Seorang peziarah sedang menabur bunga di atas Makam Batu Layar Lombok Barat. |
Usai
menunaikan ibadah shalat Idul Fitri, umat muslim khususnya di Pulau Lombok
berbondong – bondong melakukan ziarah makam. Sebagian di antara mereka
(masyarakat suku sasak ) ini,
mengunjungi makam atau petilasan peninggalan para wali dan alim ulama Islam
yang kini menjadi situs religi di daerah ini.
SALAH satu
situs religi yang kerap menjadi tujuan para peziarah makam tersebut adalah Makam
Batulayar. Sebuah pemakaman yang terletak di Desa Batulayar, Kecamatan
Batulayar
, Kabupaten Lombok Barat (Lobar). Situs yang mulai dikenal sejak era kurang lebih tahun 1800-an ini merupakan tempat dimakamkannya Al Habib Abdurrahman Al - Idrus.
, Kabupaten Lombok Barat (Lobar). Situs yang mulai dikenal sejak era kurang lebih tahun 1800-an ini merupakan tempat dimakamkannya Al Habib Abdurrahman Al - Idrus.
Keterangan
tersebut sesuai dengan penjelasan yang diabadikan dalam sebuah kitab serta
wasiat yang ditinggalkannya sebelum meninggal. Kitab dan wasiat yang diturunkan
kepada seorang pengelola dan penjaga makam almarhum tersebut juga berisi
tentang nama – nama para sahabatnya dan nama – nama pendahulu sang Habib.
‘’Berdasarkan
cerita dari wasiat yang diterima oleh buyut saya, beliau yang dimakamkan di
Pemakaman Batulayar ini adalah Al Habib Abdurrahman Al - Idrus. Bahwa beliau
adalah seorang pedagang yang berasal dari Hadhramaut di Yaman,’’ tutur Herman
seorang penjaga makam yang berasal dari keturunan Kiyai Aji (penerima wasiat
dari Almarhum Al-Habib Abdurrahman Al-Idrus).
Makam Batu Layar Lombok Barat Nusa Tenggara Barat |
Dikatakan,
Al – Habib yang dimakamkan di Pemakaman Batulayar itu merupakan seorang
pedagang dari Yaman yang hijrah ke tanah Lombok. Beliau diriwayatkan menikah
dengan seorang perempuan Sasak. Selanjutnya, ketika ia berada di tanah Lombok,
Al - Habib tersebut berdagang sembari menyebarkan ajaran – ajaran Islam seperti
yang dilakukan oleh Rasulullah SAW.
“Pemakamannya
memang di sini. Jasadnya pun ada di Pemakaman Batulayar ini. Hanya saja, yang
menjadi lokasi peziarahan sekarang ini dahulunya adalah petilasan beliau. Sang
Habib tersebut dalam wasiatnya meminta agar tempat ini dijadikan lokasi
peziarahan bagi umat yang ingin mendatangi makamnya,” tuturnya.
Pengingat
Kematian
Esensi yang
paling harfiah dari ziarah makam dinyatakan menjadi semacam pengingat kematian.
Tidak ada unsur syirik atau niat lainnya. ‘’Sebenarnya makna dari ziarah makam ini tidak
lain agar kita tetap ingat dengan kematian. Ya meskipun, umat muslim kan memandang karomah dari tempat
dirinya memanjatkan doa,’’ katanya.
Herman, Penunggu Makam Batu Layar Lombok Barat |
Sebagai
insan yang diberikan kepercayaan untuk mengelola dan merawat makam tersebut,
Herman mengaku hanya berperan untuk memfasilitasi setiap umat yang ingin
berziarah ke makam tersebut. Meski sekali waktu sebagian peziarah yang datang
ketempat itu mengaku merasa bahwa ziarah yang mereka laksanakan belum sempurna
ketika belum didampingi oleh penjaga makam.
“Kadang ya ada juga umat kita yang datang berziarah ke mari dan mengharuskan
untuk didampingi oleh saya. Tentu sebenarnya lari ke perkara keyakinan. Kalau
mengenai doa atau hajatan mereka cepat diijabah atau tidak itu kan kita kembalikan ke yang Maha Kuasa
(Allah Subhanahuwataala),’’ ujarnya.
Sebagai
situs religi yang dipandang mengandung nilai karomah, Makam Batulayar sejak
berdirinya hanya dikelola oleh keluarga dari satu keturunan saja. Pengelolaan
makam dilanjutkan oleh generasi kedua yakni kakek dari Herman yakni TGH. Muin (alm).
Setelah itu baru kemudian diturunkan ke H. Satar (alm) ayah dari sang penjaga
sekaligus pengelola makam saat ini.
‘’Setelah
dari ayah saya kemudian diturunkan ke H. Sabli yaitu paman saya. Pengelola terakhir sebelum saya adalah misan
saya yakni almarhum H. Mustafa yang wafat pada tahun 2011 silam,” bebernya.
Prasasti Makam Batu Layar yang terletak di jalur wisata Senggigi Lombok Barat NTB |
Pengelolaan
makam telah dibuatkan nazir sebagai surat kuasa. Dalam kaitan pengelolaan
makam, Herman juga pernah memenuhi panggilan dari pihak Kementerian Agama
(Kemenag). Dari Kemenag, Herman mendapati apresiasi dari pihak Kemenag dan
mendapat legitimasi atas pengelolaan situs religi tersebut.
Melihat
begitu banyak pengunjung yang berziarah ke Makam Batulayar, maka sangat
potensial makam ini dijadikan sebagai salah satu destinasi wisata religi.
Peziarah ke Makam Batulayar tidak terbatas berasal dari Lombok khususnya dan
NTB umumnya. Makam Batulayar juga banyak diziarahi wistawan yang berasal dari
luar NTB.(Sahmat Darmi)
0 komentar:
Post a Comment