Be Your Inspiration

Showing posts with label HIBURAN. Show all posts
Showing posts with label HIBURAN. Show all posts

Sunday 11 June 2023

Desa Wisata Ende, Desa Rembitan, Kecamatan Pujut Lombok Tengah Tujuan Berwisata

KEBERADAAN objek wisata di Kabupaten Lombok tengah bagian Selatan pada hari libur dan cuti bersama, 31 Mei 2023  cukup ramai dikunjungi para wisatawan. Salah satunya di Desa Wisata Ende Desa Sade Kecamatan Pujut.

Desa wisata ini menjadi tujuan berkunjung dari anak-anak sekolah yang menggelar perpisahan setelah selesai mengikuti ujian sekolah. Mereka ingin tahu seperti apa desa, rumah adat dan juga peninggalan dari nenek moyang di masa yang lampau.

Salah satu sekolah yang menggelar perpisahan bagi anak didiknya dengan menguji desa wisata Ende adalah SDN 10 Mataram. Rombongan guru, murid dan beberapa orang tua murid melihat secara langsung bagaimana kondisi desa wisata Ende yang selama ini ada di buku pelajaran sekolah.

Di bawah koordinasi gurunya, anak-anak berinteraksi dengan ketua ataupun masyarakat yang ada di desa wisata Ende. Mereka melihat peninggalan rumah-rumah adat yang masih kental dengan nuansa tradisionalnya.

Bangunan rumah masih menggunakan kayu, berdinding pagar beratap ilalang dan berlantaikan tanah. Bahkan pada waktu tertentu, lantai tanah dibersihkan dengan menggunakan kotoran sapi yang ada di kawasan wisata Ende.

Para pengunjung juga disajikan dengan pementasan peresean oleh pemuda ataupun masyarakat yang ada di desa wisata tersebut. Selesai pementasan, para pengunjung akan memberikan uang saweran yang tidak ditentukan jumlahnya. Bahkan khusus di kalangan pelajar berapapun jumlah uang saweran tidak dipermasalahkan, yang penting para pelajar memahami tentang peninggalan nenek moyang suku Sasak.

“Kalau wisatawan mancanegara, biasanya kalau memberikan saweran di atas Rp 50 ribu. Tapi kalau anak-anak sekolah, biasanya uang saweran sebesar Rp 10 ribu. Atau berapa ikhlasnya,” ujar tokoh adat Desa Wisata Sasak Ende Papuq Lenik didampingi salah satu pemandu wisata yang ada di tempat itu.

Selain itu, para pengunjung juga dipersilakan untuk mencoba menjadi pepadu peresean. Sebagaimana pepadu profesional, mereka harus bertarung adu kemampuan dengan lawannya, meski hanya diperbolehkan memukul perisai saja.

Mereka tetap mempertahankan adat maupun tradisi yang sudah menjadi peninggalan leluhur. Rumah-rumah maupun fasilitas yang ada di tempat tersebut tidak ada perubahan seperti sebelumnya. Hal ini, ujarnya, yang menarik kunjungan wisatawan ke desa wisata Ende.

Salah satu orang tua murid,  Baiq Ika mengaku cukup menikmati kunjungan ke desa wisata ini. Adanya kunjungan ke desa wisata ini, ujarnya, menjadi bahan pengetahuan bagi anak-anak mengenai sejarah masa lalu. Termasuk para orang tua murid yang belum pernah datang ke desa wisata Ende ataupun lainnya. (ham)


 

Share:

Friday 14 April 2023

Museum Berperan Pecahkan Persoalan Bangsa melalui Jalur Kebudayaan

 

Aries Zulkarnain 


KEPALA Museum Negeri NTB, Ahmad Nuralam, S.H. M.H., melakukan lawatan ke tokoh budaya Sumbawa, Aries Zulkarnain, pekan kemarin. Dalam kesempatan itu, Aries mengaku prihatin melihat berbagai persoalan pelik yang dihadapi bangsa. “Kualitas hidup bangsa ini terdegradasi seiring lemahnya penghargaan kita pada nilai-nilai budaya luhur,”  ungkapnya dalam keterangan tertulis yang diterima.

 Ia menambahkan krisis moral dan disintegrasi merupakan contoh persoalan dimaksud. Praktik amoral seperti korupsi makin kerap menghiasi ruang publik. Padahal dalam sudut pandang budaya itu adalah aib besar.

 Aries juga menjelaskan berbagai konflik antar golongan dapat diredam melalui kesepahaman jika memiliki akar budaya dan ikatan yang sama. “Sejak dulu, masyarakat kita sudah terbiasa hidup rukun berdampingan dalam keberagaman,”  ujarnya.

 Dalam ha ini, pihaknya menegaskan, museum bisa menjadi salah satu episentrum pendidikan budaya. “Koleksi museum bukan sekedar pajangan, ia sarat akan pesan moral. Banyak cerita masa lalu yang secara esensial masih relevan hingga saat ini,” katanya. “Perlu upaya serius memperhatikan keberadaan museum, baik di tingkat provinsi maupun kabupaten/kota” tambahnya.

 Tantangan yang dihadapi, bagaimana membuat koleksi museum lebih menarik sesuai perkembangan zaman. Oleh karena itu, menurut Aries, transformasi digital merupakan keniscayaan. “Intinya, buatlah pameran koleksi jadi lebih menarik dan relevan,” tutupnya.

 Kepala Museum Negeri NTB Ahmad Nuralam mengamini pandangan Aries, dengan menyatakan “Visi museum kali ini memang terkait transformasi digital, sehingga diharapkan selain informatif, juga bisa lebih menyenangkan,” ujarnya.

 Pihaknya sekarang ini sedang melakukan berbagai upaya dalam membangun jejaring museum se-NTB. “Kita sedang mendorong pembentukan museum di seluruh kabupaten/kota se-NTB, juga museum komunitas di tingkat desa,” tegasnya.

 Kegiatan tersebut dibingkai dalam tema gerakan ‘Kotaku Museumku, Kampungku Museumku’.

 Selain meningkatkan jumlah museum yang ada, inisiatif ini juga berupaya meningkatkan peranan komunitas dalam membangun serta menghidupkan museum. “Dengan begitu, keberlanjutan dan peran museum bisa lebih terjaga,”  terangnya. (Marham)


Share:

Sunday 29 May 2022

Era Baru Menonton Televisi dengan TV Digital

 

Tanggal penghentian siaran TV analog makin dekat. Masyarakat perlu segera mempersiapkan diri beralih ke siaran TV Digital. Penghentian siaran TV Analog atau Analog Switch Off (ASO) berlangsung dalam tiga tahap yaitu tahap pertama 30 April 2022, tahap kedua 25 Agustus 2022, dan tahap ketiga 2 November 2022. 

Seperti apa menonton televisi digital itu? Berikut ini videonya... 
Share:

Thursday 26 May 2022

Penyelenggaraan F1 Belum Jelas, ITDC Fokus MotoGP dan Event Otomotif Nasional

Event Mandalika Track Day diselenggarakan di Sirkuit Internasional Mandalika, Sabtu (21/5). Ke depan ITDC bakal memperbanyak event semacam itu selain menyelenggarakan event utama MotoGP dan WSBK sembari menunggu kejelasan gelaran balap F1.

Sirkuit Internasional Mandalika sempat diwacanakan bakal menggelar event balap bergengsi dunia lainnya, yakni Formula One (F1). Namun sampai saat ini rencana tersebut masih belum ada kejelasan. PT. Pengembangan Pariwisata Indonesia atau Indonesia Tourism Development Corporation (ITDC) selaku pengelola kawasan The Mandalika tempat Sirkuit Internasional Mandalika, tampak masih fokus untuk menyelenggarakan event MotoGP sebagai core event. Ditambah event-event otomotif skala nasional lainya, sebagai pendukung. 

“(Soal gelaran F1) Belum ada informasi yang bisa kami berikan sampai sejauh ini,” jawab Managing Director The Mandlika, Bram Subiandoro, Minggu (22/5/2022). 

Ia mengaku, pihaknya sampai saat ini belum mendapat informasi terkait perkembangan rencana gelaran event dunia tersebut. Selain terkait event-event otomotif yang memang sudah masuk dalam agenda penyelenggaraan di sirkuit internasional Mandalika, seperti event MotoGP yang sudah berkontrak bakal diselenggarakan selama 10 tahun, ada juga event World Superbike (WSBK). 

“Untuk tahun ini selaian MotoGP, ada juga FIM Motul WSBK yang akan digelar pada 11-13 November. Sebelumnya, juga ada Fanatec GT World Challenge Asia 2022, pada 11-13 Oktober mendatang,” terang Bram, sebelumnya. 

Di luar itu ada event-event skala nasional. Salah satunya yang tengah digelar Mandalika Track Day, yang merupakan event untuk memperkenalkan sirkuit Mandalika kepada para komunitas dan penggemar balap. Di mana para penggemar dan komunitas balap tersebut diberikan kesempatan untuk bisa menjajal langsung sirkuit kebanggaan Indoensia itu. 

Event yang diselenggarakan pada 21-22 Mei tersebut, nyatanya berlangsung sukses dan, mampu menyita perhatian masyarakat umum dan wisatawan yang datang. Terbuktinya dengan banyak masyarakat yang hadir langsung untuk menonton. Meski harus membayar tiket masuk. “Eventnya berlangsung sukses,” imbuhnya.

Pada event Mandalika Track Day tersebut selain memberikan kesempatan bagi penggemar balap untuk menjajal lintasan sirkuit Mandalika, juga ada event drift show. Di mana ada delapan drifter profesional yang didatangkan unjuk kebolehan sekaligus juga akan memberikan pelatihan singkat. “Ke depan kami akan memperbanyak acara-acara semacam ini. Untuk dapat berpartisipasi mendukung dan mengembangkan olahraga otomotif di Indonesia,” tandas Bram. (Munakir/Suara NTB)

Share:

Monday 21 March 2022

Aksi Si Pawang Hujan Cantik saat MotoGP Mandalika Jadi Sorotan Dunia

 

 Pawang hujan Rara Isti Wulandari melakukan ritual saat hujan mengguyur Pertamina Mandalika International Street Circuit, Minggu (20/3/2022). Start balapan MotoGP seri Pertamina Grand Prix of Indonesia sempat diundur dari jadwal semula karena cuaca buruk. (Dokumentasi Antara)

Gelaran balapan puncak Pertamina Grand Prix Of Indonesia yang berlangsung di Pertamina Mandalika International Street Circuit, Minggu (20/3/2022), sempat terganggu karena hujan. Akibatnya, race direction terpaksa harus menunda sesi balapan sekitar satu jam lamanya. Di sela-sela penundaan balapan, aksi salah seorang pawang hujan, Rara Isti Wulandari, menjadi sorotan penonton yang ada.

Bahkan aksi Rara yang berusaha meredakan hujan lebat di tengah pit lane menuai berbagai reaksi. Termasuk dari para kru hingga pembalap. Sampai-sampai Fabio Quartararo sempat tertangkap kamera tengah menirukan aksi Rara, sang pawang hujang di dalam paddock. Hingga mendapat sorak-sorai puluhan ribu penonton yang hadir langsung untuk menyaksikan balapan MotoGP di sirkuit internasional Mandalika. Namun sayang, usaha Rara gagal membuahkan hasil. Hujan lebat terus saja turun hingga hampir satu jam.    

Rara memang diminta khusus oleh penyelenggara sebagai pawang hujan di kawasan Sirkuit Mandalika. Dan, sudah berada di Sirkuit Mandalika sejak beberapa hari yang lalu.

Aksi Rara tersebut nyatanya mendapat perhatian Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Sandiaga Uno. “Menurut saya ya ini (aksi pawang hujan) mungkin sebagai bagian dari hiburan dan atraksi, kearifan lokal mungkin serta budaya. Yang bisa menjadi daya tarik tersendiri,” ujarnya.

Tapi tentunya, tetap yang maha kuasa yang menentukan. Di mana hujan tetap berlangsung hingga hampir satu jam lamanya. Dan, balapan pun terpaksa harus ditunda sampai menunggu hujan reda.

Sandiaga mengaku, sebelumnya balapan berlangsung pihaknya sudah mendapat laporan bahwa diprediksi hujan bakal turun dengan durasi sekitar satu jam. Atas dasar itulah, penyelenggara kemudian memutuskan menunda balapan dan memastikan keselamatan para pembalap tetap terjamin.

Pun demikian, balapan dengan kondisi track basah karena hujan nyatanya menjadi pengalaman tersendiri bagi sejumlah pembalap MotoGP. Karena diakui baru pertama kali membalap dengan kondisi track yang basah seperti itu. Namun tetap bisa menikmati balapan, meski diakui beberapa pembalap hasilnya tidak seperti yang diharapkan. (Munakir/Suara NTB)

Share:

Marquez Cedera dan Gagal Balap, Oliviera Juarai GP Indonesia di Sirkuit Mandalika

Presiden Joko Widodo (tengah) memberikan trofi juara pertama kepada pembalap Red Bull KTM Factory Racing Miguel Oliveira (kiri) disaksikan juara ketiga Johann Zarco di podium seusai balapan MotoGP seri Pertamina Grand Prix of Indonesia di Pertamina Mandalika International Street Circuit, Minggu (20/3/2022). Miguel Oliveira berhasil menjadi juara pertama diikuti pembalap Monster Energy Yamaha Fabio Quartararo dan pembalap Pramac Racing Johann Zarco.. (Dokumentasi Antara Foto)


Pembalap Redbul KTM Team, Miguel Oliveira berhasil mencetak sejarah dengan menjuarai Pertamina Grand Prix Of Indonesia. Pembalap Portugal tersebut berhasil menjadi yang tercepat, pada balapan yang digelar di Pertamina Mandalika International Street Circuit, Minggu (20/3/2022). 

Memulai balapan dari posisi 7, Oliviera langsung memimpin balapan begitu memasuki laps kedua dan menyelesaikan total 20 laps dengan mulus. Pembalap Yamaha Monster Energy Team, Fabio Quartararo yang menempati pole position harus puas di posisi kedua. Setelah hanya satu laps memimpin balapan. 

 Bahkan, Quartararo sempat tercecer di posisi kelima sebelumnya akhirnya mengunci podium pertamanya pada musim balap tahun ini. Ia berhasil melewati perlawanan ketat pembalap Pramac Ducati Johann Zarco yang harus puas di posisi ketiga serta pembalap Ducati Lenovo, Jack Miller di posisi ke empat. 

 Adapun juara GP Qatar, Enea Batianini harus puas di posisi 11 di akhir balapan. Meski demikian, pembalap Gresini Racing ini masih berada di posisi pertama klasmen pembalap dengan total mengumpulkan 30 poin. 

Sedangkan Miguel Oliviera berhasil merangsek ke posisi ke empat klasemen pembalap dengan mengumpulkan 25 poin berkat kemenangan di sirkuit internasional Mandalika tersebut. “Ini bukanlah balapan yang mudah,” aku Oliveira, kepada media. Tapi ia mengaku senang dengan raihan yang dicapai pada balapan yang digelar di sirkuit internasional Mandalika. Dan, akan berupaya untuk terus naik di klasemen pembalap, dimulai dari balapan di Sirkuit Mandalika. 

Sementara itu, nasib sial dialami pembalap Repsol Honda Racing, Marc Marquez. Pembalap Spanyol tersebut gagal menunjukkan aksinya, lantaran mengalami cedera. Ia pun harus rela melewati balapan perdana di sirkuit internasional Mandalika karena mengalami cedera. 

Setelah terjatuh pada sesi pemanasan. Marquez bahkan sempat harus menjalani perawatan medis. Marquez menjalani sesi balapan di sirkuit internasional Mandalika sejak Jumat (18/2/2022) dengan catatan minor. Tercatat sudah empat kali Marquez mengalami crash yang akhirnya memaksanya untuk melewati balapan di MotoGP seri kedua ini. Meski pada sesi latihan bebas di hari Sabtu (20/3/2022), Marquez sempat menunjukkan tanda-tanda kebangkitan dengan menjadi pembalap tercepat. (Munakir/Suara NTB)
Share:

Wednesday 5 January 2022

Mau Beli Tiket MOTOGP Mandalika 2022, Di Sini Tempatnya ...

Bisa Beli Tiket MotoGP 2022 Mandalika di sini.. 

PT Pengembangan Pariwisata Indonesia (Persero)/Indonesia Tourism Development Corporation (ITDC), BUMN Pengelola Kawasan Ekonomi Khusus (KEK Mandalika)/The Mandalika bersama dengan Mandalika Grand Prix Association (MGPA) selaku bagian dari ITDC Group, mulai membuka penjualan tiket balap motor MotoGP Indonesia Grand Prix (MotoGP) 2022 secara online dan offline mulai 6 Januari 2022.

Penjualan tiket MotoGP kategori Premium Grandstand dan VIP Hospitality Suites (Premiere Class & Deluxe Class) mulai dibuka pada Jumat, 6 Januari 2022. Sementara penjualan tiket kategori General Admission dan Standard Grandstand baru dibuka pada Selasa, 11 Januari 2022.

Harga tiket Grandstand & General Admission Weekend Pass MotoGP 2022

Calon penonton dapat melakukan pembelian tiket secara online melalui 10 platform pembelian tiket yang merupakan partner dari ITDC Group, antara lain channel digital Xplorin yang didukung oleh Bank NTB Syariah, InJourney, Tiketapasaja.com, Tiket.com, My Pertamina Apps, DyandraTiket.com mulai tanggal 6 Januari 2022. Sementara pembelian secara offline dapat dilakukan di gerai Alfamart, Indomaret, dan Angkasa Pura Hotel yang mulai dibuka pada tanggal 11 Januari 2022.

Tiket MotoGP ini memiliki variasi harga sesuai dengan tempat menonton yang terbagi menjadi lima kategori yaitu, General Admission dengan jumlah kuota sebesar 10.000 tiket, Standard Grandstand sebanyak 28.578 tiket, Premium Grandstand 22.056 tiket, Deluxe Class 2.000 tiket, dan Premiere Class 900 tiket. Total kuota tiket penonton yang disediakan sebesar 63.534 tiket per hari.

Tahun ini, ITDC-MGPA menyediakan tiket harian pada kategori General Admission, Standard Grandstand, dan Premium Grandstand. Untuk harga tiket hari pertama pada 18 Maret, tiket yang tersedia dimulai pada harga Rp 115.000 – Rp 431.250. Sementara untuk tanggal 19 Maret harga tiket dimulai pada harga Rp 287.500 – Rp 1.150.000 dan pada tanggal 20 Maret tiket dimulai pada harga Rp 575.000 – Rp 1.725.000. Selain tiket harian, penyelenggara event juga telah menyiapkan paket weekend pass yakni Sabtu dan Minggu untuk tiga kategori yang sama dimulai dari harga Rp 805.000 – Rp 2.587.000.

Khusus untuk kategori VIP Hospitality Suites, tersedia tiket 3 days pass yang dijual pada rentang Rp 10.000.000 – Rp 15.000.000 (berlaku untuk menonton selama tiga hari).

Harga Tiket MotoGP 2022 Daily Pass

Sementara bagi pecinta balap yang telah mendaftar pada pre-booking tiket, mereka akan mendapatkan prioritas kuota dan akan dihubungi melalui data yang telah diinput dalam jangka waktu tertentu.

Vice President of Commercial MGPA, Aji Aditra Perdana menyampaikan, “Kami yakin masyarakat sudah antusias menyambut Indonesia menjadi tuan rumah MotoGP kembali setelah penantian panjang selama 25 tahun. Untuk itu, mengawali tahun 2022 kami mengumumkan harga tiket sekaligus membuka penjualan tiket MotoGP 2022. Sehingga masyarakat yang ingin menyaksikan event MotoGP secara langsung di Pertamina Mandalika International Street Circuit pada 18-20 Maret mendatang sudah bisa mulai mempersiapkan diri lebih awal.''

Harga Tiket MotoGP Mandalika 2022 VIP Hospitality Suites 3 Days Pass

Sebagai informasi, General Admission merupakan tiket non-seating area, dimana penonton bisa masuk ke area Sirkuit untuk menyaksikan balap dari layar besar dan menyaksikan konten di dalam area komersial namun tidak masuk pada area Grandstand. Sementara Standard Grandstand terbagi menjadi enam titik lokasi duduk yaitu zona C di tikungan 1, zona D di tikungan 3, zona E di tikungan 6, zona F di tikungan 8, zona G di tikungan 12, zona H di tikungan 13, zona I di tikungan 14.

Sementara, Premium Grandstand berada di empat titik yaitu di zona A pada area start dan finish balap, serta beberapa titik lainnya, zona B di tikungan 1, zona J di tikungan 15, dan zona K di tikungan 16. Sementara VIP Hospitality Suites terbagi menjadi dua kelas, yakni Premiere Class yang berlokasi di lantai 2 Pit Bulding sehingga memudahkan penonton untuk berinteraksi dengan pembalap, dan Deluxe Class berlokasi di VIP Village berdekatan dengan Paddock Sirkuit. (*)

Share:

Wednesday 12 February 2020

Ming Muslimin Nilai Komunitas Film di NTB Tumbuh Cepat

Ming Muslimin, Sutradara film asal NTB

Di NTB, komunitas perfilman sudah mulai tumbuh. Dengan skill yang mereka miliki, sejumlah judul-judul film yang layak ditonton telah lahir. Tangan-tangan kreatif kelompok milenial NTB ikut membantu tumbuhnya industri kreatif perfilman di daerah ini. Tinggal pemerintah daerah yang harus merespon kondisi ini agar daya ungkitnya lebih maksimal.  

Ming Muslimin, salah seorang pegiat film asal NTB mengatakan, komunitas film di daerah ini memang tumbuh pesat. Berbeda dengan beberapa tahun lalu yang jumlah komunitasnya sangat sedikit. “Teman-teman yang bergerak lebih dari 400 orang di NTB,” kata Ming Muslimin kepada Ekbis NTB, Minggu (2/2/2020).

Setiap komunitas setidaknya memiliki  basecamp, anggota, kontak person, agenda rutin dan memiliki akun media sosial sebagai sarana berkomunikasi. “Moment yang tepat untuk memajukan industri perfilman karena sudah banyak orang-orang yang terlibat di sana. Kalau secara skill, mereka lumayan,” terang Ming.

Pria yang terjun di bidang perfilman sejak tahun 2005 ini mengatakan, selama ini sudah banyak karya dari pegiat film di NTB yang tampil di festival film, baik dalam negeri maupun luar negeri serta pemutaran di biskop. “ Film teman-teman yang sudah masuk bioskop antara lain judulnya ; Beto Wangsul, Memorabilia, Obituary, Love is Here, Anita, Sepiring Bersama, Melaiq, Joki Kecil dan lainnya,” katanya.

Menurutnya, banyak dari karya-karya yang bagus tersebut justru lahir dari budget yang minim, misalnya dibawah Rp 50 juta per film. Biasanya komunitas yang menggarap satu judul film tersebut akan membawa hasil karyanya ke festival-festival film yang banyak digelar.” Karya yang tak terdetekasi sama pemda ini kadang budget minim,  namun karyanya besar karena sampai luar negeri,” lanjutnya.

Ming mengatakan, memang ada bebarapa film hasil tangan kreatif masyarakat NTB yang sudah bisa diputar di CGV karena memang  CGV selama ini memiliki ruang untuk para komunitas di Indonesia. “Satu bulan itu ada satu slot untuk film hasil garapan komunitas, meskipun berbayar namun ada potongan harganya,” terang pria lulusan S1 dan S2 Jurusan Film dan Televisi di ISI Yogyakarta ini.
Bagaimana dengan dukungan pemda selama ini? Menurut Ming, sejauh ini belum ada perhatian yang besar dari pemerintah. Para pegiat film di NTB memang sangat mengharapkan diberikan kesempatan oleh pemda. Misalnya pemda membuat promosi program kerja melalui film yang dikerjakan oleh para pegiat film dalam daerah.

Menurutnya, ada satu tantangan yang masih dihadapi oleh para pegiat film di NTB yaitu belum fokusnya mereka pada job desk saat pembuatan film. Selama ini film yang digarap dikerjakan sendiri oleh komunitasnya tanpa adanya keterhubungan dengan komunitas lain, padahal produksi film sesungguhnya berjejaring.

“Kawan kawan ini masalahnya mereka semua dikerjakan sendiri-sendiri, karena tidak ada komunikasi lintas komunitas itu. Mereka tidak mengambil orang yang expert misalnya soundman, audioman, penata musik itu beda-beda, penata cahaya, cameramen itu beda, antara produser, lineproduser, production manager itu beda. Jadi kendalanya adalah  belum ada komunikasi lintas komunitas,” katanya.(Zainuddin Syafari/Ekbis BTB) 
Share:

Muhammad Nursandi, Sutradara Film Asal NTB Dukung Pengembangan Film di NTB

Muhammad Nursandi (kanan) sedang memantau pelaksanaan pengambilan gambar oleh kameramen.

PEMAIN dan Sutradara Film Nasional asal NTB Muhammad Nursandi mendukung penuh ide dan gagasan yang dilakukan Dinas Perindustrian (Disperin) NTB untuk mengembangkan industri perfilman di NTB. Jika industri perfilman ini akan dikembangkan membutuhkan keseriusan dari pemerintah, pelaku perfilman hingga masyarakat, sehingga industri perfilman tetap eksis.

Selama ini,  ujarnya, industri perfilman di daerah ini tidak pernah ada perhatian serius oleh pemerintah daerah.  ‘’Kalau toh pun ada. Itu hanya wacana dan sebatas wacana dan tidak pernah kita lihat wujudnya seperti (filmnya) apa dan dukungannya seperti apa (terutama dari sisi dana). Karena persoalan film itu sesungguhnya adalah bagaimana kita produksi ? Ada dana ngak untuk kita buat film itu (produser, red),’’ ujarnya pada Ekbis NTB, Minggu (2/2/2020).

Setelah ada dana, ujarnya, yang harus diperhatikan adalah bagaimana distribusi fim itu sendiri.Menurut sutradara Film Perempuan Sasak Terakhir ini, distribusi tidak hanya sekadar di YouTube, karena semua orang bisa. Dalam hal ini harus ada sentuhan dari pemerintah daerah khususnya Dinas Perindustrian agar film itu mampu mencari dan menemukan pasarnya. Dalam arti, film yang dibuat itu tidak hanya menunggu nasib baik, tapi ada rumusan dasar untuk pendistribusian.

Dalam membuat film, tambah mantan anggota Badan Promosi Pariwisata Daerah (BPPD) NTB ini, hal yang perlu diperhatikan adalah masalah penonton. Baginya, keberadaan penonton dalam industri perfilman cukup besar, karena menyangkut masalah biaya. ‘’Adakah penonton kita di NTB? Kalau dua tiga penontonnya untuk apa? Proses produksi film itu mahal itulah yang membuar film-film berkualitas itu tidak berani dibuat karena biaya dan siapa yang akan menonton.Produser-produser besar Jakarta saja sangat berhati hati membuat film kalau tidak penuh dengan perhitungan bisa rugi dan tak kembali modal,’’ ujarnya menggambarkan.

Dicontohkannya, proses produksi film mindstream bukan seperti proses produksi film independent atau sekumpulan anak muda yang euforia lalu membuat film dan mencari pasar dan penontonnya oleh mereka sendiri dan komunitas mereka sendiri yang menonton. Sementara dimaksudkan industri di sini adalah proses produksi yang terjaga dari tahun ke tahun dan lalu pendistribusianya bagus dan penontonnya sudah jelas.

Untuk itu, hal yang perlu dilakukan pemerintah daerah dalam mengembangkan industri film adalah mengidentifikasi siapa sebetulnya pembuat film di NTB (film maker). ‘’Ada ngak kita punya sutradara film? Ada ngak kita punya penulis skenario? Ada ngak kita punya penata artistik? Ada ngak kita punya editor film yang paham teori film tidak hanya sekedar memotong gambar, tapi lebih dari itu dia memahami filosofi gambar. Ada ngak kita punya sound man, penata suara film dan memahami sound film ?’’ tanyanya.

Menurutnya, jika hanya orang yang hanya sekedar bisa merekam cukup banyak di NTB. Namun, yang menjadi pertanyaan, apa setelah merekam sudah sesuai apa ngak dengan proses produksi film. Begitu juga dengan penata musik film, bukan hanya sekedar main musik saja, karena orang yang main musik di NTB cukup banyak, tapi yang memahami musik film cukup langka. ‘’Di sini maaf-maaf saja tidak hanya sekedar ingin punya niat baik, tapi memang harus betul betul dipahami bahwa kita memiliki talenta talenta yang saya sebut di atas. Dan paling penting adalah ada tidak produser kita di daerah ini yang mau menanamkan uangnya untuk bikin film?’’ tanyanya lagi.

Alumnus Fakultas Film dan Televisi Institut Kesenian Jakarta ini mencontohkan, waktu dirinya membuat sebuah film serius, yakni ‘’Perempuan Sasak Terakhir’’. Waktu pembuatan film itu, ujarnya, semua kru inti dari Jakarta. Sementara, yang mengangkat rol kabel, angkat lampu, sopir kendaraan adalah orang-orang lokal. Meski dirinya tidak tertarik menyebut orang lokal atau orang nasional, menurutnya, adalah sejauh mana kemampuan bersaing secara pribadi ke pribadi.

‘Dan saya juga tidak setuju ada film lokal atau film nasional. Yang ada adalah film-film yang dibuat oleh film maker ,dia mampu bersaing apa tidak? Lalu apa yang disebut film lokal apakah film yang dibuat di daerah itu yang disebut film lokal, lalu film yang dibuat di Jakarta itu yang disebut film nasional. Saya pikir tidak begitu dan jangan sampai kita membenarkan kalimat ini. Yang ada adalah orang mampu bersaing atau tidak,’’ ujarnya.

Meski demikian, dirinya bersedia berbagi ilmu pengetahuan pada generasi muda di NTB yang ingin mengenal dunia perfilman. Apalagi, ujarnya, dunia film ini sangat dekat dengan kehidupan sekaligus juga sangat jauh. ‘’Kenapa saya menyebutnya demikan ,dia dekat karena hampir semua proses hidup kita ini dipengaruhi oleh tontonan dalam hal ini film atau sinetron. Kenapa saya menyebutnya jauh? Karena kita tidak tahu bagimana proses produksinya. Yang kita tahu adalah bagaimana menjadi penonton yang baik. Tapi kita tak pernah berpikir bagaimana mencipta,’’ terangnya. (Marham)
Share:

NTB Cocok untuk Lokasi Syuting Film Hollywood

Film Perempuan Sasak Terakhir, karya Muhammad Nursandi. 

Pemprov NTB melalui Dinas Perindustrian (Disperin) NTB sedang merintis untuk menggairahkan industri perfilman lokal. Para pegiat industri kreatif ini disiapkan wadah dan akan didukung pemerintah daerah. Pemerintah daerah memandang simpul-simpul untuk mengembangkan potensi ini cukup banyak, yakni teater, vlogger dan lainnya.

NTB memiliki studio alam yang sangat luar biasa. Alam pegunungan, hutan, pantai yang indah serta peninggalan bersejarah sangat cocok dijadikan studio alam. Jika ingin memproduksi sebuah film dengan latar belakang yang berbeda-beda, maka production house (PH) bisa memindahkan lokasi syuting dengan cepat sesuai dengan tuntutan skenario. Bahkan, latar belakang syuting film yang biasa dipergunakan sineas Hollywood saja ada di NTB, yakni di Sekotong Lombok Barat. Itu artinya, kalau ada produser film yang ingin memproduksi film-film bergenre apapun, bisa dilakukan di Lombok atau di Pulau Sumbawa tanpa harus membangun studio .

Hal inilah menurut pemain dan sutradara film asal NTB Muhammad Nursandi yang mesti disyukuri. Jika berkaca pada upaya yang dilakukan di Hollywood di Amerika Serikat, ujarnya, praktisi film yang ada di Negara Paman Sam itu membangun studio untuk syuting berbagai jenis genre film. Artinya di studio itu mereka membangun properti untuk keperluan syuting 1 film sesuai genre filmnya. Sementara kalau di Pulau Lombok, tambahnya, sangat pas untuk dijadikan studio alam dalam proses produksi film.

‘’Alasannya, kemana-mana dekat ,mau ke pantai dekat, mau ke gunung dekat, mau ke hutan dekat mau background-nya seperti Texas ada, datang aja ke Sekotong atau di Lombok Timur bagian selatan,’’ tuturnya pada Ekbis NTB, Minggu (2/2/2020).

Untuk itu, jika ingin mengembangkan industri perfilman di NTB, dibutuhkan keseriusan dari pemerintah daerah, sehingga bisa menjadi bagian untuk mengembangkan kreativitas dari masyarakat yang ada di daerah ini. Apalagi, ujarnya, potensi pemain yang ada di NTB tidak perlu diragukan lagi, karena  banyak punya orang yang memiliki talenta untuk menjadi bintang film.

‘’Tapi selama ini kan wadahnya yang ngak jelas ada. Banyak sekali kita punya, tinggal buka casting saya yakin banyak orang yang akan datang untuk minta di tes casting, tapi siap ngak kita? Ada ngak film yang akan kita buat? Ada ngak produser film kita,’’ ujarnya.

Meski demikian, tambahnya, dalam pengembangan tidaklah mudah. Banyak kendala yang dihadapi. Selain masalah dana, kendala yang dihadapi adalah sumber daya manusia (SDM), terutama orang yang betul-betul paham dan punya ilmu di dunia film. Jangan sampai dalam mengembangkan film euforia sesaat dan tidak lama bergelut di dunia film.

‘’Selebihnya itukan anak-anak euforia yang sesaat. Ketika mereka rugi ya meraka tobat untuk berekspresi.  Yang saya inginkan atau harapkan itu adalah orang yang punya ilmu di bidang pembuat film dan tahu arti kesetiaan dalam berproses. Kalau dalam bahasa Sasak bukan yang lentang lentur,anget anget tain manuq. Tetapi yang betul betul mendedikasikan dirinya pada dunia film itu yang kita mau cari dan itu yang kita butuhkan,’’ terangnya.
Pengambilan gambar film, karya sutradara asal NTB Ming Muslimin.
Sebagai pemain dan sutradara film, hingga saat ini dirinya belum menemukan pemain film bintang dari NTB. Namun,  kalau hanya film independen saya, dirinya yakin banyak, tapi masih belum teruji, terutama dalam proses pembuatan filmnya. ‘’Tapi kalau bicara potensi ada banyak yang memiliki potensi. Tapi sekarang bagaimana industrinya di NTB saja ngak ada. Ini kan hanya baru sebatas wacana belum ada tindakan dan belum dirumuskan seperti apa konsepnya,’’ ujarnya.

Pada bagian lain, Hanafi, salah satu Vlogger yang sejak 2018 mulai tertarik berkecimpung di dunia vlog menyebut, potensi SDM lokal sebetulnya sama saja. jika pemerintah ingin menggarapnya, tinggal diwadahi para vlogger yang ada untuk berkreasi. “Vlogger lokal sudah mulai muncul. Tapi masih jalan sendiri-sendiri. Kalau diakomodir, pastinya akan terkumpul,” katanya.

Hanafi sejak 2018 memulai debutnya dengan membuat vlog khusus event budaya peresean. Di kalangan komunitas peresean, Hanafi bukan orang asing. Setiap event peresean, ia selalu siarkan langsung melalui channelnya di YouTube.

‘’Channel saya pernah di-hack (hacker) oleh hacker (diduga dari) Jepang. Baru beberapa bulan ini buat channel lagi di YouTube, kontennya tetap sama, ngangkat peresean,’’ jelas Hanafi.

Menurutnya, menjadi vlogger butuh kreativitas dan kepekaan mengangkat konten. Di NTB, tambahnya, sangat banyak konten yang berkaitan dengan pariwisata yang bisa diangkat oleh para vlogger.  Apalagi upaya untuk berkreasi ini membutuhkan modalnya yang tidak besar. Yang penting cara berkomunikasinya di kamera baik, apalagi saat ini sudah didukung oleh ponsel-ponsel canggih untuk menjadi vlogger. ‘’Tinggal kalau pemerintah serius menggarap vlogger ini, buatkanlah kompetisi-kompetisi agar makin berkembang di daerah,’’ sarannya.

Meski demikian, ujarnya, kompetisi dimaksudkan harus profesional. Pihaknya tidak ingin, kompetisi tersebut sebagai ajang formalitas untuk kepentingan kelompok dan golongan tertentu saja. Dengan intervensi pemerintah daerah, kata Hanafi, ada ruang bagi vlogger lebih dikenal.

“Saat ini pendapatan masih dari Google saja. Kalau pemerintah turut mengorbitkan dari pembinaan yang dilakukan, mungkin akan lebih banyak pihak swasta yang tertarik untuk endorse dan menambah pendapatan selain dari Google,” demikian sarjana lulusan Universitas Islam Negeri (UIN) Mataram ini

Vlogging (istilah para vlogger membuat vlognya) secara umum dideskripsikan sebagai sebuah kegiatan biasanya dilakukan dengan berbicara di depan kamera menceritakan tentang sesuatu yang ia suka, berbicara berbagai tips, berbagi apapun yang ada di dalam pikiran, montase, bahkan ada pula yang membuat klip seperti film.

Sekarang ini, vlogger biasanya membuat vlog secara regular, harian, mingguan atau bahkan bulanan. Ada pula istilah take-a-long vlogging yang berarti vlogger yang menceritakan kesehariannya dalam durasi yang panjang, seperti pergi ke mall, kemudian mengendarai sepeda motor, lalu, pulang ke rumah dan tidur yang dimuat dalam sebuah video.   (Marham/Bulkaini/Ekbis NTB)

Share:

Friday 1 November 2019

Nanggu, Sudak dan Kedis, Tiga Gili Nan Memesona di Sekotong Lombok Barat

Pemandangan alam di tiga gili di Sekotong yang begitu memesona. (Dokumentasi Humas Setda Lombok Barat)

LOMBOK dikenal memiliki banyak gili atau pulau-pulau kecil. Namun selama ini, yang paling populer dan paling banyak dikunjungi wisatawan yakni tiga  gili yang ada di kawasan Lombok Utara yaitu Gili Trawangan, Gili Air dan Gili Meno. Jangan salah, selain tiga gili di Lombok Utara itu, wilayah yang terletak di Provinsi NTB ini juga punya gili-gili lain yang tak kalah eksotis.

Adalah di kawasan Kabupaten Lombok Barat, wisatawan bisa mengeksplorasi keindahan gili-gili lain yang juga cantik. Di kawasan Lombok Barat ada banyak gili yang bisa dikunjungi. Sebut saja Gili Tangkong, Gili Gede, Gili Asahan, Gili Sudak, Gili Nanggu dan Gili Kedis. Di antara gili-gili tersebut, yang paling sering dikunjungi dan memang punya panorama yang cantik adalah trio gili yaitu Nanggu, Sudak dan Kedis yang dikenal dengan sebutan Gita Nada.

Bagi pengunjung yang tak suka keramaian dan ingin menikmati pantai lebih privat, maka trio gili ini menjadi pilihan yang tepat.  Brechler, wisatawan asing asal Prancis akhir pekan kemarin menuturkan, suasana dan pemandangan di tiga gili tersebut bagaikan emas. "Di sini tidak terlalu ramai, bangunannya sedikit jadi terasa tenang dan nyaman, tidak seperti di Bali yang begitu banyak orang. 
Cuacanya pun bagus terlebih pantai-pantainya yang bagi kalian seharusnya adalah emas," akunya.

Trio Gili ini punya hamparan pasir putih dan air lautnya yang jernih. Gradasi warna lautnya membuat mata akan terpesona keindahannya. Saking jernihnya, banyak wisatawan mancanegara berlibur kesini melakukan aktivitas seperti snorkeling. Karena pemandangan bawah lautnya dengan terumbu karang yang indah, berbagai jenis ikan-ikan dan biota laut lainnya sangat gampang di lihat di gili ini.

Pengunjung pun bisa menikmati pemandangan di sekeliling gili yang memanjakan mata. Pengunjung  juga bisa camping di tiga pulau kecil ini.Untuk menuju lokasi ini, wisatawan harus menempuh perjalanan sekitar 1,5 jam dari Kota Mataram. Untuk menyeberang ke pulau-pulau kecil ini, wisatawan harus menyeberang melalui Pelabuhan Tawun di Kecamatan Sekotong, Kabupaten Lombok Barat.

Raili pemilik kapal di pelabuhan tersebut mengatakan,  wisatawan hanya perlu menyewa kapal kayu bermesin dengan tarif Rp250 ribu untuk keliling tiga gili tersebut. Kapal akan mengantarkan wisatawan ke gili-gili yang dituju dan mengantar kembali ke Pelabuhan Tawun."Selain membayar sewa kapal, wisatawan juga harus membayar tiket masuk ke gili Rp5.000 per orang dan untuk wisatawan asing sebesar Rp15.000," ucapnya di sela-sela menahkodai kapalnya menuju Gili Nanggu.
Dari Pelabuhan Tawun, perjalanan penyeberangan ke Gili Nanggu menempuh waktu sekitar 20 menit saja.

Bagi pengunjung yang ingin mengunjungi tiga gili ini dengan rute pergi-pulang, jangan khawatir, pemilik kapal akan menunggu jika para tamu ingin singgah dan menikmati tiap gili. Penyeberangan menuju antar gili hanya perlu menempuh waktu sekitar 10 menit. Sepanjang penyeberangan, wisatawan akan disuguhi panorama pantai yang cantik. (Heru Zubaidi/Suara NTB Lombok Barat )
Share:

Tuesday 17 September 2019

Prosesi Boteng Tunggul Warnai Event Kesenian dan Budaya Pringgasela

Prosesi adat Boteng Tunggul Kecamatan Pringgasela Lombok Timur
Gubernur NTB, Dr.H. Zulkieflimansyah menegaskan bahwa pariwisata, tidak  harus identik dengan Laut dan gunung saja. Tetapi juga berbagai aktivitas seni budaya dan tradisi yang perlu terus diperkaya dan dilestarikan, sebagai aset wisata daerah.

NTB  kaya dengan warna warni seni budaya dan tradisi rakyat. "Hampir di setiap desa wisata tersimpan potensi seni budaya dan tradisi, termasuk kerajinan tenun dan busana yang perlu dieksplore lebih lanjut," kata Gubernur yang akrab disapa Doktor Zul itu saat menutup Event Kesenian & Budaya Pringgasela, di Kecamatan Pringgasela Lombok Timur, Senin (16/9-2019).



“Prosesi Boteng Tunggul ini yang sudah berusia 8 abad adalah warisan budaya yang luar biasa, harus tetap dijaga,” tambah Gubernur.

Boteng Tunggul adalah sebuah tradisi sakral yang biasa  digelar oleh masyarakat desa Pringgasela Kabupaten Lombok Timur NTB mengiringi upacara adat Gawe Desa.

Boteng sendiri berarti berdiri dan Tunggul adalah kain tenun  yang dibuat pertama kali oleh tokoh tenun setempat yaitu Lebai Nursini. Kini tunggul tersebut telah berumur ± 850 tahun, yang berarti sudah berada di tangan generasi pewaris ke - 17. Tradisi ini sebagai cermin sejarah perjalanan tenun Pringgasela.

Dalam prosesi adat  Boteng Tunggul adalah kain tenun (Tunggul) yang diikatkan pada sebuah pohon bambu petung, sehingga tampak seperti umbul-umbul. Kain tunggul itu dipercaya memiliki nilai kesakralan tinggi, sehingga ada syarat-syarat khusus yang harus dipenuhi ketika akan mengibarkan dalam suatu kegiatan adat gawe desa.


BACA JUGA : Tenun Gedogan Lombok Timur Menuju Persaingan Internasional 

Demikian juga bambu petung sebagai tiang Tunggul, selain harus diambil utuh mulai dari bagian akar sampai ujungnya, juga orang yang mengikatkan kain itu hanyalah oleh pewaris tradisi, diiringi dengan seni tradisional Sasak yaitu Gendang Belek dan kesenian Rantok.

Ketua Panitia Alunan Budaya Desa Pringgasela, Ahmad Feriawan mengatakan, masyarakat Pringgasela menganggap Tunggul ini adalah tenun Pringgasela di mana mereka sadar bahwa mereka dilahirkan dengan tenun, sehingga harus dijaga sampai kapanpun.
Boteng Tunggul yang diklaim sudah berusia 8 abad
Tunggul ini juga sering digunakan sebagai media pengobatan dengan memanjatkan do'a dan salawat.
Ia menceritakan bahwa Tunggul terakhir kali dikibarkan pada tahun 1979 silam, ketika pewaris dari kain ini menikah. Sejak saat itu, masyarakat sudah tidak pernah melihat tunggul dikibarkan.

Seluruh tradisi budaya yang dimiliki masyarakat, kata dia, harus dilestarikan dan pelestarian itu ada di Kebudayaan. Karena itu tahun 2020, ia berharap pemerintah daerah punya museum untuk melestarikan keragaman adat dan tradisi yang ada di masyarakat. Terlebih Tunggul yang berusia delapan abad tersebut.



Hal senada dikatakan Kepala Dinas Pendidikan dan KebudayaanNTB, Rusman, SH, MH. Dia mengatakan pelestarian budaya adalah bagian yang harus menjadi perhatian. Budaya sebagai cermin dari masyarakat.

"Ini menjadi perhatian kami di Dinas Dikbud, bagaimana ke depannya kita bisa mencari format yang baik sehingga budaya yang dimiliki betul-betul lestari dan menjadi asset yang berharga," ujarnya.
Di sekolah, jelas Rusman, kekayaan budaya NTB sudah mulai masuk sebagai pelajaran muatan lokal. Bahkan khusus untuk tenun, SMKN 2 Selong membuka jurusan khusus terkait kerajinan tenun. Ini menyesuaikan dengan kebutuhan dan potensi yang ada di masyarakat.

Selain upacara adat Boteng Tunggul, Alunan Budaya Desa Pringgasela, juga  menampilkan beragam atraksi seni seperti fashion show kain tenun, Pameran UKM dan Tari Tenun. Kerajinan tenun sendiri menjadi khas Pringgasela. Produk tenun yang dihasilkan tak hanya beredar di Nusantara, tapi mulai menembus pasar dunia. (Diskominfotik NTB).

Share:

Gubernur NTB Buka Festival Pesona Moyo 2019

Gubernur NTB H. Zulkieflimansyah didampingi Bupati Sumbawa H. Husni Djibril, Ketua DPRD Sumbawa saat memukul bedug tanda dimulainya Festival Pesona Moyo, Minggu (15/9/2019) malam

Gubernur NTB, Dr. H.  Zulkieflimansyah, S.E. M.Sc menekankan pentingnya akses serta penerbangan dalam mendukung kemajuan pariwisata. Karena sehebat apapun menyajikan destinasi dan atraksi budaya, wisatawan tidak mungkin berkunjung jika akses masih minim dan penerbangan masih susah.

Hal ini disampaikannya saat membuka secara resmi Festival Pesona Moyo tahun 2019 di halaman Kantor Bupati Sumbawa, Minggu (15/9/2019). Festival Pesona Moyo terpilih sebagai kalender 100 of event nasional yang diprioritaskan Kementerian Pariwisata. Pihaknya berharap pelaksanaan event ini bisa dirasakan manfaat dan dinikmati oleh masyarakat. “Jangan sampai juga kita melaksanakan satu festival besar tapi tidak dirasakan dan dinikmati oleh masyarakat kita,” imbuhnya.

Dijelaskannya, pemerintah pusat melihat pariwisata adalah satu-satunya sektor yang mampu mengakselerasi pertumbuhan ekonomi dan perbaikan kesejahteraan dalam waktu yang cepat. Hanya saja banyak orang sering keliru memahami pariwisata. Mencoba menata destinasi, desa-desa dan menyajikan tarian serta nyanyian untuk mendatangkan para wisatawan.

Tetapi dari hasil diskusi yang paling penting, orang berkeinginan datang ke suatu daerah karena kemudahan akses. Selain itu yang membuat wisatawan tertarik datang juga jika adanya direct flight (penerbangan langsung).  Berdasarkan data yang ada, sejak adanya direct flight dari Perth Australia datang ke Lombok, jumlah wisatawan Australia yang datang ke NTB meningkat 400 persen.

“Jadi tidak mungkin Festival Pesona Moyo akan ramai dikunjungi kalau akses datang ke Sumbawa masih minim. Tidak mungkin orang Jakarta, Surabaya semuanya mau datang ke Sumbawa kalau penerbangan masih susah. Saya kira yang kayak begini penting agar jangan sampai kita mendandani desa, memperbaiki objek wisata tapi pimpinan Dewan,  anggota Dewan dan pemda tidak memberikan subsidi untuk angkutan kita,” terangnya.

Disebutkannya, hal penting lainnya, pemerintah harus mampu mengidentifikasi asal wisatawan. Karena wisatawan yang paling banyak berkunjung ke NTB termasuk Kabupaten Sumbawa berasal dari Malaysia, kemudian China dan Australia. Hal ini karena adanya penerbangan langsung dari ketiga negara tersebut ke Lombok International Airport (LIA).

Gubernur juga mengakui bahwa turis yang datang ke NTB ini tidak hanya ingin melihat gunung dan laut tetapi juga atraksi yang ditampilkan. Karena tidak lebih dari dua hari anak-anak mereka sudah mulai mencari binatang. Makanya Gubernur berharap Kabupaten Sumbawa bisa menciptakan aktivitas, sehingga sehingga wisatawan lebih dari dua hari nyaman berada di Sumbawa, termasuk memiliki Kebun Binatang.

Gubernur berharap pemerintah daerah lebih serius dalam memajukan pariwisata. Salah satunya dengan mengenal dan mencintai budaya dan daerah Sumbawa. Selain itu juga harus memberikan pelayanan terbaik kepada setiap tamu yang berkunjung.
Pembukaan Festival Pesona Moyo 2019
Bupati Sumbawa, H. M. Husni Djibril, B.Sc, menyampaikan, dilaksanakannya Festival Pesona Moyo 2019 menjadi major event dari rangkaian kegiatan pariwisata yang dikemas dalam rangka mempromosikan Kabupaten Sumbawa sebagai salah satu daerah tujuan wisata unggulan di Indonesia. 

Dengan memanfaatkan nama Pulau Moyo dalam festival ini, diharapkan mampu menggambarkan kekayaan dan eksotisme tinggi yang dimiliki daerah Sumbawa. Paling tidak tercatat ada 231 potensi objek wisata, termasuk 9 desa wisata yang ditetapkan oleh pemerintah Provinsi NTB di Kabupaten Sumbawa, yang membutuhkan interaksi cita rasa dalam konteks kepariwisataan dari segenap komponen baik pemerintah, masyarakat, pelaku wisata, maupun wisatawan itu sendiri. Pihaknya merasa bangga dan semakin termotivasi setelah ditetapkannya Festival Pesona Moyo sebagai salah satu dari 100 wonderful event Indonesia 2019 oleh Kementerian Pariwisata.

“100 wonderful events ini merupakan 100 atraksi wisata terbaik yang tersebar di seluruh penjuru Indonesia. Untuk itu, pada gelaran Festival Pesona Moyo kali ini, kami telah mengerahkan segenap sumberdaya yang ada untuk menyajikan dan mengangkat hal-hal unik, menarik dan bernilai jual sebagaimana tema yang diusung yaitu  discover Sumbawa-find the uniqueness,” terangnya.

Sementara Tenaga Ahli Kementerian Pariwisata RI, Taufik Rahzen memaparkan proses masuknya Festival Pesona Moyo menjadi 100 kalender event nasional. Dijelaskan, terkait masa depan Festival Pesona Moyo, di mana diyakini Sumbawa menjadi pusat kebudayaan di Indonesia. Untuk itu, pihaknya ingin mengusulkan kepada Gubernur dan Bupati tentang pelaksanaan festival di NTB agar bisa di-branding kekuatan flora dan fauna.  Untuk binatang mulai dari Bau Nyale hingga Hiu Paus. Kemudian Barapan Kebo, Pacuan Kuda dan lainnya. (Indra Jauhari dan Arnan Jurami Suara NTB)
Share:

Friday 12 April 2019

Tarian Doro Mantika, Gambaran Peradaban Masyarakat Dompu Sebelum Tambora Sebelum Meletus


Ratusan penari saat mempertunjukkan tarian Doro Mantika. Tarian tersebut gambaran peradaban masyarakat pra dan pasca letusan Tambora 1815 silam, Rabu (11/4/2019)
Puncak Festival Pesona Tambora (FPT) 2018 lalu, dimeriahkan tari kolosal Nggahi Rawi Pahu dengan 203 penari. Tahun ini, tarian serupa juga ditampilkan. Tetapi dengan tema dan jumlah penari yang berbeda, yaitu tarian kolosal Doro Mantika.

Tarian itu diangkat sebagai gambaran kehidupan masyarakat Dompu. Khususnya di lereng gunung tambora pra dan pasca letusan dahsyatnya 1815 silam. Kondisi sumber daya alam yang melimpah dan dinamisnya kehidupan masyarakat direpresentasikan dalam setiap gerak, suara dengan paduan kearifan lokal.

Pasca letusan misalnya, tambora telah menghasilkan bentang alam, tumbuhan dan binatang endemik. Seperti pohon Dua Mangga dan Ayam Hutan Hijau atau yang dikenal dengan Peo dalam bahasa daerah setempat. Termasuk burung kaka tua putih.

Kepala Bidang Kebudayaan Disbudpar Dompu, Wahyono Ragil sekaligus penanggung jawab tarian kolosal, mengatakan, tarian kolosal Doro Mantika ini dipertunjukan oleh 336 penari latar, 50 orang penari inti dan 10 orang pemusik.

“Tarian Doro mantika ini mengisahkan peradaban pra dan pasca meletusnya Gunung Tambora 1815. Termasuk gambaran soal tumbuhan, hewan yang masih ada sampai sekarang dan beberapa kerajaan yang tenggelam saat itu,” katanya saat Puncak Festival Pesona Tambora 2019 di Doro Ncangga Dompu Nusa Tenggara Barat, Kamis (11/4/2019).
Tarian Doro Mantika Gambarkan Peradaban Tambora di acara Festival Pesona Tambora 2019

Selain mengenang peradaban Tambora 1815, pesan tersirat lainnya ialah Dompu harus bangkit melalui program yang tengah dikembangkan pemerintah daerah. Sehingga visi misi Bupati agar masyarakat mampu membayar bisa diwujudkan.

Selain para penari merupakan perwakilan tiap-tiap instansi. Sebagian dari mereka ialah utusan tujuh sanggar yang ada di wilayah ini. “Dan itu kita seleksi ketat dulu para peserta ini sebelum tampil,” ujarnya. (Junaidi/Dompu)


Share:

Friday 1 March 2019

Sesiru Matak Pade Rou, Tradisi Lokal Desa Beriri Jarak Jadi Daya Tarik Wisatawan

Wisatawan turut menumbuk padi saat acara Matak Pade Rau di Desa Beriri Jarak, kecamatan Wanasaba, Lotim,  Kamis (28/2/2019)

MATAK Pade Rau atau panen memetik padi sebuah tradisi lokal masyarakat Suku Sasak khususnya di Desa Beriri Jarak dihidupkan kembali. Aktivitas Sesiru Matak Pade Rau yang dirangkai dengan kegiatan menggiling padi hasil panen itu menjadi daya tarik bagi wisatawan.


Kepala Desa Beriri Jarak, Lalu Pauzi kepada Suara NTB mengatakan, kegiatan Matak Pade Rau ini menjadi tradisi warganya yang sudah turun temurun. Harapannya kegiatan ini tetap dilestarikan. Anak-anak muda sebagai generasi penerus diarahkan untuk terus digelar. Termasuk menjaga kondisi alam.

Kegiatan Matak Pade Rau ini coba dikemas Desa Beriri Jarak dengan kegiatan festival. Tujuannya untuk menggerakkan masyarakat untuk bisa mengubah pola pengolahan lahan. Utamanya mengolah yang tadah hujan dengan luasan 273 hektare. Dipilih komoditas yang ditanam adalah varietas beras merah.


Diterangkan ada budaya sesiru yang sudah melekat lama di tengah masyarakat. Sesiru kata Kades bermakna tolong menolong. Masyarakat yang memiliki petak sawah itu suatu waktu bersama-sama dengan yang lainnya saling bantu. ‘’Dibantu oleh tetangganya dalam satu lokasi,’’ terangnya.
Beriri Jarak merupakan desa penghasil beras merah. Beras merah ini diharapkan terus dikembangkan ke depan karena memiliki nilai gizi yang cukup tinggi. Di samping itu memiliki nilai ekonomis yang tinggi.

Setelah  panen, mengolah padi merah tidaklah sama dengan mengolah padi biasa. Padi beras merah ini tidak bisa digiling menggunakan mesin penggiling. Karenanya ada tradisi nujak atau menumbuk padi secara bersama-sama. Tidak digiling karena dikhawatirkan kualitas rasa akan hilang. ‘’Kalau digiling, warnanya akan putih,’’ terangnya.
Petani menggunakan baju adat saat Sesiru Matak Pade Rou di Desa Beriri Jarak Kecamatan Wanasaba Lombok Timur
Tradisi menumbuk padi secara beramai-ramai terus akan dikembangkan sebagai salah satu cara untuk mempertahankan keaslian beras merah hasil panen lahan di Beriri Jarak. Ada media alat tradisional yang harus tetap dijaga.


Tradisi menumbuk padi diakui sudah terancam hilang seiring dengan kehadiran teknologi yang memudahkan warga untuk menghasilkan beras dalam waktu yang cepat. Produksi beras merah ala warga Beriri Jarak ini diharapkan bisa tetap bertahan. Apalagi melihat kualitas beras merah sangat baik untuk konsumsi. Di tengah gencarnya pemerintah mengampanyekan penanganan stunting, salah satu caranya  bisa dengan konsumsi beras merah.

Kepala Bidang Pemasaran Dinas Pariwisata Lotim, Muhir mengatakan aktivitas Matak Pade Rau yang digelar masyarakat Desa Beriri Jarak Kecamatan Wanasaba, Lombok Timur (Lotim)  ini sangat bagus untuk dipertahankan. Nilai-nilai budaya yang sudah lama dan terancam punah harus diselamatkan. Salah satu caranya dengan menggelar acara yang dirangkai dengan berbagai kegiatan tradisional ala masyarakat Desa Beriri Jarak.

Lotim memiliki banyak nilai-nilai budaya lokal atau local wisdom yang belum digali. Nilai-nilai tersebut jika dituangkan dalam berbagai acara akan menjai daya tarik bagi wisatawan yang datang. Seperti terlihat saat wisatawan melakukan aktivitas menumbuk padi. Mereka sangat antusias dan cukup bersemangat. (Rusliadi/Lombok Timur)

Share:

VISITOR

YANG SAYANG ANDA LEWATKAN

Blog Archive