Meja dan kursi dari gerabah produksi Penujak Lombok Tengah |
Mendengar kata gerabah, yang terbayang di benak kita
adalah ceret, guci, tembikar, bong, dan perkakas rumah tangga lainnya. Namun,
bagaimana jika ada meja dan kursi yang terbuat dari gerabah? Tentu akan semakin
menambah cantik rumah dan ruang tamu kita.
ADALAH Saibi, seorang perajin gerabah di Dusun
Adong, Desa Penujak, Praya Barat, Lombok Tengah membuat ide baru dalam segi
seni gerabah. Sejak 10 tahun yang lalu, ia mengembangkan ide untuk membuat meja
dan kursi dari tanah liat.
“Idenya lihat dari gerabah yang ada yang kuat, terus
kepikiran kenapa tidak buat jadi meja dan kursi,” terang Saibi, saat ditemui Ekbis NTB, Jumat (27/1/2017).
Meja dan kursi gerabah dari Penujak Lombok Tengah |
Ia menuturkan, pembuatan meja dan kursi ini baru
dilakukannya berdua dengan istrinya saja. “Yang buat kursi itu istri saya,
tetapi kalau untuk finishing-nya saya yang lakukan,”
katanya.
Pembuatan gerabah sendiri, kata Saibi, sudah
dilakukannya sejak dahulu di mana keterampilannya diperoleh dengan
belajar pada orang lain. Ia menceritakan, keahliannya membuat gerabah ini sudah
banyak diakui dan dikenal orang. “Ceret yang ada di Masjid Agung Praya itu,
saya dan istri saya yang buat,” klaimnya.
Tetapi, pembuatan produk gerabah meja dan kursi ini
belum terlalu banyak dikenal orang. Itu artinya, dirinya membuat produk
gerabah meja dan kursi jika ada yang sudah memesan. Meja dan kursi gerabah ini,
lanjutnya, cocok digunakan untuk hotel atau untuk bangku-bangku taman. “Pernah
ada yang pesan dulu, terus pas saya lihat lagi ternyata bangku dan mejanya
masih kuat,” jelasnya.
Pembuatan kursi dan meja dari tanah liat ini sama
dengan membuat gerabah yang lain, tetapi hanya berbeda ukurannya saja. “Kita
buat ukuran kursinya yang paling itu yang tingginya 40 cm dan yang besar
ukurannya 60 cm,” terangnya. Proses pembuatan sampai produk jadi bisa memakan
waktu 1 minggu. Hal ini dikarenakan setelah meja dan kursi dibuat, mesti
dikeringkan dulu
sebelum dibakar. Sedangkan untuk finishingnya hanya membutuhkan waktu yang
tidak lama. “Yang lama itu proses pembakarannya, karena mesti dijemur
lagi agar hasilnya bagus,” terang Saibi.
Dua perajin sedang duduk di meja dan kursi dari gerabah Penujak Lombok Tengah |
Pembakaran dilakukan jika meja dan kursi yang dibuat
cukup banyak. Dalam 2 minggu bisa dapat 5 stel kalau cuaca lagi bagus, apalagi penjemuran masih menggunakan
panas matahari. Untuk harga meja dan kursi ini, Saibi biasa menjualnya seharga
Rp 350 ribu untuk yang ukuran kecil kalau membeli langsung di dirinya. Ada juga
yang dihargai Rp 600 ribu untuk meja dan kursi ukuran besar.
Perhatian pemerintah atas produk kerajinan gerabah ini
sendiri sudah mulai ada. “Kemarin baru datang bapak-bapak yang datang ke sini untuk melihat. Besok
tanggal 13 Februari,
mereka akan datang lagi,” kata Saibi.
Turis asing pun sering berkunjung ke tempat
produksinya karena penasaran. Bahkan, orang lokal pun banyak yang penasaran
dengan produk yang dia buat. Diakuinya, wisatawan mancanegara takut duduk di
atas kursi gerabah, karena takut pecah. “Mereka baru mau duduk kalau sudah dikasih contoh. Meja dan kursi ini
tidak akan pecah kalau tempatnya rata,” klaimnya.
Saibi berharap, produk gerabah meja dan kursi ini bisa
semakin dikenal oleh banyak orang. “Selama ini, turis yang datang cuman kasih uang, karena datang berkunjung bukan
karena membeli,” kata Saibi. (Uul/Ekbis NTB)
1 komentar:
Terimakasih kak sudah nulis tentang artikel ini. sangat membantu banget setelah membacanya.
jangan lupa kunjungi website kami yang di tidak kalah menarik juga ya dibawah ini
Berikut link Harga Tiket wisata dari beberapa tempat wisata di indonesia .
Harga Tiket The Lodge Maribaya
Harga Tiket Taman Legenda Keong Mas
Virtual Tour Indonesia
Harga Tiket agung fantasi waterpark
Harga Tiket watersplash darmawangsa
Harga Tiket rinjani waterpark
Harga Tiket Go splash panjibuwono
Virtual Tour Indonesia
Post a Comment