Be Your Inspiration

Tuesday, 9 August 2016

NTB Sukses Gelar Konferensi Internasional Ulama Dunia

 
Gubernur NTB TGH. M. Zainul Majdi dan peserta konferensi internasional ulama di Senggigi Lombok Barat. 
KONFERENSI internasional ulama dunia yang diselenggarakan di Lombok, NTB  berhasil menghasilkan sembilan rekomendasi yang disebut Deklarasi Lombok. Salah satu rekomendasinya adalah agar Liga Negara Muslim mendirikan pusat kajian terorisme, radikalisme dan sektarianisme, bekerjasama dengan Majelis Ulama Indonesia (MUI).
Hal tersebut dikatakan Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Bidang Hubungan Luar Negeri,  KH Muhyiddin Junaidi saat penutupan kegiatan tersebut di Hotel Sheraton Kawasan Wisata Senggigi, Lombok Barat, Senin (1/8/2016).
Selain itu,  lanjutnya, negara-negara Muslim harus membentuk komite yang mengontrol pelaksanaan seluruh rekomendasi yang dihasilkan oleh konferensi yang terdiri dari atas MUI, Pemprov NTB, Kementerian Agama Republik Indonesia dan liga negara muslim.
Rekomendasi selanjutnya, menyusun rencana strategis kontra terorisme, radikalisme dan sektarianisme yang terjadi di Asia, sebagaimana yang telah dilakukan oleh pemerintah beberapa negara Islam, bekerjasama dengan masyarakat internasional. Muslim World League (Liga Muslim Dinia) diharapkan untuk melakukan tindakan-tindakan yang tepat di dalam hal ini, bersama dengan pihak-pihak yang berkompeten. Mendukung pengajaran agama di negara-negara Asia, dengan mengembangkan sistem pembelajaran, atau mendirikan lembaga pendidikan Islam untuk menutupi kebutuhan masyarakat, dan memenuhi keperluan terhadap tenaga-tenaga pendidik atau imam-imam masjid yang mampu untuk menjelaskan tentang bahaya sikap radikal dan sektarian, serta mengukuhkan sikap moderat sebagai bagian dari ajaran Islam.
Selain itu mengajak ulama Islam agar menjalankan peran dan tanggung jawab mereka, untuk mengarahkan pemuda-pemuda umat dengan pemahaman yang benar tentang jihad, takfir, wala’ dan bara’ (loyalitas dan anti loyalitas), kedaulatan negara, kewajiban taat kepada pemimpin dan larangan melakukan makar, atau segala yang berkaitan dengan permasalahan seperti ini. Termasuk, meluruskan metodologi dakwah, sesuai konsep Islam, yaitu mendahulukan sikap bijaksana dan pengajaran yang baik.
Ulama Islam Dunia juga mengajak para pimpinan-pimpinan organisasi kemasyarakatan di negara-negara Asia untuk bekerjasama dengan lembaga-lembaga sosial Islam untuk mengadakan pelatihan-pelatihan imam dan dai. Membentuk forum komunikasi antar sesama lembaga Islam dalam tingkat internasional yang bertujuan menyatukan segala potensi yang dimiliki, di bawah koordinasi Muslim World League dan bekerjasama dengan institusi-institusi terkait.
Muhyiddin menambahkan, rekomendasi selanjutnya yakni membantu kaum muslim minoritas, khususnya di bidang pendidikan, agar dapat terhindar dari sikap ekstrem atau tindakan radikal dan konfrontasi dengan kelompok-kelompok masyarakat lainnya. Sehingga dapat lebih produktif untuk memberikan perbuatan yang terbaik bagi negaranya, dan membuktikan kesempurnaan agama Islam bagi orang lain. Serta mewujudkan perbaikan yang menyeluruh terhadap kondisi umat Islam, sehingga mampu memperlihatkan identitas keislaman yang utuh, dan memenuhi keperluan masyarakat di dalam memerangi kerusakan. Mempergunakan sumber daya alam dan manusia secara baik, demi mewujudkan keadilan, dan menjaga kehormatan kemanusiaan, serta keseimbangan antara hak dan kewajiban,”tambahnya.
Konferensi internasional ulama dunia ini diikuti oleh para ulama 13 negara di dunia dan ratusan ulama dari Indonesia. Kegiatan ini dihadiri Sekjen Muslim World League, Prof. Dr. Abdullah bin Abdul Muhsin al-Turki, Wakil Menteri Luar Negeri Indonesia, AM. Fachir, Gubernur NTB, Dr. TGH. M. Zainul Majdi dan lainnya. (*)


Share:

0 komentar:

VISITOR

YANG SAYANG ANDA LEWATKAN

Blog Archive