Jalur pendakian Gunung Rinjani yang masih rusak. (Dokumentasi TNGR) |
Balai Taman Nasional Gunung Rinjani (TNGR) mengkaji jalur
alternatif untuk pendakian melalui Kabupaten Lombok Tengah. Sebab jalur Senaru
Lombok Utara dan Sembalun Lombok Timur masih ditutup akibat longsor.
Jalur alternatif yang dipertimbangkan itu melalui Desa Aik Berik,
Kecamatan Batukliang, Lombok Tengah. Akses ini dianggap paling mungkin meskipun
ada titik kerusakan akibat gempa, namun dipastikan tidak terlalu parah. Sebab berdasarkan hasil survei masih aman
untuk dilalui para pendaki.
Menurut Kepala TNGR Sudiyono, jalur ini diperkirakan akan dibuka
November mendatang. ‘’Tapi kita akan
awali dengan survei lagi untuk memastikan tingkat keamanan jalur,’’ kata
Sudiyono kepada Suara NTB Rabu
(24/10/2018). Setelah dipastikan aman, akan diumumkan bahwa jalur bisa dibuka secara
resmi.
Diketahui, jalur pendakian di Aik Berik merupakan alternatif
pendakian selama ini, meski tidak sepopuler Sembalun dan Timbanuh di Lombok
Timur serta Senaru Lombok Utara. Dari jalur ini akses bisa sampai ke Danau
Segara Anak.
Karakteristik jalur ini juga relatif datar dan banyak dijumpai titik-titik
sumber mata air untuk dimanfaatkan para pendaki. Jauh berbeda dengan jalur
Senaru, Sembalun dan Timbanuh, sumber mata airnya banyak hilang akibat
keretakan tanah pascagempa.
Ditambahkan juga, kelebihan lain dari jalur pendakian Aik Berik
adalah vegetasi hutan yang lebat dan berbagai satwa bisa jadi pemandagan lain
di sepanjang jalur. ‘’Para pendaki juga bisa menikmati keindahan beberapa air terjun
di sekitar jalur pendakian. Misalnya air terjun di atas awan yang jarang
dikunjungi wisatawan,’’ terangnya.
Jembatan penghubung di Gunung Rinjani yang masih rusak akibat gempa. (Dokumentasi TNGR) |
Jalur baru ini baginya adalah kombinasi wisata pendakian dengan
wisata air terjun yang ada di luar kawasan jalur pendakian. Karena dalam
kawasan kaki Rinjani ada air terjun Benang Stokel dan Benang Kelambu.
Sebelum benar-benar diresmikan, Sudiyono berharap dukungan dari
semua pihak untuk ikut membantu perbaikan sarana dan prasarana jalur pendakian. ‘’Beberapa fasilitas yang sangat penting untuk diperbaiki seperti MCK,
pos peristirahatan, tempat berkemah dan rambu-rambu bagi pendaki,’’ jelasnya.
Harapannya, ada dukungan dari
Dinas Pariwisata, Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman, dan para pecinta
alam untuk membantu perbaikan fasilitas mulai dari pintu masuk hingga pos
terakhir pendakian yang direkomendasikan.
Dijelaskan Sudiyono sebelumnya, tiga jalur pendakian yang belum
boleh dibuka tersebut dalam kondisi rusak berat akibat gempa bumi Juli sampai
Agustus lalu. Hasil survei lokasi oleh
tim gabungan baru-baru ini, tiga jalur
resmi Senaru, Sembalun dan Timbanuh, masih
berbahaya untuk dilalui. Gempa mengakibatkan retakan tanah dan longsor di jalur pendakian. Belum lagi masih ada potensi
longsor di sepanjang jalur pendakian. Ini yang dianggap sangat membahayakan
keselamatan jiwa pendaki.
‘’Kesimpulan kami, jalur masih berbahaya. Permukaan jalan retak-
retak. Juga masih ada potensi longsor,’’ kata Sudiyono.
Untuk menentukan jalur
pendakian tersebut belum memenuhi syarat untuk pendakian, setelah melalui
survei melibatkan ahli geologi, Balai
Wilayah Sungai (BWS), TNI-Polri, Basarnas, Badan Penanggulangan Bencana Daerah
(BPBD) dan Dinas Pariwisata NTB dan
kabupaten/kota. (Haris Mahtul/Suara NTB)
1 komentar:
Mari segera bergabung dengan kami.....
di IONPK.ORG.:)
pin BB : 58ab14f5 , di add ya...
Depo 20ribu bisa menang puluhan juta rupiah
Dijamin seru dan menghasilkaN IONPK.ORG
Post a Comment