Gubernur NTB TGH. M. Zainul Majdi membuka seminar sehari NTB menuju destinasi wisata syariah dan wisata keluarga dunia di Hotel Lombok Raya, Rabu (3/6/2015) |
Gubernur NTB Dr. TGH.
M. Zainul Majdi mengajak seluruh komponen masyarakat termasuk para pelaku
industri pariwisata untuk bersama-sama mengembangkan wisata syari’ah di Nusa
Tenggara Barat. Ajakan tersebut disampaikan gubernur saat memberikan sambutan
pada seminar sehari yang bertemakan “Nusa Tenggara Barat Menuju Destinasi
Wisata Syari’ah dan Wisata Keluarga Dunia” di Ballroom Hotel Lombok Raya, Rabu,
3 Juni 2015.
Dikatakan gubernur,
dengan bersama-sama membangun wisata syari’ah, maka potret pariwisata di Nusa
Tenggara Barat akan semakin beragam. Hal itu, menurut gubernur, dikarenakan
baik pemerintah daerah maupun para pelaku industri pariwisata bisa menghadirkan
dan menyiapkan suatu fasilitas baru yang memang diperlukan oleh segmen tertentu
seperti para Muslim Travellers.
“Kita bisa mulai dengan
banyak hal, seperti halnya Majelis Ulama Indonesia (MUI) yang bisa ambil peran
untuk sertifikasi, dan banyak hal-hal yg bisa kita lakukan ke depan,” ucap
gubernur.
Dikatakan gubernur,
wisata syari’ah merupakan salah satu potensi yang sangat mungkin untuk
dikembangkan di Indonesia sebagai negara dengan penduduk muslim terbesar di
dunia, ataupun untuk Nusa Tenggara Barat sebagai salah satu provinsi dengan
mayoritas penduduk muslim, yang pada saat yang sama juga dikaruniakan keindahan
alam, keragaman budaya dan potensi-potensi tempat wisata lain yang bisa
dikembangkan.
“Potensi wisata
syari’ah atau wisata keluarga di Nusa Tenggara Barat itu sangat besar. Bukan
hanya karena mayoritas penduduk islam, tapi karena potensi alam dan budaya yang
menarik para wisatawan cukup banyak di daerah kita,” jelas gubernur
Dikatakan gubernur,
wisata syari’ah sebagai wisata yang mengadopsi nilai-nilai islam, dimana dalam
hal tersebut ada aspek kehalalan dalam makanan dan beberapa hal lainnya yang
menjadi perhatian para Muslim Travellers
kemanapun mereka pergi.
Gubernur juga meyakini,
bahwa ada pendekatan-pendekatan yang bisa dilakukan agar kehadiran wisata
syari’ah di Nusa Tenggara Barat tidak bermakna menghilangkan wisata
konvensional yang ada, namun justru menghadirkan satu pendekatan pariwisata
yang lain, sehingga Nusa Tenggara Barat akan memiliki lebih banyak lagi peluang
untuk mengatraksi para wisatawan dari luar negeri.
Dalam kesempatan tersebut,
gubernur juga mengapresiasi kinerja pemerintah daerah dalam membangun sektor
pariwisata di Nusa Tenggara Barat dan berjanji untuk memberikan dukungan
politik yang berwujud kebijakan, fasilitasi program, upaya untuk mensinergikan
dengan kabupaten kota dan termasuk keberpihakan anggaran.
“Peran-peran dari
gubernur dan jajaran pemerintah daerah tersebut itu hanya sebagian kecil dari
peran-peran yang dibutuhkan untuk membangun wisata syari’ah atau halal industry di negeri yang kita
cintai,” tambah gubernur.
Selain itu, pada
kesempatan yang sama, gubernur menyampaikan pentingnya memastikan agar
pembagunan yang disiapkan oleh pemerintah pusat atau daerah bisa saling
mendukung dengan nilai-nilai yang hidup di masyarakat. Hal itu dikatakan
penting oleh gubernur, karena menurutnya pembangunan yang baik adalah yang ada
keberlanjutan dan dukungan yang kuat dari masyarakat.
“Jadi sejauh kita
mengembangkan suatu model pembangunan dan pendekatan di sektor-sektor tertentu
yang menghargai dan memfasilitasi nilai-nilai luhur masyarakat, maka apa yang
kita lakukan itu Insha Allah akan
lebih suskes dan berkelanjutan,” ucap gubernur yang akrab dengan sapaan TGB
itu.
Di akhir sambutan,
gubernur menghimbau kepada seluruh jajaran pemerintah daerah bersama seluruh
stakehokder untuk bisa segera merumuskan langkah-langkah strategis dan
menyiapkan perangkat yang diperlukan untuk kesiapan Nusa Tenggara Barat dalam
menjadi salah satu daerah halal tourism.
Seminar sehari ini juga menghadirkan pembicara Dr. Sapta Nirwandar selaku tim pengembangan pasar syari’ah Republik Indonesia, Direktur Jenderal Pengembangan Destinasi Pariwisata, Ketua Masyarakat Ekonomi Syari’ah, Ketua Majelis Ulama Indonesia NTB dan Forum Komunikasi Pimpinan Daerah NTB. (Humas NTB)
0 komentar:
Post a Comment