Be Your Inspiration

Friday 17 May 2019

Beli Kain Tenun Lombok, Jokowi Minta Harga Spesial

Presiden Jokowi didampingi Gubernur NTB Zulkieflimansyah memilih kain tenun khas Lombok saat berkunjung ke Desa Wisata Sade Lombok Tengah, Jumat (17/5/2019). Dokumentasi Humas NTB
Gubernur Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB), Dr. H. Zulkieflimansyah, M.Sc. mendampingi Presiden Republik Indonesia, Ir. H. Joko Widodo untuk singgah ke salah satu desa adat di NTB yaitu Desa Sade, Kecamatan Pujut, Kabupaten Lombok Tengah.

Setibanya di Desa Sade Jumat siang (17/5/2019), Gubernur Doktor Zul dan Presiden Joko Widodo langsung menuju Masjid Nur Syahada yang merupakan Masjid Desa Sade tersebut karena bertepatan dengan waktu Salat Jumat.

Usai melaksanakan Salat Jumat, Jokowi sapaan akrab Presiden, langsung berkeliling di Desa Sade yang terkenal dengan pelestarian adat istiadatnya.

Terlihat akrab, kedua pemimpin ini singgah di salah satu gubuk di desa tersebut untuk melihat-lihat hasil karya masyarakat Desa Sade berupa kain tenun. Tak hanya itu, Presiden Indonesia ke-7 ini terlihat tertarik dan langsung menawar kain tenun yang dipilihnya.  "Ini saya beli bu, tapi boleh saya tawar ya," kata Jokowi dengan logat khasnya.

Doktor Zul yang menemani Jokowi pun ikut menawar kain yang telah dipilih tersebut, "Bu, presiden kita ini jarang-jarang ke Lombok, apalagi khusus ke Sade, kasih harga khusus buat presiden ya," cetusnya.

Usai membayar kain tenun tersebut, Presiden Jokowi beserta Gubernur Doktor Zul beranjak dari Desa Sade  dengan iringan musik khas Sasak dan peresean. (Humas NTB/Marham)
Share:

Tuesday 7 May 2019

Labuhan Haji, Objek Wisata di Antara Sampah dan Lapak Kumuh

 Lapak kumuh yang ada di kawasan pantai labuhan Haji dan tumpukan sampah yang berserakan masih menyisakan problem sapta pesona. Antara ekonomi dan sapta pesona.

Pantai Labuhan Haji, Lombok Timur (Lotim) bisa dibilang  menjadi alternatif satu-satunya obyek wisata pesisir yang paling dekat dengan Kota Selong, ibu kota Kabupaten Lotim. Akses yang mudah membuat pantai yang meski terlihat banyak sampah dan berjejer lapak-lapak kumuh namun tetap ramai dikunjungi.

Setiap akhir pekan, pantai Labuhan Haji tak pernah sepi. Meskipun berada di antara sampah dan kekumuhan lapak, para pengunjung tetap telihat asyik bermain dan selepas lelah menikmati beberapa sajian sederhana yang dijual pedagang sekitar.

Seperti terlihat akhir pekan kemarin, pantai Labuhan Haji seperti diburu para pengunjung. Anak-anak seperti asyik tanpa beban berenang di pantai yang kotor ditemani orang tuanya. Syukurnya, ada tempat bilas yang disediakan warga setempat seusai mereka berenang di laut.

Kepala Desa Labuhan Haji, Pahmin kepada media ini mengakui problematika besar yang melilit kawasan wisata pantai Labuhan Haji. Kawasan wisata pantai ini beberapa waktu lalu sudah dilimpahkan kewenangan pengelolaannya oleh Bupati Lotim H. M. Sukiman Azmy langsung kepada pemerintah desa setempat.

Pahmin menguraikan, persoalan lapak memang menjadi problem terbesar yang perlu diatasi. Jika mengacu pada alasan keindahan dan sapta pesona wisata, maka sepatutnya memang seluruh lapak harus segera dibongkar. Akan tetapi, faktanya aktivitas lapak yang diisi oleh warga Labuhan Haji ini tidak bisa serta merta dibongkar tanpa ada solusi terbaik untuk para warga yang berjualan.


Namanya pesisir pantai, harusnya steril dari lapak. Aktivitas lapak yang ada saat ini memperlihatkan kekumuhan karena langsung berada diatas pantai. Kebijakan relokasi diperlukan. Akan tetapi harus dilakukan dengan cara bertahap. Harus ada dulu tersedia tempat relokasi yang terbaik bagi para pedagang.

Sejauh ini, tutur Pahmin, aktivitas jualan di bibir pantai Labuhan Haji ini telah menggerakkan perekonomian masyarakat Desa Labuhan Haji.  Sehingga jika kemudian dipaksakan untuk dibongkar tanpa ada solusi, maka akan menghadirkan konflik lagi di tengah masyarakat. “Semenjak adanya aktivitas jualan di pinggir pantai ini, tidak pernah lagi ada keributan,” tutur Pahmin.

Tidak dipungkiri, jika persoalan lapak kumuh ini teratasi maka persoalan utama kekumuhan pantai Labuhan Haji  akan bisa teratasi. Pascamendapat kewenangan pengelolaan dari pemerintah daerah, Kepala Desa Labuhan Haji ini menyebutkan pihaknya langsung mengambil langkah pembentukan tim perumus untuk merencanakan penataan kawasan Pantai Labuhan Haji.


Mengawali penataan nantinya, akan coba dimulai dengan beberapa contoh lapak. Harapannya,  pemerintah daerah turut membantu membebaskan lahan untuk pembangunan lapak di pinggir jalan. Lapak-lapak permanen itu nantinya bisa disewa oleh pedagang. Kalaupun pemerintah daerah tidak berkenan, maka pemerintah desa Labuhan Haji siap memulai dengan perlahan. Nanti kita coba mulai dengan membangunkan lapak 10-15 unit mungkin dulu,” ucapnya.

Pemerintah desa katanya mencoba merumuskan konsep tata Wisata Pantai Labuhan Haji. Selain persoalan lapak kumuh, tidak kalah pelik persoalannya adalah sampah. Sampah-sampah kiriman yang dibawa arus sungai telah menjadikan Pantai Labuhan Haji sebagai keranjang sampah sebagian besar warga Lotim.

Keinginan Kades Pahmin sendiri, setelah lapak tertata dengan teratur. Ada pilihan lokasi yang representatif  bagi para pedagang dan kawasan pantai menjadi ranah publik yang asri nan indah tanpa ada sampah.

Penanganan  masalah sampah memang membutuhkan waktu panjang. Dikabarkan, ada satu desa di  Jawa Barat ingin sekali didatangi untuk studi banding penanganan sampah. Kabarnya, sampah ini telah menjadi berkah bagi warga. Sampah telah menjadi rebutan karena bernilai uang. Konsep sederhananya yang coba ingin digali ilmunya adalah pelibatan seluruh anggota keluarga yang turut aktif melakukan pengelolaan dan pemisahan sampah sendiri di rumah masing-masing.

“kabarnya, sampah ini diburu oleh semua orang sehingga tidak ada sampah yang berserakan di mana-mana,” ucapnya. Inginnya, sampah ini bisa ditangani bersama oleh seluruh elemen masyarakat. 

Jadikan sampah sebagai berkah bukan pembawa petaka kekumuhan dan menumpuk di pantai.
Pantai Labuhan Haji sangat didambakan bisa menjadi pantai terindah. Menikmati terbitnya sang surya dari ufuk timur menambah keunikan dari Labuhan Haji. Pantai ini juga sebenarnya banyak mendatangkan keberkahan bagi warga Labuhan Haji.

Memasuki bulan Oktober sampai dengan Desember mendatang, banyak sekali tumpukan rumput laut seperti sengaja diantar oleh deburan ombak menepi di pinggir pantai. Warga Labuhan Haji banyak memungut rumput laut tersebut dan dijual kepada para pengepul. Sangat disayangkan, harganya masih sangat rendah.

Hanya Rp 1000 per kilogram kering. Salah satu potensi musiman di Pantai Labuhan Haji ini bisa menjadi nilai tambah sebenarnya bagi warga. Harapannya, harganya bisa lebih mahal dan mendapatkan perhatian dari para pelaku usaha. (Rusliadi/Lombok Timur)

Share:

VISITOR

YANG SAYANG ANDA LEWATKAN

Blog Archive