Upaya menggarap sektor
industri pariwisata syariah di NTB perlahan mulai dilakukan. Sayangnya, saat
ini hanya 11 hotel berbintang di Mataram, Lombok Barat dan Lombok Tengah telah
mengantongi label halal. Padahal, jumlah hotel di NTB mencapai 300 lebih.
Ketua Majelis Ulama
Indonesia (MUI) NTB, Prof. Syaiful Muslim, mengungkapkan seluruh
hotel yang telah mengantongi sertifikat halal di Kota Mataram antara lain,
Hotel Lombok Raya, Lombok Plaza, Lombok Garden, Grand Legi, Santika dan Hotel
Graha Ayu.
Sementara hotel berbintang
di kawasan Senggigi yang telah memiliki sertifikat halal antara lain Hotel
Jayakarta, Santosa, Bukit Senggigi, dan Hotel Senggigi Beach. Sementara salah
satu hotel di Lombok Tengah yang telah mengantongi sertifikat yang sama adalah
Hotel Svarga Lombok Resort.
Dikatakan, sejak tahun
2013 itu, telah ada 10 hotel yang mengantongi sertifikat halal tersebut dan di
tahun ini ada satu hotel yang memperoleh sertifikat halal sehingga terdapat 11
hotel yang sudah mengantongi sertifikat halal. Namun, angka itu sebenarnya
masih sangat minim mengingat saat ini terdapat sekitar 300 hotel di NTB.
MUI akan mendesak sejumlah
dinas terkait yakni Dinas Kebudayaan Dan Pariwisata (Disbudpar), Dinas
Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag), Dinas Peternakan, Dinas Pertanian
dan Badan Ketahanan Pangan untuk mendorong agar seluruh hotel di NTB ini
mengajukan serta mengantongi sertifikat halal tersebut. Hal ini merupakan salah
satu upaya yang dapat dilakukan demi menjamin kenyamanan para wisatawan.
“Kita berharap sejumlah
dinas – dinas terkait agar mendorong pihak pengelola hotel guna mengurus
sertifikat halal. Hotel berbintang khususnya di wilayah pulau Lombok dan
Sumbawa mencapai angka 50 hotel,” tandasnya.
Menurutnya, keberadaan
sertifikat tersebut penting untuk menjamin kenyamanan para wisatawan. Terutama,
bagi para wisatawan yang datang dari timur tengah. Sertifikat halal menjadi
salah satu bagian penting untuk menyusun rencana penggarapan pariwisata
berbasis syariah khususnya di daerah ini.
“Jadi sertifikat halalnya itu ditujukan terhadap produk makanan pada restoran dalam hotel tersebut. Data itu berdasarkan hasil kajian MUI pada tahun 2013 lalu tentang kajian makanan dan obat - obatan,” papar Saiful Muslim.(Sahmat Darmi)
0 komentar:
Post a Comment