STIP Banyumulek yang akan dikembangkan menjadi pusat pengembangan sains, teknologi dan industri. Beberapa fasilitas sudah terbangun di STIP Banyumulek yang terletak di by pass BIL II Lombok Barat |
Tim Anggaran Pemerintah Daerah (TAPD)
mengaku pusing juga dengan menurunnya
target pendapatan dalam RAPBD 2019, mencapai Rp102 miliar dibandingkan
APBD 2018. TAPD terpaksa akan mengorbankan program-program rutin Organisasi
Perangkat Daerah (OPD), anggarannya akan diarahkan untuk program-program
prioritas Gubernur dan Wakil Gubernur NTB, Dr. H. Zulkieflimansyah, SE, M. Sc -
Dr. Hj. Sitti Rohmi Djalilah, M. Pd (Zul - Rohmi).
Sekda NTB yang juga Ketua TAPD, Ir. H.
Rosiady H. Sayuti, M.sc, Ph.D., pihaknya akan menyisir belanja-belanja rutin OPD.
Seperti perjalanan dinas, alat tulis kantor (ATK) dan lainnya. ‘’Tentu banyak program yang tidak boleh
tidak kita anggarkan. Sedang kita evaluasi dengan kawan-kawan di Bappeda,’’
kata Sekda dikonfirmasi di Mataram, Selasa (6/11/2018).
Dalam KUA-PPAS 2019. Dari sisi pendapatan, RAPBD NTB 2019
terjadi penurunan. Pada APBD 2018, jumlah pendapatan
Rp5,346 triliun. Sedangkan dalam RAPBD 2019, pendapatan ditargetkan Rp5,243 triliun. Pendapatan Asli
Daerah (PAD) mengalami penurunan. Pada APBD 2018, PAD NTB ditargetkan sebesar Rp 1,767 triliun,
sedangkan tahun 2019, PAD ditargetkan
Rp1,682 triliun. Berkurang sebesar Rp85 miliar.
Dana perimbangan
pada 2018 sebesar Rp3,317 triliun.
Sedangkan pada 2019 Rp3,475 triliun. Naik Rp157 miliar. Lain-lain pendapatan
daerah yang sah Rp260 miliar pada 2018.
Dalam RAPBD 2019 sebesar Rp86 miliar, berkurang Rp174 miliar. Selanjutnya,
belanja tidak langsung RAPB 2019 diproyeksi mengalami peningkatan. Pada APBD
2018, belanja tidak langsung sebesar Rp
3,015 triliun. Sedangkan belanja tidak langsung dalam RAPBD 2019 Rp3,092 miliar. Bertambah Rp77 miliar.
Sementara,
belanja langsung APBD 2018 Rp2,763 triliun, sedangkan RAPBD 2019 Rp2,151
triliun. Berkurang sekitar Rp611 miliar
lebih. Kemudian
pembiayaan daerah pada APBD 2018 sebesar
Rp 432 miliar lebih. Dalam RAPBD 2019 hanya Rp 20 miliar. Selisihnya
dibandingkan APBD 2018 sebesar Rp412
miliar lebih. ‘’Memang pendapatan kita yang berkurang dari tahun
lalu. Pertama, dulu kita dapat dari DMB, sekarang sudah tak ada. Terus ada
pajak dari dana perimbangan, dulu ada sekarang ndak ada. Itu sekitar Rp100
miliar lebih itu (berkurang),’’ jelasnya.
Sekda menjelaskan, prioritas RAPBD 2019
adalah penanganan bencana dan mewujudkan visi misi gubernur dan wakil gubernur. ‘’Prioritasnya ke sana juga (pro gram
gubernur baru). Kita harapkan tentu dengan keterbatasan anggaran, itu tetap
menjadi prioritas. Sehingga yang kita korbankan program-program rutin di OPD,’’
jelasnya.
Dikatakan, anggaran perjalanan dinas,
ATK dan lain-lainnya yang bersifat rutin
akan dilakukan rasionalisasi atau penghematan. Sekarang, TAPD sedang
mengecek atau menyisir belanja-belanja rutin OPD yang dapat dilakukan
penghematan. Mengenai program mencusuar pembangunan
Science, Technology, Industrial Park (STIP) Banyumulek Lombok Barat, mantan
Kepala Bappeda NTB ini mengatakan itu menjadi salah satu program prioritas yang
akan dianggarkan dalam RAPBD 2019. Namun, alokasi anggaran untuk pembangunan
STIP Banyumulek tak akan dilakukan sekaligus melihat keterbatasan fiskal
daerah.
‘’STIP bertahap. Tentu ndak mungkin
sekaligus kita anggarkan satu tahun. Tahun ini mungkin Rp30-40 miliar untuk
memulai saja dulu,’’ katanya.
Dari desain yang sudah dibuat,
kebutuhan anggaran pembangunan STIP Banyumulek sekitar Rp300 miliar. Menurut
Sekda, Pemda akan mengalokasikan dana untuk tahap awal untuk memancing anggaran
pusat. ‘’Apakah dari LIPI, Kemenristekdikti. Itu kita
harapkan. Sehingga dari Rp300 miliar itu mungkin porsi NTB, daerah Rp50-60
miliar. Selebihnya kita harapkan dari pusat," tandasnya. (Muhammad Nasir/Suara NTB)
0 komentar:
Post a Comment