Be Your Inspiration

Monday, 15 August 2016

Imbangi Seni Modern dengan Musik Hadrah

Hadrah khas Desa Sekarbela Kota Mataram NTB

HADRAH adalah seni tari yang merupakan  salah satu bagian dari kesenian dan kebudayaan yang kita miliki. Kita sebagai generasi penerus harus mempertahankan keberadaan seni tersebut.
Di tengah banyaknya muncul genre musik di tanah air membuat selera masyarakat pun ikut berubah. Hingga membuat jenis musik musik tradisional pun mulai terlupakan dan bahkan itu terlihat hanya di daerah daerah tertentu, di Sekarbela Kecamatan Sekarbela Kota Mataram, salah satunya.
Sekarbela, selain terkenal sebagai daerah pengolah emas, ternyata masyarakatnya tidak melupakan peninggalan nenek moyang, khususnya hadrah.  
Hadrah yang dalam maknanya terkandung puisi puisi rakyat yang mempunyai unsur unsur keagamaan dan bahkan kebudayan. Di Sekarbela ternyata hadrah ini geluti oleh perkumpulan pemuda- pemuda yang dibimbing oleh salah satu senior yang telah lama bergelut di bidang ini.
Sangat luar biasa bukan, sederet pemuda yang masih menjunjung tinggi nilai agama dan budaya. Dengan jumlah hampir 40 orang, dan dalam setiap penampilan menggunakan 20 orang selaku pemain musik dan 9 orang sebagai penari ternyata mampu mengalihkan perhatian penikmat tarian hadrah. “Di mana ada hadrah di situ ada saya, tutur salah satu pecinta hadrah di Sekarbela.
Ketua Hadrah Arraisiyah Sekarbela Yuspi, menuturkan, selain sebagai hobi, hadrah juga memiliki nilai positif bagi para pemuda-pemuda sekitar. ‘’Karena dengan disibukkan dengan hal seperti ini para pemuda pun tidak ada waktu untuk melakukan hal-hal yang tidak bermanfaat,” tuturnya, Rabu (10/8/2016).
Yuspi menjelaskan, hadrah hadir di tengah-tengah masyarakat untuk mengimbangi berbagai macam jenis musik yang kini banyak mempengaruhi masyarakat hingga melupakan unsur budaya dan agama.
Dengan dukungan dari berbagai macam kalangan, Hadrah Arraisiyah Skarbela kini mempunyai jam terbang cukup padat, karena tidak jarang hadrah ini diundang untuk mengisi berbagai macam jenis acara, seperti penyambutan tamu (pejabat pemerintah), peringatan hari-hari besar Islam/nasional dan upacara perkawinan.
Dari segi alat musik pun hadrah masih menggunakan alat-alat musik yang sederhana seperti rebana, babun, tamborin  dan ketipung. Tetapi, dari setiap penampilan hadrah pun terkandung nilai agama, moral dan budaya yang sangat kental hingga para pecinta hadrah pun takkan pernah bosan.
Hadrah Arraisiyah Sekarbela yang mulai didirikan sejak tahun 2012 ini ternyata merupakan suatu perkumpulan yang independen. Bagaimana tidak, dari segi dana kostum dan kebutuhan lainnya hanya didapatkan dari kontribusi masyarakat sekitar. ‘’Jiwa muda yang penuh dengan kreasi seperti ini seharusnya dapat wadah yang lebih layak guna mengembangkan jiwa kreativitas dan karya karya anak bangsa,’’ harapnya. (Arifin Hamim)
Share:

0 komentar:

VISITOR

YANG SAYANG ANDA LEWATKAN

Blog Archive