Be Your Inspiration

Monday, 18 July 2016

Ketua Umum PBNU Said Aqil Siradj Puji Heterogenitas Masyarakat NTB

Ketua Umum PBNU KH. Said Aqil Siradj pose bersama Gubernur NTB TGH. M. Zainul Majdi 
dan tokoh masyarakat pada acara halal bihalal di Pendopo Gubernur NTB, Rabu (13/7/2016). 

KETUA Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), KH. Said Aqil Siradj memuji heterogenitas masyarakat NTB. Menurutnya, NTB merupakan ‘’kemah’’ besar penduduk lintas agama, etnis dan suku.  

“Mari kita perbaharui semangat  insaniah kita. Mari kita perbaharui, sehingga menjadi manusia yang betul-betul kembali ke fiitrah. NTB merupakan kemah besar bagi penduduknya lintas agama, lintas etnis, lintas budaya. Saya sangat setuju sekali,” ujarnya pada acara halal bihalal di Pendopo Gubernur, Rabu (13/7/2016).

Menurutnya, agama Islam bukan hanya membawa doktrin teologi atau ritual ibadah saja. Tetapi Islam juga membawa misi ilmu pengetahuan, peradaban, kemasyarakatan. Bahkan, katanya,  semua agama mengajarkan seperti itu. Menurutnya, percuma agama kalau tak membangun misi kemanusiaan. “Agama apapun kalau tidak dibarengi semangat kemanusian, percuma itu. Kalau tidak memberikan motivasi, mendorong  kepada masyarakat yang harmonis,” imbuhnya.

Membangun masyarakat yang plural, katanya telah dicontohkan oleh Nabi Muhammad SAW saat membangun Kota Madinah. Nabi Muhammad adalah orang Mekkah, setelah 13 tahun berdakwah di Mekkah kemudian hijrah ke Kota Yastrib, yang sekarang disebut Kota Madinah.
Di Kota Yastrib, kata Aqil Siradj, masyarakatnya sangat plural. Ada masyarakat Islam pendatang yang disebut kaum Muhajirin dan Islam pribumi yang disebut kaum Ansor.  Selain itu, ada juga penduduk non Muslim yang sudah ribuan tahun tinggal di Kota Yastrib sejak zaman Nabi Musa. 

“Melihat masyarakat yang plural itu, Nabi Muhammad akhirnya memutuskan satu visi misi, satu agenda perjuangan. Sesungguhnya semua itu adalah satu umat,” ujarnya.

Ia mengatakan, Nabi Muhammad SAW pada 15 abad yang lalu sudah berhasil mewujudkan masyarakat Kota Yastrib yang sekarang disebut Kota Madinah dengan kondisi sosial berdasarkan konstitusi modern. Kota Madinah dibangun bukan berdasarkan konstitusi agama, bukan Negara Arab atau bahkan bukan Negara Islam. Tapi Negara Madinah. Artinya berbudaya, berkarakter, berkeadilan baik Muslim dan non Muslim,” ucapnya.

Secara pribadi, KH. Aqil Siradj mendukung kepemimpinan Gubernur NTB, TGH M. Zainul Majdi, karena saat ini menilai mencari pemimpin yang bersih dan jujur sulit. “Kalau tidak melanggar undang-undang saya dukung gubernur ini menjabat terus,”  selorohnya . 

Sementara Gubernur NTB TGH. M. Zainul Majdi pada kesempatan yang sama mengucapkan terima kasih atas kunjungan Ketua PBNU KH. Said Aqil Siradj beserta istri  ke NTB.“Hadirnya beliau memberikan dorongan moril bagi masyarakat NTB, Ini menunjukkan bahwa kita dapat support tokoh-tokoh untuk membangun NTB,”  ujar gubernur. (*)


Share:

0 komentar:

VISITOR

YANG SAYANG ANDA LEWATKAN

Blog Archive