Kepala BIN Sutiyoso didampingi Gubernur NTB menyerahkan bingkisan pada anak yatim pada buka puasa bersama di Pendopo Gubernur NTB, Rabu (22/6/2016) malam. |
Kepala
Badan Intelijen Negara (BIN) Letjen TNI (Purn) Sutiyoso menggelar silaturahmi
dengan Forkopimda, Kominda, tokoh agama, tokoh masyarakat, tokoh pemuda NTB
melalui Safari Ramadhan di Pendopo Gubernur NTB, Rabu (22/6/2016) malam. Dalam
Safari Ramadhan ini, dihadiri anggota DPR RI Dapil NTB H. Muhammad Syafrudin,
ST, MM Kasdam IX Udayana Brigjen. TNI. Made Sumertha, Kapolda NTB dan pimpinan
daerah lainnya.
Pada
kesempatan ini, mantan Gubernur DKI Jakarta ini, menyampaikan kebanggaannya
berada di tengah-tengah para ulama atau ahli waris para nabi yang ada di NTB. “Saya
senang berada di Provinsi NTB, karena saya melihat banyak kemajuan yang terjadi
di provinsi ini,’’ pujinya.
Dirinya
sependapat dengan mantan Presiden Soekarno yang mengatakan Indonesia memiliki
banyak keunikan salah satu keunikannya adalah terdiri dari lebih 17.000 pulau. Di
mana masing-masing pulau diisi oleh orang dengan adat istiadat dan agama yang
berbeda. Selain itu, ujarnya, keberagaman bisa menjadi titik lemah, tetapi jika
keberagaman bisa dikelola dengan baik akan menghasilkan kekuatan yang luar
biasa.
Ia
memiliki pandangan Islam yang rahmatan lil'alamin sesuai dengan yang diajarkan
oleh Rasulullah SAW adalah pandangan Islam terbaik yang bisa diaplikasikan di
negara Indonesia yang memiliki keberagaman. Jika hal tersebut tidak dipatuhi, maka
akan sulit mewujudkan Indonesia sebagai negeri yang damai. “Pada kesempatan
ini, saya meminta bantuan para tokoh agama dan tokoh masyarakat jika ada
pemikiran yang menyimpang dari warga masyarakat tertentu untuk tolong diluruskan,” harapnya.
Sementara
Gubernur NTB Dr. TGH. M. Zainul Majdi, menjelaskan, silaturahmi yang digelar
Kepala BIN menunjukkan ada semangat persaudaraan yang kokoh dan kuat. Gubernur
berharap sinergitas alat-alat negara untuk memastikan pembangunan di daerah,
khususnya di Provinsi NTB dapat terus ditingkatkan di masa-masa yang akan
datang.
Ditambahkannya,
konsep negara yang baik sesuai dengan deskripsi Al Qur’an harus memiliki 2
unsur. Pertama, unsur yang kelihatan dan unsur yang tidak terlihat. Unsur yang kelihatan
adalah hal-hal yang kasat mata, seperti alam subur, infrastruktur tertata dengan
baik, dan sarana kebutuhan publik terpenuhi dengan baik.
Sementara
unsur yang tidak terlihat, yaitu ada nilai-nilai baik yang tumbuh dan
berkembang. Dicontohkannya, kekompakan, satu visi dan kebersamaan dalam
memaknai bangsa dan negara. "Kedua hal tersebut harus terwujud, sehingga
suatu negara menjadi negara yang baik, maju, dan menghadirkan kesejahteraan
bagi masyarakat," harapnya. (*)
0 komentar:
Post a Comment