Be Your Inspiration

Monday 27 February 2017

Makam Nyatoq, Makam yang hanya Boleh Diziarahi Hari Rabu dan Hari Besar Islam

Makam Nyatoq Rembitan Pujut Lombok Tengah

Penyebaran agama Islam di Lombok tidak terlepas dari adanya para wali atau sunan yang datang dari berbagai daerah di Indonesia. Di Lombok, kiprah para wali ini bisa dilihat dari adanya peninggalan berupa makam atau masjid yang masih terawat sampai sekarang. Salah satunya adalah makam Wali Nyatoq yang berada di Desa Rambitan, Pujut, Lombok Tengah.

Menurut Amaq Tibe dan Wirajaya, selaku penjaga makam Wali Nyatoq, kata nyatoq berarti nyata. "Makam Nyatuq ini makam paling pertama di Lombok dan satu-satunya makam wali Allah di Lombok,’’ tuturnya pada Ekbis NTB, Rabu (8/2/2017).

Amaq Tibe menjelaskan makam Wali Nyatoq ini terdiri dari dua bagian di lahan seluas 80 are. "Yang utama ada 2, tetapi makam pengiringnya ada 44 orang," jelasnya.

Makam wali Nyatuk ini sendiri hanya diperbolehkan diziarahi hanya pada hari Rabu dan hari besar Islam seperti Idul Fitri dan Idul Adha. "Kunjungan hari Rabu itu diadakan, karena sebelum meninggal, sang wali berpesan seperti itu agar dikunjungi hari Rabu," kata Wirajaya.

Makam ini sendiri masih mempertahankan bentuk aslinya dilihat dari tidak adanya bangunan modern di sekitar makam, kecuali di luar areal makam.
Peziarah sedang berdoa di Makam Nyatoq Rembitan Lombok Tengah

Memasuki makam utama, para pengunjung harus menaati aturan yang berlaku, seperti mengucap salam dan membuka alas kaki. ‘’Selain itu, saat masuk para pengunjung juga dianjurkan untuk membasuh muka dan kaki serta disembek saat keluar. Airnya untuk membasuh muka dan kaki itu beda, kalau yang muka airnya diambil di Gerepek dan untuk kaki diambil dari Bakal," jelas Amaq Tibe.

Di depan makam, terdapat sebuah sumur kering yang tidak terlalu dalam. "Walau tidak dalam, kadang-kadang ada airnya tetapi tergantung rezeki," jelas Wirajaya. Selain itu, juga terdapat 2 berugak yang dinamakan berugak bini dan laki karena fungsinya. "Berugak bini untuk perempuan dan berugak laki yang lebih besar diperuntukkan untuk laki-laki," jelasnya.

Pengunjung makam ini sendiri datang dari seluruh penjuru nusantara bahkan luar negeri. Pemerintah daerah juga memberikan perhatian besar terhadap situs bersejarah ini degan membangun berbagai fasilitas umum. "Pemerintah daerah sebenarnya ingin memugar makam ini, tetapi ditolak oleh masyarakat, karena ingin tetap alami seperti aslinya," kata Wirajaya. (uul/Ekbis NTB)
Share:

Friday 24 February 2017

April 2017, Dinas Pariwisata NTB akan Gelar Tour de Mandalika

Pantai Kuta Mandalika (Dokumentasi Novotel Loteng)


Berbagai program diseleggarakan Dinas Pariwisata Provinsi NTB untuk mendatangkan sebanyak-banyaknya wisatawan. Setelah sukses dengan Pesona Bau Nyale, akan diselenggarakan pula Tour de Mandalika pada April mendatang. Rencananya akan diundang atlet-atlet sepeda dari berbagai negara. Selain itu juga akan ada berbagai kegiatan yang akan meramaikan event tersebut.

“Nanti kita akan undang dari negara lain juga, kita juga akan membuka pendaftaran bagi siapa saja yang mau ikut. Nanti akan ada banyak wisatawan yang akan mengikuti kegiatan ini,” kata Kepala Bidang Pemasaran Dinas Pariwisata Provinsi NTB Dra. Hartati, MM kepada  di Mataram, Rabu (22/2/2017).

Ia mengatakan bahwa ini merupakan yang pertama kalinya dilakukan di NTB. Sehingga sejumlah persiapan akan dilakukan dengan lebih baik. Sebab akan mendatangkan banyak wisatawan dari dalam maupun luar negeri. Sehingga dapat sekaligus menjadi ajang promosi sejumlah destinasi wisata. Baik yang ada di kawasan Mandalika maupun wisata NTB pada umumnya.

“Ini merupakan kesempatan kita untuk mempromosikan potensi wisata di Mandalika yang menjadi salah satu destinasi prioritas di Indonesia. Untuk Tour De Mandalika ini masih disusun program dan rancangan kegiatannya,” ujarnya.

Saat ini Dispar NTB tengah gencar melakukan promosi pariwisata. Pasalnya target kunjungan wisatawan selama 2017 meningkat dari tahun sebelumnya, menjadi 3,5 juta wisatawan. Dispar melihat program Tour de Mandalika ini bisa menjadi salah satu moment untuk mendatangkan sebanyak-banyaknya wisatawan.

Rencananya program ini akan selenggarakan pada pertengahan April. Sehingga wisatawan bisa merencanakan liburannya sekaligus ikut serta dalam Festival Pesona Tambora.

“Itu dekat waktunya dengan FPT, kita berharap tamu yang datang juga bisa sekalian ikut FPT. Kita konsentrasi di keduanya, tapi kita akan lebih konsentrasi pada kegiatan yang lebih dulu diselenggarakan. Semoga bisa mendatangkan banyak wisatawan,” ujarnya.

Tour de Mandalika bukan kegiatan pertama yang diselenggarakan di kawasan Mandalika. Sebelumnya juga telah diadakan Festival Bau Nyale yang diikuti oleh ribuan wisatawan dan warga. (Lingga)


Share:

Tuesday 21 February 2017

Pantai Selong Belanak, Pantai Favorit Penjaga Gawang Juventus Emil Audero Mulyadi

Nelayan Selong Belanak sedang mengambil ikan dari jaring nelayan. Pantai Selong Belanak merupakan favorit kunjungan penjaga gawang Juventus Emil Audero Mulyadi.

Emil Audero Mulyadi -- penjaga gawang Juventus kembali akan berlibur ke Lombok bulan Juni 2017. Emil datang ke Lombok karena rindu dengan ayahnya, Edy Mulyadi di Praya Lombok Tengah. Selain itu Emil juga sangat senang berlibur di Lombok karena keindahan wisata di Lombok. Salah satu tempat wisata yang disukai Emil kata Budi Utami adalah Pantai Selong Belanak.

"Emil senang berlama-lama liburan di Selong Belanak karena ada tempat surfing-nya," kenang Budi.
Sementara itu rumah yang ditempati orang tua Emil di Praya  saat ini merupakan peninggalan Kakek Emil, H. Halifah Amin (Almarhum) dan nenek Emil bernama Hj. Baiq Arini. Almarhum H. Halifah Amin merupakan saudara kandung dari  H. Usman Paradiso, pemilik Hotel Paradiso yang berlokasi di Kota Mataram.

Almarhum H. Halifah memiliki delapan anak, dari delapan anaknya (tiga) meninggal. Dan kini sisa lima saudara. Sementara Ayah Emil yang bernama Edy Mulyadi anak ketujuh, sedangkan Budi Utami merupakan anak keenam atau kakak kandung ayah Edy Mulyadi.

Edy yang pernah  bekerja di salah satu hotel di Selong Belanak menikah dengan Antonella Audero tahun 1992. Buah cinta Edy dan Antonella melahirkan seorang putra yakni Emil Audero Mulyadi. Saat ini Edy Mulyadi menetap di Loteng, sementara Emil dan Ibunya, Antonella tinggal di Italia.  (Afandi)
Share:

Emil Audero Mulyadi Penjaga Gawang Juventus Kembali akan Berlibur ke Lombok


Penjaga gawang sepak bola  tim Juventus, Emil Audero Mulyadi berpose bersama bibinya, Budi Utami saat berlibur  di Lombok tahun 2016 lalu.
Penjaga gawang tim sepak bola Liga Utama Serie A Italia, Emil Audero Mulyadi akan kembali  berlibur di Lombok-NTB. Kiper ketiga tim Juventus itu akan berlibur selama seminggu di rumah ayah kandungnya, Edy Mulyadi di Jalan Melur Nomor 12 di Praya, Lombok Tengah (Loteng), bulan Juni mendatang.

Rencana kedatangan Emil Audero Mulyadi ke Lombok dibeberkan oleh bibinya, Budi Utami salah seorang  Pegawai Negeri Sipil (PNS) di Dinas Pemuda dan Olahraga (Dispora) NTB, Senin (20/2/2017). Budi Utami menyampaikan hal itu setelah mendapat telepon dari Emil Audero Mulyadi belum lama ini.

Kabar kedatangan Emil benar-benar membuat Budi Utami beserta keluarga di Lombok sangat bahagia. Sehingga Budi pun membeberkan rencana  kedatangan keponakannya itu kepada Suara NTB.  "Emil (kiper Juventus) akan berlibur ke rumah Ayahnya di Praya  Lombok Tengah. Emil akan berada selama satu Minggu di Lombok," ucapnya.

Menurut Budi kedatangan Emil ke Lombok bukanlah yang pertama kalinya, namun Emil hampir setiap tahun berlibur di Lombok. Maklum, ayah kandung Emil merupakan putra daerah Loteng, yang saat ini berdomisi di Jalan Melur Nomor 12, Praya, Loteng. Sementara Ibu kandung Emil, Antonella Audero berdomisi di Kota Torino, Italia.

Saat ini Emil telah menjadi penjaga gawang ketiga tim Juventus. Emil memang besar di Italia. Namun Emil sempat menjalani masa kecilnya di Lombok. Atlet kelahiran 18 Januari 1997 dilahirkan di Rumah Bersalin Akasia Mataram. (Afandi)


Share:

Kereenn.. Patung Franky Tanduk Kerbau Produksi Khas Lombok

Patung Franky dari tanduk kerbau khas Lombok

KREATIVITAS memang bisa datang dari mana saja. Apalagi jika sedang dalam kondisi terdesak. Seperti yang dialami I Made Sudi Adnyana, seorang pengukir yang membuat patung dari tanduk kerbau atau oleh wisatawan asing menyebutnya dengan Patung Franky.

Ida Sudi – nama panggilannya sudah menekuni dunia mengukir sejak tahun 1985 ini. Dirinya memulai pekerjaan membuat patung dari tanduk, karena menyukai seni. Belum lagi, kebutuhan hidup setelah menikah semakin meningkat membuat dirinya fokus mengerjakan usahanya.

“Apalagi setelah menikah, kebutuhan menjadi semakin banyak sehingga pekerjaan ini menjadi fokus utama,” terangnya saat ditemui  di kawasan Sweta Cakranegara, Kamis (16/2/2017)Diakuinya, ada dua bahan yang menjadi andalannya untuk diukir menjadi kerajinan, yaitu kayu dan tanduk kerbau. “Sekarang yang paling banyak diminati memang yang patung tulang ini,” terangnya. Tanduk kerbau diperolehnya dari Lombok Timur dan Mataram.
Pembuatan Patung Franky di Sweta Mataram Lombok

Patung tulang yang dikenal dengan patung Franky oleh wisatawan mancanegara cukup banyak diminati. Patung Franky ini dibuat dengan berbagai macam gaya, seperti menutup mata, telinga, mulut dan pancaindra lainnya. “Para bule itu tidak mau beli kalau tidak ada filosofinya. Jadi makna patung ini, kalau dia menutup mulut, tidak boleh berbicara jelek, kalau menutup mata tidak boleh melihat yang buruk, tutup telinga tidak boleh mendengar yang buruk,”  terangnya.

Patung Franky, katanya, belum ada dibuat oleh perajin lain, selain dirinya dan kelompoknya. “Di Bali saja banyak yang pesan, karena di sana belum ada yang buat,” terangnya. Selain patung Franky, ada juga tempat obat dari tanduk kerbau yang unik karena motif ukirannya yang rumit. “Tempat obat ini digunakan untuk menyimpan obat. Buatnya lebih sulit dibandingkan patung karena ngukirnya yang lama,” terangnya.
Patung Franky dengan berbagai gaya dan ekspresi

Pembuatan patung Franky ini tidak membutuhkan waktu lama, seperti pembuatan tempat obat tersebut. “Sehari, bisa jadi 3 patung. Kalau yang tempat obat cuman jadi 1 buah/hari karena ukirannya,” terangnya.

Jadi tidak heran, harga jual patung dan tempat obat ini lumayan mahal. “Kalau patung Franky ukuran kecil harganya Rp 60 ribu, sedangkan yang besar harganya Rp 80 ribu. Kalau tempat obat sendiri harganya Rp 200 ribu tergantung modalnya,” katanya.

Pemasaran patung dan tempat obat ini sendiri sudah menyasar tempat wisata seperti di Senggigi dan Gili karena sudah ada pengepulnya. “Pesanan ramai biasanya di bulan-bulan liburan seperti Desember, Agustus, dan Maret,” ujarnya, seraya berharap, kerajinannya ini bisa dibantu oleh dinas terkait untuk pemasarannya. (Uul/Ekbis NTB)
Share:

Monday 20 February 2017

Tradisi Malean Sapi Khas Masyarakat Nyur Lembang Narmada Lombok Barat

Tradisi Malean Sampi di Desa Nyur Lembang Narmada Lombok Barat

Tradisi menyambut musim tanam awal tahun, masyarakat Desa Nyur Lembang Kecamatan Narmada  menggelar atraksi budaya Malean Sampi. Malean Sampi ini merupakan salah satu atraksi budaya masyarakat Desa Nyur Lembang Kecamatan Narmada. Atraksi budaya ini masih disukai masyarakat di hampir seluruh wilayah Kabupaten Lombok Barat (Lobar).

Sabtu (18/2/2017), atraksi ini kembali digelar di Desa Nyur Lembang sebagai rasa syukur masyarakat menyambut musim tanam padi tahun ini. Malean Sampi kali ini pun menjadi bentuk partisipasi masyarakat Desa Nyur Lembang menyambut kedatangan tamu dari Fam Trip Lombok Wisata Halal hasil kerjasama PT. Tiara Sentosa dengan PT. Garuda Indonesia Airways. Mengingat pentingnya atraksi ini, panitia awalnya kesulitan mencari lokasi yang strategis untuk kegiatan atraksi. “Belum adanya lahan khusus, merupakan salah satu kendala utama yang belum bisa teratasi oleh para pelaku Malean Sampi ini. Bersyukur, masih ada orang yang mengizinkan kami untuk memakai lahan sawahnya untuk malean sampi ini,” kata Kepala Desa (Kades) Nyur Lembang, H.Warti Asmunadi di sela-sela gelaran Malean Sampi.
 
Malean Sampi di Desa Nyur Lembang Narmada Lombok Barat
Menurut Kades dua periode ini, atraksi budaya Malean Sampi harus terus digelorakan. Jangan sampai punah tergerus budaya luar. Apalagi sampai diklaim menjadi hak paten milik orang luar. Untuk itu, ke depan kata Warti, pihaknya bersama seluruh masyarakat Desa Nyur Lembang, terus berupaya berjuang melestarikan budaya yang diwariskan oleh nenek moyang mereka.

Warti menyayangkan, selama gelaran Malean Sampi yang telah lama berlangsung, belum ada lahan khusus yang disiapkan untuk kegiatan ini. “Kami mohon agar pemerintah daerah Lombok Barat memberikan lahan untuk atraksi Malean Sampi ini,” harap kades di hadapan Bupati, Kadis Pariwisata, Camat Narmada, toga, toma, serta seluruh tim Fam Trip. Di Desa Nyur Lembang khususnya, komunitas Malean Sampi ini sudah terbentuk sejak lama. Melalui kelompok Pade Girang, selain sebagai wadah unjuk kebolehan atraksi, kelompok ini juga dimanfaatkan sebagai wadah negosiasi transaksi jual beli sapi.

Di tempat yang sama, Bupati Lobar,H. Fauzan Khalid mengemukakan terkait kebutuhan warganya akan lahan untuk atraksi, Bupati nampaknya serius menanggapi. “Kalau ada lahan pemda silahkan pakai, saya tinggal tanda tangan,” tantangnya.

Ketua panitia penyelenggara, Huzairin menjelaskan atraksi Malean Sampi kali ini sebagai suguhan hiburan kepada para tamu yang tergabung dalam Fam Trip Lombok Wisata Halal. Tamu-tamu dalam Fam Trip ini berasal dari Malaysia, India, Jepang, Singapura, dan beberapa kota lain di Indonesia seperti Jakarta, Bandung dan Surabaya.

Terpisah Owner Travel Tiara Sentosa, Masnun mengemukakan, Fam Trip ini berlangsung sejak tranggal 17 Februari hingga 19 Februari. Sebagian agendanya diisi di Lombok Barat. Sebelum tim mengunjungi Malean Sampi, terlebih dahulu disuguhkan atraksi budaya lain di Desa Sesaot berupa tari gandrung dan peresean serta menikmati suguhan kuliner khas desa setempat. (heru Lombok Barat)
Share:

Tiu Tiding, Objek Wisata Baru di Genggelang Gangga Lombok Utara

Jalan terjal menuju Tiu Tiding Desa Genggelang Kecamatan Gangga Lombok Utara (foto 18 Februari 2017)
Sebulan terakhir, objek wisata Tiu Tiding atau Temponan Atas sudah dibuka untuk dikunjungi. Sayang, akses ke objek wisata terbaru di Desa Genggelang, Kecamatan Gangga ini tak mudah untuk dijangkau.

SABTU (18/2/2017) saat koran ini berkunjung ke lokasi, merasakan betapa melelahkannya perjalanan ke lokasi wisata air terjun ini. Melewati rintangan jalan hanya dengan sepeda motor, pengunjung akan terguncang di atas sadel, karena akses jalan yang rusak.

Untuk sampai ke lokasi ini, butuh waktu sekitar 2 jam dari pertigaan Lendang Bagian (pertigaan Bayan - Selelos/Gangga). Akses jalan raya dengan kendaraan roda 4 hanya sampai di pintu masuk menuju hutan Kemasyarakatan (HKm). Dari Lendang Bagian, pengunjung harus menempuh sejauh 10 km ke Dusun Paok Rempek, dan mengambil arah ke kanan menuju Dusun Kujur.
Air Terjun Tiu Tiding Genggelang Gangga Lombok Utara

Di dusun terluar Desa Genggelang ini, pengunjung bisa meminta bantuan guide ke lokasi air Terjun. Pengunjung juga bisa melancong tanpa bantuan guide, karena petunjuk jalan ke lokasi sudah ada. Tetapi alangkah baiknya menggunakan guide supaya tidak tersesat, apalagi untuk pertamakalinya.

Dari Dusun Kujur inilah, pengunjung harus menggunakan motor sejauh 10 km lagi. Di salah satu kawasan hutan HKm yang disebut masyarakat sebagai Sebun Bawi (Tempat persembunyian babi hutan), pengunjung memparkir kendaraan. Disebut Sebun Bawi, besar kemungkinan areal tersebut menjadi lokasi favorit persembunyian babi hutan. Berdasarkan pengakuan salah seorang pengelola HKm di sana, saat ini masih dijumpai banyak tanaman pisang yang dirusak oleh babi hutan pada malam harinya.
Air terjun Tiu Tiding Genggelang Lombok Utara yang masih alami dan natural. (foto 18 Februari 2017)

Dari areal parkiran, pengunjung melanjutkan kembali perjalanan ke air Terjun. Jarak yang ditempuh ke lokasi sekitar 500 meter. Dekat memang, tetapi akses menurun menguras fokus. Salah-salah bisa tergelincir masuk ke jurang.

Terhitung dari berangkat hingga sampai ke air terjun, butuh waktu sekitar 20 menit. Kembali dari air terjun, melewati medan menanjak dan berbahaya. Butuh waktu sedikit lebih lama, sekitar 0,5 jam atau lebih tergantung masa rehat. Untuk sampai ke titik parkir, minimal dua kali istirahat.

Masyarakat Kujur yang dipercaya mengelola objek wisata ini, sudah membuat tangga dengan pola terasering. Di beberapa titik, seutas tali rotan dengan bentangan 15 -20 meter diikatkan pada batang pohon. Tali rotan ini membantu pengunjung saat turun atau menaiki anak tangga. Di beberapa titik lainnya, kadang harus berpegangan pada akar pohon. Akses yang sulit inilah mengapa dinamakan Tiu Tiding. Tiding artinya curam, tiu artinya kolam. Sama halnya dengan Temponan Atas, yang berarti air terjun yang tinggi.

Sesampai di lokasi Air Terjun, rasa lelah, pegal, mungkin juga linu, terbayar oleh suasana air terjun. Kolamnya relatif dangkal, hanya selutut. Tetapi airnya mengalir dengan jernih. Air terjun utamanya tingginya sekitar 50 meter, dikelilingi oleh dinding bebatuan melingkar. Di sisi air terjun utama, terdapat 3 air terjun lain yang memancur. Baik air terjun utama dan air terjun pendamping, airnya berasal dari mata air setempat yang terjaga dengan baik. Di musim kemarau sekalipun, debit air tidak berkurang. Sementara di musim penghujan, airnya sama sekali tidak keruh.

"Saya baru pertama kali mengunjungi lokasi ini. Tampilannya biasa saja, tetapi suasananya sangat menyenangkan," kata pengunjung, Wadi.

Pengakuan pengunjung ini, akses ke lokasi memang sangat berbahaya. Sedangkan akses jalan yang dilalui kendaraan juga masih harus dibenahi. Biasanya saat musim hujan, jalan yang biasa dilalui kendaraan berlubang dan licin. Bahkan sebelumnya, Wabup Lombok Utara, yang berencana berkunjung ke lokasi ini mengurungkan niatnya, karena aksesnya terlampau sulit. (Johari Lombok Utara)

Share:

Sunday 19 February 2017

Mencari Nyale di Pantai Seger Lombok Tengah di Penghujung Waktu

Nyale yang berhasil ditangkap di Pantai Seger Lombok Tengah

Puluhan ribu masyarakat tumpah ruah pada perayaan puncak Festival Pesona Bau Nyale di Pantai Seger Kuta Lombok Tengah (Loteng). Warga juga membanjiri hampir semua kawasan pantai selatan Loteng. Meski banyak wisatawan yang kecewa, karena nyale tidak banyak keluar, rasa penasaran mereka terbayar setelah menangkap nyale secara langsung.

 “Katanya nyale keluar dalam jumlah banyak. Tapi yang ada kok sedikit ya?” keluh wisatawan asal Jakarta di Pantai Seger.

Seorang warga menunjukkan nyale yang berhasil ditangkap di Pantai Seger Lombok Tengah
Hanya saja, ia juga mengaku cukup puas. Sudah bisa merasakan langsung, bagaimana menangkap Nyale. Dan, berharap penyelenggaran Bau Nyale di Loteng bisa semakin baik. Terutama terkait waktu pelaksanaannya, supaya lebih akurat dan cermat menetapkan waktu pelaksanaannya. “Katanya kemarin (Rabu,red) nyale-nya baru banyak yang keluar,” ujarnya.

Sebelumnya, konsentrasi masyarakat sudah mulai terlihat sejak Kamis (16/2/2017) sore. Jumlah massa terus bertambah hingga menjelang puncak Bau Nyale sekitar pukul 03.00 wita, Jumat dini hari. 

Warga mulai turun ke laut untuk menangkap nyale sekitar pukul 02.30 wita. Warga datang membawa peralatan berupa jaring serta wadah tempat menyimpan nyale (cacing laut) berbagai jenis ditambah alat penerangan, seperti lampu senter. 

Bau Nyale di Pantai Nambung
Warga yang datang menangkap Nyale juga bukan hanya warga Loteng saja. Banyak juga yang datang dari Kota Mataram, Lombok Barat (Lobar), Lombok Timur (Lotim) dan dari Kabupaten Lombok Utara (KLU). Termasuk warga Pulau Sumbawa. Bahkan warga dari luar NTB dan wisatawan asing juga tidak kalah banyak yang datang.

Puncak perayaan Festival Pesona Bau Nyale dibuka Wakil Gubernur NTB, H.Muh. Amin, SH, MSi.  Menurutnya, Pemprov NTB mengapresiasi kegiatan event Bau Nyale ini. Karena selama ini event tahunan ini cukup besar pengaruhnya dalam mendorong angka kunjungan wisatawan di daerah ini.
Ke depan, janjinya, dukungan lebih besar akan terus diberikan pemerintah provinsi dengan harapan, event Bau Nyale bisa semakin menggema, bukan hanya di tingkat nasional tapi juga dunia internasional.


Bau Nyale di Pantai Seger Lombok Tengah 2017
Di Lombok Barat, ratusan warga Dusun Pengantap Desa Buwun Mas Sekotong menggelar bau nyale di Pantai Nambung untuk pertama kalinya. Ritual budaya yang pertama kali diadakan ini bertujuan mempertahankan kearifan lokal di samping mempromosikan Nambung sebagai destinasi wisata.
Kades Buwun Mas, Rohidi, mengaku, kegiatan ini telah lama dirancang oleh pihak desa dan Forum Masyarakat Kecamatan Sekotong. 

Disampaikan, event budaya ini bakal terus diadakan tiap tahun. Ke depan ia berharap event ini tidak saja digelar secara swadaya masyarakat, namun perlu didukung pemda. Bahkan bila perlu event ini masuk ke agenda pemda agar bisa digelar tiap tahun. Ia menegaskan, event ini bukan meniru event di daerah lain, tapi tetap digelar oleh masyarakat.
Bau Nyale di Pantai Buwun Mas Sekotong Lombok Barat

Ketua Forum Masyarakat Kecamatan Sekotong, Abdul Majid menyatakan, festival bau nyale ini bukan hanya di Loteng dan Lotim, namun di Lobar khususnya di kawasan Sekotong bagian selatan persisnya di Nambung juga ada Nyale. Ia berharap agar Sekotong menjadi sentral festival bau nyale ke depan. “Ini juga upaya mempopulerkan Pantai Nambung,” jelasnya.  (MunakirLombok Tengah)
Share:

Sariayu Martha Tilaar Dukung Great Sale Lombok Sumbawa

Kepala Bidang Pemasaran Dinas Pariwisata NTB Dra.Hartati, MM dengan Pendiri PT Sari Ayu Indonesia, Dr. Martha Tilaar, Miss Indonesia Natasha Mannuela Halim, Ketua BKOW NTB Hj.Syamsiah M.Amin dan peserta kelas kecantikan Sariayu Martha Tilaar, di Mataram

Great Sale Lombok Sumbawa, merupakan salah satu kegiatan dalam rangka mendatangkan banyak wisatawan ke NTB. Kegiatan ini akan berlangsung selama sebulan, pada 1-28 Februari 2016. Dari kegiatan ini juga diharapkan pelaku usaha industri kecil dan menengah dapat melakukan promosi pada saat kegiatan berlangsung.

 Salah satunya Sariayu Martha Tilaar yang telah melakukan kelas kecantikan bertempat di Lombok Epicentrum Mall (LEM). Sariayu bekerjasama dengan Dinas Pariwisata Provinsi NTB untuk menyukseskan program Great Sale Lombok Sumbawa.

‘’Terima kasih kepada Pemerintah Provinsi NTB dalam hal ini Dinas Pariwisata Provinsi NTB yang telah memberikan kesempatan bagi Sariayu untuk melakukan kelas kecantikan dan turut sebagai peserta dalam great sale tahun ini,’’  kata pendiri PT Sari Ayu Indonesia, Dr. Martha Tilaar saat menghadiri kelas kecantikan, di Mataram, Jumat (17/2/2017).

Ia mengatakan bahwa kecantikan bagi wanita sangat penting. Sebab wanita yang merasa dirinya cantik akan bertambah rasa kepercayaan dirinya. Oleh sebab itu Sariayu Martha Tilaar hadir untuk masyarakat NTB umumnya melalui program great sale ini. Masyarakat bisa mendapatkan potongan harga yang beragam.
Pendiri Sariayu Martha Tilaar tukar cinderamata dengan Ketua TP PKK NTB Hj. Erica Zainul Majdi

‘’Kita perempuan dan laki-laki itu memiliki kesempatan yang sama untuk mengembangkan diri. Kita bisa berkarya dan berprestasi. Kita perempuan harus bersama-sama bersatu untuk maju. Melalui kelas kecantikan ini kami berharap masyarakat mendapatkan informasi tentang cara berdandan dan merawat diri,’’ ujarnya.

Sebelumnya Kepala Dinas Pariwisata NTB H.L.Moh.Faozal,S.Sos,M.Si mengatakan bahwa great sale ini bagus untuk semua industri. Sebab industri yang tergabung dalam great sale dapat mempromosikan produknya kepada masyarakat maupun kepada wisatawan.

Wisatawan diharapkan dapat menikmati aktivitas belanjanya dengan berbagai diskon yang akan diberikan oleh berbagai industri, termasuk Sariayu Martha Tilaar. Sehingga wisatawan benar-benar dapat merasakan great sale di Lombok dan Sumbawa.

Beberapa daerah yang disasar menjadi pengunjung ke NTB di antaranya Yogyakarta, Solo, Surabaya, Jakarta, Makassar dan Bandung. Masyarakat di beberapa daerah itu diharapkan dapat melakukan kunjungan atau berwisata ke NTB, terutama pada saat great sale berlangsung. Sehingga Februari tidak lagi menjadi bulan dengan jumlah pengunjung yang sedikit. Seperti halnya yang terjadi pada tahun-tahun sebelumnya.

‘’Kalau sebelumnya, Februari sebagai bulan dengan pengunjung paling sedikit, sekarang dengan adanya event ini kita harapkan dapat mendatangkan banyak wisatawan. Sehingga Februari tidak lagi sepi pengunjung,’’ katanya.
Pendiri Sariayu Martha Tilaar saat silaturahmi dengan Ketua TP PKK NTB Hj. Erica Zainul Majdi di Mataram, Jumat (17/2/2017)

Ia berharap pengusaha hotel, restoran dan pusat oleh-oleh dapat memberikan diskon yang banyak bagi wisatawan. Sehingga wisatawan bisa merasa ketagihan berkunjung. Ini juga bagus untuk memberikan kesan yang nyaman bagi wisatawan.

‘’Kalau banyak yang datang kan bagus juga untuk industri. Ini sekaligus sebagai upaya promosi dan memperkenalkan fasilitas yang kita miliki di sini. Sehingga wisatawan merasa senang dan ingin berkunjung lagi,” harapnya.

Dalam kelas kecantikan Sariayu Martha Tilaar hadir pula Ketua BKOW NTB Hj.Syamsiah M.Amin dan Miss Indonesia 2016 Natasha Mannuela Halim. Pengunjung LEM juga diberikan cara menggunakan make up dengan produk Sariayu Martha Tilaar. (Linggawuni/Suara NTB)
Share:

Wednesday 15 February 2017

Mengawal Gunung Rinjani Menjadi Geopark Dunia

Gunung Rinjani di Pulau Lombok. (Linggawuni)

Pengumuman geopark Rinjani menjadi geopark dunia akan dilaksanakan Maret mendatang. Hanya saja belum diketahui pasti apakah geopark Rinjani berhasil mendapatkan gelar geopark dunia itu. Hingga saat ini Dinas Pariwisata Provinsi NTB masih menunggu pengumuman dari UNESCO. Meski demikian Dispar optimis, sebab Rinjani merupakan satu-satunya geopark di Indonesia yang diajukan sebagai geopark dunia tahun lalu.

“Kita belum melakukan persiapan, masih mengkaji beberapa rekomendasi yang diberikan oleh Unesco. Kita tunggu dulu dan kita akan upayakan terkait rekomendasi yang diberikan. Tapi kita optimis bisa mendapatkan predikat itu,” kata Kepala Dinas Pariwisata Provinsi NTB H. L. Moh.Faozal, S.Sos., M.Si., kepada Suara NTB, di Mataram, Selasa (14/2/2017).

Pihaknya akan melakukan sejumlah persiapan setelah memperlajari rekomendasi yang diberikan oleh Unesco. Hal ini juga berkaitan dengan kesiapan Rinjani sebagai geopark dunia. Sebab dengan demikian akan semakin banyak wisatawan yang datang. Terutama wisatawan penyuka tantangan. 

“Saat ini memang belum, setelah kita pelajari rekomendasinya baru kita lakukan persiapan,” ujarnya.
Sebelumnya sebanyak dua orang tim assessor UNESCO telah datang dan mulai melakukan penilaian geopark rinjani pada Mei 2016 lalu. Tim assessor itu adalah Maurizio Burlando dan Soo Jaee Lee yang telah melakukan penilaian sebagai acuan untuk memberikan rekomendasi lebih lanjut.

Konsep geopark bukan hanya dipersiapkan untuk mendapatkan predikat, namun juga meningkatkan jumlah kunjungan wisatawan. Sebab fungsi geopark selain untuk konservasi, juga untuk pendidikan dan kesejahteraan masyarakat di sekitar lokasi geopark.

Masyarakat juga diminta untuk mempersiapkan diri. Sebab penerimaan dan penyambutan dari masyarakat juga sangat berpengaruh terhadap kenyamanan wisatawan. Terutama masyarakat yang tinggal di lingkar Rinjani.

“Kita berharap semua berjalan dengan baik. Karena ini sudah kita usahakan sejak lama. Bulan depan adalah penentuannya,” kata Faozal.

Jumlah wisatawan yang mendaki Gunung Rinjani selama 2015 sebanyak 70.705 orang. Jumlah ini diupayakan meningkat dengan mengusulkan rinjani sebagai geopark dunia. (Linggawuni Suara NTB)
Share:

TP PKK NTB Salurkan Bantuan ke Korban Banjir Sumbawa

Wakil Ketua I TP PKK NTB Hj. Syamsiah M. Amin bersama rombongan sedang berbincang dengan anak-anak korban banjir. 

DERASNYA curah hujan di sejak akhir tahun 2016 hingga pertengahan Februari 2017 membuat sebagian daerah NTB terkena musibah banjir.  Selain Kota Bima dan Kabupaten Bima, Kabupaten Sumbawa juga salah satu kabupaten yang terkena banjir cukup parah hingga 10 kecamatan. 

Kondisi ini membuat organisasi-organisasi wanita NTB seperti PKK NTB, BKOW NTB dan DWP NTB bergerak terjun ke lapangan memberikan bantuan kepada masyarakat yang menjadi korban banjir. Wakil Ketua I Tim Penggerak PKK NTB sekaligus Ketua Umum BKOW NTB, Hj. Syamsiah M. Amin memimpin rombongan ibu-ibu menyerahkan bantuan di Posko Pusat Banjir Sumbawa di Pendopo Bupati Sumbawa, Minggu(12/2/2017). 

Bantuan diterima langsung Wakil Bupati Sumbawa, Mahmud Abdullah. Rombongan menyerahkan bantuan berupa beras, kain sarung, tikar plastik, pakaian layak pakai, perabotan dapur, makanan bayi, biskuit dan mi instan, air mineral dan sembako  lainnya. ‘’Kami mengucapkan terima kasih atas bantuan yang diberikan, dan kedatangan ibu-ibu sekalian memberikan dukungan moril kepada kami, dengan datang saja akan bisa memberi semangat bagi kami dan korban banjir,’’ ujar Wabup Mahmud Abdullah penuh syukur.
Wakil Ketua I TP PKK NTB Hj. Syamsiah M. Amin bersama rombongan sedang berbincang dengan warga korban banjir. 

Ketua BKOW NTB Hj. Syamsiah M. Amin, menjelaskan kunjungan ibu-ibu ini ke Sumbawa untuk dapat saling membantu dan berbagi bersama warga yang jadi korban banjir. ‘’Kami datang dan berkumpul di sini untuk berbagi. Bantuan yang kami bawa ini ingin kami serahkan langsung  agar bisa menengok saudara-saudara kita, dan bantuannya tersalurkan bagi yang benar-benar membutuhkan,’’ ujar istri Wakil Gubernur NTB H. Muh. Amin, SH, MSi, ini.
Ia juga berharap musibah banjir  yang menimpa segera teratasi dan tidak terulang kembali. Dengan membawa sebagian bantuan, Rombongan kemudian melanjutkan perjalanan ke daerah-daerah yang terkena banjir  di seputaran Sumbawa Kota, seperti Kampung Karang Cemes, Kelurahan Brang Bara, Kelurahan Brang Biji, Kampung Karang Padak dan Kelurahan Lempe. 
Hj. Syamsiah M. Amin bersama pengurus organisasi wanita lainnya sedang memasak di dapur umum yang disiapkan tim relawan. 

Di Karang Cemes, rombongan Ibu-ibu ini menghibur anak-anak yang menjadi korban banjir dan ikut membantu relawan memasak di dapur umum menyiapkan  sarapan bagi korban banjir. Selain memberikan bantuan materil, Hj. Syamsiah M. Amin memberikan semangat moril bagi setiap korban banjir yang ditemui. (Marham)
Share:

Menikmati Sate Bulayak di Lokasi Pertama Kali Dijual Suranadi Lombok Barat

Sate Bulayak asli di Suranadi Lombok Barat

Selain ayam Taliwang yang telah terkenal sebagai kuliner khas Lombok, masih banyak lagi kuliner khas Lombok yang mesti dicicipi para pecinta kuliner. Contohnya seperti sate bulayak yang sekarang banyak dijajakan di lokasi wisata di NTB. Namun, tahukah Anda, jika sate bulayak pertama kali dijual di tempat wisata hutan Suranadi Narmada Lombok Barat.

Di tempat ini, akan banyak kita temukan penjual sate bulayak yang berjejer di tempat yang telah disediakan. Salah satunya adalah Inaq Sahidin yang mengaku sudah berjualan sate bulayak sejak dari awal menikah. "Awalnya dulu ikut-ikutan bantu mertua, baru kemudian saya berjualan," katanya.

Ia menambahkan, di hutan wisata Suranadi ada puluhan pedagang sate bulayak yang sudah lama berjualan. Menurutnya, kata bulayak itu berasal dari lontong yang menjadi teman makan sate. "Bulayak itu nasinya, bungkusnya dari daun enau, beda dengan pesor yang dibungkus dengan daun pisang. Jadi baunya khas," terang perempuan asal Desa Lembuak, Narmada ini.

Bumbu yang digunakan untuk sate bulayak ini juga khas, karena menggunakan bumbu besar. "Ada cabai, bawang, kemiri, pokoknya banyak bumbu pakainya," tambahnya.

Dalam sehari, Inaq Sahidin mampu menghabiskan 1 kg daging sapi, ayam dan jeroan yang bisa menjadi 150-200 tusuk sate. "Tapi tergantung  pengunjungnya di sini juga. Biasanya ramai saat hari libur atau ada acara agama di sini," terangnya.

Dalam satu porsi sate bulayak, pembeli akan diberikan 20 tusuk sate tergantung pilihan dan 5 buah bulayak sebagai teman makan. Sate kemudian diberi bumbu yang loyal, jika kurang banyak bisa minta ditambah. Rasanya pun lezat karena perpaduan bumbu dan rasa dagingnya yang memang juga diberi bumbu semakin menambah citarasanya. Harga seporsinya pun cukup murah yaitu hanya Rp 25 ribu saja. "Tetapi belinya bisa berapa saja, 10 atau 15 ribu juga bisa," kata Inaq Sahidin. (Uul Ekbis NTB)
Share:

Jumat, 17 Februari 2017 Puncak Bau Nyale di Lombok Tengah

Seorang murid SD menunjukkan nyale hasil tangkapan di Pantai Seger Kuta Lombok Tengah

Pemkab Lombok Tengah (Loteng) memastikan puncak perayaan event Bau Nyale dihelat Kamis (16/2/2017) malam  hingga Jumat (17/2/2017). Di satu sisi, nyale (cacing laut) yang menjadi simbol perayaan Bau nyale sudah ditangkap sejak Rabu (15/2/2017) pagi.

Sekda Loteng, H.M. Nursiah, S.Sos.M.Si. usai memberi keterangan pers, di kantor Dinas Pariwisata dan Kebudayan (Disparbud) Loteng, Rabu (15/2/2017), menjelaskan, agenda perayaan Bau Nyale sudah disusun sejak awal. Termasuk hari puncak perayaannya sudah ditentukan jauh-jauh hari sebelumnya. Agenda ini sudah ditetapkan oleh pemerintah daerah, sehingga tidak ada perubahan dari jadwal yang sudah ada.

“Memang di beberapa tempat dari informasi yang masuk, nyale sudah ada. Tapi untuk puncak perayaannya tetap sesuai rencana dan agenda yang sudah ditetapkan,” ujarnya.

Persoalan adanya kekhawatiran kalau nyale tidak akan ada pada puncak perayaannnya besok, itu di luar kekuasaan pemerintah daerah, karena semua sangat tergantung kondisi alam. “Penentuan puncak perayaan Bau Nyale kan melalui prediksi dari para tokoh adat. Masalah kemudian prediksi tersebut tepat atau tidak, itu di luar kuasa kita sebagai manusia,” terangnya.

Bagi Pemkab Loteng, semua agenda perayaan Bau Nyale telah disusun dan beberapa agenda sudah mulai berjalan. Untuk puncak perayaan pada Kamis hari ini akan dibuka dengan kegiatan lomba masak ikan dilanjutkan dengan karnaval Bau Nyale yang akan diikuti puluhan peserta, baik peserta dari Loteng maupun luar Loteng di Kota Praya.

Malam harinya, sejumlah hiburan tradisional digelar di Pantai Seger Kuta yang merupakan lokasi puncak perayaan event budaya tahunan warga Loteng ini.

Disinggung perayaan karnaval Bau Nyale, Nursiah mengaku kalau pelaksanaan karnaval tahun ini agak beda dengan tahun-tahun sebelumnya, baik dalam hal konsep acara hingga peserta karnaval. 
Dengan perubahan konsep dan peserta tersebut, diharapkan karnaval Bau Nyale tahun ini bisa menjadi suguhan tontonan yang menarik bagi masyarakat sekaligus sebagai ajang memperkenalkan Bau Nyale kepada masyarakat luas. (Munakir Lombok Tengah) 
Share:

Monday 13 February 2017

Mengenal Dusun Pembuat Batu Nisan di Lombok Tengah

Batu nisan yang menjadi mata pencaharian warga Dusun Gerintuk Desa Teruwai Kecamatan Pujut Lombok Tengah.

BAGI masyarakat Lombok, penggunaan nisan untuk makam sangatlah penting. Ini karena nisan menjadi penanda bahwa ditempat tersebut dimakamkan keluarganya. Jadi tidak heran, berbagai macam bentuk dan motif nisan bisa kita temukan di Lombok. Di Lombok Tengah, Dusun Gerintuk Desa Teruwai, Pujut, Lombok Tengah, dari dulu sudah terkenal sebagai dusun pembuat nisan terbaik.
"Saya sudah membuat nisan dari masih kecil sampai umur saya yang sekarang,mungkin sudah 60 tahun," tutur Papuq Andap, salah satu perajin nisan di Gerintuk, Rabu (8/2/2017).
Ia juga menceritakan sebagian besar penduduk dusunnya bekerja menjadi perajin batu nisan. Ada berbagai macam motif batu nisan yang menjadi andalan di desa ini. "Semakin rumit ukiran dan ukurannya, maka semakin mahal harganya," terangnya.
Bentuk batu nisan antara laki-laki dan perempuan juga berbeda. "Kalau yang laki-laki bentuknya segi delapan, sedangkan kalau yang perempuan bentuknya gepeng," terangnya, seraya menunjukkan bentuk yang dimaksud.
Papuq Andap menjual batu nisan buatannya bervariasi tergantung motif dan ukuran yang dipesan. "Kalau yang kecil harganya Cuma Rp 50 ribu, kalau yang sedang harganya Rp 300-500 ribu, sedangkan yang ukurannya besar harganya bisa sampai Rp 1 juta," jelasnya.
Harga ini juga dipengaruhi oleh lamanya pembuatan nisan saat dipesan pembeli. "Kalau yang besar bisa jadi 3 hari, kalau yang kecil sehari juga jadi," terangnya. Biasanya pembeli datang langsung ke rumahnya untuk memesan, tetapi ada juga yang dijual ke luar dusun.
"Di sini sudah ada pengepulnya yang setiap minggu datang mengambil sampai 1 mobil bak terbuka," terang Papuq Andap. Nisan-nisan ini dijual ke seluruh penjuru Lombok Tengah bahkan Lombok Timur.
Begitu juga pendapat H. Rasilah, salah satu pembuat nisan. Menurutnya, pemasaran batu nisan Dusun Gerintuk banyak dijual ke Sengkol, Mujur, Teruwai, bahkan Lombok Timur. "Di sini nisan menjadi sumber nafkah masyarakat karena rata-rata orang buat. Bahkan saya bisa menyekolahkan anak saya di Jawa dari hasil jual nisan," katanya. Dalam seminggu. Rasilah bisa membuat 10 nisan yang bahan bakunya banyak terdapat di Gerintuk.
Di Dusun Gerintuk, ujarnya, ada 4 lokasi penambangan batu bokah yang menjadi bahan utamanya. Ia pun menunjukkan lokasi penggalian batu bokah yang saat musim hujan seperti sekarang digenangi air. "Jadi kalah orang mau gali, harus dikuras dulu airnya. Kalau besok tempatnya tidak digunakan lagi maka tambangnya ditutup,"jelasnya.
Rasilah biasa menjual batu nisan buatannya bervariasi tergantung ukurannya. Kalau yang kecil harganya hanya Rp 50-100 ribu, sedangkan yang besar harganya bisa Rp 800 ribu hingga Rp 1 juta. Kerajinan batu nisan di dusun ini, kataya, tidak pernah dilirik ileh pemerintah, murni semua usaha masyarakat sendiri. "Kalau ada bantuan, kita ingin dibantu alat-alat ukir. Di sini dulu ada yang buat patung dari batu bokah ini, tetapi sejak bom Bali, usahanya mati," akunya. (uul/Ekbis NTB)
Share:

VISITOR

YANG SAYANG ANDA LEWATKAN

Blog Archive