Hadrah khas Desa Sekarbela Kota Mataram NTB |
HADRAH adalah seni tari yang
merupakan salah satu bagian dari
kesenian dan kebudayaan yang kita miliki. Kita sebagai generasi penerus harus
mempertahankan keberadaan seni tersebut.
Di tengah banyaknya
muncul genre musik di tanah air membuat selera masyarakat pun ikut berubah.
Hingga membuat jenis musik musik tradisional pun mulai terlupakan dan bahkan
itu terlihat hanya di daerah daerah tertentu, di Sekarbela Kecamatan Sekarbela Kota Mataram, salah
satunya.
Sekarbela, selain terkenal
sebagai daerah pengolah emas, ternyata masyarakatnya tidak melupakan peninggalan nenek
moyang, khususnya hadrah.
Hadrah yang dalam
maknanya terkandung puisi puisi rakyat yang mempunyai unsur unsur keagamaan dan
bahkan kebudayan. Di Sekarbela
ternyata hadrah ini geluti oleh perkumpulan pemuda- pemuda yang dibimbing oleh
salah satu senior yang telah lama bergelut di bidang ini.
Sangat luar biasa
bukan, sederet pemuda yang masih menjunjung tinggi nilai agama dan budaya.
Dengan jumlah hampir 40 orang, dan dalam setiap penampilan menggunakan 20 orang
selaku pemain musik dan 9 orang sebagai penari ternyata mampu mengalihkan perhatian
penikmat tarian hadrah.
“Di mana ada hadrah
di situ ada saya,”
tutur
salah satu pecinta hadrah di Sekarbela.
Ketua Hadrah Arraisiyah
Sekarbela Yuspi, menuturkan, selain sebagai hobi,
hadrah juga memiliki nilai positif bagi para pemuda-pemuda sekitar. ‘’Karena dengan disibukkan
dengan hal seperti ini para pemuda pun tidak ada waktu untuk melakukan hal-hal
yang tidak bermanfaat,”
tuturnya, Rabu (10/8/2016).
Yuspi
menjelaskan, hadrah hadir di tengah-tengah masyarakat untuk
mengimbangi berbagai macam jenis musik yang kini banyak mempengaruhi masyarakat
hingga melupakan unsur budaya dan agama.
Dengan dukungan dari
berbagai macam kalangan, Hadrah Arraisiyah Skarbela kini mempunyai jam terbang
cukup padat, karena tidak jarang hadrah
ini diundang untuk mengisi berbagai macam jenis acara, seperti penyambutan tamu
(pejabat pemerintah), peringatan hari-hari besar Islam/nasional dan upacara perkawinan.
Dari segi alat musik
pun hadrah masih menggunakan alat-alat musik yang sederhana seperti rebana,
babun, tamborin dan ketipung. Tetapi,
dari setiap penampilan hadrah pun terkandung nilai agama, moral dan budaya yang
sangat kental hingga para pecinta hadrah pun takkan pernah bosan.
Hadrah Arraisiyah Sekarbela yang mulai didirikan sejak tahun 2012 ini
ternyata merupakan suatu perkumpulan yang independen. Bagaimana tidak, dari
segi dana kostum dan kebutuhan lainnya hanya didapatkan dari kontribusi masyarakat
sekitar. ‘’Jiwa muda yang penuh dengan kreasi seperti ini
seharusnya dapat wadah yang lebih layak guna mengembangkan jiwa kreativitas
dan karya karya anak bangsa,’’
harapnya. (Arifin Hamim)
0 komentar:
Post a Comment