Inaq Narsih salah satu penenun di Dusun Rentang Desa Ganti Praya Timur Lombok Tengah |
DESA tenun di Lombok Tengah yang paling terkenal adalah di Desa
Sukarara yang menjadi tujuan wisata terkenal di kalangan wisatawan. Tetapi,
sebenarnya di Desa Ganti Kecamatan Praya Timur tepatnya di Dusun Rentang juga dikenal
sebagai desa tenun yang sejarahnya sama lamanya dengan Desa Sukarara.
Berbeda dengan Sukarara, dusun ini belum dikenal oleh
wisatawan sebagai tujuan wisata. Menurut Kepala Dusun
Rentang Desa Ganti H. Mutawalli, dusun ini mulai dikenal sebagai desa tenun sejak tahun 2008/2009.
“Kalau menenunnya sudah ada dari dulu, tetapi dikenalnya sejak ada pegawai Dinas Pariwisata kabupaten yang membawa produk
tenun dari sini untuk promosi ke Kuta dan lainnya. Diresmikan jadi desa tenun
yaitu sejak tahun 2011,” tuturnya saat ditemui Ekbis
NTB, Kamis (2/2/2017).
Hasil Tenun di Dusun Rentang Desa Ganti Praya Timur Lombok Tengah |
Menurutnya, di Desa Ganti ada 4 dusun yang menjadi sentra
tenun, yaitu Rentang, Matek Maling, Gantar dan Batu Rintang. Motif kain tenun yang dibuat
beragam, seperti opak-opak, lepang, kembang garis, anggrek dan lainnya. Motif opak-opak dibuat sepasang yang kemudian nantinya
disambung menjadi 1 kain.
Mutawalli mengatakan bahwa biasanya penenun di
dusunnya menjual kain tenun pada para pengepul atau ke art shop di dusun Matek
Maling. Hasil tenunan dusun Rentang ini banyak dibawa pengepul ke
pasar atau dijual di artshop.
“Di Sukarara juga banyak yang ngambil di sini, bisa 3 kali seminggu
kirimnya ke sana,” terang Mutawalli.
Harga yang murah ini, lanjutnya, diakibatkan
ketidaktahuan penenun tentang harga jual tenun di luar sana.”Ini juga karena
pemasarannya yang tidak pasti, penenun hanya menjualnya ke pengepul saja,”
terangnya.
Hasil Tenun Dusun Rentang Desa Ganti Lombok Tengah |
Pemerintah daerah sebenarnya berencana membangun
artshop di Dusun
Rentang. “Tetapi belum menemukan tempat yang cocok, kalau ada yang cocok
harganya yang belum pas,” kata Mutawalli. Untuk itu, ia mengharapkan nantinya Dusun Rentang bisa dikenal
luas,
sehingga bisa meningkatkan kunjungan wisatawan ke dusunnya.
Sementara salah satu penenun, Inaq
Narsih, di Dusun Rentang bisa buat semua motif, asal dibawakan gambarnya seperti apa. Selain itu,
motif tenun juga
berasal dari kreasi penenun sendiri.
Tenunan yang dibuat di dusun ini berukuran 2 meter
dengan waktu pengerjaan bervariasi tergantung motif. “Motif opak-opak dan
lepang itu 3 hari bisa jadi 2 meter. Jika motifnya lebih rumit bisa sampai 2
minggu pengerjaan,” kata Inaq Narsih.
Waktu pengerjaan yang lama juga diakibatkan jika
penenun melakukan pekerjaan lain seperti ke sawah, terutama saat musim tanam dan panen.
Harga kain tenun di dusun ini bisa dibilang lebih
murah dibandingkan dengan yang di Sukarara. Inaq Narsih menjelaskan harga per
kain hanya Rp 80 ribu/kain untuk motif biasa, tetapi bisa mencapai Rp 250 – 500
ribu/kain untuk motif yang lebih rumit. “Kalau ada turis ke sini, baru jualnya Rp 400 –
700 ribu,” katanya. (uul/Ekbis NTB)
0 komentar:
Post a Comment