Gubernur NTB TGH. M. Zainul Majdi menerima Direktur Eksekutif Millenium Challenge Account-Indonesia (MCA-I) Bonaria Siahaan, Selasa (12/4/2016). |
Gubernur
NTB Dr. TGH. M. Zainul Majdi menerima Direktur Eksekutif Millennium Challenge Account-Indonesia (MCA-I) Bonaria Siahaan
beserta rombongan di Pendopo
Timur Gubernur NTB, Selasa (12/4). Pada kesempatan ini,
Gubernur NTB siap mendukung penuh terkait hal-hal baik yang dilakukan oleh
MCA-I.
‘’Mudah-mudahan
program yang dirancang oleh MCA-I berhasil dilaksanakan di NTB,’’ ujar Kepala
Biro Humas dan Protokol Setda NTB H. Yusron Hadi, ST, MUM, mengutip ucapan
gubernur, Selasa (12/4/2016).
Selain
itu, ungkapnya, berdasarkan tes acak, remaja perempuan di NTB banyak yang
terkena anemia. Kekurangan anemia, menurut para ahli secara akumulatif akan
mempengaruhi kondisi kematangan reproduksi yang nantinya berpengaruh pada
kemampuan beradaptasi pada kondisi saat melahirkan.
‘’Jadi,
kematian ibu dan anak gizi buruk disebabkan oleh kekurangan gizi pada saat
remaja. Oleh karena itu, masalah di hulu harus kita benahi untuk menghasilkan
generasi yang sehat,” ujarnya.
Gubernur,
lanjutnya, mengharapkan, agar proyek yang dilakukan MCA-I tidak mengganggu
sistem yang telah ada di masyarakat. ‘’Jika ada hal-hal yang bertentangan
dengan sistem di masyarakat harus diberikan kompensasi agar tidak menimbulkan
masalah sosial,” harapnya.
Sementara
Bonaria Siahaan menyampaikan beberapa kegiatan utama MCA-I di NTB sepanjang 2
tahun terakhir. Tahun 2016 ini, ujarnya, MCA-I akan mulai memperkenalkan
metode-metode procurement sesuai
dengan anjuran Presiden RI Joko Widodo yang ingin mendorong infrastructure development melalui
pendekatan Public Private Partnership
(PPP).
Apalagi
NTB, katanya, merupakan salah satu provinsi yang melaksanakan 3 Project Compact MCA-I, yaitu kesehatan,
modernisasi pengadaan dan kemakmuran hijau. Modernisasi pengadaan akan
dilaksanakan di tingkat provinsi, sedangkan kesehatan dan gizi adalah program
untuk mengurangi pertumbuhan terhambat pada anak-anak.
“Project Stunting (tinggi badan di bawah
rata-rata) dilaksanakan di 11 provinsi,
salah satunya di Provinsi NTB dan untuk di Provinsi NTB akan dilaksanakan di delapan
kabupaten,” jelas Bona – sapaan akrabnya.
Tidak
hanya itu, pertumbuhan terhambat (stunting)
pada anak-anak dalam jangka panjang akan menimbulkan dampak, seperti defisiensi
fisik dan tingkat intelegensia. “Tentu hal ini akan mempengaruhi kualitas SDM
ke depannya, karena kecenderungan orang yang mengalami pertumbuhan terhambat
akan memiliki penyakit degenaratif,” tambahnya.
Salah
satu penyebab stunting adalah
sanitasi yang buruk atau kurangnya ketersediaan air bersih. Dari 74.000 desa
yang ada di seluruh Indonesia hanya 10% yang memiliki sanitasi baik.
Sekarang
ini, ujarnya, MCA-I sedang mematangkan exit
strategy untuk keberlanjutan proyek di masa depan, jika proyek ini
berakhir. Harapannya model penyelarasan pemberdayaan masyarakat yang baik dapat
terus berlanjut di masa yang akan datang. (*)
0 komentar:
Post a Comment