Para pelayat membawa jenazah Ilham Nurpadmi Listiadi di peristirahatan terakhir di pemakaman Desa Pringgasela Kecamatan Pringgasela, Kabupaten Lombok Timur. |
TANGIS
histeris pecah menyambut kedatangan jenazah almarhum Ilham Nurpadmi Listiadi
(20), mahasiswa Universitas Islam Indonesia (UII) Yogyakarta yang diduga
menjadi korban penganiayaan seniornya dalam kegiatan Diksar Unisi. Jenazah
Ilham tiba di rumah duka, Rabu (25/1/2017) sekitar pukul 09.30 Wita di RW Rapi Gubuk
Barat, Desa Pringgasela Kecamatan Pringgasela, Kabupaten Lombok Timur (Lotim).
Jenazah
Ilham tiba diangkut mobil ambulans dari arah Desa Rempung sontak menarik
perhatian masyarakat sekitar yang sejak pukul 06.00 Wita sudah menanti
kedatangan jenazah putra ke empat
pasangan Syafi'i-Syafa’ah ini. Bahkan, beberapa anggota keluarga
terlihat lemas tidak bisa membendung tangis begitu peti jenazah Ilham tiba.
Padli,
kakak kandung korban beberapa kali berteriak histeris melontarkan kata-kata
supaya para pelaku penganiayaan diproses hukum dan diusut tuntas dengan
seadil-adilnya. Sementara Syafi'i, ayah korban ketika dikonfirmasi sangat
menyayangkan insiden kekerasan yang terjadi dalam kegiatan Mapala itu. Terkait
dengan insiden itu, ia meminta supaya kegiatan Mapala sebaiknya dibubarkan dari
kampus tersebut karena tidak ada manfaatnya. Termasuk untuk mencegah kembali
terjadinya korban jiwa.
Menurut
Syafi'i, di mata keluarga almarhum Ilham merupakan sosok anak yang baik dan berbakti
kepada orang tua. Ilham juga anak yang pendiam. Termasuk, Ilham merupakan sosok
pemuda yang pandai bergaul. Sebelum melanjutkan pendidikannya ke UII Yogyakarta
dengan mengambil Fakultas Hukum Internasional (HI), korban sebelumnya mengenyam
pendidikan di SDN 3 (saat ini SD 6) Pringgasela, kemudian di SMPN 1 Pringgasela
serta SMAN 2 Mataram.
Selain
itu, pihak keluarga juga sangat menyayangkan tidak adanya pihak dari organisasi
Mapala tersebut yang hadir saat korban dirawat di di Rumah Sakit (RS) Bethesda
Yogyakarta sampai dilakukan proses pemulangan jenazah korban. ‘’Kita sangat
sesalkan dan sayangkan insiden ini, kekerasan dalam dunia pendidikan terjadi
hingga menimbulkan korban jiwa. Sebaiknya Mapala itu dibubarkan karena tidak
ada manfaatnya,’’ harapnya.
Sementara,
pantauan Suara NTB dalam proses
pemakaman jenazah Ilham yang dilakukan di pemakaman umum Desa Pringgasela Ba’da
salat dzuhur siang kemarin, setelah sebelumnya salat jenazah di rumah duka dan
di Masjid Akbar Jami'atul Qudsiah Pringgasela.
Suasana duka kembali
terlihat di lokasi pemakaman. Syafa’ah, ibu kandung Ilham terlihat lemas dan
sempat pingsan saat menyaksikan secara langsung anaknya dikebumikan. Ratusan
pelayat yang hadir juga turut meneteskan air mata di tengah gerimis hujan yang
mengiringi kepergian Ilham menuju peristirahatan terakhirnya. (Yoni Ariadi/Suara NTB)
0 komentar:
Post a Comment