Sail
Indonesia ke 10 akan dilaksanakan di NTB. Setelah sempat gagal menjadi tuan
rumah pada tahun 2017 lalu, tahun ini NTB benar-benar menjadi tuan rumah.
Bertempat di Pulau Sumbawa, Sail Indonesia kali ini bertajuk Sail Moyo Tambora.
“Sail
Indonesia ini sudah pasti kita jadi tuan rumah. Kenapa pasti? karena race dari perjalanan yacht dari
Australia dan Singapura itu akan bertemu tanggal 7-8 September di perairan Komodo. Nah, tanggal 8 itu 140 yachter,
kira-kira diasumsikan orangnya hampir 280 pelaut dunia. Dalam lalu lintas itu,
8-9 September akan masuk perairan Moyo,” kata Kepala Dinas Pariwisata Provinsi
NTB H.L. Moh Faozal, S.Sos.,M.Si., di Mataram, Ahad (8/4/2018)
Pihaknya
juga akan menyediakan anggaran hingga Rp 4,2 miliar yang bersumber dari Dipa.
Namun Demikian, ia tetap berharap dari kementerian juga ada bantuan pendanaan.
Selain itu, ia juga meminta agar dari Pemkab Sumbawa juga mempersiapkan
anggaran untuk kegiatan ini.
“Kita
sudah menyatakan diri siap menjadi tuan rumah. Nanti kita minta bantuan dari
kementerian juga, jika tidak ada pun kegiatan ini akan tetap berjalan dengan
anggaran Rp 4,2 miliar itu,” ujarnya.
Ia
juga akan mempersiapkan Labuan Badas sebagai tempat pelaksanaan sail ini.
Selain itu, beberapa tempat di Sumbawa juga akan dipersiapkan. Sebab ini
merupakan salah satu kegiatan sail yang besar bukan hanya pada tingkat
nasional, namun juga pada level internasional. Sehingga diharapkan bisa menjadi
ajang promosi bagi citra pariwisata NTB, khususnya Pulau Sumbawa.
Kawasan
Moyo dan Tambora saat ini mulai banyak diperbincangkan, bahkan hingga
internasional. Pulau Moyo yang memiliki daya tarik kerapkali
dijadikan sebagai pilihan utama berlibur para artis internasional. Sebut saja
Mick Jagger, artis peran dan penyanyi asal Korea Selatan Rain dan Kim Tae Hee.
Bukan itu saja, Tambora dengan sejarah panjangnya juga dianggap mampu
mendatangkan banyak pencinta minat khusus.
“Ini
artinya kita sudah dilirik, sekarang tinggal kita lakukan penguatan secara
kelembagaan dengan membentuk pokdarwis-pokdarwis. Kemudian kita lakukan promosi
dan perbanyak atraksi kesenian dan budaya yang bisa menjadi daya tarik
wisatawan,” ujarnya.
Potensi
yang dimiliki itu hanya perlu dimaksimalkan dengan menambah sejumlah fasilitas
dan memperbarui akses. Selain itu investasi juga perlu diperbanyak. Sehingga
tatanan kota dan tatanan destinasi bisa lebih rapi dan menjadi daya tarik
wisatawan. (Linggauni/Suara NTB)
0 komentar:
Post a Comment