Be Your Inspiration

Tuesday 24 April 2018

Moeldoko-Hanif Luruskan Pandangan Keliru Soal Perpres TKA

Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko dan Menteri Ketenagakerjaan Hanif Dhakiri memberikan keterangan terkait keberadaan TKA di Indonesia di Bina Graha Kantor Staf Presiden, Selasa, 24 April 2018. (Dokumen : Tim Media KSP)  
Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko berharap polemik terkait Peraturan Presiden No. 20/2018 tentang Penggunaan Tenaga Kerja Asing (TKA) tak diperpanjang. Pemerintah terus melakukan sosialisasi dan pelurusan informasi terkait Perpres ini, sehingga tak perlu dibawa ke ranah Pansus DPR, Uji Materi MA maupun menjadi isu utama pada peringatan Hari Buruh 1 Mei mendatang.
Penegasan itu disampaikan Moeldoko usai menggelar pertemuan empat mata dengan Menteri Ketenagakerjaan Hanif Dhakiri di Bina Graha Kantor Staf Presiden, Selasa, 24 April 2018.

Moeldoko mengakui Perpres No. 20/2018 tentang Penggunaan Tenaga Kerja Asing belakangan menjadi komoditas pemberitaan yang menarik dan sangat berkaitan dengan situasi politik saat ini. Namun, ia berharap masyarakat dapat memahami utuh isi Perpres itu, dan tak terjebak pada isu yang mencuat sepotong-potong.

“Yang terjadi di lapangan adalah seolah-olah semua Tenaga Kerja Asing berasal dari China. Ini sungguh berita yang menyesatkan,” kata Moeldoko.

Moeldoko menegaskan, tidak benar bahwa TKA asing menggeser tenaga kerja Indonesia. “Tidak benar, buktinya malah terjadi penurunan jumlah TKA di Indonesia,” kata Panglima TNI 2013-2015 itu.

Moeldoko juga mengingatkan, selain TKA masuk ke Indonesia, perlu diingat bahwa Tenaga Kerja Indonesia juga membanjiri pasar internasional.

Pada kesempatan yang sama, Menteri Ketenagakerjaan Hanif Dhakiri menyatakan Perpres No. 20/2018 mengenai TKA lebih mengatur penyederhanaan prosedur perizinan TKA dan mempercepat layanan izin TKA.
“Tujuan dari lahirnya Perpres ini diharapkan memberikan kepastian terhadap investor, agar tidak menghambat investasi masuk ke Indonesia,” kata Hanif. Ia menekankan, investasi merupakan hal yang sangat penting untuk mendorong pertumbuhan ekonomi dan membuka lapangan pekerjaan, “Kita tidak bisa membangun hanya dengan APBN saja, kontribusi APBN kita hanya sekitar 15-an persen,” papar Hanif Dhakiri.

Hanif menekankan, Perpres ini hanya mengatur kemudahan pada sisi prosedur dan birokrasi masuknya TKA, bukan membebaskannya sama sekali. “Kalau ada didapati pekerja asing bekerja sebagai buruh kasar ya itu pelanggaran. Pelanggaran ya pasti ditindak,” tegasnya.

Hanya saja ia menekankan, agar pelanggaran-pelanggaran itu tidak digeneralisir. “Perlakukan kasus sebagai kasus. Karena kita juga tak ingin apa yang terjadi pada TKI kita digeneralisir,” ungkapnya.

Hanif juga memaparkan, selama tiga tahun pemerintahan Presiden Jokowi ini, lapangan pekerjaan sudah bertambah cukup signifikan. Janji kampanye Jokowi adalah 10 juta lapangan pekerjaan selama 5 tahun. Jika memang janji kampanye 10 juta selama lima tahun, maka berarti per tahunnya sebanyak 2 juta.

“Data yang ada di kami menyebutkan bahwa pada 2014 ada 2,6 juta lapangan kerja, kemudian pada 2015 ada 2,8 juta, pada 2016 ada 2,4 juta, dan pada 2017 sebanyak 2,6 juta. Artinya kan sudah melampaui janji kampanye,” kata Menaker terkait ketersediaan lapangan kerja di Indonesia. (Tim Media KSP)

Share:

Gula Semut Kekait Lombok Barat Siap Ekspansi ke Pasar Eropa

Proses pembuatan gula semut di Desa Kekait Kecamatan Gunungsari Lombok Barat
KEBERADAAN pohon aren yang tumbuh subur di Desa Kekait Kecamatan Gunungsari Lombok Barat (Lobar) telah lama dimanfaatkan masyarakat mulai dari batang sampai buahnya. Desa ini dikenal sebagai salah satu sentra pembuatan gula aren terbaik di Lombok, karena melimpahnya bahan baku air nira yang diolah menjadi gula aren. Bentuk gula aren yang dulunya hanya berupa gula batok atau gula bumbung sejak beberapa tahun terakhir mulai dilakukan inovasi menjadi gula semut yang bernilai ekonomi tinggi.



“Kalau pembuatan gula yang biasa dijual di pasaran itu memang sudah lama, tetapi produksi gula semut itu baru dilakukan sejak tahun 2009 silam,” cerita H. Mustaan, salah satu produsen gula semut Bukit Tuan sekaligus pengepul gula merah di Kekait kepada Ekbis NTB, Sabtu (21/4/2018).

Ia menjelaskan di desanya ada hampir 300-an orang yang menggantungkan hidupnya dari membuat gula merah berbagai bentuk dan hampir 114 orang yang sekarang ini dibinanya menjadi pembuat gula semut. Makanya tidak heran Desa Kekait dikenal sebagai Desa Aren yang termasyhur sejak dulu, karena potensi aren yang melimpah.



Mustaan menjelaskan, proses pembuatan gula semut lebih sulit dibandingkan membuat gula batok maupun gula bumbung, karena prosesnya yang lama. “Gula semut tidak bisa dibuat dari gula batok atau bumbung yang dihancurkan lalu diubah menjadi gula semut karena pasti rasanya berbeda,” terangnya.

Air nira yang diperoleh dari petani sebelumnya harus langsung diproses menjadi gula karena rasa dan kualitas gula sangat tergantung pada kesegaran bahan baku. Tapi tidak serta merta langsung berubah menjadi gula semut, karena proses pengadukannya membutuhkan waktu yang cukup lama.

“Untuk bisa menjadi gula semut dibutuhkan waktu sampai 7-8 jam untuk mengaduknya baru bisa jadi,karena air niranya disaring terlebih dahulu untuk menghilangkan kotoran yang mungkin ikut” jelas Mustaan.



Proses pembuatan gula semut, imbuhnya, sudah dilakukan secara semi-modern tetapi masih dengan sentuhan tradisional. Dalam sehari, satu pembuat gula semut bisa menghabiskan 20 liter air nira yang menghasilkan 3 kg gula. Makanya pemasaran gula semut dan gula aren ini tetap lancar setiap hari terutama menjelang bulan puasa seperti sekarang ini.
Gula semut produksi khas Kekait Lombok Barat
Permintaan menjelang puasa, kata Mustaan, meningkat drastis karena kebutuhan masyarakat yang bertambah akan stok gula merah. “Gula semut ini juga menjadi favorit masyarakat karena mereka sudah tahu manfaatnya bagi kesehatan dan bagi pembuat gula, itu menguntungkan karena harganya lebih mahal,” ceritanya.

Ia membandingkan harga gula merah batok atau bumbung yang hanya dihargai Rp 45 ribu untuk ukuran 1,5 kg, sedangkan gula semut dihargai Rp 40 ribu/kg-nya. Apalagi potensi pasarnya sangat terbuka, dimana dirinya baru-baru ini mendapat tawaran untuk mengekspor gula semut untuk pasaran Eropa.

Mustaan menceritakan tawaran itu bermula dari dirinya mengikuti pameran dari Kementerian PDT di Malaysia dan menarik minat pengusaha dari Swiss yang tertarik akan produk gula semutnya. “Mereka tertarik akan produk gula semut ini, karena memang di sana sedang tren untuk konsumsi gula semut ini,” akunya.

Pengusaha tersebut meminta jumlah pengiriman gula semut yang cukup banyak mencapai 5 kontainer tetapi ditolaknya karena dirasa terlalu banyak sebab produksi belum mencapai nilai tersebut. “Dari hitung-hitungan saya, kalau semua pembuat gula semut mampu menghasilkan 3 kg/hari di NTB khususnya Lombok, hanya mampu produksi 2 kontainer atau 40 ton saja,” jelas Mustaan.

Pihaknya sudah menemukan kesepakatan untuk melakukan ekspor dengan jumlah segitu dan sebenarnya dirinya diminta mulai mengirim di bulan-bulan ini. Tetapi karena berbagai pertimbangan terutama pasar lokal yang sedang butuh, pengiriman ditunda sampai akhir puasa nanti.

Oleh karena itu, sekarang ini pihaknya sedang berupaya untuk mengajak pembuat gula semut yang berada di semua kabupaten di Lombok untuk bekerjasama memenuhi permintaan tersebut. “Saya juga sudah meminta bantuan dinas terkait untuk mengumpulkan pembuat gula merah agar lebih terintegrasi,” kata Mustaan.

Dirinya juga sudah mulai mengurus persyaratan ke Dinas Perdagangan untuk penerbitan SKA ekpor gula semut ini jika jadi. Karena dirinya memang ingin mengangkat nama daerah bahwa produk gula merah NTB tidak kalah saing dengan daerah lainnya. “”Setidaknya kalau ini jalan, banyak lapangan pekerjaan yang akan tercipta karena ini memang sangat memberdayakan masyarakat pedesaan,” sebutnya. (Uul Efriyanti Prayoba/Ekbis NTB)
Share:

Ikatan Istri Pimpinan BUMN NTB Galang Dana di Hari Kartini

Kegiatan IIP BUMN Provinsi NTB saat peringatan Hari Kartini di Ballroom Bank Mandiri Mataram, Ahad (22/4/2018)

IKATAN Istri Pimpinan Badan Usaha Milik Negara (IIP BUMN) Provinsi NTB menggelar serangkaian kegiatan peringatan Hari Kartini. Peringatan Hari Kartini yang dilaksanakan bersama dan perdana ini sekaligus dimanfaatkan untuk menggalang dana bhakti sosial.


Puluhan ibu-ibu yang tergabung dalam IIP BUMN Provinsi NTB berkumpul di ballroom Bank Mandiri di Cakranegara Mataram, Ahad (22/4/2018). Seluruhnya yang datang, lengkap menggunakan kebaya dan atribut khas Raden Ajeng Kartini. Beberapa kegiatan ditampilkan, sekaligus pemberian reward bagi peserta dengan penampilan terbaik. Jajaran Dharma Wanita Provinsi NTB juga diundang di acara ini.

Ketua IIP BUMN Provinsi NTB, Ny. Cuk Prayitno menyebut peringatan Hari Kartini yang diselenggarakan bersama tahun ini menjadi awal yang baik untuk tetap melaksanakan kegiatan serupa tahun-tahun mendatang. Banyak kegiatan lain yang sebenarnya dilakukan, misalnya penyuluhan bahaya narkoba ke sekolah-sekolah, pembinaan kepada masyarakat. “Ada kurang lebih 100 orang yang ikut di kegiatan ini. Selanjutnya kita akan laksanakan Bhakti Sosial dari hasil penggalangan dana hari ini,” ujarnya.


Ketua Panitia Kegiatan, Selly Dedi Kurniadi menambahkan, sebelum-sebelumnya kegiatan bersama dilakukan hanya Bakti Sosial, dan peringatan Hari Kartini dilaksanakan di lingkup instansi masing-masing BUMN.

Sementara ini ada 13 BUMN di NTB yang terlibat. Padahal, ada lebih dari 20 BUMN ada di NTB. Dengan kegiatan bersama yang dilaksanakan, diharapkan BUMN yang belum ikut di IIP BUMN NTB tertarik bergabung. “Setelah acara ini, ibu-ibu pimpinan BUMN lainnya ikut aktif di kegiatan-kegiatan IIP BUMN. Karena ini kegiatannya kita memperkuat silaturahmi,” demikian Selly.


Dana yang terkumpul untuk kegiatan bhakti sosial, diarahkan pada santunan anak yatim, pengembangan daerah tertinggal, bantuan-bantuan dan ada rencana penyuluhan kemandirian kepada ibu rumah tangga di daerah untuk mendukung penguatan ekonomi keluarga. (Bulkaini/Ekbis NTB)
Share:

Ervin Ramadhani Savitri, Siswa Inklusi yang Membanggakan SMAN 6 Mataram dan NTB

Penampilan Ervin Ramadhani Savitri di Inspiratif Expo Diskominfotik NTB, Ahad (22/4/2018)
MESKI memiliki keterbatasan tidak menjadi penghalang bagi Ervin Ramadhani Savitri, siswi Kelas XI SMAN 6 Mataram untuk berprestasi dan mewujudkan cita-citanya. Siswi inklusi ini mampu membuat nama sekolah dan daerah bangga atas prestasi yang diraihnya. Ervin – sapaan akrabnya mampu meraih juara I Nasional Solo Singer Berkebutuhan Khusus Tahun 2017 di Jakarta.

Belum lagi saat duduk di Sekolah Luar Biasa Negeri (SLBN) Pembina Mataram, Ervin juga meraih 1 nasional SDLB/MILB/SMPLB/MTsLB di Palembang Sumatera Selatan tahun 2015 lalu. Tidak hanya itu, pada momen Inspiratif Expo yang digelar Dinas Komunikasi Informatika dan Statistik (Diskominfotik) NTB di ajang Car Free Day di Jalan Udayana Mataram, Ahad (22/4/2018), Ervin mampu menghipnotis pengunjung yang hadir.

Diiringi Grup Musik SMAN 6 Mataram menghibur pengunjung Car Free Day di Jalan Udayana Mataram Ervin membawakan lagi ‘’Kutemukan Asa’’ yang merupakan lagi ciptaannya sendiri. Lagu ini juga menjadi soundtrack Film dengan judul yang sama dan dimainkan Teater Odop SMAN 6 Mataram. Bahkan, saat tampil di panggung Inspiratif Expo, Ahad kemarin, penampilan Ervin mampu memberikan hiburan yang maksimal pada penonton.

Kepala SMAN 6 Mataram, Sunoto bersama sejumlah guru yang hadir pada acara ini juga memberikan apresiasi terhadap Ervin yang telah mengharumkan nama sekolah sekolah selama ini. Sunoto menuturkan, sebagai siswa inkluasi, Ervin tidak canggung bersekolah dengan siswa normal lainnya. Malahan di Teater ODOP, Ervin justru mampu memberikan suasana teater menjadi hidup dan berkarakter. Termasuk dalam film yang diproduksi pihak Teater Odop belum lama ini.

Sebagai siswa penyandang tuna netra, tuturnya, Ervin tidak malu dan canggung bergaul bersama teman-temannya. Malahan sebagai siswa penyandang tuna netra, kehadiran Ervin justru mampu membawa nama harum nama sekolah, baik di bidang musik atau teater. Bagi Sunoto, kehadiran Ervin telah mampu memberi inspirasi bagi banyak pihak, terutama bagi siswa yang normal untuk lebih berprestasi lagi.

Dalam kesehariannya di sekolah, ujarnya, Ervin belajar bersama siswa reguler lainnya tanpa dibedakan. ‘’Jadi apapun aktivitas siswa reguler, siswa inklusi ikut atau sama persis. Itulah bedanya sekolah inklusi dan SLB,’’ terangnya, seraya menegaskan komitmen pihaknya dalam memberikan pelayanan terbaik pada siswa tanpa membedakan satu sama lain. Di tahun ajaran 2017-2018, ada 5 siswa inklusi, khususnya tuna netra yang belajar di SMAN 6 Mataram. Dalam belajar, mereka dipenuhi kebutuhannya untuk menuntut ilmu yang sama dengan siswa normal lainnya. Salah satunya, belajar menggunakan huruf Braille yang sudah disediakan sekolah.

Sementara Ervin Ramadhani Savitri, tetap berkomitmen untuk menjadi yang terbaik. Di tengah keterbatasan yang dimilikinya, Ervin terus mengasah bakatnya di bidang musik dan teater. Dirinya juga sangat berterima kasih atas dukungan pihak sekolah, orang tua dan pemerintah daerah yang selama ini mendukungnya dalam setiap kegiatan yang diikutinya.

Ervin yang bercita-cita menjadi guru dan musisi ini bertekad terus berprestasi dan mengharumkan nama sekolah, orang tua dan daerah.  Dirinya juga berharap pada peringatan Hari Kartini tahun 2018 ini, kaum perempuan semakin diberikan kesempatan di berbagai bidang dan sektor.

Pada Inspiratif  Expo kemarin, pihak SMAN 6 Mataram menampilkan sejumlah persembahan, seperti hiburan musik, drama, hingga penampilan Grup Tari Pelegongan Mesatie yang dibawakan Trisna, Putu Ayu, Ria, Nanda mendapat respons positif dari pengunjung yang hadir. Begitu juga, sejumlah siswa yang tergabung dalam Teater Odop, yakni Salim, Nurmayani, Hamdani, Juldani Aditya, Ning mampu memukau pengunjung yang hadir. (Marham)
Share:

Kepala Diskominfotik NTB Tri Budiprayitno: Inspiratif Expo untuk Semua Kalangan

Kepala Diskominfotik NTB Tri BudiPrayitno pose bersama dengan pengisi acara di Inspiratif Expo yang digelar, Ahad (22/4/2018). 

DINAS Komunikasi Informatika dan Statistik (Diskominfotik) menggelar Inspiratif Expo setiap hari Ahad dengan memanfaatkan momen Car Free Day di Jalan Udayana Mataram. Inspiratif Expo ini bertujuan menyediakan wadah bagi banyak pihak untuk bersentuhan dengan publik, seperti mempromosikan program unggulan atau potensi yang dimiliki.

Menurut Kepala Diskominfotik NTB Drs. Tri Budiprayitno, MSi., pada awalnya, kegiatan ini diikuti oleh Organisasi Perangkat Daerah (OPD), baik di lingkup provinsi maupun kabupaten/kota, tapi sekarang diberikan kesempatan bagi banyak pihak yang memiliki program-program atau produk yang ingin dipublikasikan pada khalayak.

‘’Syukur-syukur kalau itu bisa memberikan inspirasi, karena ini kami sebut sebagai Inspiratif Expo,’’ terangnya, yang ditemui di sela-sela cara, Ahad, (22/4/2018).

Dalam hal ini, pihaknya mempersilakan jika ada pihak yang ingin berpartisipasi di acara ini. Jika ingin tampil, ujarnya, harus berkoordinasi seminggu sebelum acara. Termasuk bagi penyandang disabilitas di daerah ini, Inspiratif Expo siap dipersilakan untuk mengisi acara.

Tidak hanya itu, terkait dengan digunakannya momen Car Free Day untuk kegiatan Multilateral Naval Exercise Komodo (MNEK) 2018 di Kota Mataram, Diskominfotik NTB siap memberikan dukungan atau support dalam bentuk publikasi. Bahkan, Inspiratif Expo tetap akan digelar pada hari Ahad tanggal 6 Mei mendatang dengan menampilkan kegiatan-kegiatan yang diharapkan mampu mensukseskan MNEK 2018 di Kota Mataram.

Sementara Alex Iskandar pewakilan dari BI Cabang NTB, kehadirannya untuk mensosialisasikan tentang ciri keaslian uang Rupiah kepada masyarakat agar tidak tertipu dengan uang palsu. Rupiah adalah salah satu simbol negara yang patut kita jaga kehormatannya di mata dunia. 

Sebagai alat pembayaran yang sah di republik ini, maka sepatutnya kita mengenali ciri-ciri keaslian uang Rupiah dengan mengenali ciri-ciri keaslian uang Rupiah. 

Direktur Generalli Lombok Ahmad Juniarta pada kesempatan itu memperkenalkan dan mengajak masyarakat bergabung dengan asuransi jiwa. Generalli mengajak Yuk Wakaf Mulai 10.000,- sedekah abadi sebagai bekal dunia akhirat.  (Marham)
Share:

Thursday 19 April 2018

Rusa, Maskot NTB dan Populasi yang Terancam Punah

Rusa, maskot NTB yang terancam punah
Siapa yang tidak mengenal rusa. Atau orang Lombok menyebut, hewan yang menjadi maskot NTB ini dengan nama mayung. Populasinya setiap waktu terus menyusut. Perburuan liar, dan minimnya kegiatan penangkaran membuatnya yang tersisa sekitar seribuan ekor. Padahal, Mayung ini telah menjadi maskot NTB, bersamaan dengan lahirnya provinsi dengan dua pulau ini.


JENIS rusa atau dengan nama latin (Cervus spp) merupakan satwa dilindungi. Hal ini sesuai dengan PP Nomor 7 Tahun 1999 tentang Pengawetan Tumbuhan dan Satwa, jenis rusa termasuk jenis satwa dilindungi. Jenis rusa di NTB adalah Rusa Timor (Cervus timorensis). Sebagai hewan yang menjadi konsumsi dan peliharaan masyarakat, Rusa Timor cukup banyak diminati, baik dari dalam daerah maupun luar daerah. Tak heran, Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) NTB banyak mencegah pengiriman rusa di pintu keluar dan masuk NTB

Kepala Sub Bagian Tata Usaha BKSDA NTB Lugi Hartanto, menyebut, jumlah Rusa Timor di NTB  di alam saat ini populasinya diperkirakan hanya sekitar 1000-an ekor dan populasi di penangkaran 500-an ekor.

Populasi tersebut, tersebar di beberapa kawasan baik hutan konservasi maupun hutan lindung dan Hutan Produksi, Taman Nasional Gunung Rinjani, Taman Nasional Tambora, Pulau Moyo, Beberapa kawasan hutan lindung Rinjani dan sekitarnya, cagar alam Sangiang dan beberapa kawasan hutan lainnya.


Padahal berdasarkan survei rusa dan data di Pulay Moyo saja pada tahun 1985. Populasi rusa sangat melimpah diperkirakan sebanyak 6.000 ekor dan pada tahun 1995 atau 20 tahun kemudian jumlah populasinya di Pulau Moyo menurun drastis diperkirakan sebanyak 1.000 ekor, karena perburuan.
Saat ini di Pulau Moyo, diperkirakan populasinya hanya sekitar 200-an ekor. Penyebab lainnya, selain perburuan liar adalah kerusakan habitat alami rusa yaitu kerusakan hutan akibat penebangan, kebakaran hutan dan konversi hutan menjadi lahan.
Rusa NTB

Perburuan rusa atau perburuan satwa dilindungi jenis rusa merupakan tindak pidana. Hal ini dipertegas pada UU Nomor 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya pasal 21 ayat (2) jo pasal 40 ayat (2) bahwa setiap orang dilarang untuk  menangkap, melukai, membunuh, menyimpan, memiliki, memelihara, mengangkut, dan memperniagakan satwa satwa dilindungi. Di mana, sanksi pidananya penjara paling lama 5 tahun dan denda Rp100 juta.

“Upaya yang dapat dilakukan untuk perlindungan rusa adalah perlindungan dan pengamanan habitat alam yaitu hutan,dengan menekan perburuan liar satwa tersebut, sosialisasi dan kampanye perlindungan jenis tersebut, dan upaya peningkatan populasi melalui penangkaran rusa sebagai upaya budidaya meningkatkan populasi rusa melibatkan masyarakat,” kata Lugi.


BKSDA NTB telah memberikan izin penangkaran kepada 50 penangkar. Izin penangkaran diterbitkan oleh BKSDA dengan salah satu syarat, penangkar memiliki kewajiban mengembalikan ke alam sebesar 10 persen dari total peningkatan populasi.  “10 persen inilah yang kami tagih ke penangkar. Salah satunya kepada PT. Sadhana Arifnusa,” kata Lugi.

PT. Sadhana adalah salah satu penangkar besar rusa di NTB. dia termasuk yang sukses melakukan penangkaran. Karena itu, F2 dari hasil penangkarannya, ditarik untuk dilepasliarkan kembali ke alam. Demikian juga penangkar-penangkar lainnya dari sebanyak 50-an izin penangkaran diterbitkan BKSDA. “Kalau total 600 ekor populasi rusa di penangkaran, 10 persen kita tarik, lumayan itu untuk mendukung re-stoking,” imbuhnya.

Ia juga mendukung pengembangan jumlah penangkar rusa di NTB. izin-izin akan dipermudah, cukup dengan biaya Rp500.000 untuk Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP), BKSDA akan menerbitkannya. Akan tetapi, syarat lain yang paling utama tentu kesediaan penangkar untuk pemeliharaan/perawatan, mendapat izin-izin dari lingkungan. Rusa yang akan dipelihara harus berkelamin jantan dan betina. Satu jenis kelamin, izin tak diterbitkan. Karena tak mendukung pengembangbiakannya. “Selama dipelihara dengan baik, boleh dikembangbiakkan sendiri. Dan kita akan terbitkan izin penangkarannya,” imbuh Lugi.


Membuka ruang bagi penangkaran rusa ini juga berpotensi secara ekonomis. Daging rusa bisa dijadikan kuliner khas NTB. pemerintah memberikan ruang bagi masyarakat/penangkar untuk memperjualbelikannya, atau untuk dipotong.  “Setelah 10 persen dipenuhi, sisanya bisa dipotong, atau bisa diperjualbelikan, khusus untuk cucunya. Dan ini bisa menjadi kuliner khas NTB,” jelas Lugi.

BKSDA juga melakukan evaluasi kepada penangkar rusa. Apakah pemeliharaan sudah dilakukan dengan baik, atau sebaliknya. Jika fakta di lapangan penangkaran dipandang tak dilakukan dengan baik, maka izin-izinnya akan dicabut. “Tahun 2017 lalu ada 7 izin penangkaran sudah kita cabut. Otomatis setelah izin dicabut, rusa yang dimilikinya sudah kategori ilegal dan berhak diambil untuk dilepasliarkan,” demikian Lugi. (Bulkaini/Suara NTB)
Share:

Menteri BUMN Rini Soemarno Ingatkan Agar Kawasan Ekonomi Khusus Mandalika Harus Beri Manfaat

Menteri BUMN Rini Soemarno melihat maket Paramount Hotel usai groundbreaking di KEK Mandalika, Rabu (18/4/2018). 
Menteri BUMN Rini Soemarno, menegaskan pengembangan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Mandalika harus benar-benar memberikan manfaat yang sebesar-besarnya bagi masyarakat sekitar. Jangan sampai, pengembangan KEK Mandalika justru memastikan masyarakat sekitar, karena pembangunan dilaksanakan, itu demi kepentingan masyarakat.

Untuk itu, Rini mengingatkan kepada ITDC selaku pengelola kawasan Mandalika agar tetap memperhatikan masyarakat sekitar dengan memberikan pembinaan dan pelatihan kepada masyarakat. Agar bagaimana kemudian masyarakat bisa ikut berkembang seiring dengan berkembangnya kawasan Mandalika.

“Ekonomi masyarakat di kawasan ini harus berkembang seiring dengan berkembangnya kawasan Mandalika,”  ujarnya saat groundbreaking Paramount Hotel di KEK Mandalika, Rabu (18/4/2018). Selain pembinaan dan pelatihan, masyarakat sekitar kawasan hendaknya juga bisa disiapkan fasilitas serta ruang-ruang untuk berkembang.

Untuk itu, antara perkembangan kawasan Mandalika dengan ekonomi masyarakat di lingkar kawasan bisa seiring dan selaras. “Jangan hanya kawasan saja yang berkembang. Sementara ekonomi masyarakat tidak ikut berkembang,” ujarnya.

Terkait hal tersebut, Direktur Utama ITDC Abdulbar M. Mansoer, menegaskan pihaknya sangat memberikan perhatian serius terhadap perkembangan ekonomi masyarakat lingkar kawasan, sehingga ada beberapa program yang telah dipersiapkan oleh ITDC guna mendorong perkembangan ekonomi masyarakat di lingkar kawasan.

Selain dengan melakukan kegiatan pelatihan dan pembinaan, tahun ini ITDC sudah mulai membangun area khusus bagi pelaku UKM di lingkar kawasan. Yang nantinya bisa dimanfaatkan oleh para pelaku UKM untuk menjalankan aktivitas ekonominya. Begitu pula dalam hal penyediaan area-area publik, tetap jadi perhatian khusus. “Kita tetap sediakan area publik yang bisa diakses oleh masyarakat luas dan wisatawan. Di area ini pula kita siapkan fasilitas-fasilitas pendukung ekonomi masyarakat, sehingga perekonomian masyarakat bisa ikut berkembang,”  ujarnya.  (Munakir/Suara NTB)
Share:

Paramount Group Bangun Paramount Hotel di Kawasan Ekonomi Khusus Mandalika

Menteri BUMN Rini Soemarno bersama pejabat dari Kedutaan Besar Amerika Serikat dan Arab Saudi di Jakarta melihat maket Paramount Hotel usai groundbreaking di KEK Mandalika, Rabu (18/4/2018). 
Kawasan Mandalika menjadi Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) yang paling cepat progres perkembangannya dibandingkan dengan KEK lainnya di Indonesia. Hal itu dibuktikan dengan mulai dibangunnya tiga hotel hanya dalam jangka waktu enam bulan saja sejak KEK Mandalika resmi beroperasi. Setelah Pullman dan Royal Tulip, Rabu (18/4/2018), Paramount Hotel mulai dibangun.


Groundbreaking hotel bintang lima ini dilakukan langsung Menteri BUMN, Rini Soemarno. Sejumlah pejabat dari sejumlah kementerian hadir pada acara tersebut ditambah beberapa pejabat dari Kedutaan Besar Amerika Serikat dan Saudi Arabia. “Kita berharap masuknya investasi di kawasan Mandalika bisa semakin mendorong kemajuan kawasan pariwisata ini,”  terang Menteri BUMN, Rini Soemarno.

KEK Mandalika mendapat perhatian khusus dari pemerintah pusat dan akan terus mendukung pengembangan kawasan Mandalika, sehingga kawasan Mandalika bisa benar-benar menjadi kawasan wisata andalan nasional.   


“Ini hotel ketiga yang dibangun di KEK Mandalika, setelah resmi beroperasi bulan Oktober 2017 lalu,” tambah Direktur Utama PT. Pengembangan Pariwisata Indonesia/Indonesia Tourism Development Corporation (ITDC), Abdulbar M. Mansoer, kepada wartawan saat konferensi pers usai acara.

Ia menjelaskan, Paramount  Hotel ini akan dibangun dengan nilai investasi mencapai lebih dari Rp1,2 triliun. Hotel ini akan dibangun selama dua tahun dan sudah bisa operasi pada bulan Desember 2020 mendatang.


 “Total akan ada lima hotel yang akan dibagun tahun ini. Setelah Paramount, dua hotel lagi akan menyusul dibangun,”  klaimnya. Dengan dibangunnya hotel-hotel tersebut nanti di akhir tahun 2019, sudah ada sekitar 1.600 kamar hotel yang tersedia. Bahkan bisa jadi lebih. Mengingat, ada beberapa caloh investor yang juga akan masuk dan membangun di kawasan Mandalika.

Untuk membangun hotel pihak investor yang merupakan gabungan investor asal Dubai serta Singapura bakal menggandeng PT. PP salah satu BUMN yang bergerak disektor jasa kontruksi. “Kita sebagai mitra berkomitmen menyelesaikan pembangunan hotel ini sesuai target yang ada. Baik itu dari sisi kualitas pekerjaan maupun ketepatan waktu penyelesaian pekerjaan,” tambahnya.


Di tempat yang sama, Deputi  Infrastruktur  dan Pengembangan Wilayah  Kementerian Koordinator Perekonomian, Wahyu Utomo, mengatakan KEK Mandalika merupakan satu-satunya KEK di Indonesia yang progres perkembangan sangat pesat. Sehingga diharapkan  KEK Mandalika bisa menjadi contoh bagi KEK-KEK yang lain.

‘’Yang paling penting sekarang, bagaimana lingkungan di dalam maupun sekitar kawasan Mandalika dijaga. Agar tetap terjadi kelestariannya. Jangan sampai rusak. Karena kalau lingkungan di kawasan Mandalika sudah rusak, maka kawasan Mandalika tidak akan menarik lagi,’’ ujarnya mengingatkan.  (Munakir/Suara NTB)

Share:

Tuesday 17 April 2018

Komit Bangun Daerah, Pemprov NTB Beri Penghargaan pada Bupati/Walikota

Gubernur NTB Dr. TGH. M. Zainul Majdi menyerahkan penghargaan kepada Pjs Bupati Lotim, H. Ahsanul Khalik didampingi Plt Walikota Mataram, H. Mohan Roliskana dan Bupati KSB, H.W. Musyafirin yang juga memperoleh penghargaan serupa dengan kepala daerah lainnya di NTB dalam acara Musrenbang di Mataram, Senin (16/4/2018).

Gubernur NTB, Dr. TGH. M. Zainul Majdi memberikan penghargaan kepada bupati/walikota yang dinilai berprestasi serta memiliki komitmen kuat membangun daerah. Gubernur memberikan penghargaan tersebut saat membuka Musyawarah Rencana Pembangunan (Musrenbang) Provinsi NTB, di Hotel Lombok Raya, Senin (16/4/2018).


 Penghargaan diberikan atas sejumlah pencapaian dan prestasi yang dilakukan bupati/walikota. Penghargaan itu dinilai berdasarkan kategori sebagai berikut, yaitu Kabupaten Dompu dinilai paling progresif menurunkan angka kemiskinan. Kota Mataram merupakan kota paling progresif meningkatkan pertumbuhan ekonomi selama empat tahun, stabil di atas rata-rata provinsi dan nasional.

  
Kota Bima adalah kabupaten paling progresif meningkatkan usia kawin pertama perempuan. Kabupaten Lombok Utara dinilai paling progresif meningkatkan Indeks Pembangunan Manusia (IPM). Kabupaten Lombok Timur dinilai paling optimal mendorong pemanfaatan dana desa untuk pembangunan rumah tidak layak huni dengan kebijakan pembangunan rumah tidak layak huni rata-rata 20 rumah per desa. Sedangkan Kabupaten Sumbawa Barat dinilai paling progresif mewujudkan bebas buang air besar sembarangan.


 Kabupaten Sumbawa adalah kabupaten paling progresif menurunkan prevalensi gizi buruk. Kabupaten Bima merupakan daerah paling progresif mendorong pengembangan wisata budaya dan Geopark Tambora. Kemudian Kabupaten Lombok Tengah dinobatkan sebagai kabupaten paling progresif mendukung pengembangan desa wisata. (Humas NTB)

Share:

Potensi Besar, KEK Mandalika Bisa Lebih Maju Dari Nusa Dua Bali

The Mandalika Kuta Lombok
Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Mandalika diakui memiliki potensi yang luar biasa besar sebagai destinasi pariwisata. Karena potensi itulah kawasan Mandalika diprediksikan bisa lebih maju dari kawasan Nusa Dua Bali yang merupakan kawasan pariwisata andalan pulau Dewata dan nasional tersebut.

Demikian diungkapkan Manager Director Indonesia Tourism Development Corporatin (ITDC), Wayan Karioka saat menerima kunjungan Sekda Lombok Tengah (Loteng), H.M. Nursiah, bersama rombongan Persatuan Wartawan Lombok Tengah (PWLT) dan Paguyuban Duta Lingkungan Lombok Tengah di kantor ITDC Nusa Dua Bali, Jumat (13/4/2018).

Selain itu, pemerintah pusat nyatakan sangat memberikan perhatian serius terhadap pengembangan KEK Mandalika, sehingga tidak akan butuh waktu lama bagi KEK Mandalika untuk bisa berkembang menjadi kawasan pariwisata andalan nasional. “Progres perkembangan kawasan Mandalika luar  biasa cepat dari empat KEK yang menjadi prioritas pusat,” terangnya.

Bagaimana tidak, sejak pembangunan fisik sarana pendukung kawasan mulai dikerjakan tiga tahun yang lalu, sudah ada hotel yang kini sedang dibangun. Bandingkan dengan Nusa Dua, mulai digarap tahun 1973, hotel pertama baru dibangun 10 tahun kemudian. Itupun hanya satu hotel saja.
Kemudian dari sisi investor yang masuk, rata-rata investor kelas internasional. Ada yang dari Timur Tengah, Eropa hingga Amerika. Artinya, peluang bagi KEK Mandalika untuk berkembang menjadi destinasi pariwisata nasional melebihi kawasan lainya, termasuk Nusa Dua terbuka lebar.

Karena dari sisi lokasi sendiri, potensinya luar biasa. Investor yang masuk juga, terbukti jelas kualitasnya. “Dan, ini salah satu anugerah bagi masyarakat Loteng khususnya dan NTB pada umum. Karena punya kawasan yang luas biasa, seperti KEK Mandalika ini,” ujarnya.

Meski demikian, tentu bukan berarti KEK Mandalika dan Nusa Dua nantinya bakal bersaing. Justru KEK Mandalika akan saling mengisi dengan Nusa Dua. Apa yang mungkin belum dimiliki kawasan Nusa Dua, itu ada di KEK Mandalika. Begitu pula sebaliknya, karena baik KEK Mandalika maupun Nusa Dua, dikelola oleh BUMN yang sama yakni ITDC.

Tinggal sekarang, bagaimana masyarakat setempat mendukung penuh proses pengembangan KEK Mandalika dan mengambil peluang yang ada. Karena kalau KEK Mandalika sudah berkembang, ekonomi masyarakat akan terdongkrak dan pada akhirnya masyarakat juga akan sejahtera. “KEK Mandalika ini dikembangkan demi masyarakat. Jadi kita sebagai bagian dari masyarakat harus menjaga kawasan Mandalika. sesuai fungsi dan tugas masing-masing,” timpal Kareoka.

Di tempat yang sama, Sekda Loteng, H.M. Nursiah, S.Sos.M.Si., menegaskan pemerintah dan masyarakat Loteng sangat mendukung pengembangan KEK Mandalika dan siap berkontribusi sesuai tugas dan fungsi yang ada guna memajukan kawasan Mandalika. “KEK Mandalika ada milik kita semua. Jadi semua elemen harus mendukung pengembangan KEK Mandalika demi kemajuan kita bersama,”  ujar mantan Asisten III Setda Loteng ini. (Munakir/Lombok Tengah)
Share:

Tren Kaos #2019 GantiPresiden, Usaha Sablon di Lombok Panen Untung

Kaos #2019GantiPresiden yang lagi banyak dicari pembeli

Beberapa minggu belakangan, di media sosial sedang dihebohkan oleh beredarnya kaos dengan tagar #2019GantiPresiden yang ramai dibicarakan masyarakat. Permintaan akan kaos ini pun mulai meningkat seiring tingginya permintaan dari masyarakat yang ingin memilikinya. Tidak heran, pesanan kepada para pengusaha konveksi terutama sablon meningkat drastis dengan adanya permintaan ini.


Seperti yang disampaikan Ahmad Ritaudin Itok, pemilik UD Dhita Agency di Batu Kuta, Narmada, mengaku dalam 2 minggu ini pesanan akan kaos ini meningkat drastis. “Mulanya kan heboh itu di sosial media, terus saya coba-coba design dan promo ke sosmed, ternyata responnya bagus dan banyak yang pesan,” terangnya saat dijumpai di tempat usahanya, Rabu (11/4/2018) lalu. Saat hari pertama dirinya mengunggah produk kaos ini, sudah ada yang memesan dengan jumlah yang cukup banyak.

Ia menerangkan, pesanan mulai meningkat karena animo masyarakat tinggi serta momen pemilu yang semakin dekat. Trend kaos #2019GantiPresiden ini, kata Itok, saat pertama dikenal mulanya dipesan dari Jawa, karena belum ada yang menyetak di sini, sehingga dirinya mengambil peluang itu. “Dalam sekali produksi, kami bisa mencetak sampai 500 kaos setiap harinya karena kita memang tidak menargetkan produksinya berapa. Tergantung dari pesanan saja,” imbuhnya.

Bahan yang digunakan Itok untuk kaos buatannya bermacam-macam, mulai dari katun biasa sampai katun combat kualitas distro yang menentukan harga produk. “Kami ambil barangnya langsung di Surabaya karena pesanan yang di kami cukup banyak. Bahkan tim suksesnya TGB sudah beberapa kali pesan disini,” ceritanya. Ada 4 desain yang dibuatnya untuk tagar kaos #2019GantiPresiden  ini, tetapi memang kata #2019GantiPresiden  ini yang paling diminati masyarakat. Harga yang dipatoknya untuk kaos buatannya juga bervariasi mulai dari Rp 35 ribu untuk katun biasa dan Rp 60 ribu untuk katun combat.


Meski terbilang baru, ia mengatakan bahwa keuntungan yang diperolehnya dari penjualan kaos #2019GantiPresiden ini sangat memuaskan. “Keuntungannya bisa 200% dari modal awal, karena memang ini kita menjual kreativitas,” terang Itok.

Pembeli kaos #2019GantiPresiden buatannya, imbuhnya, banyak berdatangan dari sekitaran Lombok Barat, Mataram, bahkan sampai Lombok Timur sana untuk kemudian dijual kembali. Para pembeli tahu kaos buatannya ini lebih banyak melalui sosial media yang memudahkannya dalam menggaet konsumen. “Ordernya lebih banyak dari Facebook, mungkin ada 60% pesanan saya dari sana saja,” kata Itok. Pembeli juga tidak dikenakan minimum order dalam memesan karena alat yang dimiliki termasuk lengkap, sehingga dirinya tidak membatasi pembeli. Selain kaos, mug dan gantungan kunci bertagar #2019GantiPresiden juga banyak diminati masyarakat. (Uul Efriyanti Prayoba/Ekbis NTB)

Share:

Kerajinan Miniatur Tripleks Khas Lombok

Kerajinan dari tripleks, made in Lombok

Kreativitas manusia memang tidak ada batasnya, ide bisa bermunculan darimana saja. Siapa yang menyangka, bahan tripleks yang selama ini digunakan untuk pembuatan perabotan dan konstruksi rumah bisa diubah menjadi suatu kerajinan bernilai seni tinggi. Hal inilah yang dilakukan oleh Lalu Taufan Sanjaya Putra yang sejak 4 tahun belakangan ini mulai membuat kerajinan miniatur dan mainan dari tripleks. Usaha yang bermula dari iseng-iseng semata ini tidak disangka memiliki banyak peminat, karena keunikan bentuknya.

“Awalnya memang dari hobi, di mana mulanya saya hanya mencoba membuat miniatur mobil-mobilan dan pesawat. Itu murni untuk koleksi pribadi, bukan untuk dijual,” terang pria 34 tahun ini saat ditemui di galeri kerjanya yang sederhana di Lingkungan Karang Kelok, Monjok Barat, Mataram, Rabu (11/4/2018).

Kemudian ia tertarik membuat bobor senapan angin yang saat itu sedang hits di tengah masyarakat. Ternyata banyak yang merespon positif akan mainan bobor senapan angin buatannya, sehingga pesanan pun mulai berdatangan.

Tetapi seiring berjalannya waktu, Taufan menceritakan bahwa tren bobor senapan angin mulai kurang diminati masyarakat sehingga dirinya pun sempat vakum membuat. Dirinya pun kembali memutar otak untuk membuat kreasi lainnya dari tripleks yang sekiranya bisa diminati oleh orang. “Baru saya buat yang mainan seperti mobil-mobilan, pesawat dan kerangka dinosaurus yang mulanya untuk koleksi pribadi. Mulanya buat satu, tapi karena ketagihan jadinya buat banyak, eh ternyata banyak yang mau,” pungkas pria yang sebelumnya bergelut di dunia travel ini. Dari situlah usaha kerajinan tripleksnya dimulai sampai sekarang.

Bahan baku yang digunakan Taufan merupakan tripleks biasa ukuran 6 mm yang membutuhkan 2 kali proses plitur. Tripleks dilapisi dengan pernis plitur yang kemudian dijemur kering baru kemudian dipernis lagi dan tripleks siap dipotong. “Waktunya bisa sampai 1 minggu untuk persiapannya,” ungkapnya. Baru kemudian tripleks digambar sesuai bentuk yang diinginkan lalu dipotong sesuai ukurannya.
 L. Taufan Sanjaya Putra dengan kerajinan hasil karyanya berbahan baku tripleks.
Kerangka desain biasanya terdiri dari beberapa potongan tripleks yang disatukan menggunakan paku. Dulunya tripleks disatukan menggunakan lem, tetapi karena biaya yang dikeluarkan tinggi serta hasilnya yang tidak rapi, ia beralih menggunakan paku sehingga gampang saat dipotong.

Setelah dipotong, rangkaian triplekss tersebut dilem dan diamplas baru kemudian dirakit yang semua proses ini membutuhkan waktu 3 hari lamanya. Selembar triples, kata Taufan, bisa menjadi 8 buah kerangka dinosaurus ukuran kecil atau 4 buah ukuran besar. Saat ditanyakan miniatur yang proses pembuatannya paling sulit, ia mengatakan pembuatan mobil dan motorlah yang paling sulit. “Kalau buat dinosaurus pas pemotongan kalau salah potong tidak masalah, tapi kalau motor dan mobil ini tidak boleh salah potong, lurus ya lurus, kelihatan kalau dipotong bengkok,” jelasnya. Ia mengakui proses pembuatan kerajinan tripleks ini masih dilakukan secara manual, sehingga produksinya juga masih terbatas.

Dalam seminggu, Taufan bisa memproduksi 4 mainan berukuran kecil atau 2-3 mainan berukuran besar. “Kadang kita porsir tenaga sampai malam untuk ngerjainnya,” ujarnya. Harga yang dibanderolnya untuk karyanya ini terjangkau bagi semua kalangan, mulai dari Rp 35 ribu saja. Karena harganya yang terjangkau ini, tidak heran banyak pembeli yang tertarik untuk membeli bahkan sampai mengoleksi semua model kerajinannya. Ia menceritakan ada seorang pelanggan setianya memiliki hampir semua model miniatur yang dibuatnya, karena banyak pelanggan yang menilai harganya yang murah dan desainnya unik.

Taufan masih mengandalkan pemasaran melalui mulut ke mulut serta memajang produknya di sebuah lapak sederhana persis di samping kantor Bawaslu Provinsi. “Kalau untuk pasarin lewat internet belum saya lakukan, karena lebih efektif lewat mulut ke mulut. Selain itu juga lurah saya sering bantu promo juga untuk dibawa pameran,” imbuhnya.

Meski produksinya masih terbatas, ia mengaku pesanan juga datang dari dunia pariwisata seperti hotel ataupun perkantoran dengan model sesuai keinginan mereka. Sekarang ini, ia sedang berupaya untuk membuat miniatur ikon Lombok seperti peresean yang masih dalam tahap ujicoba. “Sudah saya buat, tetapi jatuhnya seperti tentara Romawi, sehingga masih butuh banyak proses,” kata Taufan. Ia menginginkan ke depannya miniatur itu bisa menjadi oleh-oleh khas Lombok yang diminati oleh para wisatawan. (Uul Efriyanti Prayoba/Ekbis NTB)
Share:

Thursday 12 April 2018

Saat Promosi Film Teman Tapi Menikah di Lombok, Adipati Dolken Ingin Keliling Lombok

Adipati Dolken yang berperan sebagai Ditto dan Vanesha Prescilla yang berperan sebagai Ayu saat bertemu dengan penggemar sekaligus penonton film Teman Tapi Menikah, di CGV Cinemas Mataram, Senin (9/4/2018).
ARTIS peran Adipati Dolken berkeinginan untuk keliling Lombok pada suatu hari nanti. Selama ini, ia tidak pernah bisa bebas berkeliling karena urusan pekerjaan. Ia berharap suatu saat bisa berkunjung ke banyak destinasi wisata yang ada di Lombok.

"Harapan saya ke depannya saya bisa berkunjung ke banyak destinasi wisata di Lombok. Sebenarnya sudah sering ke Lombok. Tapi karena selalu datang karena urusan pekerjaan," ujarnya saat promosi Film Teman Tapi Menikah di Mataram, Senin (9/4/2018).

Ia mengatakan bahwa dirinya sudah jatuh cinta dengan Lombok. Ia berharap bisa berkeliling Lombok dan menikmati berbagai destinasi wisata yang ada.

"Pengen aja gitu keliling Lombok dan lihat keindahan alamnya. Saya harap bisa mendapatkan banyak pengalaman dari hal itu," ujarnya.

Laki-laki kelahiran 19 Agustus 1991 ini memang suka jalan-jalan. Terlihat dari unggahan di media sosialnya yang banyak memperlihatkan foto dan video jalan-jalannya.

"Saya sudah pernah ke gili, sudah sering malah. Jadi saya mau berkeliling Lombok saja. Kayaknya seru," ujarnya.

Ia ingin berkunjung ke pantai, ke desa adat dan banyak lainnya. Kunjungan sebelumnya ia berkunjung ke Pantai Pink. Ia melihat Pantai Pink sangat indah. Sehingga ia merasa sangat nyaman dengan kunjungannya. Ia juga berharap kondisi yang sama di destinasi wisata lainnya. Sehingga ia bisa menikmati kunjungannya nanti.

"Semoga ada kesempatan untuk berkunjung lagi. Saya berharap benar-benar bisa berkeliling Lombok," ujarnya. (Linggauni/Suara NTB)
Share:

Pantai Loko Piko di Lombok Utara, Pantai yang Cocok untuk Berwisata

Keindahan Pantai Loko Piko yang ada di Lombok Utara. 
Kabupaten Lombok Utara menyimpan banyak destinasi wisata yang indah. Salah satunya Pantai Loko Piko yang indah namun tidak terlalu banyak wisatawan yang datang berkunjung. Berbeda dengan pantai lainnya di KLU, Pantai Loko Piko ini berpasir hitam. Meski begitu, pemandangan di sekitarnya sangat indah. Deretan pohon kelapa di sepanjang tepi pantai semakin menambah nuansa alami di pantai ini.


Air pantainya berwarna biru dan berombak kecil. Topografi pantainya sangat landai sehingga sangat aman bagi wisatawan untuk berenang atau hanya bermain-main dengan ombak pantai. Gulungan awan di langit biru semakin menyempurnakan keindahan alam pantai ini. Suasana yang sepi karena memang tidak banyak pengunjung yang semakin membuat pantai ini seolah seperti milik pribadi.
“Orang mikirnya di Lombok Utara itu yang bagus cuma gili saja. Padahal Pantai Loko Piko juga bagus. Mungkin karena orang beranggapan kalau pantai yang bagus itu harus berpasir putih," kata warga Lombok Utara Ardian Kusuma, Rabu (11/4/2018).


Kabupaten Lombok Utara tidak hanya memiliki gili, namun juga banyak air terjun dan pantai yang indah. Salah satunya Loko Piko yang saat ini belum menjadi destinasi wisata prioritas di KLU. Sehingga wisatawan masih bisa menikmatinya dengan lebih leluasa, karena tidak banyak wisatawan yang datang berkunjung.

“Pemandangannya juga bagus. Tidak ada salahnya berkunjung dulu sebelum ke gili. Pantainya juga tidak kalah dari gili," ujarnya. Ia menyarankan bagi wisatawan yang suka dengan wisata yang tenang dan tidak banyak orang agar berkunjung ke pantai ini. Selain tidak banyak orang, di pantai ini juga tidak banyak sampah. Sehingga wisatawan bisa menikmati waktunya sambil melihat pemandangan yang menakjubkan, bersih tanpa kotoran atau sampah.

Akses menuju pantai ini juga cukup mudah. Karena lokasinya tidak terlalu jauh dari jalan utama. Wisatawan bisa dengan mudah menjangkau pantai ini. Selain itu, wisatawan juga bisa berkunjung ke banyak destinasi wisata lainnya di dekat pantai ini. Sehingga wisatawan bisa berkunjung ke banyak tempat sekaligus. “Dekat juga dengan destinasi lain. Jadi satu kali perjalanan bisa berkunjung ke banyak tempat,” ujarnya. 


Sama halnya dengan Ririn Sintani, wisatawan asal Kota Mataram yang sudah berkunjung ke pantai ini. Ia melihat pantai ini sangat cocok untuk liburan keluarga. Suasananya yang tidak terlalu ramai sangat cocok untuk wisatawan menghabiskan waktu bersama orang terdekatnya.
"Pantainya bagus, suasananya juga bagus. Saya sangat merekomendasikan wisatawan untuk berlibur ke pantai ini. Karena dijamin pasti menyenangkan," ujarnya. (Linggauni/Suara NTB) 

Share:

VISITOR

YANG SAYANG ANDA LEWATKAN

Blog Archive