Bebatuan yang harus dilewati sebelum sampai di Air Terjun Lampas.
Kabupaten
Sumbawa memiliki berbagai kisah terutama di destinasi wisatanya. Tidak hanya
Tanjung Menangis, ada pula Air Terjun Lampas yang berkisah tentang puteri
kerajaan yang tidak mau dijodohkan dengan pangeran dari Kerajaan Taliwang.
Ari
terjun ini berada di kawasan hutan Desa Padesa Kecamatan Lantung
Kabupaten Sumbawa. Di sini terdapat cerita rakyat yang hingga saat
ini diyakini kebenarannya oleh warga setempat. Cerita tersebut tertuju pada gua
yang berada di tebing air terjun.
Konon
katanya, pada zaman dahulu gua tersebut merupakan tempat persembunyian seorang
puteri kerajaan yang tidak mau dijodohkan dengan pangeran Kerajaan Taliwang.
Hal ini sebabkan karena sang puteri terikat
tali asmara dengan seorang pangeran dari Kerajaan Goa.
“Kita
akan mendengar kisah itu dari warga sekitar. Jadinya kita mau meliat gua itu
dan kita membayangkan kalau di sana itu tempat sang puteri bersembunyi,” kata
warga Sumbawa Boden Rakasiwi, Kamis (22/2/2018).
Air
terjun Lampas ini hanya berjarak 43 kilometer dari
Kota Sumbawa dengan waktu tempuh 45 menit hingga satu jam perjalanan.
Selain itu, tak jauh dari lokasi air terjun juga terdapat
objek wisata yang namanya Buin Racin yang berarti Sumur Racun.
Namanya boleh saja racun, namun Air dari sumur ini tetap bisa dikonsumsi.
“Sumur
itu juga ada mitosnya. Jadi kalau bisa ke air terjun ini dengan orang yang
sudah pernah ke sana atau dengan warga sekitar. Jadi semua bisa diceritakan dan
kita bisa tahu cerita rakyat dan mitos-mitos di sana,” ujarnya.
Kabarnya
sejauh ini belum ada yang mampu mengukur kedalaman sumur tersebut yang letaknya
berada diatas batu. Hal unik lainnya yaitu ketika masyarakat sekitar hendak
mengambil air di Buin Racin, jika terlalu berisik maka dengan sendirinya air
dari Buin Racin ini akan menjadi payau. “Suasananya
juga menyenangkan. Saya sarankan untuk berkunjung bersama teman-teman biar
lebih seru,” ujarnya.
Untuk
menjangkau Air Terjun Lapas, ada dua rute yang bisa ditempuh. Melalui
perjalanan darat atau menggunakan perahu. Pengunjung akan dimanjakan dengan
pemandangan hutan yang rimbun dengan aneka flora dan fauna. (Linggauni/Suara NTB)
0 komentar:
Post a Comment