H. Fahri Hamzah saat menghadiri Seminar BEM Se Indonesia di Universitas Mataram, Rabu (6/4/2016) |
Fahri Hamzah, SE, tidak tinggal diam atas
keputusan DPP PKS yang mencabut keanggotaannya dari partai. Ia
pun langsung melakukan perlawanan balik dengan melayangkan gugatan hukum ke pengadilan
atas keputusan pemberhentiannya sebagai anggota partai yang telah ia dirikan
itu.
“Negara ini adalah negara hukum, bukan negara kekuasaan dan hukum bertujuan untuk melindungi masyarakat. Nah saya sebagai warga negara memiliki hak untuk diperlakukan adil. Untuk itulah saya memutuskan menuntut partai, karena partai telah melakukan kebohongan publik tentang klarifikasi yang pernah dilakukan terhadap saya,” ujar Fahri saat ditemui di Mataram, Rabu (6/3/2016).
“Negara ini adalah negara hukum, bukan negara kekuasaan dan hukum bertujuan untuk melindungi masyarakat. Nah saya sebagai warga negara memiliki hak untuk diperlakukan adil. Untuk itulah saya memutuskan menuntut partai, karena partai telah melakukan kebohongan publik tentang klarifikasi yang pernah dilakukan terhadap saya,” ujar Fahri saat ditemui di Mataram, Rabu (6/3/2016).
Fahri menilai bahwa pengurus DPP PKS sudah melakukan
kesalahan besar dengan memecatnya. Lebih-lebih tindakan pemecatan yang
dilakukan padanya itu hanya didasarkan pada kebohongan.
Dalam pemberhentiannya sebagai
anggota partai, seharusnya banyak mekanisme yang harus dilewati.
Ia menyebut salah satu penyimpangan yang dilakukan
oleh DPP PKS, bahwa sebelumnya tidak pernah ada pembicaraan diinternal partai
terkait dengan pemecatannya. Padahal segala bentuk permasalahan di dalam
internal partai selalu dibicarakan secara internal.
Lebih lanjut ditegaskan oleh mantan ketua KAMMI itu, bahwa
langkah hukum yang ia tempuh bukan sebagai bentuk sikap kebenciannya pada
partai. Tetapi ia hanya melawan pengurus partai yang sudah melakukan
penyimpangan hukum terhadap hak-haknya. Seperti menghukum gaya bicara orang,
sopan santun dan perbedaan pendapat.
“Saya tidak benci pada partai, karena saya ini adalah
deklarator partai, bahkan setengah dari hidup saya, saya habiskan untuk partai.
Tetapi saya melawan orang-orang itu supaya tidak semena-mena menghukum orang,”
terangnya.
Disinggung apakah ada skenario besar yang sengaja
sudah disiapkan dibalik pemecatannya sebagai kader PKS. Fahri hanya mengaku dirinya tidak mengetahui
ada siapa dan apa dibalik pemecatannya. Tetapi yang ia tahu bahwa ia hanya
menuntut keputusan pengurus partai yang telah merampas hak politik saya. (hiswandi)
0 komentar:
Post a Comment