Awanadi Aswinabawa |
ERUPSI Gunung Agung di Bali berpengaruh besar terhadap agen
tiket perjalanan. Penurunan terjadi, sejak Lombok
International Airport (LIA) dan Bandara Ngurah Rai Bali menerapkan sistem
buka tutup. Bahkan, sejumlah maskapai asing yang selama ini melayani rute LIA
dan Ngurah Rai membatalkan penerbangan ke dua bandara ini.
Kondisi ini tentu saja berpengaruh terhadap agen perjalanan
wisata. Pelaku usaha wait and see
pada keadaan yang terjadi di Bali.
Akibatnya, bisnis ticketing
anjlok hingga 30 persen dibanding keadaan akhir tahun 2016 lalu.
‘’Tak bisa dilawan, dan tak ada pihak yang harus disalahkan.
Ini bencana alam, tetapi stakeholders
pelaku pariwisata tak bisa tinggal diam,
semua bergerak, melakukan promosi secara masif,’’ kata Ketua
Asosiasi Perusahaan Agen penjual Tiket Penerbangan (Astindo), Awanadi
Aswinabawa pada Ekbis NTB, Kamis (30/11/2017) .
Tidak hanya itu, tiket yang sudah di-booking mengalami perlambatan, sejak Gunung Agung menyemburkan abu
vulkanik dan lahar dingin. Sejauh ini, belum dapat dihitung seberapa besar
omzet yang menguap karena kejadian alam ini. ‘’Persoalannya karena pintu masuk
pariwisata yang ikut mengalami masalah,’’ujarnya.
Penumpang di Lombok International Airport Praya saat melihat monitor di bandara terkait penutupan bandara akibat erupsi Gunung Agung, akhir November 2017 |
Meski demikian, pelaku usaha ticketing melihat ada harapan.
Dalam beberapa hari terakhir cuaca cerah yang berpotensi mendukung kelancaran
penerbangan. Namun, untuk memastikan keadaan harus meninjau kembali keadaan
satu pekan ke depan. “Kita lihat dulu
seminggu ke depan. Semoga cuaca sekarang lebih positif dan lebih membuat kita
optimis,” ujar mantan Ketua Badan
Promosi Pariwisata Daerah NTB ini.
Diakuinya, akibat erupasi Gunung Agung , semua penerbangan
bermasalah, terutama penerbangan internasional. Jika keadaannya sudah membaik,
akan lebih mudah meyakinkan keadaan. Fenomena alam ini menuntut semua elemen di
provinsi ini untuk berbuat lebih keras lagi, berusaha lebih masif lagi. Usaha
yang dilakukan, tentunya yang berkaitan langsung promosi.
Promosi harus dilakukan melalui semua media. Up dating perkembangan terbaru di Lombok
dapat dilakukan oleh semua pihak. Tidak cukup hanya satu usaha terkait saja
yang melaksanakan promosinya.
Ia berharap, semua pihak harus mengencangkan ikat pinggang
dan semangat juang karena, situasi ini berat bagi orang. ‘’Tetapi ini bukan
maunya siapa-siapa. Walaupun keadaannya begini, masak kita momot meco (diam dan berpangku tangan). Jangan patah semangat,
lakukan promosi secara massif agar sektor pariwisata NTB tidak terganggu lebih
besar,” ujarnya.
Dengan berpromosi, menurutnya harus diperkuat sasaran promosi
dan targetnya siapa. Pihaknya tidak ingin, hal ini membuat semua industri
pariwisata kalah dibandingkan dengan pihak lain. Sebab saingannya bukan saja
soal melawan persaingan antar provinsi. Tapi melibatkan persaingan antarnegara,
yakni Thailand, Malaysia, dan negara-negara Asia lainnya.
0 komentar:
Post a Comment