Wisatawan yang menyeberang menuju Gili Trawangan menggunakan boat atau fast boat lewat Pelabuhan Bangsal |
Banyaknya kapal cepat dari Bali ke
Trawangan dikeluhkan oleh sejumlah pelaku pariwisata. Hal ini dianggap tidak
benar. Sebab para pelaku pariwisata di Bali membuat paket tour Bali ke
Trawangan tanpa melibatkan pelaku pariwisata yang ada di NTB. Pemerintah daerah
dituntut untuk membatasi penyeberangan kapal cepat itu.
"Trawangan itu penuh dengan fast
boat dari Bali. Yang banyak promosikan Trawangan itu malah dari Bali. karena
banyak juga wisatawan yang dari Bali mau langsung ke Trawangan.
Pemerintah harus batasi ini," kata Safwan yang merupakan pramuwisata asal Kota Mataram.
Pemerintah harus batasi ini," kata Safwan yang merupakan pramuwisata asal Kota Mataram.
Ia juga melihat Trawangan sebagai
tempat pesta malam yang dipenuhi dengan wisatawan asing yang justru datang dari
Bali. Pemda dalam hal ini Dinas Kebudayaan dan Pariwisata NTB harus segera
mengambil tindakan untuk membatasi kedatangan wisman menggunakan kapal cepat
dari Bali menuju trawangan.
"Pemerintah harus bisa membatasi
ini. Jangan sampai malah Trawangan jadi milik Bali. Karena mereka yang
promosikan dan membuat paket wisata Bali Trawangan," kata Safwan.
Saat ini rata-rata setiap hari kapal
cepat dari Bali menuju Trawangan sebanyak 24 kapal. Untuk satu kapal berisi 60
orang wisatawan. Sehingga terdapat ribuan orang yang mendatangi Trawangan
setiap harinya melalui Bali.
"Itu memang benar. Karena para
wisatawan lebih senang kalau dari Bali bisa langsung ke Trawangan tanpa
melewati Bangsal. Karena tidak dikejar tukang tiketlah, guidelah dan yang
lainnya," kata Kepala Desa Trawangan, Taufik saat dikonfirmasi Suara NTB melalui telepon seluler,
Selasa (24/5/2016).
Taufik mengatakan jumlah kapal cepat
menuju Trawangan pada Selasa (24/5/2016) sebanyak 17 kapal. Masing-masing membawa
wisatawan sebanyal 60 orang. Sebagian besar wisatawan merupakan wisatawan asing
dari berbagai negara.
"Kita tetap pantau kedatangan
para turis ini. Karena mereka di sini kan nginap. Sementara kapalnya balik ke
Bali. Besok kapalnya datang lagi," ujarnya.
Melihat permasalahan tersebut, Kepala
Dinas Kebudayaan dan Pariwisata NTB H.L.Muh.Faozal, berencana akan mengubah
jalur kedatangan wisatawan yang datang menggunakan kapal cepat. Jangan sampai
ada persepsi bahwa Trawangan adalah milik Bali.
"Kita tidak akan batasi jumlah
kunjungan dari Bali ke Trawangan. Hanya saja kita akan ubah jalurnya. Nanti
yang mau ke Trawangan harus melalui Lombok dulu," kata Faozal.
Bukan hanya itu saja, semakin
banyaknya kafe yang beroperasi di Trawangan juga dianggap semakin mengganggu.
Nyaris tidak ada tempat duduk bagi wisatawan untuk menikmati suasana Trawangan.
Sebab semua tempat sudah dijadikan kafe.
"Wisatawan tidak bisa duduk
santai. Karena kalau duduk ditawari minum sama pemilik kafe. Tidak ada ruang
terbuka hijau disana. Semua dibuat kafe dan penginapan," ujar Safwan.
Para pelaku pariwisata menuntut agar
Pemerintah Daerah baik provinsi maupun kabupaten bisa membatasi aktivitas
pariwisata dari Bali menuju Trawangan yang menggunakan kapal cepat. Jika tidak
maka jumalh wisatawan akan semakin menjamur. Sehingga jumlah antara wisatawan
dan kapasitas gili menjadi tidak seimbang. Hal ini juga berkaitan dengan
kebersihan, keamanan dan banyak lainnya. (lingga)
0 komentar:
Post a Comment