Ketua Astindo NTB Awanadhi Aswinabawa |
NTB merupakan salah satu destinasi wisata unggulan di
Indonesia. Sebagai destinasi wisata unggulan,
angka kunjungan pelancong ke daerah ini dari tahun ke tahun terus
meningkat. Tahun 2017, angka kunjungan wisatawan ke daerah ini mencapai angka 3.508.903
orang. Tahun 2018, pariwisata NTB memasang target tidak sedikit. Pemprov NTB
melalui Dinas Pariwisata menargetkan,
angka kunjungan sebanyak 5 juta orang. Namun, angka tersebut akan berat
terealisasi. Bencana gempa beruntun yang mengguncang NTB, berpengaruh besar
pada minat pelancong berwisata ke daerah ini.
Pascagempa, angka kunjungan wisatawan menurun drastis. Angka yang menunjukkan turunnya kunjungan
wisatawan memang belum direlease. Namun, penurunan kunjungan diketahui dari
keluhan pengelola jasa wisata, baik pengelola hotel, travel, penjual suvenir
dan lainnya. Keluhan mereka sama, wisatawan sepi.
Upaya membangkitkan sektor pariwisata pascagempa, sudah
secara maksimal dilakukan. Promosi-promosi untuk meyakinkan calon pelancong
bahwa Lombok (baca NTB) sudah aman, sudah dilakukan secara maksimal oleh
berbagai elemen. Pengelola hotel pun melakukan langkah luar biasa dengan
memberi diskon besar pada wisatawan yang menginap. Namun langkah- langkah itu,
tampaknya belum mampu secara maksimal menarik minat wisatawan berkunjung ke
daerah ini.
Dalam beberapa diskusi, ada satu solusi jitu yang bisa
membangkitkan kembali pariwisata NTB pascagempa. Solusi itu, menurunkan harga
tiket pesawat udara dari dan ke Lombok yang terlalu mahal. Lalu lalang orang
menggunakanmoda udara tersandera mahalnya harga tiket pesawat. Pada Grup
Diskusi Ekonomi Membangun NTB, dengan peserta disskusi dari perwakilan lintas
sektor dan penentu kebijakan, juga ramai diperbincangkan soal mahalnya harga
tiket ini. Begitu juga di forum-forum lain, persoalan ini juga kerap
diperbincangkan.
Kesimpulannya, mahalnya harga tiket pesawat dari dan ke
Lombok, dapat menghambat keinginan orang berlalu lalang (berwisata). Bagaimana
wisatawan akan tertarik datang ke NTB, bila harga tiket pesawat justru lebih
murah jika ke luar negeri?
Wisatawan mancanegara saat berada di dermaga penyeberangan Gili Trawangan Lombok Utara |
Asosiasi Travel Agen Indonesia (Astindo) Provinsi NTB angkat
bicara, menyuarakan banyaknya keluhan masyarakat terkait tingginya harga tiket
pesawat. Apalagi pascagempa, tak juga
terlihat surut harga jual tiket di sistem. Padahal NTB sedang berusaha bangkit,
dan mengharapkan kunjungan wisatawan dalam dan luar negeri.
Berdasarkan data, terjadi penurunan angka penumpang
menggunakan pesawat terbang. Dari rata-rata 12.000 orang sehari, belakangan turun
ke kisaran 7.000 sampai 8.000 orang penumpang dari dan ke Lombok International
Airport.
Dengan tingkat keterisian pesawat (load factor) yang masih rendah ini, harga tiket dari dan ke Lombok
tetap tinggi. Ketua Astindo, Awanadi Aswinabawa mengemukakan beberapa fakta tingginya
harga tiket pesawat .
Diperbandingkan, harga tiket pesawat Citilink
Jakarta-Denpasar Rp1.084.000, sementara Jakarta-Lombok Rp1.150.900. Lalu Lion
Air, harga tiket Jakarta-Lombok Rp961.000, Jakarta – Denpasar Rp587.000. Bahkan
Jakarta – Singapura Rp500.000. Lalu Garuda Indonesia, Jakarta-Lombok dikenakan
Rp1.934.600, Jakarta – Denpasar Rp1.598.000 dan Jakarta-Singapura Rp1.625.900.
Selalu ada selisih, bahkan dapat dikatakan selisih harga
tiketnya besar bila membandingkan harga tiket dari Jakarta ke Singapura.
Padahal, Lombok-Sumbawa sedang berkompetisi
merebut perhatian wisatawan untuk berkunjung.
‘’Seharusnya setelah gempa, maskapai ini juga membantu
mempercepat recovery. Beri diskon,
atau promo-promo agar orang tertarik datang ke Lombok. Dari pada kursinya
banyak yang kosong,’’ kata Awan.
Karena itu, ia memberikan apresiasi kepada pemerintah
daerah, terutama kepada Gubernur NTB, Dr.H. Zulkieflimansyah, SE.M.Sc yang telah melakukan road show ke sejumlah maskapai penerbangan guna membahas persoalan
ini. Baginya, itu langkah jitu untuk mengingatkan maskapai-maskapai penerbangan
ini atas kewajibannya kepada rakyat. Terutama kepada maskapai pelat merah.
Astindo juga baru-baru ini melakukan pertemuan dengan
manajemen Citilink di NTB. Pembahasannya mengerucut pada rencana Citilink untuk
tidak lagi melibatkan mitra-mitranya, para travel
agent untuk penjualan tiket. Rencananya Citilink akan melayani langsung
pemesanan tiket tanpa melalui travel agent.
Meskipun pertemuan dengan Citilink ini harus menunggu
kebijakan dari manajemen pusat, Awan mengatakan, kebijakan tersebut dapat
memperparah keadaan. Di saat travel agent
lokal sedang dalam ‘’lampu kuning’’.
Dampaknya dapat meluas ke PHK oleh perusahaan travel.
Padahal, satu travel agent setidaknya
memiliki lima karyawan yang harus dihidupkan.
Hal senada disampaikan Ketua Badan Promosi Pariwisata Daerah
(BPPD) NTB H. Fauzan Zakaria. Diakuinya, kondisi terakhir pariwisata pascagempa
sudah ada indikasi menggeliat. Ini tidak lepas dari kerjasama dari semua pihak.
Mulai dari dorongan moril presiden dan pejabat lintas kementerian,
gubernur/wakil gubernur. Secara perlahan, namun pasti tingkat kunjungan
wisatawan meningkat.
Menurutnya, banyak wisatawan yang ingin datang berkunjung ke
NTB. Namun, mahalnya harga tiket pesawat menjadi kendala. Belum lagi, harga
tiket pesawat ke beberapa negara di ASEAN dari Jakarta lebih murah dibandingkan
dengan harga tiket ke Lombok.
Sebagai salah satu stakeholder
pariwisata NTB, pihaknya berharap perusahaan airlines dapat memberikan empati/kepedulian percepatan recovery Lombok. Salah satu caranya
melalui diskon harga tiket . ‘’Jangan sampai, sudah dalam kondisi seperti ini
tiket malah mahal dibandingkan kondisi normal. Kapan pulihnya pariwisata
Lombok, kalau harga tiket mahal. Jakarta-Singapura, Jakarta- Thailand, Jakarta-
Malaysia, harga tiketnya lebih murah dibandingkan dengan harga tiket
Jakarta-Lombok,’’ ungkapnya.
Untuk itu, pihaknya berharap seluruh perusahaan penerbangan
memiliki kontribusi konkret untuk kebangkitan pariwisata NTB dengan cara
memberikan great sale atau memberikan
harga terbaik pada customer. ‘’Upaya konkrit tidak hanya dari BPPD, tapi
semua pihak. Termasuk pemerintah daerah
harus menyuarakan persoalan yang sangat urgent,’’ harapnya. (Bulkaini/Marham)
0 komentar:
Post a Comment