Seniman dari berbagai negara saat berkolaborasi menampilkan kreasinya di Wisma Daerah Sabtu (9/4/2016) malam. |
Bambang Besuc mengawali pertunjukan dengan “Mantra Suara”. Dilanjutkan dengan seniman ternama asal Sumbawa, Dinullah Rayes membacakan puisi Isi Surakarta.
Kemudian Musik Celtik yang dipersembahkan Anita dan Kate. Berlanjut ke Timbila (Aron Silva-Mozambik). Tak kalah menarik musik etnik Sumbawa juga ditampilkan, yakni Gambus Pesisir Tarano. Semakin semarak dengan pertunjukan 16 seniman yang berkolaborasi. Kegiatan tersebut berakhir dengan pertunjukan dari Mustafa Daood, dari Debu.
Dalam kesempatan tersebut, Sultan Muhammad Kaharuddin IV menyampaikan Pasatotang Adat. Disampaikannya, peringatan Tambora merupakan momentum untuk Pulau Sumbawa. Dalam pernyataan budayanya untuk bisa dikenal. Tidak hanya nasional, tetapi harus di tingkat Internasional.
Momentum ini, Teluk Saleh akan dilestarikan bersama-sama dengan pemerintah daerah di Pulau Sumbawa. Sebagai gong keberdaan Pulau Sumbawa atas adanya suatu pernyataan budaya.
“Kalau sekiranya Pulau Sumbawa ini akan dijadikan sebagai suatu tempat pembangunan, hendaknya investor-investor yang datang harus melakukan pendekatan kultural (budaya). Maka masyarakat kita juga akan berkomunikasi dengan investor dengan bahasa budaya juga,” pesan Sultan.
Dengan demikian kata Sultan, Insya Allah hubungan yang terbangun bisa bersinergi antara semua pihak. Hal ini dapat terjadi apabila dua etnis di Sumbawa membangun hubungan kultural yang jernih, dan saling menghormati meski dengan perbedaan. Tentunya memahami perbedaan, tetap mengedepankan kesetaraan antarsesama.
Sementara Wakil Bupati Sumbawa, Drs. H. Mahmud Abdullah menyampaikan, kegiatan ini dirangkaikan dengan pembukaan Festival Pesona Tambora di Provinsi. Disebutkannya, Sumbawa memiliki banyak pesona, namun masih kurang dikenal di luar. Dengan adanya kegiatan ini, diharapkan bisa bersinergi membangun Sumbawa kedepan, NTB, bahkan Indonesia. “Kami berharap orang luar bisa mengenal Sumbawa,’’ katanya.
Sumbawa sebut wabup, memiliki 63 pulau-pulau kecil. Semua pulau tersebut masih perawan. Diharapkan, semua yang hadir dalam kegiatan dapat memperkenalkan ke luar. “Pasatotang Adat dari Sultan, inilah yang menjadi pegangan kami. Pulau-pulau ini kita kelola bersama-sama dengan melibatkan masyarakat. Makanya setiap investor yang masuk supaya dapat merangkul masyarakat. Kalau membangun pulaunya, bangun juga masyarakatnya. Itulah harapan kami,” tukasnya. (indra)
0 komentar:
Post a Comment