Be Your Inspiration

Monday 28 October 2019

Gowes Mandalika Jadi Event Tetap Tahunan

Wakil Kepala Staf TNI AD Letnan Jenderal TNI Tatang Sulaiman memasuki garis finish Gowes Mandalika di kawasan The Mandalika, Minggu (27/10/2019).
Pemkab Lombok Tengah (Loteng) menetapkan gelaran Gowes Mandalika bakal jadi event tetap tahunan. Menyusul sukses yang dicapai pada gelaran perdana, Minggu (27/10/2019). Di mana total ada 600 lebih peserta yang ambil bagian. Kebanyakan justru berasal dari luar Loteng, termasuk Wakil Kepala Staf TNI Angkatan Darat, Letnan Jenderal TNI Tatang Sulaiman, bersama 20 TNI jenderal lainnya yang khusus datang untuk mengikuti event bersepeda berjarak 74 km tersebut.

Selain itu, turut ambil bagian Kapolda NTB, Irjen Pol. Nana Sudjana, Pangdam IX Udayana Mayjen TNI Benny Susianto serta Danrem 162/WB Kol. CZI Ahmad Rizal Ramdhani. “Kita targetkan event Gowes Mandalika ini bisa menjadi event tetap tahunan yang digelaran oleh Pemkab Loteng bekerjasama dengan TNI,” sebut Wabup Loteng, H.L. Pathul Bahri, S.IP., kepada wartawan, usai pengalungan medali.

Ia pun mengaku tidak menyangka animo masyarakat untuk mengikuti event tersebut cukup tinggi, terutama lagi dari luar Loteng, antusiasme sangat tinggi. “Kalau peserta dari Loteng tidak terlalu banyak. Yang banyak peserta justru dari luar Loteng,” klaimnya.

Hal itulah yang menjadi pemacu semangat pemerintah daerah untuk menggelar event tersebut di masa-masa yang akan datang. Selain bisa sebagai ajang silaturahmi, event tersebut juga bisa menjadi wahana promosi potensi pariwisata Loteng. Mengingat, eventnya dipusatkan di kawasan The Mandalika yang merupakan kawasan wisata unggulan nasional.

“Melalui event ini potensi pariwisata kita bisa semakin dikenal. Khususnya lagi kawasasn The Mandalika, bisa semakin mendunia,” tandas Pathul.

Sementara itu, salah satu peserta Gowes Mandalika, Ketut Sumarta, mengaku jalur yang disiapkan cukup berat tapi menantang. Hal ini membuat peserta dituntut harus bekerja ekstra keras untuk bisa menaklukkan jalur yang ada. Belum lagi cuaca yang cukup terik, membuat para peserta sangat kelelahan.

“Terutama untuk etape pertama, jalurnya sangat berat. Karena peserta dituntut untuk menaklukkan sejumlah tanjakan yang cukup tinggi. Tapi itu sebanding dengan panorama alam yang disajikan di sepanjang jalur yang ada,’’ ujarnya.

Terpisah, Panitia Gowes Mandalika L. Firman Wijaya, S.T., mengatakan, Gowes Mandalika dibagi dalam empat etape. Etape pertama dari kawasan The Mandalika hingga PPN Awang. Kemudian etape kedua dimulai dari PPN Awang ke Desa Mujur. Lanjut  Mujur-Praya dan terakhir Praya-kawasan The Mandalika.  “Panjang rutenya sekitar 74 km. Sama dengan usia Loteng. Karena event ini memang digelar rangkaian HUT Loteng” tegasnya. (Munakir/Lombok Tengah)
Share:

Peringatan Bulan Bahasa


Apa yang menyebabkan bulan Oktober ditetapkan sebagai bulan bahasa? Pasti Anda juga bisa menjawabnya. Ya, bulan Oktober ditetapkan sebagai bulan bahasa karena pada 28 Oktober 1928 para pendahulu bangsa kita mencetuskan Sumpah Pemuda dengan bahasa, bahasa Indonesia, sebagai butir ketiganya. Belakangan, bulan Oktober tidak disebut sebagai bulan bahasa saja, tapi bulan bahasa dan sastra. Ini seharusnya dilakukan sejak lama. Sebab meskipun bahan dasar sastra merupakan bahasa, kompleksitasnya kadang melampaui bahasa.

Bagi kalangan civitas akademis sudah tidak asing dengan nama bulan bahasa, terlebih kalangan jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia baik yang kependidikan maupun bukan. Sekedar mengingatkan, di Indonesia pada bulan Oktober ditetapkan sebagai bulan Bahasa. Banyak orang yang belum tahu tentang hal ini –saya pun baru mengetahui setelah kuliah di jurusan Bahasa dan Satra Indonesia – Penetapan sebagai bulan Bahasa didasarkan pada Sumpah Pemuda 28 Oktober 1928 yang menjadikan Bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan bangsa Indonesia.

Umumnya kegiatan dan peringatan bulan bahasa hanya diperingati/dilaksanakan sebagian bangsa Indonesia, terutama kalangan akademis atau pemerhati bahasa Indonesia, dengan mengadakan kegiatan semacam lomba baca puisi, pidato, seminar, workshop, dan sebagainya.

Bahasa mencerminkan Bangsa Kenyataan sekarang, lunturnya rasa bangga terhadap bahasa Indonesia diwujudkan melalui tulisan, percakapan yang semakin jauh dengan kaidah-kaidah Bahasa Indonesia. Kebanggaan terhadap kemampuan bahasa asing melebihi Bahasa Nasional sendiri. Terbukti lagi pelajaran Bahasa Indonesia di sekolah merupakan momok yang ditakuti dan mendapat nilai di bawah rata-rata. Secara tidak langsung bahasa lisan atau tulis dapat menggambarkan kondisi bangsa saat ini.

Bulan Bahasa Sekolah Sudah saatnya pemerintah memperhatikan Bulan Bahasa di Bulan Oktober ini. Perlu ada semacam perubahan kurikulum atau aturan yang mempertegas pelaksanaan kegiatan di Bulan Bahasa. Pendidikan Sekolah mulai PAUD sampai SMA dan perguruan tinggi sebagai salah satu sarana untuk mencerdaskan kehidupan bangsa merupakan tempat yang paling efektif untuk menumbuhkan rasa bangga terhadap Bahasa Indonesia. Melalui kegiatan yang atraktif, menarik dan melibatkan semua pihak untuk belajar bahasa Indonesia yang baik dan benar sesuai dengan kaidah-kaidah yang berlaku. Kalau bukan kita, siapa lagi yang akan mempertahankan Bahasa Indonesia ? Mari kita belajar berbahasa Indonesia yang baik dan benar.

Setiap bulan bahasa sekolah kami atau bisa di sebut SMANSABEL mengadakan lomba yang berkaitan dengan bulan bahasa, seperti: Lomba Cipta Baca Puisi, Tutur Cerita Rakyat, MC, Pidato Menirukan Tokoh, ranking 1 .Dan masih banyak lagi. Pokoknya pas pelaksanaan bulan bahasa di sekolah kami pasti meriah. (*)
Share:

VISITOR

YANG SAYANG ANDA LEWATKAN

Blog Archive