Be Your Inspiration

Tuesday, 17 May 2016

Peresean Seni Beladiri Lombok yang Tak Tergerus Zaman


Peresean Lombok
Peresean merupakan atraksi seni beladiri yang berkembang di tengah masyarakat suku Sasak Lombok. Olahraga tradisional ini memiliki nilai historis yang tinggi, yang tak lekang hingga sekarang. Seni beladiri yang satu ini merupakan bagian dari cara masyarakat suku Sasak untuk berolahraga. Seni peresean melibatkan dua pepadu (petarung) yang berpacu memenangkan kompetisi. Kedua pepadu bertanding dalam beberapa ronde laiknya olahraga tinju. Bedanya, saat bertanding masing - masing pepadu dipersenjatai kayu rotan (penjalin) sebagai alat pemukul. 
Di samping itu, mereka juga dibekali Ende (semacam tameng) sebagai alat perlindungan.

Peresean di Pulau Lombok banyak digelar kompetisi. Misalnya, seperti Kompetisi Peresean yang digelar oleh kelompok pemuda paguyuban kesenian di Lingkungan Dasan Sari, Kelurahan Kebon Sari, Kecamatan Ampenan. Kompetisi dilakukan sejak Sabtu (14/5/2016) hingga Sabtu (21/5/2016) di Lapangan Olahraga Futsal - Poonar - Jalan Udayana tersebut melibatkan para pepadu se-Pulau Lombok.
Peresean Lombok

Ketua Panitia Gelar Budaya Presean, Harun Jayadi, menjelaskan, seni beladiri yang satu ini memiliki makna dan nilai filosofi yang tinggi. Konon, kata Harun, atraksi peresean menjadi kegiatan yang wajib diselenggarakan pada musim kemarau. Menurut orang - orang tua terdahulu, pagelaran kompetisi tersebut merupakan bagian dari penanda akan segera tibanya musim hujan. "Peresean ini dulunya diselenggarakan setiap musim kemarau. Peresean juga diyakini sebagai ajang meminta datangnya hujan. Tandanya, kalau sudah ada pepadu yang terluka di bagian kepala itu tandanya musim hujan akan segera tiba," tuturnya.

Kompetisi peresean perdana yang diselenggarakan Kelompok Pemuda Dasan Sari tersebut juga diniatkan sebagai ajang regenerasi pepadu. Dalam pertandingan, beberapa pepadu cilik dilibatkan untuk bertanding secara sportif. Tidak ada dendam yang timbul di antara masing - masing pepadu meski bertarung secara sengit di dalam arena.

"Pagelaran peresean yang sekarang ini kita harap dapat menjadi ajang regenerasi pepadu. Disini banyak kita libatkan pepadu - pepadu cilik yang siap bertanding secara sportif. Dan dari pertarungan ini, tidak ada rasa dendam yang dibawa sampai keluar lapangan," katanya.

Semua pepadu, pada prinsipnya memegang teguh nilai persaudaraan antar sesama. Bahkan selepas bertarung, para pepadu harus saling berjabat tangan sembari berpelukan. Tujuannya untuk meleburkan rasa bersalah antar satu dengan lainnya.

Terkadang, kegiatan adu otot demi memenangkan pertarungan tersebut menjadi sarana membangun dan mempererat tali silaturahmi. Tidak sedikit diantara para pepadu mulai menjalin persahabatan setelah bertarung di arena presean. Kegiatan presean kemudian menjadi penyambung tali persaudaraan antar sesama. "Dari aktivitas ini bahkan mulai terjalin persahabatan yang betul - betul erat. Kita bisa saksikan pepadu yang bertarung di arena presean dengan begitu sengit. Namun setelah pertandingan selesai, mereka melebur dan menyatu menjadi sahabat sejati yang sulit terpisahkan," tandasnya. (Mamet Suara NTB)

Share:

0 komentar:

VISITOR

YANG SAYANG ANDA LEWATKAN

Blog Archive