Pesawat Garuda Indonesia di Lombok International Airport |
Nampaknya tak mudah bagi maskapai untuk melakukan
penyesuaian harga tiket. Terutama untuk penerbangan dari dan ke Lombok yang
harganya saat ini menjadi sorotan. Harga yang berlakupun, telah berdasarkan
pertimbangan teknis dan non teknis.
Area Manajer Wilayah Bali Nusra
Lion Air, Fajar Teguh Santoso, menyebut,
pada prinsipnya perusahaan tetap memberikan harga yang terbaik untuk
customer-nya. Tentunya asas supply and demand (permintaan dan penawaran)
tetap ada. Kendati begitu, harga juga tak kaku.
‘’Tetap mengedepankan prinsip supply
and demand,’’ kata Fajar.
Harga yang diberlakukan Lion saat ini menurutnya disesuikan
juga dengan adanya kenaikan biaya operasional. Di antaranya kenaikan harga
bahan bakar yang mengikuti pergerakan harga minyak dunia serta harga-harga suku
cadang (onderdil) yang juga didatangkan dari luar negeri dengan harga yang
mengikuti pergerakan nilai tukar dolar AS sebagai acuan.
Fajar juga mengungkapkan soal pemberian diskon-diskon.
Menurutnya, untuk penumpang maskpai tak mengenal potongan harga. Acuannya tetap
berdasarkan harga yang tertera di sistem.
Sementara itu, GM PT. Garuda (Persero) Branch Office Lombok
Supriyono, menjelaskan, harga penjualan tiket Garuda yang berlaku dimanapun,
telah disesuaikan dengan standar permintaan. Selain itu, pengurangan flight yang dilakukan juga turut
mempengaruhi harga. ‘’Dari empat kali penerbangan ke suatu tempat. Kadang dua
kali, kadang tiga kali. Jadi sudah terambil,’’ katanya.
Pesawal Lion Air take off dari Lombok International Airport ke bandara tujuan |
Meski begitu, Supriyono yang belum lama menjabat di Mataram
ini menegaskan, untuk pemulihan Lombok bangkit. Tidak saja dilakukan dengan
memberi harga tiket pesawat serendah-rendahnya. Di beberapa kegiatan pameran,
baik dalam dan luar negeri, Garuda Indonesia menurutnya tetap menyisipkan
promosi untuk Lombok. ‘’Pameran di luar negeri yang ada Garudanya, kita
masukkan. Bahwa Lombok sudah mulai recovery,’’
ujarnya.
Terjadwal GATF juga akan dilaksanakan Melbourne dan Perth.
Di kegiatan ini juga dimasukkan promosi Lombok. Semua itu dilakukan untuk
pemulihan Lombok. Selain itu, promosi-promosi tentang Lombok tetap dilakukan
dengan memanfaatkan media promosi milik maskapai pelat merah ini. Termasuk
melalui media sosial yang dikelolanya.
Terkait harga, selain mengacu pada standar pemerintah. Turut
mengikuti ketentuan dari kantor pusat Garuda Indonesia. ‘’Mudah-mudahan ke depannya kita akan lihat
lagi. Saya sebagai pimpinan di sini akan tetap support, kita coba tetap perjuangkan,’’ imbuhnya.
Supriyono mengatakan, soal harga dari dan ke Lombok yang
lebih tinggi dibanding keluar negeri, tidak bisa juga menjadi acuan. Harga
keluar negeri memang lazim lebih rendah. Contoh saja ke Singapura yang memakan
waktu hanya 1 jam. Sementara dari Jakarta ke Lombok, masih lebih lama dari
tujuan Singapura. Pertimbangan jarak juga oleh kantor pusat tetap dimasukkan
dalam komponen penentu harga. ‘’Banyak faktorlah yang menentukan harga ini,’’ demikian
Supriyono.(Bulkaini/Ekbis NTB)
0 komentar:
Post a Comment