Gubernur NTB, Dr. TGH. M. Zainul Majdi |
Gubernur NTB, Dr.
TGH. M. Zainul Majdi meminta bupati/walikota di daerah ini untuk memangkas
regulasi-regulasi yang dapat menghambat pengembangan sektor pariwisata. Ia
mengharapkan, Pemda kabupaten/kota jangan terlalu banyak membuat regulasi yang
menyulitkan tumbuhnya sektor pariwisata termasuk ekonomi kreatif termasuk di masing-masing
kabupaten/kota di NTB.
“Kita Pemda,
bagian kita adalah memfasilitasi. Saya minta bupati/walikota, agar untuk sektor
pariwisata ini minimkanlah regulasi di tingkat kabupaten/kota,’’ harap gubernur
dihadapan bupati/walikota yang hadir pada pembukaan Musrenbang NTB 2016 di
Mataram, Senin (4/4/2016).
“Kalau ada regulasi baik itu keputusan gubernur. Keputusan bupati/walikota, Perda di tingkat provinsi atau kabupaten/kota atau bahkan surat-surat edaran yang menyulitkan, mempersempit ruang-ruang masyarakat atau menambah beban masyarakat. Maka hal-hal yang menyulitkan ini kita hilangkan. Kalau tak bisa sekaligus, kita hilangkan secara bertahap,” tambahnya.
Gubernur
mengatakan, bisa jadi PAD kabupaten/kota tidak akan meningkat atau melejit
secara signifikan dalam waktu singkat. Namun, hal itu akan melejitkan
pertumbuhan ekonomi. Dengan memangkas regulasi-regulasi yang menyulitkan itu
oleh jadi persentase PAD yang masuk dalam APBD masing-masing kabupaten/kota
tidak besar. Artinya, Pemda masih menyandarkan APBD pada Dana Alokasi Umum
(DAU) dan dana perimbangan tetapi pertumbuhan ekonomi akan meningkat.
“Pengangguran
menurun, itu menurut saya suatu kesuksesan bagi seorang kepala daerah. Tidak
semata dari ukuran PAD. Tentu kalau keduanya berjalan, seiring itu bagus
sekali. Tapi kalau boleh memilih maka saya minta bupati/walikota, pilihlah
untuk memberikan fasilitasi seluas-luasnya. Kemudahan sebanyak-banyaknya. Agar ekonomi tumbuh,
kemudian pengangguran menurun walaupun PAD kita tidak meningkat secara signifikan,”ujarnya.
Orang nomor satu
di NTB ini meminta bupati/walikota dalam membuat regulasi supaya tidak menyulitan
masyarakat. Di samping itu, regulasi-regulasi yang sudah ada diminta untuk
dianalisis. Termasuk regulasi yang ada di tingkat provinsi. Begitu juga,
regulasi-regulasi yang terkait dengan program unggulan perlu dianalisis dan
dicabut jika menyulitkan masyarakat.
Sementara
itu, terkait dengan pengembangan wisata
halal di NTB. Gubernur meminta bupati/walikota untuk berhenti berdebat dalam
tataran istilah. Ia meminta semua fokus untuk memastikan destinasi-destinasi
wisata memiliki standar yang baik. Baik sarana prasarana kesehatan harus
dipastikan ada dan terjaga dengan baik.
Ia mengajak bupati/walikota
menggarap potensi wisata yang potensial yang selama ini belum digarap secara
maksimal. Kementerian Pariwisata
menargetkan angka kunjungan wisatawan mancanegara sebanyak 20 juta tahun 2019
mendatang. Untuk mengejar target tersebut, NTB ditetapkan sebagai salah satu
provinsi di Indonesia untuk mengembangkan wisata halal.
‘’Menurut saya
apresiasi itu adalah momentum. Jangan kita berdebat. Kalau memang ada apresiasi,
mari kita jadikan momentum. Yang kurang kita benahi. Para pelaku pariwisata
termasuk jajaran Pemda, mari kita bersinergi. Jangan ada yang mau untung sendiri.
Semuanya harus mau bekerja bersama-sama. Ciptakan situasi yang baik, semua pelaku usaha,”ajaknya.
Ditambahkan,
tahun-tahun sebelumnya NTB dalam taraf membranding Lombok Sumbawa, baik secara
nasional dan internsional. Saat ini, branding NTB sudah cukup kuat. Maka, kata gubernur,
selain terus menerus melakukan promosi di dalam dan luar negeri, Pemda harus
memastikan kesiapannya dalam menata destinasi di dalam daerah. “Agar jangan sampai
orang yang datang ke daerah kita untuk mendapatkan pengalaman yang tidak
terlupakan yang baik, justru mendapatkan pengalaman tidak terlupakan yang tidak
baik,”tandasnya. (nasir)
1 komentar:
Harus dipangkas pak gub. jangan asal perintah lisan. tapi harus dilaksanakan
Post a Comment