Be Your Inspiration

Tuesday 27 March 2018

TGH. Fauzan Zakaria Pimpin BPPD NTB

Ketua BPPD NTB periode 2018-2022 TGH. Fauzan Zakaria
Sudah ada penentuan ketua dan anggota Badan Promosi Pariwisata Daerah (BPPD) NTB. TGH Fauzan Zakaria terpilih sebagai ketua, M. Nur Haedin sebagai wakil ketua dan JN Wirajagat sebagai Sekretaris. Ini diharapkan dapat memaksimalkan tugas dan peran BPPD sebagai badan yang bertugas untuk memperkenalkan potensi pariwisata NTB.

“Berdasarkan musyawarah bersama, terpilihlah ketua, wakil ketua dan sekretaris. Sementara yang lainnya menjadi anggota. Kita harapkan ini bisa membawa pariwisata NTB menjadi lebih baik di masa mendatang,” kata Fauzan di Mataram, Minggu (25/3/2018).

Ini merupakan kepengurusan untuk periode 2018-2022. Diharapkan pengurus baru BPPD ini dapat memaksimalkan semua potensi pariwisata yang ada. Selain itu juga diharapkan mampu menggali potensi pariwisata baru. Sehingga wisatawan bisa memiliki lebih banyak pilihan untuk dikunjungi.

“Pada saat musyawarah, tidak ada satupun yang menolak hasil musyawarah ini. Sehingga disepakati ketua dan anggotanya. Kami berharap pariwisata NTB bisa semakin dikenal. Apalagi NTB ini sudah bukan lagi persinggahan, tetapi destinasi wisata utama,” ujarnya.

Ia mengatakan beberapa program yang akan dijalankan diantaranya merawat pasar-pasar potensial dan menggali potensi pasar wisata baru. Salah satu potensi pasar wisata yang dianggap mampu menyumbang angka kunjungan adalah Arab Saudi.

“Pasar wisata yang sudah terbentuk ini harus kita jaga, seperti Malaysia, Cina, Eropa. Selain itu, kita juga perlu untuk menggali potensi-potensi pasar baru, seperti negara-negara Timur Tengah ini. salah satunya Arab Saudi,” ujarnya.

Promosi pariwisata harus dilakukan secara berkelanjutan. Sebab wisatawan harus terus diberikan informasi tentang pariwisata yang dimiliki NTB. Sehingga wisatawan bisa semakin terbiasa dengan menjadikan NTB sebagai destinasi berliburnya.

“Kita petakan lagi pariwisata yang kita punya. Contohnya Sembalun dan beberapa destinasi wisata lainnya. Ini sudah punya nama, sekarang tinggal bagaimana kita melakukan promosi dan meyakinkan wisatawan untuk datang berkunjung,” ujarnya.

Ia berharap dengan kepengurusan BPPD NTB yang baru dapat semakin memajukan kepariwisataan NTB. Promosi dapat dilakukan secara berkelanjutan dan wisatawan banyak yang datang. Ia berharap target kunjungan wisatawan tahun 2018 ini dapat tercapai. (Linggauni/Suara NTB)
Share:

Wings Air Buka Rute Lombok - Semarang

Maskapai penerbangan Wings Air saat peresmian penerbangan perdana LIA-Semarang, Minggu (25/3/2018) malam.

Satu demi satu rute penerbangan baru dibuka di Lombok International Airport (LIA). Terakhir, rute Lombok-Semarang yang dibuka. Ditandai dengan penerbangan perdana rute tersebut, Minggu (25/3/2018). Itu artinya, awal tahun ini sudah ada tiga rute penerbangan baru yang dibuka di LIA.

“Sebelumnya (penambahan) rute Lombok - Kuala Lumpur, Malaysia oleh maskapai Air Asia. Kemudian rute  Lombok-Bima oleh Nam Air dan sekarang rute Lombok-Semarang,” ungkap General Manager PT. AP I LIA, I Gusti Ngurah Ardita, Senin (26/3/2018). Rute tersebut akan dilayani oleh maskapai Wings Air setiap hari. 

Dengan pembukaan rute Lombok-Semarang tersebut, lanjut Ardita, maka semua kota-kota besar di Pulau Jawa sudah terkoneksi langsung dari Lombok. Dengan adanya penerbangan langsung dari dan menuju kota-kota besar tersebut, konektivitas antara Pulau Jawa dengan Pulau Lombok sekarang sudah semakin kuat.

Pesawat Wings Air (Airline Inform)
Masyarakat kini punya banyak pilihan penerbangan dari maupun menuju kota-kota besar di pulau Jawa. Sehingga mobilitas masyarakat sekarang jauh lebih mudah dan cepat. Namun ia memastikan, bahwa pembukaan rute Lombok-Semarang tersebut bukanlah yang terakhir. Masih akan ada rute-rute baru serta maskapai baru juga yang akan masuk di LIA.

Rute Lombok-Semarang sendir termasuk rute yang potensial. Penumpang di rute tersebut tergolong tinggi. Dan, masih akan potensi untuk terus bertambah. “Sementara untuk rute ini, pihak maskapai menggunakan pesawat ATR dengan penerbangan setiap hari,” pungkasnya.

Data yang diperoleh Suara NTB menyebutkan, saat  ini di LIA total sudah ada 12 rute penerbangan domestik yang tersedia. Dengan tujuan kota-kota besar di Indonesia, seperti Jakarta, Bandung, Yogyakarta, Solo, Surabaya, Bali, Sumbawa, Bima, Benete, Makassar, Banjarmasin dan terakhir Semarang.

Sementara untuk penerbangan internasional, baru ada dua rute, yakni Lombok-Kuala Lumpur serta Lombok-Singapura. “Khusus untuk rute Lombok-Kuala Lumpur, bahkan sekarang ada empat penerbangan dalam sehari,” timpal Ardita. (Munakir/Suara NTB)
Share:

Monday 26 March 2018

Tari Gegeruk Tandak, Tarian Tradisional Lombok Utara yang Harus Dilestarikan


 
Tarian Gegeruk Tandak yang berasal dari Kabupaten Lombok Utara.
Salah satu tarian yang belakangan semakin jarang dipertontonkan adalah Gegeruk Tandak. Tarian ini merupakan kesenian tradisional asal Kabupaten Lombok Utara. Ini dianggap perlu dilestarikan sebab menjadi salah satu warisan budaya asal NTB.

Pada tahun 2016 lalu, pemerintah telah menetapkan puluhan warisan budaya tak benda dari berbagai daerah. Tarian Gegeruk Tandak yang merupakan warisan budaya masyarakat Lombok menjadi salah satunya.
“Sekarang memang jarang ada yang mau menarikan tarian tradisional. Namun demikian kita tetap berusaha untuk mengajarkan kepada anak-anak kita akan pentingnya melestarikan budaya leluhur kita,” kata penari asal Lombok Utara Ismail, di Mataram, Selasa (20/3/2018).

Gegeruk tandak merupakan yaitu tarian kesenian tradisional yang diperkirakan ada sejak abad 16 silam. Konon, tarian ini dilakukan oleh masyarakat adat Bayan Beleq untuk mengusir binatang yang akan menggangu tanaman para petani. Pada zaman dulu salah satu penghulu alim (tokoh agama) dapat menyamar menjadi salah satu binatang yang menyerupai Mayung Puteq (menjangan putih). Setelah penyamaran dilakukan Mayung Puteq tersebut mengumpulkan semua binatang buas yang akan merusak tanaman masyarakat.

Setelah itu, dilakukan begundem (musyawarah) yang diiringi dengan melakukan sebuah tarian (gegeruk). Berkat kesaktian yang dimiliki penghulu alim yang sedang melakukan penyamaran, semua binatang buas dapat dipengaruhi. Sehingga niat untuk merusak tanaman atau mengganggu manusia pun hilang.

Gegeruk Tandak ini biasa dilakukan pada acara atau ritual adat tertentu seperti, begawe beleq, begawe Alif, memayas dan nyunatang (khitanan). Bisa pula dilakukan pada saat bercocok tanam pare oma atau pare rau (padi bulu) yang dilakukan pada proses penanaman dan diperagakan dengan berbalas pantun.

“Ini adalah warisan budaya kita yang harus kita jaga. Jangan sampai perkembangan zaman ini membuat kita menjadi lupa tentang kewajiban kita melestarikan budaya yang sudah diwariskan turun temurun,” ujarnya.

Kesenian tradisional Gegeruk Tandak dimainkan oleh 13 orang yang menari membentuk formasi barisan memanjang atau lingkaran. Dimana semuanya menari dan melawas atau menembang, hingga saling berbalas pantun. Mereka tidak menggunakan alat musik pengiring. Musik pengiring hanya bunyi-bunyian yang ke luar dari bibir masing-masing. Tarian tersebut merupakan suatu gabungan ekspresi seni sastra, seni suara dan seni tari yang merupakan hasil olah pikir dan rasa. Dalam kesenian tersebut, satu orang berperan sebagai oncek yaitu orang yang dipercaya sebagai penyamaran penghulu alim yang berwujud sebagai mayung puteq. Sedangkan 12 orang penari lainnya hanya berperan sebagai penari pengiring semata. (Linggauni/Suara NTB)

Share:

Friday 23 March 2018

Penuhi Kebutuhan Konsumen Lewat Garuda Travel Fair

Direktur  Marketing dan Teknologi PT. Garuda Indonesia Nina Sulistyowati pukul gong di acara Garuda Travel Fair di Lombok Epicentrum Mall, Jumat (23/3/2018).

Maskapai penerbangan PT. Garuda Indonesia Branch Office Lombok  kembali mengadakan Garuda Indonesia Travel Fair, di mana pertama kali diadakan sejak 2016 silam di Mataram. Acara yang dilaksanakan mulai tanggal 23-25 Maret 2018 di Lombok Epicentrum Mall dengan kembali menggandeng Bank BCA sebagai bank partner. Penyelenggaran Garuda Indonesia Travel Fair  2018 untuk dapat memberikan kontribusi terhadap pertumbuhan pariwisata di NTB. Sehingga dapat mengoptimalkan pasar potensial khususnya yang berada di wilayah Lombok dan sekitarnya.



Direktur  Marketing dan Teknologi PT. Garuda Indonesia Tbk Nina Sulistyowati, menyatakan, target transaksi di Garuda Travel Fair terus bertambah setiap tahunnya. “Khusus Lombok ini, targetnya memang tiap tahun bertambah. Di mana untuk tahun ini target kami mencapai Rp 5 miliar,” jelasnya. 

Nina mengatakan kegiatan Garuda Indonesia Travel Fair ini diselenggarakan 2 kali setahun karena tingginya permintaan dari masyarakat yang menyambut antusias acara ini. Ia menyoroti bahwa di Lombok permintaan terbang ke wilayah Timur Tengah sangat luar biasa terutama untuk wisata religi, seperti Umrah dan haji.

“Sebenarnya umrah dan haji memang lebih baik untuk penerbangan langsung, tapi memang kita belum bisa langsung karena harus mempertimbangkan animo masyarakat,” jelasnya. Sehingga penerbangan ke Timur Tengah baru bisa dilakukan mulai Lombok-Jakarta-Jeddah. Ke depan Garuda indonesia Travel Fair akan terus diselenggarakan lebih baik agar para calon konsumen mendapatkan harga terbaik. “Karena dalam GATF kali ini, merupakan one stop shoping bagi para pelanggan, karena selain menjual tiket penerbangan, juga ada penawaran hotel, paket tour hingga barang perlengkapan liburan lainnya,tambah Nina.

Kepala Cabang Utama BCA Cakranegara Rudy Tinton Soeprapto, mengapresiasi kegiatan Garuda Indonesia Travel Fair dan mendukung penuh program ini. “Semoga di tahun 2018 ini dapat menjadikan angka - angka penjualan menjadi lebih baik. Peningkatan pariwisata NTB di tahun ini semakin membaik,” jelasnya. Ia menambahkan, jika sekarang banyak tamu yang mulai datang ke Lombok tanpa diundang tidak seperti beberapa tahun sebelumnya.



Dalam kesempatan yang sama, Asisten III Bidang Administrasi dan Umum Setda NTB, Drs. H. Imhal, MM sangat berterimakasih kepada Garuda Indonesia karena turut andil dalam memperkenalkan pariwisata NTB ke seluruh dunia. “Salah satu tujuannya dengan menghadirkan wisatawan baik luar negeri maupun lokal untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat,” terangnya.

Kegiatan travel fair ini, kata Imhal, diharapkan dapat memberikan dampak yang positif untuk NTB terutama dalam pengentasan kemiskinan. Apalagi di tahun 2018 ini, pemerintah provinsi NTB menargetkan 4 juta wisatawan, 2 juta wisatawan lokal dan 2 juta wisatawan mancanegara. “Garuda Indonesia Travel Fair merupakan salah satu kegiatan yang sangat penting dan akan mempercepat tercapainya wisatawan di NTB,” tuturnya. Target ini juga akan berupaya menggaet wisatawan untuk lebih mengenal desa-desa wisata baru yang sedang berkembang di samping tempat wisata yang sudah lebih dahulu dikenal.

“Dengan berkembangnya pariwisata ini, otomatis semua kegiatan masyarakat akan ikut berpengaruh karena semua lini sektor akan berkembang,” kata Imhal. Melalui Garuda Indonesia Travel Fair ini, calon konsumen akan mendapatkan berbagai macam penawaran menarik yang dapat dinikmati. Mulai harga-harga tiket terbaik, waktu liburan yang tepat serta berbagai paket yang menarik. Selain menjual tiket penerbangan, Garuda Indonesia Travel Fair juga memberikan penawaran hotel, paket tour, dan perlengkapan liburan lainnya yang disediakan oleh berbagai tenant yang ada. (Uul Efriyanti Prayoba/Suara NTB)
Share:

Kembangkan KEK Mandalika, ITDC Butuh Tambahan Modal Rp4 Triliun

Kawasan Pantai Kuta yang sedang dalam proses penataan Maret 2018
Indonesia Tourism Development Corporation (ITDC) membutuhkan tambahan modal sekitar Rp4 triliun lebih untuk membangun berbagai fasilitas penunjang dalam rangka pengembangan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Mandalika. Salah satu sumber tambahan modal tersebut diharapkan dari penambahan Penyertaan Modal Negara (PMN) pemerintah pusat.

General Affair KEK Mandalika ITDC, I Gusti Lanang Bratasuta, saat dikonfirmasi Suara NTB, via ponselnya, Rabu (21/3/2018), menjelaskan, saat ini besaran PMN dari pemerintah pusat yang sudah masuk baru Rp250 miliar saja. Dan, ada rencana pemerintah pusat akan menambah PMN-nya di KEK Mandalika. Hal ini sebagai bentuk keseriusan dari pemerintah pusat untuk mendukung pengembangan KEK Mandalika.

“PMN yang sudah masuk tersebut saat ini sudah digunakan untuk membangun beberapa fasilitas di KEK Mandalika. Termasuk untuk menata kawasan Pantai Kuta,” terangnya.

Ia mengaku peluang penambahan PMN di KEK Mandalika terbuka lebar. Terlebih setelah anggota Komisi IV DPR RI beberapa waktu lalu, sempat meninjau pengembangan KEK Mandalika dan sudah berkomitmen untuk mendukung penambahan PMN guna mendukung pengembangan KEK Mandalika.

“Beberapa waktu lalu Komisi VI DPR RI sudah datang meninjau KEK Mandalika. Rencananya hari ini (Rabu kemarin,red), Banggar DPR RI juga direncanakan datang untuk melihat proses pengembangan KEK Mandalika,” terangnya.

Dengan luas kawasan mencapai lebih dari 1.200 hektar, ujarnya, butuh dana yang tidak sedikit untuk membangun dan mengembangkan KEK Mandalika. Terlebih KEK Mandalika sudah ditetapkan sebagai salah satu destinasi pariwisata andalan nasional, sehingga pengembangannya tidak boleh main-main.


Lebih lanjut Brata menjelaskan, selain dari PMN pemerintah pusat, ITDC nantinya juga akan mencari sumber-sumber pembiayaan lainnya. Jika memang tambahan PMN nantinya tidak mencukupi kebutuhan anggaran yang ada. “Tapi pengembangan KEK Mandalika inikan secara bertahap. Jadi pemenuhan kebutuhan anggarannya juga bertahap. Sesuai kebutuhan yang ada di masing-masing tahap pengembangan,”  ujarnya. (Munakir/Suara NTB)
Share:

Thursday 22 March 2018

Ayo Perjuangkan Tambora Agar Dapat Kategori Cagar Biosfer dari Unicef

Gunung Tambora dengan awan putih yang menyelimutinya

Kepala Taman Nasional Gunung Tambora Agus Budi menargetkan agar Tambora bisa mendapatkan kategori Bisphere Reserves (Cagar Biosfer) dari Unicef. Saat ini, pihaknya bersama Pemerintah tengah berupaya agar Tambora dapat disejajarkan dengan cagar biosfer lainnya di dunia.

“Tambora tahun ini juga akan kita proses untuk mendapatkan status dari Unesco berupa Biosphere Reserves (Cagar Biosfer) dan sekaligus sebagai Universal Global Geopark,” kata Agus Budi melalui pesan singkat, Senin (19/3/2018).

Mantan Kepala Taman Nasional Gunung Rinjani ini tengah berupaya untuk membawa nama Tambora mendunia seperti yang dilakukan pada Rinjani. Ia berharap dengan berbagai upaya yang dilakukan oleh TNGT bersama Pemda dan masyarakat sekitar, Tambora bisa mendatangkan lebih banyak wisatawan. Sehingga bisa memberikan manfaat bagi masyarakat sekitar. “Ini tujuannya tidak lain untuk mempercepat kesejahteraan masyarakat,” ujarnya.

Cagar biosfer merupakan suatu kawasan ekosistem yang keberadaannya diakui dunia internasional sebagai bagian dari program Man and Biosphere Badan Pendidikan dan Kebudayaan Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB). Keberadaan cagar biosfer bertujuan untuk mencapai keseimbangan antara melestarikan keanekaragaman hayati, pembangunan ekonomi dan kebudayaan. “Semoga ini berjalan dengan baik. Sehingga masyarakat bisa mengambil manfaat lebih dari keberadaan TNGT ini,” harapnya.

Tahun ini, pihaknya juga menargetkan untuk mendatangkan setidaknya 5.000 wisatawan ke Tambora. Diketahui bahwa pada tahun sebelumnya, jumlah kunjungan wisatawan ke Tambora masih kurang menggembirakan. Angkanya bahkan berada di bawah 2.000 kunjungan. Namun dengan adanya berbagai upaya promosi dan berbagai status TNGT yang saat ini tengah diupayakan, diharapkan bisa meningkatkan pamor TNGT sebagai salah satu destinasi wisata. “Untuk Tambora akan ada historical trail (jejak bersejarah) juga,” ujarnya.

Dengan demikian, wisatawan akan diinformasikan tentang sejarah Gunung Tambora. Sehingga wisatawan bisa mengetahui bahwa gunung yang sedang didaki dan dikunjungi itu memiliki sejarah panjang di mana letusannya bahkan dirasakan hingga lintas benua. Ia juga berharap jejak sejarah ini mampu memikat lebih banyak wisatawan untuk berkunjung. (Linggauni/Suara NTB)

Share:

Kastaf Kepresidenan akan Berikan Pembekalan pada Perwira TNI Milenial di Seskoad Bandung

Kepala Staf Kepresidenan Jenderal TNI (Purn) Moeldoko

Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko dijadwalkan akan memberikan kuliah umum di hadapan perwira siswa (Pasis) Pendidikan Reguler Angkatan LVI tahun ajaran 2018 Sekolah Staf dan Komando Angkatan Darat (SESKOAD) di Gedung Gatot Subroto Seskoad, Bandung,  Jumat, 23 Maret 2018. Para siswa peserta merupakan perwira pilihan yang diproyeksikan akan menjadi generasi penerus pimpinan TNI masa depan. Mereka dituntut memiliki kemampuan akademik yang tinggi, fisik yang prima, moral yang baik, dan memiliki semangat perjuangan bersendikan Sapta Marga dan Sumpah Prajurit.
Para siswa ini terdiri atas ketiga kesatuan TNI yakni Pasis TNI AD sebanyak 267 orang, Pasis TNI AL 2 orang, dan Pasis TNI AU 2 orang. Selain itu, pada pendidikan angkatan ini, terdapat pasis dari tentara negara sahabat sebanyak 10 orang yakni dari negara Aljazair, Amerika Serikat, Arab Saudi, Australia, India, Malaysia, Singapura, Pakistan, Thailand, dan Tiongkok.

Dalam kesempatan tersebut, mantan Panglima TNI tersebut akan membekali para siswa dengan materi mengenai tantangan geopolitik dan ekonomi dalam lingkungan yang berubah cepat. Dewasa ini, TNI menyadari perlu adanya penguatan dalam hal pewarisan nilai-nilai kepemimpinan TNI yang berlandaskan 11 azas, mengingat proses tersebut belum sepenuhnya dilaksanakan secara konsisten. Hal itu dapat dirasakan dengan masih adanya perwira TNI yang kurang berhasil dalam menjalankan kepemimpinannya.

Lebih jauh, Moeldoko akan memaparkan pentingnya membangun TNI yang solid menghadapi tahun pesta demokrasi yang ditandai dengan pelaksanaan pemilihan kepala daerah di 171 wilayah pada tahun 2018, dan pemilihan anggota legislatif dan pemilihan presiden pada tahun 2019.

“Saya juga akan memaparkan bagaimana para perwira TNI yang masih muda, sebagian termasuk golongan atau generasi milenial, dapat beradaptasi dengan lingkungan dan kebutuhan dalam organisasi TNI yang modern,” kata Moeldoko. (Tim Media KSP)
Share:

Monday 19 March 2018

Makin Menjanjikan, Banyak Investor Siap Berinvestasi di Sekotong di Bidang Pariwisata


 Pemandangan di kawasan Sekotong yang menjadi daya tarik investor untuk berinvestasi. Dalam waktu dekat ada beberapa investor siap membangun bungalow dan restoran. 
Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPM-PTSP) Lombok Barat (Lobar) mencatat beberapa destinasi pulau wisata di wilayah ini, seperti Gili Nanggu, Gili Tangkong, Gili Kedis, Gili Sudak, Gili Layar, Gili Rengit siap mendunia. Keberadaan destinasi tersebut dinilai sangat potensial untuk dipromosikan. Bahkan beberapa investor berinvestasi membangun bungalow dan restoran di Sekotong.

“Pekan ini saja, sudah ada tiga perusahaan yang meminta untuk berinvestasi non fasilitas berinvestasi di Sekotong, membangun bungalow dan restoran,”  kata Plt Kepala DPM-PTSP Lobar H. Dulhair, Jumat (16/3/2018)

Ia menjelaskan, dalam menjaring investasi ini tentu daerah harus menawarkan kemudahan-kemudahan berinvestasi bagi investor guna menumbuhkan angka investasi di daerah. Kemudahan yang diberikan antara lain, pihaknya mempermudah dari sisi perizinan.

Begitu investor tertarik dengan spot-spot wisata, DPM-PTSP mengarahkan investor mendapat rekomendasi dari Badan Koordinasi Penataan Ruang Daerah (BKPRD) Lobar. “Bila cocok dengan instansi terkait, izin prinsip ini lagsung diberikan BKPRD,” katanya.

Setelah izin prinsip dikantongi, sambungnya, DPM-PTSP memberikan kemudahan kepada investor berupa pengusulan beberapa izin sekaligus. Misalnya, Izin Penunjukan Penggunaan Tanah (IPPT), Izin Lingkungan, Izin Mendirikan Bangunan (IMB) dan Izin Tempat Penjualan Minuman Berakohol (ITPMB).

Kemudahan lainnya, DPM-PTSP sudah berkoordinasi dengan Badan Pertanahan Nasional (BPN) dalam mengubah status tanah. Dari hak milik menjadi Hak Guna Bangunan (HGB) atau Hak Guna Usaha (HGU). Di samping itu, jika investasinya PMA (penanaman modal asing) dan PMDN (penanaman modal dalam negeri) ada fasilitas yang diberikan. Seperti ada insentif untuk mereka (investor) dari segi pajak, kemudahan memasukkan barang-barang impor dari luar negeri.

Berbagai upaya pun dilakukan, termasuk mengikuti pameran dalam mempromosikan destinasi wisata. Tanggal 3 Desember ini, pihaknya diutus untuk ikut pameran di Batam Provinsi Kepulauan Riau. Meski demikian, setelah sekian banyak kemudahan yang diberikan dari Pemkab Lobar ini tentu diharapkan rencana investasi segera terealisasi. DPM-PTSP pun gencar menjaring investor-investor nakal atau spekulan. Agar tidak terjadi pemindahatanganan investasi yang kerap membuat investasi melambat.(Heru Lombok Barat/Suara NTB)

Share:

Tanjung Aan Lombok Tengah, Lokasi Wisata Favorit Keluarga Saat Liburan

Pesona Pantai Tanjung Aan di KEK Mandalika yang indah dan memesona. Pantai ini menjadi tujuan wisatawan lokal, domestik dan mancanegara untuk berlibur
PANTAI Aan yang terletak di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Mandalika menjadi satu tujuan wisatawan lokal, Nusantara dan mancanegara berlibur di akhir pekan kemarin. Akhir pekan yang bertepatan dengan libur Hari Raya Nyepi bagi umat Hindu membuat sejumlah tempat wisata di KEK Mandalika, khususnya Pantai Aan jadi tujuan berlibur.

Bagi wisatawan yang belum pernah mengunjungi pantai-pantai yang ada di selatan Lombok Tengah merasa takjub dengan pasir putih dan pemandangan alami di kawasan itu. Bahkan, sejumlah wisatawan mengaku tidak pernah bosan mengunjungi pantai yang menyuguhkan pemandangan alami nan mempesona itu.

Nurman, misalnya. Pengunjung asal Banyuwangi Jawa Timur ini mengaku beberapa kali berkunjung ke sejumlah objek wisata di Lombok Tengah, khususnya Pantai Aan. Menurutnya, pantai yang ada di kawasan ini sangat indah dan tidak pernah bosan dikunjungi. Bahkan, saat dirinya memuat foto-foto dengan latar belakang Pantai Aan, Pantai Kuta termasuk Masjid Nurul Bilad Mandalika mendapat respons yang cukup bagus dari keluarga dan teman-temannya, baik yang ada di Pulau Lombok maupun di daerah asalnya Banyuwangi.

‘’Saat saya posting foto-foto di Pantai Kuta atau Tanjung Aan banyak yang respons dan banyak yang protes, karena tidak diajak,’’ ujarnya saat liburan di Tanjung Aan, Sabtu (17/3/2018).

Dirinya sengaja mengajak keluarganya berlibur ke Pantai Tanjung Aan, karena arus laut tidak begitu deras dibandingkan pantai-pantai lain di KEK Mandalika. Menurutnya, pantai ini sangat cocok bagi keluarga yang membawa anak-anak kecil untuk mandi dan berenang di laut, karena ombaknya yang kecil dan tidak menyeret ke tengah.

Diakuinya, potensi objek wisata yang ada di Pulau Lombok cukup bagus. Namun, infrastruktur ke daerah wisata, khususnya ke Pantai Tanjung Aan, Pantai Gerupuk sekarang ini masih rusak. Dirinya mengharapkan, pembangunan jalan segera dilakukan, karena banyak wisatawan lokal dan mancanegara yang datang berkunjung. Selain itu, ujarnya, penataan Pantai Kuta yang sedang dilakukan diharapkan segera selesai dan bisa dialihkan ke Pantai Tanjung Aan, Pantai Merese dan kawasan yang masuk KEK Mandalika. 

Hal senada disampaikan Icha, pengunjung asal Mataram. Meski sebagai orang lokal Lombok, Icha mengaku 2 kali ke Pantai Aan. Semasa kuliah 8 tahun lalu dan Sabtu kemarin. Dirinya merasa takjub dengan perkembangan pantai-pantai yang ada di Lombok Tengah bagian selatan, karena sudah mulai dilakukan penataan.

‘’Nanti saya akan kembali lagi untuk berkunjung ke tempat ini,’’ janjinya, seraya mengaku selama ini hanya berkunjung ke objek wisata di Lombok Barat dan Kota Mataram.

Namun, Icha menyayangkan akses jalan menuju kawasan ini masih belum diperbaiki. Dirinya mengharapkan pihak yang dipercaya mengelola kawasan ini (Indonesia Tourism Development Corporation- ITDC) segera memperbaiki jalan-jalan yang rusak, terutama yang menuju Pantai Tanjung Aan, Teluk Awang dan lainnya segera diprioritaskan. (Marham)
Share:

Thursday 15 March 2018

Awal 2018, Wisatawan asal Malaysia Masih Dominasi Kunjungan ke Lombok

Tim Promosi Pariwisata NTB saat mengikuti Matta Fair di Negeri Sembilan Malaysia Tahun 2017 lalu. Kunjungan wisatawan ke NTB masih didominasi wisatawan asal Malaysia di awal 2018
SUDAH semakin banyak wisatawan mancanegara yang berkunjung ke NTB. Kujungan wisman terbanyak masih didominasi oleh wisatawan dari Malaysia. Mereka cenderung suka berkunjung ke pantai dan suka melakukan wisata kuliner.

Sebelumnya Ketua Asita NTB Dewantoro Umbu Djoka mengatakan selama ini kunjungan wisatawan Malaysia masih cukup stabil. Banyak wisatawan yang ingin berkunjung ke pantai dan menikmati aneka hidangan kuliner khas NTB. Apalagi karakter makanan yang disukainya sangat sesuai dengan hidangan khas dari NTB.

“Kunjungan terbanyak memang masih dari Malaysia. Kita harus rawat dengan baik pasar Malaysia ini sembari kita menjajaki pasar dari negara lain,” ujarnya.

Ia melihat Pasar Malaysia ini memiliki potensi yang cukup baik di masa mendatang. Sebab karakter destinasi wisata yang disukainya sangat sesuai dengan destinasi wisata yang dimiliki NTB. Sehingga pihaknya terus berupaya untuk berpromosi dan mendatangkan lebih banyak lagi wisatawan.

“Dalam waktu dekat ini kita akan adakan Rinjani Travel Mart yang ketiga. Banyak juga buyers dari Malaysia, selain karena kita undang, ada juga yang mendaftar sendiri. Tentu saja ini merupakan respons yang cukup baik,” ujarnya.

Selama ini Pemda NTB beberapa kali sudah melakukan promosi ke Malaysia. Selain itu, Pemda juga terus menjajaki peluang kerjasama baru di masa mendatang. Sehingga hubungan kedua negara terus baik dan kunjungan wisatawan dari Malaysia juga bisa semakin banyak.

Hal yang sama diungkapkan pelaku pariwisata asal Lombok Timur Beri Putra. Ia mengatakan selama ini yang banyak menggunakan jasanya adalah wisatawan mancanegara. Salah satunya adalah wisatawan yang berasal dari Malaysia. Menurutnya, wisatawan Malaysia sangat cocok dengan karakter destinasi wisata yang dimiliki NTB.

“Mereka itu suka ke pantai dan suka belanja. Mereka juga suka makan, terutama makanan yang agak pedas. Jadi sudah sangat cocok dengan karakter destinasi wisata kita. Selain itu, kuliner kita juga sangat pas untuk mereka,” ujarnya.


Ia berharap ke depan akan semakin banyak wisatawan dari Malaysia yang berkunjung. Bukan itu saja, ia juga berharap penerbangan langsung dari Malaysia dan beberapa negara lainnya bisa diperbanyak. Sehingga bisa lebih mempermudah akses wisatawan menuju NTB, khususnya Lombok. (Linggauni/Suara NTB) 
Share:

Air Terjun Bombo Ncera di Bima yang Menyegarkan

Seorang pengunjung tengah menikmati suasana di destinasi wisata Bombo Ncera di Bima.

Kabupaten Bima memiliki banyak destinasi wisata. Tidak hanya pantai, ada beberapa destinasi wisata lainnya yang dapat dinikmati. Salah satunya Air Terjun Bombo Ncera yang memiliki kesegaran alami.

Suasananya yang menyegarkan dengan pemandangan yang indah membuat banyak wisatawan lokal tertarik untuk berkunjung. Banyaknya bebatuan di sekitar air terjun membuat panoramanya menjadi semakin indah.

Bombo Ncera ini terletak di Desa Ncera Kecamatan Belo Kabupaten Bima.  Lokasinya sekitar 45 kilometer dari Kota Bima. Ini menjadi salah satu pilihan wisatawan selain berkunjung ke kawasan pantai di Bima. Lokasinya yang sejuk dengan air yang segar membuat wisatawan ingin berlama-lama untuk tinggal. 

“Bagus dan suasananya menyegarkan. Bisa mandi juga. Sekarang sih banyak wisatawan lokal yang datang," kata warga Kabupaten Bima Nadya, Senin (12/3).

Bombo Ncera mempunyai beberapa air terjun yang ketinggiannya mencapai sekitar 5 meter. Tempat ini memiliki keunikan tersendiri, selain air terjun yang banyak, juga memiliki kolam renang alami yang berdinding batu alam dan tebing mulai dari tingkat dewasa sampai anak-anak.

“Ait terjunnya itu banyak tingkatan, dan masing-masingnya punya kolam kecil.  Di sana biasanya orang mandi dan berendam,” ujarnya. 

Ada tiga jenis kolam bebatuan yang ada di air terjun ini. Diantaranya Bombo To’i, Bombo Woha dan Bombo Na’e. Bombo Na’e merupakan kolam paling besar yang lebarnya sekitar 4 meter dan panjangnya sekitar 10 meter. “Bisa pilih sendiri mau di kolam yang mana,” ujarnya.

Wisatawan dapat dengan mudah menjangkau air terjun ini. Sehingga dapat dijadikan sebagai destinasi untuk menghabiskan akhir pekan bersama kerabat dan keluarga.

Wisatawan juga disarankan membawa bekal dari rumah. Sebab suasana yang sejuk dengan pemandangan yang indah membuatnya menjadi tempat yang tepat untuk menikmati aneka kudapan yang sudah dibawa. "Saya berharap destinasi wisata ini bisa terus berkembang. Sehingga bisa dikunjungi banyak orang," harapnya. (Linggauni/Suara NTB)


Share:

Tuesday 13 March 2018

Jadi Tujuan Utama, Dispar Dompu akan Benahi Satonda

Pintu masuk Pulau Satonda Dompu (Dokumentasi Nasrullah - Dompu)

Satonda merupakan salah satu destinasi wisata yang ada di Kabupaten Dompu. Belakangan semakin banyak wisatawan yang berkunjung ke destinasi ini. Hanya saja belum ada peraturan khusus yang mengatur tentang tarif sewa perahu, parkir dan banyak lainnya.

Hal inilah yang menjadi catatan Pemda Dompu. Sehingga Dinas Pariwisata (Dispar) Dompu akan segera melakukan pembenahan dan mulai mengatur destinasi wisata Satonda. Pemda berharap masyarakat bisa bekerjasama dalam memajukan Satonda sebagai salah satu destinasi wisata unggulan.

"Satonda itu bagus dan sangat potensial untuk datangkan wisatawan. Hanya saja belum dikelola dengan maksimal. Itulah mengapa kita (Dispar) saat ini sedang menyusun rencana untuk benahi Satonda," kata Sekretaris Dispar Kabupaten Dompu Syamsul Huriah, S.Sos, Kamis (8/3/2018).
Ia mengatakan bahwa ini sangat penting mengingat perkembangan pariwisata saat ini sudah semakin baik. Sudah semakin banyak wisatawan yang ingin menikmati keindahan destinasi wisata di Dompu. Salah satunya keindahan Satonda.

"Itu kan belum ada batas tarif yang bisa dibebankan kepada wisatawan yang menggunakan jasa perahu untuk berkeliling di Satonda. Kalau harganya terlalu tinggi kan kasihan wisatawan. Makanya ini perlu kita atur," ujarnya.

Mandi di Satonda Dompu... (dokumentasi Nasrullah - Suara NTB Dompu)
Tidak sedikit dari wisatawan yang berkunjung ke Tambora juga berkunjung ke Satonda. Sehingga kawasan ini dapat terintegrasi dengan paket wisata Tambora. Perlu peningkatan fasilitas dan kualitas SDM. Sebab dua hal itulah yang membuat wisatawan merasa nyaman dan senang.

"Kita terus berupaya untuk tingkatkan kualitas SDM kita di bidang pariwisata. Kita ingin semuanya dapat melayani wisatawan dengan maksimal. Sehingga wisatawan merasa senang dan mau berkunjung kembali," ujarnya.

Ia mengajak masyarakat dan para pelaku pariwisata untuk terus meningkatkan kualitas pelayanannya. Sementara Pemda juga akan terus berupaya untuk melengkapi fasilitas di berbagai destinasi wisata, termasuk di Satonda.

"Pariwisata ini milik bersama, bukan hanya Pemda. Jadi kita semua yang harus jaga. Sehingga ini bisa mendatangkan manfaat lebih bagi masyarakat," ujarnya.

Ke depan, pihaknya akan mengatur berbagai hal untuk membuat destinasi wisata Satonda semakin rapi dan teratur. Pihaknya juga akan mengatur tarif-tarif penggunaan semua jasa yang beroperasi di Satonda. (Linggauni/Suara NTB) 

Share:

Bersama Membangun Negeri Melalui Kampung KB di Inspiratif Expo

Sekda NTB H. Rosiady H. Sayuti, Kepala BKKBN NTB Lalu Makripuddin, Staf Ahli Gubernur Nurhandini Eka Dewi, Kepala Diskominfotik NTB Tri Budiprayitno pose bersama

KEPALA Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Perwakilan NTB Dr. Drs. Lalu Makripuddin terus berusaha optimal agar masalah Keluarga Berencana (KB) menjadi prioritas banyak pihak di NTB, mulai dari instansi pemerintah provinsi, kabupaten, kecamatan hingga pemerintah desa. Adanya dukungan dari Pemprov NTB berupa Peraturan Gubernur (Pergub) Tentang Metode Kontrasepsi Jangka Panjang (MKJP), khususnya Kampung KB membuat jajaran BKKBN Perwakilan NTB mudah dalam melaksanakan tugas di lapangan. Termasuk dari pemerintah kabupaten hingga pemerintah desa.



‘’Kita di NTB merupakan satu-satunya provinsi yang memiliki landasan kuat dalam melaksanakan Kampung KB, karena sudah ada peraturan gubernur. Kampung KB harus disukseskan oleh kita semua di provinsi dan kabupaten/kota, kecamatan dan desa,’’ ujarnya saat memberikan sambutan pada kegiatan Bersama Membangun Negeri Melalui Kampung KB dalam acara Inspiratif Expo yang digelar Dinas Komunikasi Informatika dan Statistik (Diskominfotik) NTB di Jalan Udayana Mataram, Minggu (11/3/2018).

Hadir juga di acara ini, Sekda NTB Ir. H. Rosiady H. Sayuti, MSc., PhD., Staf Ahli Gubernur Bidang Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat Nurhandini Eka Dewi, Kepala Diskominfotik NTB Drs. Tri Budiprayitno, MSi., dan sejumlah pejabat BKKBN Perwakilan NTB lainnya.

Sebagai bentuk realisasi dari pergub itu, ujarnya, sekarang ini di NTB sudah ada 126 Kampung KB yang tersebar di kabupaten/kota. Pihaknya akan terus menambah Kampung KB di NTB, sehingga semakin banyak keluarga yang mengikuti program KB ini.
Sekda NTB H. Rosiady H. Sayuti memberikan sambutan



Menurutnya, ada beberapa kriteria pihaknya dalam menjadikan sebuah Kampung KB. Pertama, tingkat pendidikan rendah, kemiskinan tinggi dan banyak keluarga belum mengikuti program KB. Inilah yang menjadi prioritas pihaknya bersama pemerintah provinsi, kabupaten dan kota di NTB.
Makripuddin mengakui, Kampung KB memberikan banyak inspirasi dari warga kampung untuk berubah atau menjadi lebih baik. Dia mencontohkan, bagaimana satu Kampung KB di Kabupaten Sumbawa, yakni Kampung KB yang ada di Kecamatan Lisung dan Kecamatan Lape, mampu menggugah kesadaran warga sekitar untuk lebih meningkatkan kesamaan dalam bermasyarakat.

Masyarakat yang ada di Kampung KB ini memiliki kesadaran memecahkan permasalahan yang ada di masyarakat secara bergotong royong. Selain itu, ada intervensi dari kepala dinas untuk memberikan bantuan.  Bahkan secara berkala setiap tahun menggelar workshop. Dalam workshop ini ketua pokja bertemu dan membahas permasalahan yang dihadapi dan bersama-sama merumuskan apa yang akan dilakukan, baik oleh masyarakat atau instansi terkait.
Duta GenRe NTB 2017 Baiq Mega Hikmah memberikan motivasi pada pengunjung Inspiratif Expo 2018

Hasil pertemuan itu kemudian dituangkan dalam instruksi bupati. Isinya adalah, semua instansi harus mendukung apa yang diusulkan oleh Kampung KB, sehingga cepat terealisasi. Karena  Kampung KB tidak memerlukan  menunggu terlalu lama, mungkin 6 bulan atau 8 bulan sambil melihat perubahan yang terjadi di kampung itu. Perubahan itu terjadi pada lingkungannya maupun hal lain yang menyangkut masalah yang dihadapi Kampung KB.

‘’Alhamduillah karena instruksi bupati, maka intervensi dilakukan instansi terkait sesuai dengan permasalahan yang dihadapi. Ini artinya bisa terlaksana, berkat dukungan kita semua,’’ ujarnya.
Bahkan, ada salah satu wakil bupati di luar NTB yang mendukung penuh program KB. Di mana, SKPD tidak diperbolehkan ikut rapat, kalau tidak ada program untuk Kampung KB. Di NTB masih belum sampai seperti itu. Meski demikian, ada banyak camat di NTB yang tidak mau menandatangani APBDes jika tidak menganggarkan untuk Kampung KB. ‘’Dan Alhamdulillah hampir semua desa yang ada Kampung KB menganggarkan dana APBDes Kampung KB. Hal ini tidak lepas dari keberadaan Pergub Tentang MKJP yang di dalamnya ada Tentang Kampung KB luar biasa pengaruhnya di lapangan,’’ terangnya.

Pihaknya juga menyambut positif rencana Instruksi Presiden tentang Kampung KB sudah ada di meja Sekretariat Negara dan direncanakan sebulan lagi keluar. Walaupun di beberapa lokasi, banyak ketua pokja Kampung KB menegaskan tidak perlu menunggu Instruksi Presiden atau undang-undang dalam bekerja.  Untuk itu, pihaknya mengharapkan dengan adanya Kampung KB merupakan salah satu upaya meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM) yang ada di NTB.
Sekda NTB H. Rosiady H. Sayuti dan Kepala BKKBN NTB Lalu Makripuddin pose bersama dalang cilik Rahadian Reno Wardana



Sementara Sekda NTB H. Rosiady H. Sayuti, mengingatkan generasi muda untuk merencanakan masa depannya. Menurutnya yang lebih penting adalah bagaimana menyelesaikan pendidikan lebih dahulu baru memikirkan masalah pernikahan. Usia ideal menikah itu, kata sekda adalah 21 tahun untuk perempuan dan 25 tahun untuk perempuan.

Sekda juga mengapresiasi yang dilakukan BKKBN Perwakilan Provinsi NTB yang melakukan kegiatan di Inspiratif Expo yang digelar Diskominfotik NTB. Dari sosialisasi yang dilakukan BKKBN ini, generasi muda bisa mengetahui tentang Kampung KB, Generasi Berencana (GenRe) dan kegiatan lainnya.

Sekda juga mengingatkan dampak dari menikah usia dini yang banyak berakibat buruk bagi generasi muda itu. Selain hilang masa depan juga belum terjamin mereka bisa melahirkan generasi yang sehat.
Acara ini juga diisi dengan sejumlah kegiatan, seperti penampilan dalang cilik Rahadian Reno Wardana, murid Kelas V SD di Gerung yang membawakan masalah dampak menikah usia dini dan banyaknya perceraian yang terjadi. Penampilan cucu dari dalang kondang H. L. Nasib AR ini mendapat sambutan meriah dari penonton.

Selain itu hadir juga Duta GenRe NTB Baiq Mega Hikmah, mahasiswa Fakultas Komunikasi Universitas Mataram yang memberikan motivasi pada generasi muda untuk terus berprestasi dan menghindari nikah dini.  Termasuk penampilan Wahyu, pesulap dari SMAN 8 Mataram dan acara menarik lainnya. (Marham/Ekbis NTB)

Share:

Monday 12 March 2018

Pemain Film Benyamin Biang Kerok Sapa Penggemar di CGV Cinemas Lombok

Reza Rahadian dan Delia melakukan selfie bersama penonton yang ada di salah satu auditorium CGV Cinemas Mataram, Minggu (11/3/2018)

CGV Cinemas Mataram sudah beberapa kali mendatangkan para pemain film-film yang sedang tayang. Kali ini CGV mendatangkan artis peran Reza Rahardian yang berperan sebagai Pengki dan Delia Husein sebagai Aida dalam film Benyamin Biang Kerok. Banyak penggemar yang datang dan ingin bertemu kedua artis ini.

Sebelum menyapa penggemarnya di Lombok, Reza dan Delia menyempatkan diri nonton bareng. Salah satu auditorium di CGV Cinemas Mataram dipenuhi penonton yang ingin menyaksikan Film Benyamin Biang Kerok bersama Reza dan Delia.

"Kita sudah beberapa kali mendatangkan artis khususnya artis dari film yang sedang tayang. Kita ingin berikan kesempatan kepada penggemar atau penonton yang ada di Lombok untuk bertemu dengan artis idolanya," kata Head of Marketing Site CGV Cinemas Mataram, Teguh Widyo, di Mataram, Minggu (11/3/2018).

Ia melihat antusias penonton di Lombok untuk bertemu para pemeran film Benyamin Biang Kerok cukup bagus. Terbukti dengan banyaknya penggemar yang hadir pada acara temu sapa bersama dua pemeran Benyamin Biang Kerok yang datang pada Minggu (11/3/2018) sore. "Mereka kurang lebih satu jam di sini untuk menyapa penggemarnya," ujarnya.

Sebenarnya film Benyamin Biang Kerok ini merupakan versi yang baru dari judul yang sama. Berbeda dengan versi lama, Pengki di Benyamin Biang Kerok terbaru adalah anak orang kaya yang hidup bergelimang uang.

Film yang tayang sejak 1 Maret 2018 ini bisa dibilang meminjam judul dan nama pemeran utama dari film versi 1972. Sementara Benyamin Biang Kerok garapan Hanung Bramantyo dihidupkan lagi dengan cerita baru.

Karakter Pengki yang diperankan Benyamin Sueb diteruskan Reza dalam film versi anyar. Dengan gaya yang kocak dan tawanya yang khas, Reza terbilang sukses memerankan tokoh Pengki. Berbeda dengan film lama, Pengki yang diperankan oleh Reza Rahadian adalah anak orang kaya yang hidup bergelimang uang di rumah berteknologi canggih.

Dalam film versi baru, Pengki menikmati kekayaan hasil kerja keras ibunya (Meriam Bellina), pebisnis terkemuka di Indonesia. Sebaliknya, ayah Pengki (Rano Karno) hidup sederhana di rumah bergaya Betawi sambil mengurus kambing.

Pengki punya sahabat setia, Somad (Adjis Doa Ibu) dan Achie (Aci Resti). Kalau sedang tidak melatih tim sepak bola anak-anak di kampung Betawi, mereka sibuk menjalankan misi rahasia dengan bantuan teknologi rakitan Somad. Misi mereka saat ini adalah menyelamatkan Aida (Delia Husein), penyanyi pujaan hati Pengki yang dipenjara oleh mafia kejam, Said To Nirojim (Komar).

Pengki bersama Somad dan Achie berencana menyabotase kasino ilegal di Jakarta setelah mengetahui markas dan pemukiman warga Betawi pinggiran akan digusur. Kasino yang mereka sabot adalah milik Said yang saat itu sedang berjudi bersama Hengki. Keduanya adalah mafia terbesar yang menguasai bisnis judi.

Sebagai anak Betawi kaya, Pengki dianggap lelaki tak berguna. Maminya selalu menganggap Pengki hanya sebatas anak manja yang menghambur-hamburkan uang ibunya. Cintanya kepada Aida mengubah sikap Pengki. Pengki jadi punya cita-cita yaitu memiliki sekolah yang bisa menampung anak-anak miskin. Sayangnya, Said memergoki hubungan Pengki-Aida sekaligus berhasil membongkar kedoknya saat dia menyatroni kasino miliknya.

Kisah yang menarik inilah yang membuat banyak penggemar film Benyamin sangat ingin betemu dengan artis idolanya ini. Dengan didatangkannya Reza dan Delia, manajemen CGV Cinemas Mataram berharap bisa mengobati kerinduan para penggemar di Lombok terhadap artis peran ini.

"Dalam waktu dekat akan kita datangkan lagi artis salah satu film. Untuk kepastiannya akan kita umumkan segera, siapa saja artis yang akan datang," ujarnya. (Linggauni/Suara NTB)

Share:

Keris, Koleksi Sejarah yang Tak Pernah Lekang oleh Waktu

L. Erwin menunjukkan koleksi keris yang dimiliki. 

KERIS adalah identitas Indonesia. Benda ini adalah warisan kuno.meski begitu, ia justru masih banyak peminat. Tidak saja dari dalam negeri, di luar negeripun permintaan masih menjanjikan.

Tak banyak orang yang menjaga warisan leluhur ini eksis. Produksinya pun terbatas. Di tahun 2018 ini, ada beberapa kolektor keris yang masih bertahan, khususnya di Kota Mataram.  Pada masa lalu, keris berfungsi sebagai senjata dalam peperangan,sekaligus sebagai benda pelengkap sesajian.
Pada penggunaan masa kini, keris lebih merupakan benda aksesoris (ageman) dalam berbusana , memiliki sejumlah simbol budaya, atau menjadi benda koleksi yang dinilai dari segi estetika.

Dalam sebuah literatur, asal usul keris belum sepenuhnya terjelaskan karena tidak ada sumber tertulis yang deskriptif mengenainya dari masa sebelum abad ke-15, meskipun penyebutan istilah "keris" telah tercantum pada prasasti dari abad ke-9 Masehi. Pengetahuan mengenai fungsi keris dapat dilacak dari beberapa prasasti  dan laporan-laporan penjelajah asing ke nusantara.



Media ini menjumpai salah satu kolektor keris di Kota Mataram, Lalu Erwin. Ia tinggal di salah satu komplek perumahan di Kota Mataram. Saat bertemu dengannya, guru SMK 4 Negeri Mataram ini terlihat sedang menghunus keris yang menjadi koleksinya.

Tangannya nampak sangat meyakinkan, ketika perlahan-lahan keris-keris itu dibersihkan. Empat bilah keris sedang dibersihkan. L. Erwin menggunakan jeruk nipis. Katanya, air jerus nipis dapat merontokkan karat. Benar saja, tak beberapa lama setelah potongan jeruk nipis digosok, bilah keris yang dibersihkannya nampak mengkilat. Besi keris-keris itu tidak terlihat seperti besi kini.

L. Erwin kemudian menunjukkan, mana keris yang usianya tua, dan mana yang usianya relative muda. Salah satu kerus yang dipegang konon usianya sudah cukup tua. Tapi tak disebut angka tahun umurnya. Besi keris nampak berbintik-bintik terang, ada juga garis-garis. Ia menyebut besinya dari batu meteor.



Memasuki rumahnya mungkin agak sedikit berbeda. Maklum, dari teras rumahnya dijejali bilahan-bilahan berbagai jenis kayu. Katanya akan dibuat sebagai gagangnya. Di dalam rumahnya, kita bisa menjumpai beberapa perkakas berusia lama. Di antaranya gentong kuno, lukisan tua, dan beberapa perkakas orang tempo dulu. Ia mendapatkan barang-barang itu dari mereka yang datang menawarkannya.

Etalase kaca berukuran besar miliknya penuh dengan gagang dan sarung keris berbagai ukuran dan ukiran. Beberapa jenis keris tersimpan disana, belati juga ada. Usia besi-besi tajam berpahat itu tentu berbeda-beda.

Lalu Erwin juga baru saja usai mengepak pesanan. Keris-keris yang dibelinya akan dikirim ke beberapa pemesan di dalam negeri. Untuk pesanan luar negeri, ia masih menunggu telpon. Sesekali ia juga bercerita tentang pengalaman supranaturalnya menyimpan keris-keris itu.

Apakah keris masih diminati? L . Erwin mengiayakannya. Peradaban modern tak membuat keris hanya menjadi kisah sejarah. Benda ini masih banyak dicari. Soal penggunaannya, pria kelahiran Rarang, Lombok Timur ini tak tak terlalu jauh menjabarkannya.

“Dari dalam negeri pemesanannya rutin. Ada juga permintaan dari Malaysia setiap bulan. Keris-keris ini juga dikirim ke Belanda. Karena disana ada museum keris,” demikian L. Erwin.


Hampir setiap hari di luar jam aktif mengajarnya, ia nampak sibuk. Berbagai kegiatan ia lakukan. Dari membersihkan keris, membuat gagang, hingga memoles gagang. Rumahnya nyaris tak pernah sepi tamu. Mereka yang mengunjunginya, rata-rata berurusan soal keris.

Berbicara harga jualnya, sejuah ini belum ada yang dihargai fantastis. Relatif normal, dari ratusan ribu, hingga jutaan rupiah. Tergantung tingkat usia keris. Soal ukuran, biasanya tak dipersoalkan.
Bagi kolektor yang beruntung, keris bahkan terjual hingga puluhan miliar diluar negeri. Orang luar negeri menganggap keris sebagai barang yang sangat antik. Karena itu, jangan pandang keris sebelah mata.(Bulkaini) 
Share:

VISITOR

YANG SAYANG ANDA LEWATKAN

Blog Archive