Wapres Jusuf Kalla menerima penjelasan dari Presiden Direktur PTNNT Rahmat Makkasau mengenai operasional tambang di Batu Hijau Sumbawa Barat. |
Wakil Presiden (Wapres) HM. Jusuf Kalla berkeyakinan
pergantian operator di proyek tambang Batu Hijau tidak akan berdampak negatif.
Sebaliknya orang nomor dua negeri ini, mengaku justru kehadiran operator baru
itu, akan menggairahkan kegiatan perusahaan tambang emas ini ke depan.
‘’Saya yakin dengan manajemen baru ini akan menggairahkan
produksi perusahaan,’’ ujar JK saat menjawab pertanyaan wartawan, di Townsite,
Sekongkang, Rabu (20/7/2016).
Menurut dia, pembelian saham mayoritas PTNNT (PT.Newmont
Nusa Tenggara) oleh PT Amman Mineral Internasional (AMI) anak perusahaan Medco
Energi sudah sesuai dengan semangat awal pemerintah. Di mana seluruh sumber
daya alam negeri ini harus dikelola dan dimiliki oleh putra-putra bangsa. ‘’Ini
kan sudah bagus. Sudah kembali ke ibu
pertiwi, kembali ke tanah air dan ke Sumbawa. Tidak lagi di Amerika. Dan ini
memang tujuan kita,’’ tegasnya.
Wapres sendiri menampik, pembelian saham mayoritas PTNNT
oleh Medco Energi sebuah skenario. Tetapi akuisisi saham oleh perusahaan
nasional ini sebagai upaya mengembalikan pengelolaan sumber daya alam negeri ke
tangan sendiri.
Ia pun memastikan, pergantian kepemilikan saham PTNNT ini
tidak akan memberikan dampak negatif bagi pemerintah dan masyarakat terutama
terhadap daerah penghasil. Sebaliknya ia menjamin, peningkatan pada berbagai
sisi terkait operasional perusahaan akan terjadi ke arah lebih baik lagi. ‘’Persoalan
mengenai tenaga kerja misalnya, harapan kita pasti akan lebih baik lagi nanti.
Pasti ada penambahan lapangan kerja baik langsung maupun tidak langsung yang
akan menguntungkan masyarakat sekitar khususnya,’’ ujarnya.
Sementara itu Komisaris Utama Medco Energi, Muhammad Lutfi
mengatakan, kedatangannya bersama Wapres ke proyek Batu Hijau atas nama
konsorsium baru yang mengakuisisi saham mayoritas PTNNT. ‘’Terima kasih kami
sudah dibantu manajemen (PT) NNT, gubernur dan bupati akhirnya kami bisa sampai
di sini (Batu Hijau, red),’’ katanya.
Dijelaskannya, pembelian saham PTNNT ini merupakan upaya
perusahaan mendukung langkah pemerintah Indonesia untuk mengelola secara
maksimal sumber daya alam negeri. ‘’Ini cara kami turut ambil bagian dalam
membangun Indonesia untuk Indonesia,’’ kata mantan Kepala Badan Koordinasi
Penanaman Modal (BKPM) pusat ini.
Ia menegaskan, selama masa transisi kepemilikan saham proyek
Batu Hijau pihaknya akan melakukan kajian secara mendalam. Dan proses ini akan
tetap dipimpin manajemen PTNNT di bawah kendali Rahmat Makkasau sebagai
Presiden Direktur (Persdir) perusahaan. ‘’Kita akan melakukan yang terbaik untuk
Indonesia, NTB dan Sumbawa. Jadi saya harap ini adalah komitmen kami di hadapan
Wapres. Mudah-mudahan bisa mencapai Indonesia tidak saja berkelas dunia tapi
juga berskala dunia,’’ janjinya.
Ditanya soal komitmen perusahaan untuk membangun pabrik
smelter? Mantan Menteri Perdagangan era SBY ini memastikan hal tersebut sebagai salah satu komitmennya. Menurutnya,
pembangunan smelter merupakan komitmen manajemen baru dalam rangka menciptakan
nilai tambah. Untuk proses pembangunannya sendiri, Medco Energi tengah menunggu
beberapa hasil studi yang rencananya akan difinalkan setelah proses akuisisi
saham berjalan sukses dan efektif.
‘’Pembangunan smelter ini sebagai komitmen kita akan
dilakukan pada kesempatan pertama. Sekarang kita sedang menunggu beberapa hasil
studi dan juga menunggu insentif pemerintah serta penyelesaian proses akuisisi
juga,’’ sambung Lutfi.
Jika tidak ada halangan, ia memperkirakan, pembangunan pabrik smelter itu akan dilaksanakan mulai tahun 2018 mendatang. Sementara soal lokasinya, ia belum bisa memastikan. Kendati demikian Lutfi menjamin NTB akan dijadikan sebagai lokasi utama pembangunannya. ‘’ Tahun depan rencana kita sudah bisa mulai dibangun dan selesai sebelum tahun 2021,’’ jelasnya. (Andi Sumbawa Barat)
0 komentar:
Post a Comment