Bekas benteng Jepang di Sekotong |
Ketika menjajah Indonesia, ekspansi Jepang meluas hingga ke
pelosok. Konon, ekspansi Jepang pada
masa itu meluas hingga ke Pulau Lombok. Beberapa lokasi strategis pun sempat
dikuasai untuk dijadikan markas pertahanan menangkal serangan dari pihak musuh.
Jejak-jejak peninggalan tentara Jepang itu masih ada di
pesisir pantai bagian Barat Sekotong. Tepatnya di Desa Batu Putih, Kecamatan
Sekotong, Lombok Barat (Lobar).
Konon lokasi ini menjadi pertahanan Jepang pada zaman itu. Di sini terdapat beberapa peninggalan bersejarah pada zaman penjajahan Jepang yang bisa ditemukan berupa senjata meriam, benteng, gua tempat penyimpanan senjata dan gudang penyimpanan beras. Bukti sejarah itu, masih ada sampai saat ini.
Konon lokasi ini menjadi pertahanan Jepang pada zaman itu. Di sini terdapat beberapa peninggalan bersejarah pada zaman penjajahan Jepang yang bisa ditemukan berupa senjata meriam, benteng, gua tempat penyimpanan senjata dan gudang penyimpanan beras. Bukti sejarah itu, masih ada sampai saat ini.
Ada juga jalan setapak mengitari tebing laut sepanjang
hampir tiga kilometer yang konon dibangun pada saat itu. Jalan ini menghubungkan
bagian pantai dengan dataran tinggi tempat senjata ini.
Untuk menuju tempat ini harus melalui kondisi terjal dan berbatu mengitari
lereng gunung. Medan yang dilalui sangat
sulit sebelum tiba di lokasi sejumlah peninggalan bersejarah itu. Menuju ke lokasi senjata ini, para pengunjung bisa
melalui beberapa jalur. Beberapa jalur ini kerap dilalui oleh masyarakat
mencari kayu.
Sisa Meriam Jepang yang tersisa di Sekotong Lombok Barat |
Di tengah perjalanan, persis di pinggir laut ditemukan
tembok dari bebatuan yang tersusun rapi seperti berbentuk benteng. ‘’Ini konon
benteng pertahanan penjajah,’’ terang Abdul Siri sesepuh Desa Pelangan yang
turut serta dalam rombongan tersebut.
Bangunan benteng ini berukuran sekitar lima meter lebih
dengan bentuk bangunan persegi. Namun akibat tak terawat, sejumlah bebatuan mulai
ambruk. Tak jauh dari benteng itu, ada
bangunan segi empat. Tempat ini, konon menjadi lokasi eksekusi mati tahanan dan
para warga pribumi oleh tentara penjajah. Bangunan ini, sekarang tak terlihat, karena ditumbuhi semak belukar
lebat.
Melanjutkan perjalanan ke lokasi senjata meriam, rombongan
disuguhkan medan berat dan menantang. Jalur ini sepertinya cocok untuk jalur trekking,
karena di samping medannya cukup terjal juga di bawah bukit terdapat
pemandangan laut yang indah. Jika penjelajah melihat ke bawah, rasa lelah pun
akan hilang. Menempuh menempuh perjalanan panjang dengan medan terjal,
akhirnya ditemukan lokasi senjata meriam dimaksud.
Sisa meriam Jepang di Sekotong yang masih tersisa dari penjarahan |
Senjata meriam itu tampak kokoh berdiri dipinggir tebing.
Senjata ini sepertinya sengaja dibangun menjorok ke laut, tujuannya agar
mempermudah menyerang musuh melalui jalur laut. ‘’Di kawasan ini, ada enam buah
senjata meriam. Namun yang masih utuh hanya dua unit sedangkan sisanya hilang diduga
dijarah,’’duga Siri.
Meriam Jepang Banyak Dijarah
Beberapa peninggalan bersejarah pada zaman penjajahan Jepang
seperti senjata meriam ditemukan. Namun
sangat disayangkan, peninggalan sejarah ini tak terawat. Senjata meriam ini, justru
dibiarkan dijarah oleh oknum tak bertanggung jawab.
Anak-anak bermain di meriam peninggalan Jepang di Sekotong Lombok Barat |
Di bagian dinding senjata itu, tertera indentitas senjata
itu. Senjata berupa meriam itu, merupakan buatan Jerman sekitar tahun 1901.
Bagian cerobong senjata masih utuh, hanya saja sebagian komponen sejata ini
terlihat tidak ada di tempat karena ulah tangan jahil. ‘’Ini pasti ulah tangan
tidak bertanggung jawab,’’ kata Abdul Siri Petugas relawan Tagana NTB tersebut.
Senjata ini konon merupakan peninggalan penjajah Jepang pada
perang dunia II. Menurutnya, tidak hanya senjata ini saja di kawasan tersebut.
Namun ada senjata lain yang belum ditemukan. Untuk melestarikan keberadaannya,
di samping sebagai lokasi tujuan wisata ia berharap agar Pemkab Lobar melakuan
pemugaran peninggalan tersebut. Jangan sampai peninggalan bersejarah ini lenyap
begitu saja, karena tak diurus pemerintah.
Pihaknya sendiri telah bersurat ke Dinas Kebudayaan dan
Pariwisata NTB termasuk ke Gubernur NTB dan
pihak terkait lainnya namun belum ada respons. Ia meminta agar Pemda melakukan
pemagaran agar peninggalan bersejarah itu terjaga. Abdul Siri juga mengusulkan
agar dibangun akses jalan untuk memudahkan pengunjung ke tempat bersejarah itu.
Beberapa senjata meriam ditemukan tidak utuh lagi karena bagian cerobong
senjatanya dicuri oknum warga. Selain itu, sejumlah komponen banyak yang tidak
utuh lagi.
Terpisah, Kades Batu Putih menyatakan, senjata meriam yang ada di kawasan itu hanya tinggal empat unit. Itupun hanya ada dua yang masih utuh sedangkan sisanya entah kemana. Terkait keberadaan peninggalan Jepang itu, pihak yang berwenang seharusnya mengelolanya dengan baik. ‘’Ini kawasan yang dikelola BKSDA dan seharusnya situs bersejarah itu juga menjadi bagian yang harus diperhatikan,’’ ujarnya. (Heru Lombok Barat)
0 komentar:
Post a Comment