Menggambar motif kayu untuk ukiran tiga dimensi di Bumi Sasak Gallery |
KAYU memang banyak digunakan oleh masyarakat terutama
perajin untuk diubah menjadi berbagai kerajinan yang bernilai tinggi. Apalagi
jika diberi ukiran dengan motif dan tema yang menarik maka harga kerajinan
tersebut akan semakin mahal. Selama ini, daerah yang terkenal dengan produk
ukiran kayunya adalah Jepara yang sejak dulu menjadi sentra ukiran kayu. Tetapi
ternyata tidak perlu jauh ke Jepara, di Ampenan tepatnya di jalan Arya Banjar
Getas, Tanjung Karang terdapat galeri yang menghasilkan kerajinan ukiran
kayu berkualitas tinggi.
Menurut Joko Hermanto, pemilik Bumi Sasak Gallery,
usaha yang dibangunnya sejak 4 tahun yang lalu ini membuat berbagai macam
ukiran tergantung keinginan si pemesan. “Saya belajar mengukir memang turunan
dari keluarga yang memang pecinta seni,” jelasnya saat ditemui beberapa waktu
lalu di galerinya.
Ia menjelaskan jika ukiran kayu yang diminati adalah
ukiran 3 dimensi di mana gambar ukirannya dibuat timbul, sehingga gambarnya terlihat
jelas. “Tetapi
proses sampai jadi membutuhkan waktu yang lama karena prosesnya yang panjang,”
kata Joko.
Ia menjelaskan jika tahap pertama yang dilakukan
adalah membuat bentuk kayunya yang diubah menjadi sesuai keinginan pemesan
seperti pintu, jendela, dinding, kaca, atau lainnya. Baru kemudian, dirinya
menggambar tema yang diinginkan pada media kayu. “Untuk menggambarnya bisa
membutuhkan waktu sampai 1 minggu karena harus detail dan disesuaikan dengan
ukuran tempatnya,” jelasnya.
Kayu ukiran tiga dimensi khas Jepara di Bumi Sasak Gallery Lombok |
Setelah digambar, barulah kemudian kayu akan diukir
yang membutuhkan konsentrasi tinggi karena harus sesuai dengan gambar yang ada.
“Misalnya seperti gambar naga, untuk sisiknya itu harus hati-hati diukirnya
karena ukurannya kecil,” jelas Joko.
Proses mengukir sendiri, terangnya, membutuhkan waktu
sampai berbulan-berbulan. “Makanya harganya menjadi mahal karena prosesnya
lama,” ujarnya. Tema yang paling banyak diminta adalah tema tumbuh-tumbuhan dan
hewan.
Harga yang dibanderol untuk kerajinan ukiran kayu ini
dihargai Joko mulai dari Rp 50 ribu sampai puluhan juta tergantung tingkat
kesulitannya. Ia mengaku jika pemesannya kebanyakan perseorangan maupun dari
pelaku usaha seperti pemilik hotel. “Kalau untuk hotel, kita sesuaikan dengan
ukuran yang mereka minta,” ujarnya.
Menurutnya peluang pasar di Lombok sendiri masih terbuka lebar apalagi pariwisata di sini yang sedang berkembang dengan pesat. Selain ukiran kayu, galerinya juga membuat cukli serta lukisan untuk menunjang interior rumah. “Cukli yang kita buat juga kita modifikasi agar desain cukli tidak hanya itu-itu saja,” akunya. (Uul Efriyanti Prayoba)
0 komentar:
Post a Comment