Be Your Inspiration

Tuesday, 21 February 2017

Kereenn.. Patung Franky Tanduk Kerbau Produksi Khas Lombok

Patung Franky dari tanduk kerbau khas Lombok

KREATIVITAS memang bisa datang dari mana saja. Apalagi jika sedang dalam kondisi terdesak. Seperti yang dialami I Made Sudi Adnyana, seorang pengukir yang membuat patung dari tanduk kerbau atau oleh wisatawan asing menyebutnya dengan Patung Franky.

Ida Sudi – nama panggilannya sudah menekuni dunia mengukir sejak tahun 1985 ini. Dirinya memulai pekerjaan membuat patung dari tanduk, karena menyukai seni. Belum lagi, kebutuhan hidup setelah menikah semakin meningkat membuat dirinya fokus mengerjakan usahanya.

“Apalagi setelah menikah, kebutuhan menjadi semakin banyak sehingga pekerjaan ini menjadi fokus utama,” terangnya saat ditemui  di kawasan Sweta Cakranegara, Kamis (16/2/2017)Diakuinya, ada dua bahan yang menjadi andalannya untuk diukir menjadi kerajinan, yaitu kayu dan tanduk kerbau. “Sekarang yang paling banyak diminati memang yang patung tulang ini,” terangnya. Tanduk kerbau diperolehnya dari Lombok Timur dan Mataram.
Pembuatan Patung Franky di Sweta Mataram Lombok

Patung tulang yang dikenal dengan patung Franky oleh wisatawan mancanegara cukup banyak diminati. Patung Franky ini dibuat dengan berbagai macam gaya, seperti menutup mata, telinga, mulut dan pancaindra lainnya. “Para bule itu tidak mau beli kalau tidak ada filosofinya. Jadi makna patung ini, kalau dia menutup mulut, tidak boleh berbicara jelek, kalau menutup mata tidak boleh melihat yang buruk, tutup telinga tidak boleh mendengar yang buruk,”  terangnya.

Patung Franky, katanya, belum ada dibuat oleh perajin lain, selain dirinya dan kelompoknya. “Di Bali saja banyak yang pesan, karena di sana belum ada yang buat,” terangnya. Selain patung Franky, ada juga tempat obat dari tanduk kerbau yang unik karena motif ukirannya yang rumit. “Tempat obat ini digunakan untuk menyimpan obat. Buatnya lebih sulit dibandingkan patung karena ngukirnya yang lama,” terangnya.
Patung Franky dengan berbagai gaya dan ekspresi

Pembuatan patung Franky ini tidak membutuhkan waktu lama, seperti pembuatan tempat obat tersebut. “Sehari, bisa jadi 3 patung. Kalau yang tempat obat cuman jadi 1 buah/hari karena ukirannya,” terangnya.

Jadi tidak heran, harga jual patung dan tempat obat ini lumayan mahal. “Kalau patung Franky ukuran kecil harganya Rp 60 ribu, sedangkan yang besar harganya Rp 80 ribu. Kalau tempat obat sendiri harganya Rp 200 ribu tergantung modalnya,” katanya.

Pemasaran patung dan tempat obat ini sendiri sudah menyasar tempat wisata seperti di Senggigi dan Gili karena sudah ada pengepulnya. “Pesanan ramai biasanya di bulan-bulan liburan seperti Desember, Agustus, dan Maret,” ujarnya, seraya berharap, kerajinannya ini bisa dibantu oleh dinas terkait untuk pemasarannya. (Uul/Ekbis NTB)
Share:

0 komentar:

VISITOR

YANG SAYANG ANDA LEWATKAN

Blog Archive