Masitah, perajin Kre Alang di Desa Poto Sumbawa NTB Indonesia |
Salah
satu kerajinan tangan yang masih tetap eksis hingga kini adalah Kre Alang. Kre Alang adalah
hasil kerajinan tenunan khas Sumbawa. Pusat produksinya ada di Desa Poto. Kre’ Alang menjadi ikon daerah Sumbawa besar
yang perlu dilestarikan.
Kre
Alang merupakan hasil kerajinan tenunan berupa kain sarung berukuran lebih
kecil dari sarung pada umumnya. Ukurannya setengah dari sarung biasa. Dan bedanya dengan kain tenun lainnya,
Kre Alang memiliki motif yang
dibuat dengan benang berwarna emas.
Ke semuanya berbahan
dasar benang, hanya saja dibuatkan motif dan model yang indah dengan
menggunakan sesek. Dari segi teknik, pembuatannya dengan sistem gurin (lidi pembatas) . Lidi yang lebih
besar pembatas dari bilahan bambu, pembatas dari penahan motif yang satu dengan
motif yang lain. Hasil karya budaya Sumbawa yang di dalamnya terdapat ragam hias, menjadi pembeda dengan tenunan sejenis yang
ada di daerah
lain.
Proses
pembuatannya memakan waktu yang lumayan lama. Untuk satu Kre Alang bisa memakan waktu dua puluh hari jika setiap hari
dikerjakan. Terkadang bisa sampai 1 bulan bahkan lebih jika ada pekerjaan lain
yang dikerjakan. Untuk satu buah Kre Alang dijual dengan harga jutaan rupiah.
Perajin Kre Alang di Desa Poto Sumbawa NTB sedang menenun kain pesanan. |
Salah satu perajin di Poto, Masita,
menuturkan, kerajinan menenun mulai
dikembangkan sudah sejak tahun 70-an. Pada masa itu menggeluti kerajinan
menenun Kre Alang dilakukan, karena saat itu kebutuhan ekonomi kurang mencukupi.
Dengan
keahlian menenun, masyarakat Poto waktu itu bisa mencukupi kebutuhan dan membiayai hidup
saat itu. Termasuk untuk
biaya pendidikan. Penjualannya tidak
diperkirakan . Menurutnya ketika kain tenun (Kre Alang) sudah jadi bisa langsung dijual. Tapi,
kalau ada wisatawan yang berkunjung, biasanya mereka membeli Kre Alang sebagai
souvenir atau cinderamata.
Meski demikian, ujarnya, bahan baku Kre
Alang, benang berwarna emas menjadi salah satu persoalan yang
pernah dihadapi para penenun zaman dahulu. Sementara saat ini menjadi hal yang sangat mudah didapatkan. Mengingat benang tersebut sudah
banyak dijual di toko-toko dan bisa diperoleh dengan harga yang cukup murah.
Untuk
Kre Alang ini, bahannya seperti
benang, bisa semuanya didapatkan, tergantung warna yang dipesan peminat, bisa
langsung didapat. Harga bahan seperti benang emas satu gulungan Rp 45.000,
benang untuk satu kotak benang tenunan yang berisi dua belas gulungan Rp
15.000.
Mudahnya
mendapatkan bahan inilah, yang memicu para penenun untuk lebih membuat Kre Alang semakin banyak.Untuk
memperindah hasil tenunan, baginya dibutuhkan ketelitian yang cukup. Selain itu
untuk membuat minat seseorang terhadap tenunan Kre Alang, motifnya harus indah
dan lebih rapi. Saat ini berbagai jenis motif kre alang menjadi permintaan
pembeli. Kreasi para penenun pun beragam jenis, dari lonto engal, kemang satange,
pusuk rebong, gili liuk dan lain sebagainya, tergantung kemampuan penenun
dalam membentuk motif tersebut. (Indra Jauhari/Suara NTB)
0 komentar:
Post a Comment