibat mengalami krisis air. Amaq Raseh salah seorang petani setempat mengaku, tanaman kedelainya seluas 1 hektar banyak yang mati.”Satu hektar tanaman kedelai saya tidak bisa dipanen kali ini, karena kering kekurangan air,’’ akunya.

Hal senada diakui Anggota DPRD Dapil Sekotong, H. Mustafa. Ia mengakui, banyak menerima keluhan dari masyarakat khususnya di Desa Kedaro yang mengalami krisis air, karena kekeringan. Ia mengaku ada enam dusun di desa itu yang rawan diterjang bencana kekeringan.

Dari 12 dusun yang ada di Desa Kedaro separuhnya sering dilanda kekeringan, yakni Mendawe Selatan, Menjot,Lendang Guar Timur, Batu Sati, Lendang Guar Selatan, Lendang Guar Barat. Kondisi masyarakat setempat ketika musim kering seperti ini, jelasnya, warga jarang mandi bahkan untuk kebutuhan minum sulit. Dampak lainnya, jalanan yang tak beraspal berdebu, sehingga menimbulkan polusi.

Sementara Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik pada Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Lobar, Akhmad Alwan, SP, mengaku, segera mengecek informasi terkait dusun yang mengalami krsis air. Dalam hal ini, pihaknya siap siaga mendrop air, jika ada permintaan dari masyarakat. Namun, pihaknya belum menerima permintaan air bersih dari masyarakat yang dilanda kekeringan.

Sementara di Kabupaten Lombok Utara (KLU), BPBD mengidentifikasi ada 16 desa yang berpotensi mengalami kekeringan. Sebaran lokasi itu ada di 5 kecamatan yang ada, dari Pemenang hingga Bayan.

Menurut Kepala Pelaksana BPBD KLU, Raden Tresnawadi, daerah rawan kekeringan ada di Desa Malaka, Desa Pemenang Barat dan Desa Pemenang Timur di Kecamatan Pemenang. Di Kecamatan Tanjung yakni Desa Medana dan Desa Sigar Penjalin. Di Kecamatan Gangga yakni Desa Sambik Bangkol dan Desa Gondang. Di Kecamatan Kayangan yakni Desa Gumantar, Desa Dangiang, Desa Salut, dan Desa Selengen. Serta di Kecamatan Bayan yakni Desa Akar-Akar, Desa Sukadana, Desa Anyar, Desa Loloan, Desa Sambi Elen, dan Desa Senaru.

“Ada sekitar 62 dusun dari seluruh desa yang berpotensi kekeringan. Kecamatan Pemenang yang sebelumnya jarang terkena kekeringan, tahun ini diprediksi juga terkena dampak kekeringan,” ungkap Tresnawadi.


Ketujuh dusun yang disebutkan rawan kekeringan di Desa Sesait dan Gumantar, turut masuk dalam daerah radius kekeringan. Namun demikian, pihaknya tidak sekadar mengitung jumlah titik melainkan berupaya untuk menanggulangi bencana kekeringan yang terjadi di KLU. BPBD KLU sudah menyiapkan bantuan air bersih yang sudah mulai disalurkan ke dusun-dusun yang membutuhkan. Untuk air bersih, katanya, telah disiapkan 1.000 tangki air bersih. (Heru/Johari)
Share:

0 komentar:

VISITOR

YANG SAYANG ANDA LEWATKAN

Blog Archive