Pesawat Lion Air mendarat di LIA. Akibat gempa, sejumlah maskapai penerbangan mengurangi frekuensi penerbangan, baik dalam dan luar negeri. |
Pascagempa yang mengguncang NTB,
sejumlah maskapai penerbangan baik domestik dan internasional mengurangi
frekuensi penerbangan ke Lombok International Airport (LIA). Dalam waktu dekat,
Gubernur NTB, Dr. H. Zulkieflimansyah, SE, M. Sc akan menemui pimpinan Air
Asia, Tony Fernandez dan pimpinan Lion Air Group (Batik Air), Rusdi Kirana di
Kuala Lumpur, Malaysia.
Kepala Dinas Pariwisata (Dispar) NTB,
H. L. Moh. Faozal, S. Sos, M. Si mengatakan mulai Juni sebenarnya memasuki peak season. Namun gempa yang terjadi
beberapa bulan lalu menghantam sekitar 80 persen sektor pariwisata NTB.
Dampaknya, pada pasar-pasar potensial pariwisata NTB baik domestik dan
mancanegara.
‘’Untuk mancanegara kita sedang
maintenance hub Kuala Lumpur yang selama ini dilayani Air Asia. Dengan tiga
kali flight Air Asia. Inilah kemudian,
kami akan mempertemukan Pak Gubernur dengan Pak Fernandes di Kuala Lumpur,’’ kata Faozal di Kantor
Gubernur, Senin (29/10/2018).
Kemudian, NTB juga akan memulihkan hub
Singapura. Sebelum terjadi gempa bumi, frekuensi penerbangan Silk Air ke LIA
sebanyak lima kali seminggu. Persoalannya sekarang, Pemerintah Singapura masih
mengeluarkan travel advisor bagi warganya ke Lombok, pascagempa. ‘’Sedang kita
berupaya melalui Kemenlu. Agar status itu segera dicabut,’’ katanya.
Faozal mengatakan, untuk rute Kuala
Lumpur - Lombok yang dilayani Air Asia, sekarang frekuensinya satu kali sehari.
Pengurangan frekuensi penerbangan ini, kata Faozal bersifat temporer.
Penerbangan Air Asia akan kembali normal seperti sebelumnya, Februari tahun
depan.
Sementara untuk rute domestik, ada enam
rute yang mengalami pengurangan frekuensi penerbangan. Jumlah rute penerbangan
langsung ke NTB yang menghubungkan berbagai kota di Indonesia sebanyak sembilan
penerbangan langsung.
Faozal menyebutkan, beberapa rute yang
mengalami pengurangan frekuensi penerbangan. Seperti Lombok - Semarang, semula
lima kali dalam seminggu. Sekarang, cuma tiga kali dalam seminggu.
Kemudian Lombok - Bandung, semula lima
kali dalam seminggu. Sekarang sama dengan rute Lombok - Semarang, hanya tiga
kali dalam seminggu. Selain itu, rute
Lombok - Banjarmasin, semula lima kali seminggu menjadi dua kali dalam
seminggu.
Selanjutnya, Lombok - Denpasar dalam
kondisi normal 12 penerbangan sehari. Untuk rute Lombok - Denpasar ini
kebanyakan penumpangnya adalah wisatawan. Pascakejadian gempa, kadang ada
penerbangan yang kosong.
Meskipun terjadi penurunan jumlah
wisatawan dari Bali ke Lombok, namun kata Faozal, NTB tertolong dengan adanya
kapal cepat (fastboat) yang membawa wisatawan dari Tanjung Benoa atau Padangbai
ke tiga gili dan Senggigi. Ia menyebut, rata-rata wisatawan yang datang ke tiga
gili dari Bali menggunakan kapal cepat lebih dari 1.000 orang per hari. Dalam
kondisi normal biasanya 2.000 - 3.000 orang wisatawan ke tiga gili dan
Senggigi.
Untuk menarik wisatawan mancanegara
khususnya dari Hub Kuala Lumpur ke Lombok, kata Faozal, destinasi wisata minat
khusus pendakian ke Rinjani menjadi daya tarik. Hasil peninjauan lapangan yang
dilakukan TNGR bahwa jalur pendakian Sembalun dan Senaru masih belum dapat
dilalui.
Untuk itu, kata Faozal, pihaknya akan
menggandeng TNI AD melakukan mitigasi bencana di kawasan Gunung Rinjani. Termasuk
apabila ada alternatif membuka jalur-jalur pendakian yang baru jika
memungkinkan.
Selain akan bertemu bos Air Asia, kata
Faozal, gubernur direncanakan menemui bos Lion Air Group, Rusdi Kirana di Kuala
Lumpur. Pemprov akan meminta Batik Air (Lion Air Group) agar dapat melayani
penerbangan langsung Perth - Lombok - Denpasar.
Selain itu, Pemprov juga akan meminta
agar Batik Air dapat membuka rute penerbangan langsung Singapura - Lombok.
Begitu juga Air Asia, diharapkan dapat membukan penerbangan langsung Singapura
- Lombok. Sehingga rute yang selama ini dilayani Silk Air, mendapatkan
kompetitor.
Gubernur NTB, Dr. H. Zulkieflimansyah,
SE, M. Si meminta Dinas Pariwisata mematangkan rencana pertemuan dengan dua
pemilik maskapai penerbangan tersebut. Harus ada target yang jelas dari
pertemuan tersebut.
‘’Sebelum kita ketemu dimatangkan dulu
rencananya. Harus jelas targetnya apa, pulang dari sana itu. Apa yang kita
inginkan, apa yang harus dibicarakan, harus jelas ukurannya,’’ gubernur
mengingatkan. (Muhammad Nasir/Suara NTB)
0 komentar:
Post a Comment