Be Your Inspiration

Monday, 6 February 2017

Dusun Rentang, Penghasil Tenun Tradisional Selain Sukarara di Lombok Tengah

Inaq Narsih salah satu penenun di Dusun Rentang Desa Ganti Praya Timur Lombok Tengah

DESA tenun di Lombok Tengah yang paling terkenal adalah di Desa Sukarara yang menjadi tujuan wisata terkenal di kalangan wisatawan. Tetapi, sebenarnya di Desa Ganti Kecamatan Praya Timur tepatnya di Dusun Rentang juga dikenal sebagai desa tenun yang sejarahnya sama lamanya dengan Desa Sukarara.
Berbeda dengan Sukarara, dusun ini belum dikenal oleh wisatawan sebagai tujuan wisata. Menurut Kepala Dusun Rentang Desa Ganti H. Mutawalli, dusun ini mulai dikenal sebagai desa tenun sejak tahun 2008/2009. “Kalau menenunnya sudah ada dari dulu, tetapi dikenalnya sejak ada pegawai Dinas Pariwisata kabupaten yang membawa produk tenun dari sini untuk promosi ke Kuta dan lainnya. Diresmikan jadi desa tenun yaitu sejak tahun 2011,” tuturnya saat ditemui Ekbis NTB, Kamis (2/2/2017).
Hasil Tenun di Dusun Rentang Desa Ganti Praya Timur Lombok Tengah 

Menurutnya, di Desa Ganti ada 4 dusun yang menjadi sentra tenun, yaitu Rentang, Matek Maling, Gantar dan Batu Rintang. Motif kain tenun yang dibuat beragam, seperti opak-opak, lepang, kembang garis, anggrek dan lainnya.  Motif opak-opak dibuat sepasang yang kemudian nantinya disambung menjadi 1 kain.
Mutawalli mengatakan bahwa biasanya penenun di dusunnya menjual kain tenun pada para pengepul atau ke art shop di dusun Matek Maling. Hasil tenunan dusun Rentang ini banyak dibawa pengepul ke pasar atau dijual di artshop.
“Di Sukarara juga banyak yang ngambil di sini, bisa 3 kali seminggu kirimnya ke sana,” terang Mutawalli.
Harga yang murah ini, lanjutnya, diakibatkan ketidaktahuan penenun tentang harga jual tenun di luar sana.”Ini juga karena pemasarannya yang tidak pasti, penenun hanya menjualnya ke pengepul saja,” terangnya.
Hasil Tenun Dusun Rentang Desa Ganti Lombok Tengah

Pemerintah daerah sebenarnya berencana membangun artshop di Dusun Rentang. “Tetapi belum menemukan tempat yang cocok, kalau ada yang cocok harganya yang belum pas,” kata Mutawalli. Untuk itu, ia mengharapkan nantinya Dusun Rentang bisa dikenal luas, sehingga bisa meningkatkan kunjungan wisatawan ke dusunnya.
Sementara salah satu penenun, Inaq Narsih, di Dusun Rentang bisa buat semua motif, asal dibawakan gambarnya seperti apa. Selain itu, motif tenun juga berasal dari kreasi penenun sendiri.
Tenunan yang dibuat di dusun ini berukuran 2 meter dengan waktu pengerjaan bervariasi tergantung motif. “Motif opak-opak dan lepang itu 3 hari bisa jadi 2 meter. Jika motifnya lebih rumit bisa sampai 2 minggu pengerjaan,” kata Inaq Narsih.
Waktu pengerjaan yang lama juga diakibatkan jika penenun melakukan pekerjaan lain seperti ke sawah, terutama saat musim tanam dan panen.
Harga kain tenun di dusun ini bisa dibilang lebih murah dibandingkan dengan yang di Sukarara. Inaq Narsih menjelaskan harga per kain hanya Rp 80 ribu/kain untuk motif biasa, tetapi bisa mencapai Rp 250 – 500 ribu/kain untuk motif yang lebih rumit. “Kalau ada turis ke sini, baru jualnya Rp 400 – 700 ribu,” katanya. (uul/Ekbis NTB)
Share:

0 komentar:

VISITOR

YANG SAYANG ANDA LEWATKAN

Blog Archive