Be Your Inspiration

Wednesday, 11 May 2016

Rinjani Segera Dinilai Tim Assessor, Sampah Masih Berserakan

Sampah di Gunung Rinjani masih berserakan. Tampak pendaki
sedang memungut sampah. (dok. Sahmat Darmi)
Rencana penyematan status global geopark untuk kawasan Taman Nasional Gunung Rinjani (TNGR) sudah mencapai tahap akhir. Tim assessor dari UNESCO yang hendak melakukan assessment akan segera datang, sementara sampah di kawasan wisata minat khusus tersebut masih berserakan.

Sejak Kamis (5/5/2016) hingga Minggu (8/5/2016) di lapangan, sejumlah ruas jalur pendakian serta lokasi peristirahatan bagi para pendaki masih dijejali sampah. Sampah yang berserakan bisa dilihat di sepanjang jalan jalur pendakian dari arah sembalun menuju
pelawangan. Serakan sampah juga masih padat khususnya di lokasi perkemahan yakni di tepi Danau Segara Anak. Selain demikian, hampir di seluruh posko peristirahatan yang disediakan juga selama ini masih dijejali sampah.

Jenis sampah yang ditemukan antara lain, sampah plastik, limbah makanan, kaleng atau botol bekas minuman, puntung rokok dan bungkusnya, serta kaleng tabung gas yang digunakan untuk memasak oleh sebagian pendaki.

Para pendaki yang tidak sadar mengenai arti penting kelestarian lingkungan serta dampak fatal membuang sampah secara sembarangan, nampaknya terkesan mengabaikan bermacam imbauan. Sebagian pendaki yang tak ramah lingkungan, meski telah dibekali kantong plastik oleh petugas TNGR sebagai wadah menampung sampah mereka, tetap membuang sampah secara sembarangan.
Porter di Gunung Rinjani. (dok. Sahmat Darmi)

Sejumlah pendaki, terutama wisatawan asing yang memiliki empati terhadap lingkungan mengaku kecewa melihat kondisi di Rinjani. Sebut saja misalnya Naro Alexis, lelaki pendaki blasteran Swiis - Italia di Pos Ekstra, Jumat (6/5/2016). Nora yang pandai berbahasa Indonesia ini mengakui bahwa Rinjani merupakan tempat wisata paling menakjubkan. Selain karena pemandangannya yang mempesona, ia juga merasa sangat tertantang dengan jalurnya yang lumayan ekstrim. Hanya saja, ia sangat menyayangkan ketika menemukan sampah yang begitu berserakan.

“Kalau dibanding dengan Gunung Semeru, saya masih lebih suka yang ini (Rinjani, red). Hanya saja yang membuat saya kecewa itu adalah sampahnya. Berserakan dimana – mana,” katanya di sela – sela beristirahat di antara bukit penyesalan – Pelawangan Sembalun.

Di sisi lain, Tim Penjelajah yang melakukan aksi clean up di kawasan setempat, mulai dari lokasi perkemahan di tepi danau sampai pada Jebak Gawah jalur pendakian Senaru berhasil mengumpulkan sekitar 10 kg sampah plastik. Itu pun, tim yang melakukan clean up tidak membawa turun sampah yang ada di setiap posko peristirahatan. Sampah yang berserakan di setiap posko hanya dikumpulkan sehingga kawasan setempat tetap terlihat asri.


Ketua Tim Penjelajah, Ahmad Herkiandi mengemukakan, pemerintah harus mengambil langkah tegas untuk menyikapi persoalan ini. Bila tidak, maka dari tahun ke tahun kondisi di kawasan setempat akan selalu sama, bahkan bisa lebih parah. Ia menyarankan agar pemerintah membangun kesadaran mengenai dampak fatal kerusakan lingkungan akibat sampah secara massif. 

Sebab, ia berkeyakinan bahwa alam selalu memiliki cara tersendiri dalam memberikan teguran. Untuk mengantisipasi timbulnya teguran – teguran yang tidak diinginkan, maka tiap individu maupun kelompok harus berupaya untuk saling mempengaruhi demi terciptanya kesadaran mengenai bagaimana melestarikan lingkungan sesungguhnya, khususnya di kawasan gunung mapun tempat – tempat pariwisata lainnya.  (Met/SN)
Share:

0 komentar:

VISITOR

YANG SAYANG ANDA LEWATKAN

Blog Archive