Duta Besar Indonesia untuk Swiss Linggawati Hakim didampingi Kepala Disbudpar NTB H. L. Moh. Faozal meninjau lokasi pembangunan Politeknik Pariwisata di Lombok Tengah, Senin (4/4/2016) |
"Model pendidikan di Swiss bisa diadopsi terkait
aktivitas belajarnya atau disiplinnya. Nanti Swiss akan bantu untuk TOT dan
sejumlah pelatihan untuk tenaga pengajar," kata Kepala Dinas Kebudayaan
dan Pariwisata NTB H. Lalu Moh. Faozal S.Sos, M.Si.
Pada bulan Juni Politeknik akan membuka pendaftaran untuk
mahasiswa baru yang ingin belajar dalam bidang pariwisata. Akan diterima
sebanyak 120 mahasiswa dengan empat program studi. Diharapkan para calon
mahasiswa dapat mendaftar dan bisa menempuh pendidikan tentang kepariwisataan
di tengah berkembangnya pariwisata di NTB saat ini.
Faozal mengatakan bahwa tanggapan dari Linggawati Hakim
cukup baik. Terlebih calon rekanan yang akan membantu model pendidikan
kepariwisataan di NTB juga memberikan tanggapan yang baik. Sebab potensi yang
dimiliki oleh politeknik ini cukup baik. Dimasa mendatang akan melahirkan
sejumlah lulusan terbaik yang akan bekerja di bidang pariwisata di NTB maupun
di luar daerah bahkan di luar negeri.
Pembangunan Politeknik Pariwisata ini akan dilakukan oleh
Kementerian Pariwisata (Kemenpar) yang akan segera dieksekusi dalam waktu dekat
ini. Lahan telah disediakan seluas 23 hektar. Anggarannya pun telah disediakan
mencapai Rp 70 miliar. Dengan rincian Rp 50 miliar untuk pembangunan fisik dan
Rp 20 miliar untuk operasional.
“Sekolah politeknik pariwisata negeri ini kita bangun
dengan tujuan agar kita bisa menyiapkan sumber daya manusia kita pada bidang
perhotelan, travel dan sebagainya. Kita sengaja mengambil lokasi dekat dengan KEK manadalika, malahan kita mau lokasinya di Mandalika tapi terkendala lahan,”
kata Faozal.
Saat ini Pemda dalam hal ini Disbudpar tengah
mempersiapkan semua hal yang sekiranya dibutuhkan untuk pembangunan sekolah
tersebut. Sehingga dalam pelaksanannya dapat berjalan sesuai dengan rencana.
Agar dapat dimanfaatkan secepat mungkin. Sebab kebutuhan akan tenaga pada
bidang pariwisata cukup tinggi. Terlebih dengan semakin terkenalnya pariwisata
di NTB saat ini.
Kehadiran politeknik pariwisata ini diharapkan dapat
memeuhi kebutuhan akan tenaga pada bidang pariwisata terutama di NTB. Sehingga
tidak perlu mendatangkan orang dari luar negeri untuk mengelola pariwsiata di NTB
seperti yang terjadi saat ini. Hampir semua sektor pariwisata dikuasai oleh
orang asing. Akibatnya orang lokal hanya bisa duduk gigit jari. Hal itu
disebabkan karena kurang kompetennya orang lokal dalam mengelola kepariwisataan
di NTB, terutama dalam bidang perhotelan.
“Di tanah seluas 23 hektar itu nanti akan ada hotel dan
restorannya, pokoknya fasilitasnya lengkap. Sehingga bisa belajar dengan baik
dan menjadi tenaga kerja handal dalam bdiang pariwisata,” kata Faozal.
Politeknik Pariwisata Lombok rencananya akan mulai
menerima mahasiswa baru Juni mendarang. Untuk tempat perkuliahan sementara akan
digunakan bekas tempat perkuliahan praja IPDN di kantor BKD dan Diklat NTB.
Di tempat yang sama, President and Chairman of the Board of Director IMI Switzerland, Heinz Charles Burki, menegaskan komitmen untuk membantu pengembangan Politeknik Pariwisata Negeri Lombok. “Ini sudah menjadi komitmen pemerintah kami untuk membantu Pemerintah Indonenesia,” ujarnya. (linkir)
0 komentar:
Post a Comment