Wagub NTB Hj. Sitti Rohmi Djalilah melantik pejabat fungsional lingkup Pemprov NTB di Graha Bhakti Praja Kantor Gubernur, Kamis (13/12/2018). |
Masalah lingkungan menjadi perhatian utama Wakil Gubernur
(Wagub) NTB Dr. Ir. Hj. Sitti Rohmi Djalilah, MPd., untuk dituntaskan. Jika
lingkungan rusak akan membuat masyarakat was-was, khususnya terhadap kemungkina
datangnya bencana. Apalagi musim hujan sudah datang. Untuk itu, wagub
menegaskan, jika sekolah sebagai institusi
pendidikan menjadi institusi terdepan dalam menjadikan lingkungan yang bersih
dan aman dari bencana.
‘’Harapan sekolah bisa menjadi institusi pendidikan berada
terdpan di dalam bagaimana kita mencintai lingkungan. Bagaimana masyarakat NTB
bisa peduli pada lingkungan. Saya memandang, bahwa, sekolah menjadi
fasiilitator terbaik untuk itu,’’ ujarnya saat memberikan sambutan pada
pelantikan pejabat fungsional lingkup Pemprov NTB yang terdiri dari terdiri
guru ahli pratama, pengawas ketenagakerjaan, polisi pamong praja, pengawas
benih, audit dan perencanaan di Graha Bhakti Praja Kantor Gubernur NTB, Kamis
(13/12/2018). Hadir juga dalam pelantikan ini, Sekda NTB Ir. H. Rosiady H. Sayuti,
MSc., PhD., dan pimpinan Organisasi Perangkat Daerah (OPD) lingkup Pemprov NTB.
Wagub mencontohkan, sekolah
bisa mengajak anak-anak mencintai lingkungan dengan membuang sampah pada
tempatnya. Termasuk mengajak bagaimana menjadikan sampah, baik plastik, kertas
dan kaleng bisa menjadi uang. Jika selama ini sampah menjadi bencana, ujarnya,
tapi kalau diolah, sampah bisa menjadi berkah dengan cara memilahnya dan
menjualnya di bank sampah.
Untuk itu, wagub menginginkan ke depan ada bank sampah di
setiap desa atau sekolah. Menurutnya, membuat bank sampah tidak susah, asalkan
ada kemauan. ‘’Kalau semua sekolah peduli dengan lingkungan, di mana anak-anak
bawa sampah ke sekolah dan bisa menjadi duit. Kalau kita didik anak-anak kita,
insya Allah pasti akan jalan. Misalnya, sampah organik bisa diolah menjadi
pupuk. Pupuk begitu juga dengan sampah
an-organik bisa mendatangkan uang,’’ terangnya.
Menurutnya, segala sesuatu yang dimulai dari pendidikan
memiliki dampak jangka panjang pada anak-anak dan lingkungan. Tapi kalau hanya
program itu sifatnya sporadis atau hanya sekadarnya saja. Misalnya, Lomba
Sekolah Sehat (LSS) yang digelar setiap tahun.
Wagub mengharapkan LSS tidak sampai hanya seremonial belaka.
Pada saat dinilai saja sekolah dibersihkan. Padahal, kalau membersihkan sekolah
menjadi prioritas sekolah akan membekas pada anak-anak dan bisa menerapkan di
lingkungannya. ‘’Kadang-kadang seperti itu. Melakukan sesuatu, karena ada
maunya, tapi kesadaran dari hatinya. Kalau ini diterapkan, maka akan masuk di
sanubari anak-anak itu sendiri dan diterapkan di keluarga dan masyarakat,’’
ujarnya.
Selain itu, tambahnya, sekolah harus memperhatikan masalah
sanitasi. Jangan sampai sekolah yang gedungnya bagus dan mewah, tapi toiletnya kotor
dan jorok. Kondisi ini setidaknya
memberikan persepsi, jika pengelola sekolah belum menjadikan masalah kebersihan
sekolah dan sanitasi sebagai prioritas. Sementara
di lapangan, banyak sekolah yang berdinding bedek dan hanya berlantai biasa memiliki
sanitasi bagus, bersih dan harum.
Wagub melihat masalah kebersihan sekolah atau lingkungan
tempat kerja bukan masalah anggaran, bukan masalah duit, tapi mindset orang yang berada di dalamnya. Untuk itu, tambahnya, masalah kebersihan
lingkungan tergantung bagaimana cara orang memahaminya, baik dari diri sendiri,
lingkungan rumah hingga lingkungan tempat kerja. Untuk itu, wagub mengharapkan
para guru atau pihak sekolah memberikan contoh yang baik untuk mencintai
lingkungan agar tetap asri dan nyaman.
Sementara Kepala Badan kepegawaian Daerah (BKD) NTB Drs. H.
Fathurrahman, M.Sc., menjelaskan, ada 70 pejabat fungsional yang dilantik.
Mereka terdiri dari guru ahli pratama, pengawas ketenagakerjaan, polisi pamong
praja, pengawas benih, auditor dan fungsional perencanaan. Menurutnya, sesuai PP Nomor 11 tahun 2017,
jika jabatan fungsional adalah jabatan dan sama dengan jabatan struktural,
sehingga harus dilantik. (Marham)
0 komentar:
Post a Comment