Ketua Umum PBNU KH. Said Aqil Siradj pose bersama Gubernur
NTB TGH. M. Zainul Majdi
dan tokoh masyarakat pada acara halal bihalal di
Pendopo Gubernur NTB, Rabu (13/7/2016).
|
KETUA Umum Pengurus Besar Nahdlatul
Ulama (PBNU), KH. Said Aqil Siradj memuji heterogenitas
masyarakat NTB. Menurutnya, NTB merupakan ‘’kemah’’ besar penduduk lintas
agama, etnis dan suku.
“Mari kita perbaharui semangat insaniah kita. Mari kita perbaharui, sehingga
menjadi manusia yang betul-betul kembali ke fiitrah. NTB merupakan kemah besar
bagi penduduknya lintas agama, lintas etnis, lintas budaya. Saya sangat setuju
sekali,” ujarnya pada acara halal bihalal di Pendopo Gubernur, Rabu (13/7/2016).
Menurutnya, agama Islam bukan
hanya membawa doktrin teologi atau ritual ibadah saja. Tetapi Islam juga
membawa misi ilmu pengetahuan, peradaban, kemasyarakatan. Bahkan, katanya, semua agama mengajarkan seperti itu. Menurutnya,
percuma agama kalau tak membangun misi kemanusiaan. “Agama apapun kalau tidak
dibarengi semangat kemanusian, percuma itu. Kalau tidak memberikan motivasi,
mendorong kepada masyarakat yang
harmonis,” imbuhnya.
Membangun masyarakat yang plural,
katanya telah dicontohkan oleh Nabi Muhammad SAW saat membangun Kota
Madinah. Nabi Muhammad adalah orang Mekkah, setelah 13 tahun berdakwah di Mekkah
kemudian hijrah ke Kota Yastrib, yang sekarang disebut Kota Madinah.
Di Kota Yastrib, kata Aqil Siradj, masyarakatnya sangat plural. Ada
masyarakat Islam pendatang yang disebut kaum Muhajirin dan Islam pribumi yang
disebut kaum Ansor. Selain itu, ada juga
penduduk non Muslim yang sudah
ribuan tahun tinggal di Kota Yastrib sejak zaman Nabi Musa.
“Melihat masyarakat
yang plural itu, Nabi Muhammad akhirnya memutuskan satu visi misi, satu agenda
perjuangan. Sesungguhnya semua itu adalah satu umat,” ujarnya.
Ia mengatakan, Nabi Muhammad SAW
pada 15 abad yang lalu sudah berhasil mewujudkan masyarakat Kota Yastrib yang
sekarang disebut Kota Madinah dengan kondisi sosial berdasarkan konstitusi
modern. Kota Madinah dibangun bukan berdasarkan konstitusi agama, bukan Negara
Arab atau bahkan bukan Negara Islam. “Tapi Negara Madinah. Artinya
berbudaya, berkarakter, berkeadilan baik Muslim dan non Muslim,” ucapnya.
Secara pribadi, KH. Aqil Siradj mendukung kepemimpinan
Gubernur NTB, TGH M. Zainul Majdi, karena saat ini menilai mencari pemimpin
yang bersih dan jujur sulit. “Kalau tidak melanggar undang-undang saya dukung
gubernur ini menjabat terus,” selorohnya
.
Sementara Gubernur NTB TGH. M. Zainul Majdi pada kesempatan
yang sama mengucapkan terima kasih atas kunjungan Ketua PBNU KH. Said Aqil
Siradj beserta istri ke NTB.“Hadirnya
beliau memberikan dorongan moril bagi masyarakat NTB, Ini menunjukkan bahwa
kita dapat support tokoh-tokoh untuk
membangun NTB,” ujar gubernur. (*)
0 komentar:
Post a Comment