Be Your Inspiration

Friday 26 July 2019

Wisatawan Mancanegara Bersihkan Pantai Senggigi dari Sampah Plastik

Wisatawan asing bersama warga lokal memungut sampah di tengah luat.  Sampah plastik mengotori  sepanjang pantai Senggigi dikeluhkan wisatawan

 Sampah plastik seperti bekas botol minuman, plastik kresek dan sisa bungkus makanan mengotori sepanjang pantai kawasan Senggigi. Kondisi ini menyebabkan keprihatinan dari sejumlah kalangan, termasuk wisatawan asing. Wisatawan asing  bersama warga lokal yang tergabung dalam komunitas pecinta lingkungan pun turun tangan membantu memungut sampah plastik di laut. Mereka berenang bahkan menyelam ke tengah laut untuk mengambil sampah plastik tersebut. 

Seperti yang dilakukan komunitas Lombok Ocean Care (LOC), salah satu komunitas yang peduli terhadap lingkungan. Di komunitas ini sudah bergabung puluhan orang dari warga lokal maupun warga asing (wisatawan asing).

Pada Minggu (21/7/2019), komunitas ini membersihkan sampah plastik di depan Hotel Kila. Warga lokal bersama wisatawan asing berenang ke tengah laut mengambil sampah yang berserakan.  Mereka menggunakan jaring untuk mengambil sampah yang mengapung di laut.


Sakinah, warga asing asal Jerman yang menginisiasi komunitas LOC menuturkan, pihaknya menginisiasi komunitas akibat keperihatinan terhadap kondisi sampah plastik di kawasan pesisir Pantai Senggigi. Pihaknya melakukan aksi kebersihan sampah plastik selama sebulan sekali.  "Lalu kami punya ide untuk mencari teman-teman yang snorkeling menyelam membersihkan sampah," jelas dia.  Pihaknya tiap hari minggu menyelam di lokasi pantai yang banyak sampah di laut.

Dalam melakukan aksi bersih sampah plastik ini, pihaknya kerjasama dengan Ikatan Bank Sampah Lombok. Mereka membeli sampah yang sudah bersih dan ikut aksi memberikan sosialisasi memilah serta mengolah sampah. Sampah yang berhasil diperoleh dalam sepekan mencapai 200 kilogram.

Diakui masih banyak sampah plastik di tengah laut.   Pihaknya tidak hanya mengambil sampah, namun pihaknya memiliki misi mensosialisasikan bahaya sampah plastik dan program zero waste agar masyakarat belajar bagaimana mengolah sampah. Sehingga masyakarat belajar mengolah sampah, sebab sampah bisa diolah menjadi kerajinan dan menghasilkan uang. "Karena kalau sekadar memungut sampah semua orang bisa, tapi kami punya misi mensosialisasikan bahaya sampah plastik," jelas dia. 


Front Office Manajer Kila Hotel dan Pool Villa Club, Ahmadi mengatakan adanya sampah plastik di sepanjang pantai ini dikeluhkan oleh wisatawan. Hal ini dilihat dari komentar wistawan tentang kebersihan di pantai. Wisatawan asing memberikan masukan agar persoalan sampah ini serius ditangani.  Dalam hal penanganan sampah ini perlu melibatkan semua pihak termasuk para pengusaha hotel.

Sementara itu, Camat Batulayar, Saharudin mengaku persoalan sampah memang menjadi masalah pelik. Masalah sampah inipun menjadi atensi nya awal menjabat camat Batulayar. "Kami sentuh dulu soal kebersihan, kami bergerak dan alhamdulillah diikuti oleh LCC sebelum jadi LOC," jelas dia. 

Kaitan dengan itu juga terbentuklah pokdarwis, sehingga geliat penanganan kebersihan semakin baik.  Bahkan penanganan sampah dilakukan selama sekali sepekan komunitas bersama kecamatan turun melakukan gotong royong. (Heru Zubaidi/Lombok Barat)

Share:

Desa Danger Tampilkan Inovasi Olah Sampah Jadi Bahan Bakar Minyak

Kepala Desa Danger, Kaspul Hadi, memantau proses ujicoba mesin pengolah sampah plastik menjadi bahan bakar minyak di kantor desa setempat, Senin (22/7/2019)

Inovasi yang ditampilkan oleh Pemerintah Desa Danger Kecamatan Masbagik, Lotim berhasil menjadi juara I unggulan dalam pelaksanaan gelar teknologi tepat guna (TTG) tingkat Provinsi NTB yang dipusatkan di Lotim. Pemdes Danger menampilkan mesin pengolah sampah plastik menjadi bahan bakar minyak, mulai dari minyak tanah, bensin dan solar.

Menurut Kepala Desa Danger, Kaspul Hadi, keberhasilan yang dicapai itu tidak terlepas dari kepedulian dan kerjasama semua pihak. Salah satunya kepedulian terhadap lingkungan untuk bagaimana sampah bernilai ekonomis. Dituturkannya, inisiatif pengolahan sampah dari kerajinan Gaharu yang ada di Danger menciptakan minyak wangi yang dikirim ke berbagai negara.

"Dari Gaharu yang menghasilnya minyak wangi inilah yang menginspirasi untuk membuat mesin pengolahan plastik menjadi bahan bakar," terangnya kepada Suara NTB, Senin (22/7/2019).

Adanya mesin pengolah sampah plastik ini kedepan bagaimana plastik-plastik yang ada di Desa Danger tidak lagi menjadi momok ditengah-tengah masyarakat. Melainkan sampah-sampah tersebut dapat menjadi sumber berkah. Sampah yang mampu menciptakan PADes untuk kembali pada peningkatan kesejahteraan masyarakat. "Mesin yang kita ciptakan ini mampu memproduksi dari sampah plastik menjadi bahan bakar berupa bensin, solar dan minyak tanah," terangnya.

Keberadaan mesin pengolah sampah ini terus dilakukan ujicoba. Langkah ini dilakukan supaya inovasi yang dibuat oleh masyarakat dan Desa Danger ini betul-betul dapat berfungsi maksimal. Ini untuk menjawab persoalan sampah. Terciptanya mesin pengolah sampah ini sejalan dengan program Pemprov  NTB untuk mewujudkan NTB zero waste. "Dengan karya ini, apabila sudah berkembang dan sukses. Insya Allah mampu mendatang PADes dan mengatasi persoalan sampah menjadi berkah," jelasnya.

Ia berharap keberhasilan mesin pengolah sampah menjadi bahan bakar minyak menjadi juara I unggulan tingkat NTB tidak hanya sebatas juara. Namun bagaimana diharapkan pemerintah daerah baik kabupaten maupun provinsi untuk mendukung dan mengawal inovasi TTG ini untuk dapat berkembang sehingga dapat berfungsi sebagaimana tujuannya.

Diketahui, terdapat empat penilaian pada gelar TTG ini, yaitu inovasi tepat guna yang juara pertama diraih alat pemotong kayu multi guna (KLU), sementara juara kedua adalah alat semprot (handsprayer) tenaga surya (Lombok Barat) dan juara ketiga alat pemupuk jagung (Dompu).

Sementara itu Lombok Timur meraih predikat sebagai Kabupaten Terbaik Tepat Guna Unggulan yang diraih oleh Desa Danger Kecamatan Masbagik, disusul Lombok Utara, dan Lombok Tengah. (Yoni Ariadi/Lombok Timur)
Share:

Tuesday 2 July 2019

Branding Wisata Halal di NTB Harus Ada Perangkat Hukum

Islamic Center, pusat wisata halal di NTB.
Branding NTB sebagai destinasi wisata halal sudah tak perlu diperdebatkan. Badan Promosi Pariwisata Daerah (BPPD) Kabupaten Lombok Timur (Lotim) menyarankan NTB, termasuk Lotim di dalamnya ini perlu segera menguatkan keberadaan branding wisata halal tersebut. Sarannya segera dibuat perangkat hukumnya.


Hal ini disampaikan Ketua BPPD Lotim, Akhmad Roji kepada Suara NTB, Senin (1/7/2019). Dia menjelaskan, perangkat hukum yang diperlukan ini bisa berupa Peraturan Gubernur, Peraturan Bupati atau Peraturan Daerah (Perda).

Dukungan perangkat hukum yang jelas ini dinilai akan lebih mempercepat akselerasi pembangunan wisata di NTB. Branding wisata halal harapannya tidak lagi menjadi perdebatan publik. NTB sendiri sudah dinobatkan sebagai provinsi wisata halal.

Turunan dari predikat tersebut itulah yang harus dipersiapkan. Tidak lagi dimunculkan wacana baru mengenai apa yang akan dibuat sebagai branding baru. Saat ini yang perlu dilakukan bersama dengan seluruh pemangku kepentingan di bidang pariwisata adalah aksinya. Wujud nyata dari upaya menciptakan wisata halal.

Menurut Akhmad Roji, kurang tepat jika terus-menerus saling menyalahkan soal branding apa yang akan dibuat untuk memajukan pariwisata Lombok - Sumbawa. Semua pihak harus bersama mempersiapkan diri menyongsong Lombok - Sumbawa sebagai destinasi wisata halal dunia.

Mengawalinya, bisa dimulai dengan membangun sistem kelembagaan wisata halal. Di antaranya memulai di tingkat satuan pendidikan dan perguruan tinggi. Bisa difungsikan madrasah dan perguruan tinggi-perguruan tinggi yang memiliki ruh Muslim. Dengan demikian, kata Roji, akan lebih jelas apa yang menjadi capaiannya.


Konsep wisata halal ini bisa lebih didalami juga interpretasinya dalam sudut pandang wisata. Para ahli di bidang wisata juga bisa dilibatkan untuk membahasnya. Harus ada tolok ukur yang dibuat, sehingga bisa disimpulkan dalam waktu tertentu, bahwa destinasi wisata halal ini sudah benar-benar membumi di gumi Lombok - Sumbawa.

Mengisi konsep wisata halal ini bisa dilakukan dengan menggelar kegiatan-kegiatan yang bernuansa religi. Bisa digelar kegiatan sekala nasional bahkan internasional. Sejauh ini sebutnya branding wisata halal dengan penampilan khasanah budaya Islami di NTB belum pernah dilakukan. “Misalnya menggelar “Muslimah Fashion,” pameran barang kerajinan dari seluruh pesantren, tari zaman dan lainnya,” urainya.

Pemerintah daerah harapnya serius mengawal simbol Lombok - Sumbawa sebagai destinasi wisata halal. Diyakinkan, ketika semua elemen bergerak dengan dukungan penuh dari pemerintah daerah dari tingkat provinsi hingga kabupaten, maka akan lebih cepat membumikan Lombok - Sumbawa sebagai destinasi wisata halal dunia. (Rusliadi/Suara NTB)

Share:

VISITOR

YANG SAYANG ANDA LEWATKAN

Blog Archive