Untuk
mempercepat pertumbuhan ekonomi daerah NTB, setidaknya upaya yang dapat
dilakukan adalah menambah seat capacity
flight atau kapasitas penerbangan. Demikian simpulan hasil seminar Asosiasi
Agent Ticketting Indonesia (Astindo) NTB yang menghadirkan Ketua Dewan Pimpinan
Nasional Astindo, Kementrian Pariwisata dan Industri Ekonomi Kreatif, serta
Kementrian Perhubungan darat laut dan udara, Kamis (12/3/2015).
Mewakili
Badan Promosi Pariwisata Daerah (BPPD) NTB, Ketua Dewan Pertimbangan Astindo
NTB, Awanadi Aswinabawa menegaskan bahwa seat
capacity flight untuk wilayah NTB mengalami penurunan.
Maka,
harus ada upaya dari seluruh pihak untuk saling bersinergi dan memantapkan
pembangunan ekonomi di daerah ini. Salah satu langkah percepatan peningkatan
ekonomi yang paling mutakhir yakni dengan meningkatkan jumlah intensitas
penerbangan serta membangun konektivitas baik antara daerah maupun luar negeri.
“Kita
kehilangan 24 Seat Capacity Flight, pasar
potensial yang harus kita garap antara lain, negara – negara di Eropa Barat, negara-negara
di Timur Tengah dan Australia. Selain memang kita sedang menggarap pangsa pasar
penerbangan domestik. Kita (NTB-red) sangat membutuhkan direct flight (Penerbangan Langsung) dari mancanegara menuju BIL,”
paparnya.
Selama
ini, para wisatawan asing yang berlibur dari negaranya ke Indonesia tidak dapat
mengakses penerbangan langsung. Para wisatawan minimal harus melakukan transit
ke beberapa bandara di Indonesia yang memiliki direct flight.
Salah
satu contoh, sebut saja wisatawan yang datang dari Australia tidak lagi dapat menikmati
penerbangan langsung dari negaranya menuju Lombok akibat kerjasama Pemda dengan
Jetstar yang membuka rute penerbangan dari Perth menuju BIL telah terhenti.
Menurut
rencana, Astindo akan mencoba untuk melobi maskapai – maskapai baik dari luar
maupun dalam negeri untuk membuka rute penerbangan langsung dari beberapa
negara yang menjadi pangsa pasar potensial. Seperti halnya dari beberapa negara
di timur tengah dengan branding penjualan paket wisata dari daerah ini berupa
pariwisata berbasis syariah.
Selain
itu, Astindo juga sedang mencoba untuk menggaet maskapai penerbangan dari Cina,
Jepang dan Korea agar menyediakan direct
flight menuju Bandara Internasional Lombok. (Syahmat Darmi)
0 komentar:
Post a Comment