Ahmad Toyib dengan karya styrofoam yang mendunia. |
AHLI mengukir buah, es atau styrofoam di NTB bisa dibilang tidak banyak.
Jika ada, kebanyakan adalah orang luar yang bermukim di sini, sedangkan orang lokal sendiri jarang yang menekuni
usaha ini. Melihat hal itu, H. Ahmad Toyib mulai menekuni dunia mengukir yang
tidak banyak orang lokal melakukannya.
“Saya basicnya di perhotelan, tetapi kemudian dikirim ke Saudi Arabia
selama 2 tahun sebagai seniman hotel untuk carving
(mengukir),” terangnya saat ditemui Ekbis di kediaman sekaligus tempat
kerjanya, Selasa (3/1/2017).
Toyib – nama
panggilannya menerangkan, di Arab Saudi dirinya biasa mengukir makanan, es, styrofoam, serta face painting untuk anak-anak. Di Arab Saudi, Toyib sempat
mengikuti lomba mengukir antar negara-negara Timur Tengah. “Hanya saya sendiri
yang dari Indonesia. Lombanya sendiri mengukir buah dan es dengan batas waktu
tertentu,” terang ayah 1 anak ini.
Ia berhasil mendapat juara dalam kategori fruit craving serta ice
carving menyisihkan peserta lain. Piagam serta medali hasil lomba tersebut bisa
dilihat berjajar memenuhi ruang kerjanya.
Ahmad Toyib dengan hasil karyanya |
Namun, ia
memutuskan untuk pulang dan mulai bekerja di dekorasi milik orang lain selama 1
tahun. Baru di tahun 2014, ia memberanikan diri membuka usaha dekorasi sendiri
dengan nama ‘Alfa Deko’ yang menyasar kampung-kampung yang budgetnya rendah.
“Baru kemudian ada yang menawarkan untuk dekorasi di gedung sampai sekarang,”
kata Toyib. Untuk dekor, ia menggunakan bahan dari styrofoam yang bahannya
mudah ditemui.
Dekor yang banyak dibuatnya sekarang adalah dekorasi untuk pelaminan.
“Kita spesialis untuk dekor di gedung dan rumah, untuk semua kegiatan mulai
dari akad sampai resepsi,” kata Toyib. Harganya tergantung dari besaran terop
yang digunakan (untuk rumah) dan besarnya gedung. “Kisaran harganya mulai Rp
2,5 – 4 juta untuk acara di rumah, dan Rp 6 juta ke atas untuk di gedung,”
terang pria 32 tahun ini.
Usaha dekorasinya ini sendiri pekerjanya adalah tetangga sekitarnya yang
menganggur dan putus sekolah. “Kita ada 9 pekerja tetapnya, tetapi kalau banyak
pesanan, ada pekerja panggilan yang totalnya bisa 16 orang,” kata Toyib. Model
dekorasi sendiri, ia selalu melihat perkembangan baru lewat internet agar
sesuai keinginan konsumen.
Toyib selalu menganggap setiap pekerjaan yang
dilakukannya adalah untuk diri sendiri. “Sehingga kita harus puas dulu pada
setiap pekerjaan,” terangnya. Setiap ada kritik dan saran yang diterimanya, ia
menjadikannya penyemangat untuk lebih baik ke depannya. “Untuk membuat setiap
pekerjaan dengan hasil yang besar jangan hanya berpikir untuk sendiri saja,
tetapi bagaimana juga orang lain bisa bekerja,” terangnya. Untuk itu,
diperlukan istiqomah dan dihayati setiap pekerjaan yang dilakukan. Ke depannya,
ia ingin semakin bermanfaat bagi banyak orang dan bisa lebih luas lagi
mengembangkan usahanya yang sekarang. (Uul/Ekbis NTB)
0 komentar:
Post a Comment