Peresean Lombok |
Peresean merupakan atraksi seni beladiri yang berkembang di tengah
masyarakat suku Sasak Lombok. Olahraga tradisional ini memiliki nilai historis yang
tinggi, yang tak lekang hingga sekarang. Seni beladiri yang satu ini merupakan bagian dari cara masyarakat suku Sasak
untuk berolahraga. Seni peresean melibatkan dua pepadu (petarung) yang berpacu
memenangkan kompetisi. Kedua pepadu bertanding dalam beberapa ronde laiknya
olahraga tinju. Bedanya, saat bertanding masing - masing pepadu dipersenjatai
kayu rotan (penjalin) sebagai alat pemukul.
Di samping itu, mereka juga dibekali Ende (semacam tameng) sebagai alat perlindungan.
Di samping itu, mereka juga dibekali Ende (semacam tameng) sebagai alat perlindungan.
Peresean di Pulau Lombok banyak digelar kompetisi. Misalnya, seperti Kompetisi Peresean yang digelar oleh kelompok pemuda paguyuban kesenian
di Lingkungan Dasan Sari, Kelurahan Kebon Sari, Kecamatan Ampenan. Kompetisi
dilakukan sejak Sabtu (14/5/2016) hingga Sabtu (21/5/2016) di Lapangan Olahraga Futsal - Poonar - Jalan Udayana tersebut
melibatkan para pepadu se-Pulau Lombok.
Peresean Lombok |
Ketua Panitia Gelar Budaya
Presean, Harun Jayadi, menjelaskan, seni beladiri yang satu ini memiliki makna dan nilai filosofi
yang tinggi. Konon, kata Harun, atraksi peresean menjadi kegiatan yang wajib
diselenggarakan pada musim kemarau. Menurut orang - orang tua terdahulu,
pagelaran kompetisi tersebut merupakan bagian dari penanda akan segera tibanya
musim hujan. "Peresean ini dulunya diselenggarakan setiap musim kemarau. Peresean
juga diyakini sebagai ajang meminta datangnya hujan. Tandanya, kalau sudah ada
pepadu yang terluka di bagian kepala itu tandanya musim hujan akan segera
tiba," tuturnya.
Kompetisi peresean perdana yang diselenggarakan Kelompok Pemuda Dasan Sari
tersebut juga diniatkan sebagai ajang regenerasi pepadu. Dalam pertandingan,
beberapa pepadu cilik dilibatkan untuk bertanding secara sportif. Tidak ada
dendam yang timbul di antara masing - masing pepadu meski bertarung secara
sengit di dalam arena.
"Pagelaran peresean yang sekarang ini kita harap dapat menjadi ajang
regenerasi pepadu. Disini banyak kita libatkan pepadu - pepadu cilik yang siap
bertanding secara sportif. Dan dari pertarungan ini, tidak ada rasa dendam yang
dibawa sampai keluar lapangan," katanya.
Semua pepadu, pada prinsipnya memegang teguh nilai persaudaraan antar
sesama. Bahkan selepas bertarung, para pepadu harus saling berjabat tangan
sembari berpelukan. Tujuannya untuk meleburkan rasa bersalah antar satu dengan
lainnya.
Terkadang, kegiatan adu otot demi memenangkan pertarungan tersebut menjadi
sarana membangun dan mempererat tali silaturahmi. Tidak sedikit diantara para
pepadu mulai menjalin persahabatan setelah bertarung di arena presean. Kegiatan
presean kemudian menjadi penyambung tali persaudaraan antar sesama. "Dari aktivitas ini bahkan mulai terjalin persahabatan yang betul -
betul erat. Kita bisa saksikan pepadu yang bertarung di arena presean dengan
begitu sengit. Namun setelah pertandingan selesai, mereka melebur dan menyatu
menjadi sahabat sejati yang sulit terpisahkan," tandasnya. (Mamet Suara NTB)
0 komentar:
Post a Comment