Be Your Inspiration

Wednesday, 21 February 2018

Puyung, Sentra Tahu Tempe Pertama di Pulau Lombok

Proses pembuatan tahu Puyung Lombok Tengah


Sentra pembuatan tahu dan tempe cukup banyak di Pulau Lombok. Jika selama ini, masyarakat atau wisatawan mengetahui, Kekalik dan Abian Tubuh adalah sentra pembuatan tahu dan tempe di Pulau Lombok. Namun, ada satu lagi lokasi yang sentra pembuatan tahu tempe yang nyaris tidak pernah disebut, yakni Desa Puyung di Kecamatan Jonggat Lombok Tengah. Padahal, desa ini diklaim sebagai sentra tahu tempe pertama di Pulau Lombok.



SEBAGAI sentra pembuatan tahu dan tempe, Desa Puyung tidak jauh beda dengan sentra tahu tempe di Kekalik dan Abian Tubuh di Mataram. Deretan rumah yang dilengkapi tempat proses produksi tahu dan tempe dengan mudah bisa ditemukan, terutama di Dusun Lingkung Daye. Di dusun ini, rata-rata warganya berprofesi sebagai produsen tahu-tempe yang sudah secara turun-temurun mewarisi usaha keluarga ini. Sehingga tidak heran, dari pagi sampai malam akan kita temukan aktivitas warga yang sedang mengolah kedelai menjadi tahu dan tempe.



Seperti yang dituturkan salah satu produsen tahu, Fitri, jika Puyung lebih dulu dikenal sebagai sentra tahu tempe dibandingkan dengan Kekalik dan Abian Tubuh. “Dulu orang dari Sumpak (salah satu dusun di Puyung) yang pergi merantau ke Kekalik dan Abian Tubuh yang pertama kali buat di sana. Mereka balik ke sini untuk melihat proses produksinya, baru kemudian produksi sendiri. Itu cerita orang tua dulu,” tuturnya saat ditemui Ekbis NTB belum lama ini.

Fitri menerangkan di Desa Puyung, khususnya di dusunnya, sudah mulai membuat tahu tempe bahkan sebelum orangtuanya lahir. “Sekarang saya yang melanjutkan usaha keluarga ini bersama ibu saya, menggantikan bapak saya yang sekarang fokus jadi kepala dusun,” jelasnya seraya mengaduk adonan tahu.
Bahan pembuatan tahu di Puyung Lombok Tengah
Perempuan 33 tahun ini dibantu seorang pekerjanya setiap hari mulai berproduksi mulai dari siang sampai malam untuk kemudian dijual keesokan harinya. “Prosesnya cukup lama, mulai dari direndam terus digiling, direbus, dicetak sampai direbus kembali,” tukas ibu 1 anak ini.

Kedelai yang digunakan Fitri untuk tahu buatannya menggunakan kedelai impor dan lokal yang diperoleh dari penjual di dusunnya. “Setiap hari bisa menghabiskan 40-60 kg kedelai untuk buat tahunya,” akunya.



Ia biasanya menjual 1 loyang tahu berukuran tebal dengan harga Rp 50 ribu atau Rp 10 ribu/3 buah dan Rp 40 ribu untuk tahu berukuran tipis atau Rp 5 ribu/7 buah. “Keuntungan buat tahu ini hitungannya, dalam 100 kg kedelai dapatnya bisa Rp 150 kg, nah yang 50 kg itu sudah keuntungan bersih kita setelah dipotong ini itu,” jelasnya.

Tahu buatannya biasa dijual sendiri oleh Fitri atau diambil oleh para langganannya langsung ke tempatnya. “Saya jualnya ke Rensing, Lombok Timur, soalnya kalau di Renteng sudah terlalu banyak yang jual dari sini. Orang juga sudah tahu bagaimana kualitas tahu Puyung, berani dijamin,” terangnya.

Hampir sama dengan yang diceritakan Fitri, Sumarni, produsen tempe di dusun ini, ia lebih menjual produknya di luar Pasar Renteng karena banyaknya saingan di sana. “Saya titip tempe buatan saya ke saudara yang jualan di Pasar Mujur. Kalau ke Renteng terlalu banyak yang jualan tahu-tempe disana,” ceritanya.

Setiap hari, ujarnya, dirinya bisa memproduksi sampai 40 kg kedelai untuk diolah menjadi tempe. “Prosesnya sebenarnya tidak sulit tetapi lama menunggu untuk fermentasinya, makanya harus produksi tiap hari agar dapat penghasilan,” kata Sumarni.

Ibu 3 anak ini melakukan pekerjaan seorang diri kecuali saat membungkus tempe, ia dibantu oleh iparnya. “Ada 2 ukuran yang saya buat, yaitu ukuran kecil dan ukuran besar. Tempe ukuran kecil segini cuman saya saja yang buat,” jelasnya.

Harga untuk tempe berukuran kecil biasa Rp 10 ribu/15 buah dan Rp 5 ribu/3 buah di pasaran. “Hasilnya cukuplah untuk makan sama biaya sekolah anak-anak soalnya kalau ndak buat begini, tak ada pekerjaan lainnya,” terang perempuan 27 tahun ini. (Uul Efriyanti Prayoba)
Share:

0 komentar:

VISITOR

YANG SAYANG ANDA LEWATKAN

Blog Archive