Makam Nyatoq Rembitan Pujut Lombok Tengah |
Penyebaran agama Islam di Lombok tidak terlepas dari
adanya para wali atau sunan yang datang dari berbagai daerah di Indonesia. Di
Lombok, kiprah para wali ini bisa dilihat dari adanya peninggalan berupa makam atau
masjid yang masih terawat sampai sekarang. Salah satunya adalah makam Wali Nyatoq yang berada di Desa Rambitan, Pujut, Lombok
Tengah.
Menurut Amaq Tibe dan Wirajaya, selaku penjaga makam
Wali Nyatoq, kata nyatoq berarti nyata. "Makam Nyatuq ini makam paling pertama di Lombok dan satu-satunya makam wali Allah di Lombok,’’ tuturnya
pada Ekbis NTB, Rabu (8/2/2017).
Amaq Tibe menjelaskan makam Wali Nyatoq ini terdiri dari dua bagian di lahan
seluas 80 are.
"Yang utama ada 2, tetapi makam pengiringnya ada 44 orang," jelasnya.
Makam wali Nyatuk ini sendiri hanya diperbolehkan diziarahi hanya pada hari Rabu dan hari
besar Islam
seperti Idul Fitri dan Idul Adha. "Kunjungan hari Rabu itu diadakan, karena sebelum meninggal,
sang wali berpesan seperti itu agar dikunjungi hari Rabu," kata Wirajaya.
Makam ini sendiri masih mempertahankan bentuk aslinya
dilihat dari tidak adanya bangunan modern di sekitar makam, kecuali di luar
areal makam.
Peziarah sedang berdoa di Makam Nyatoq Rembitan Lombok Tengah |
Memasuki makam utama, para pengunjung harus menaati
aturan yang berlaku, seperti mengucap salam dan membuka alas kaki. ‘’Selain itu, saat masuk para
pengunjung juga dianjurkan untuk membasuh muka dan kaki serta disembek saat keluar. Airnya untuk
membasuh muka dan kaki itu beda, kalau yang muka airnya diambil di Gerepek dan
untuk kaki diambil dari Bakal," jelas Amaq Tibe.
Di depan makam, terdapat sebuah sumur kering yang
tidak terlalu dalam. "Walau tidak dalam, kadang-kadang ada airnya tetapi
tergantung rezeki," jelas Wirajaya. Selain itu, juga terdapat 2 berugak
yang dinamakan berugak bini dan laki karena fungsinya. "Berugak bini untuk
perempuan dan berugak laki yang lebih besar diperuntukkan untuk
laki-laki," jelasnya.
Pengunjung makam ini sendiri datang dari seluruh penjuru nusantara bahkan luar negeri. Pemerintah daerah juga memberikan perhatian besar terhadap situs bersejarah ini degan membangun berbagai fasilitas umum. "Pemerintah daerah sebenarnya ingin memugar makam ini, tetapi ditolak oleh masyarakat, karena ingin tetap alami seperti aslinya," kata Wirajaya. (uul/Ekbis NTB)
0 komentar:
Post a Comment