Be Your Inspiration

Showing posts with label RENUNGAN. Show all posts
Showing posts with label RENUNGAN. Show all posts

Wednesday 28 September 2022

Melihat Koleksi Deposit di Perpustakaan, Pusat Referensi Sejarah NTB hingga Terbitan Perdana Koran

Kepala Bidang Deposit dan Pelestarian Bahan Pustaka pada Dinas Perpustakaan dan Kearsipan NTB Dwi Murtiningrum menunjukkan koleksi koran Suara NTB yang sudah dijilid di Ruang Koleksi Deposit, Senin (26/9/2022) 

Ingin tahu tentang NTB dari dulu hingga sekarang. Ruang Koleksi Deposit pada Dinas Perpustakaan dan Kearsipan NTB adalah tempatnya. Di tempat ini para pembaca bisa mengetahui sejarah NTB dan juga budayanya dari dulu hingga sekarang. Bahkan terbitan perdana surat kabar, khususnya Harian Suara NTB ada di tempat ini.

MEMASUKI ruang koleksi deposit pada Dinas Perpustakaan dan Kearsipan NTB cukup adem. Suasana hening dan tempat koleksi yang bagus membuat para pengunjung yang pertama kali datang ke tempat ini merasa betah. Meski hanya menggunakan kipas angin untuk mendinginkan ruangan para pengunjung masih bisa berlama-lama di tempat ini.

Yang namanya ruang koleksi deposit tentunya berisi buku-buku tentang NTB, baik dari sisi sejarahnya, budayanya, tokoh-tokohnya hingga struktur bangunan khas NTB. Tidak heran tempat ini menjadi lokasi favorit bagi mahasiswa tingkat akhir untuk mencari referensi tentang NTB dan sejarahnya. Tidak hanya itu para peneliti baik dari dalam maupun luar NTB juga memanfaatkan ruang koleksi deposit untuk mencari tentang sejarah NTB di masa silam.

Kepala Dinas Perpustakaan dan Kearsipan NTB Drs. Tri Budiprayitno, M.Si., melalui Kepala Bidang Deposit dan Pelestarian Bahan Pustaka Dwi Murtiningrum, S.H., mengakui koleksi yang ada di lokasi ini masih belum lengkap. Namun keberadaan koleksi ini bisa membantu para mahasiswa maupun peneliti yang ingin mempelajari tentang NTB maupun peninggalan yang ada.

“Biasanya setiap hari ada mahasiswa atau peneliti yang datang. Sebelumnya, ada dari mahasiswa Fakultas Teknik Unram yang ingin tahu bagaimana latarbelakang pendirian rumah adat Mbojo. Filosofisnya juga dan semuanya,” ungkapnya menjawab Suara NTB, Senin (26/9/2022).

Tidak hanya itu, banyak peneliti yang datang dari berbagai instansi yang ingin melihat budaya dan tradisi yang ada di NTB. Seperti peresean maupun dokumen terkait merarik kodek atau nikah dini, masakan khas NTB dan lainnya. Termasuk tokoh-tokoh NTB yang berjasa dalam membangun dan NTB di masa lampau.

Meski demikian pihaknya mengakui banyak koleksi yang mesti harus dilengkapi. Terkadang materi bacaan yang dicari oleh para peneliti ataupun mahasiswa tidak menemukan koleksi yang ada di ruang koleksi deposit. Hal ini menjadi mengevaluasi di masa yang akan datang. Termasuk akan melengkapi bahan-bahan sesuai dengan sejarah maupun perkembangan pembangunan di NTB.

Dwi Murtiningrum juga mengakui pihaknya menjilid terbitan terbitan media lokal yang terbit di NTB. Bahkan terbitan harian Suara NTB sejak Maret 2004 hingga sekarang ini masih bisa ditemukan di ruang koleksi deposit.

“Kami menjilid koran -koran yang terbit di NTB. Bahkan, kami terbitkan buku referensi untuk mencari koran-koran yang sudah dijilid,” tambah Mohammad Nor, salah satu pustakawan  yang mendampingi.

Pihaknya selalu melakukan perawatan terhadap koleksi yang ada di ruang deposit. Bagi mereka kebahagiaan yang paling penting adalah ketika pengunjung bisa menemukan koleksi ataupun buku yang tidak ditemukan di tempat lain.

BACA JUGA : Perpustakaan Nasional dan Dinas Perpustakaan dan Kearsipan NTB Gelar Bimtek Pengukuran IPLM dan TGM

Sediakan Informasi pada Anak

Pada bagian lain, Pustakawan pada Perpustakaan dan Kearsipan NTB Hermin Riu menambahkan, pihaknya berusaha memberikan layanan maksimal pada anak-anak.

Dengan menjadikan perpustakaan sebagai Pusat Informasi Sahabat Anak (PISA), pihaknya telah menyediakan koleksi sesuai dengan bahan bacaan pada anak.

Dua pustakawan di Ruang Koleksi Deposit sedang melihat koleksi judul buku. 
Bahkan pada Pojok Baca Digital (Pocadi) di Kompleks Islamic Center, pihaknya sudah melengkapinya dengan berbagai macam jenis bahan permainan dan fasilitas yang bisa menggugah semangat anak berkunjung dan betah membaca.  “Kita lengkapi dengan alat permainan edukatif, seperti lego, puzzle, rubiks dan alat edukatif lainnya,” tambahnya.

 Tidak hanya itu, pihaknya juga mempersiapkan wi fi gratis bagi para pengunjung, sehingga mereka selain mendapatkan informasi dari buku koleksi, juga melalui layanan digital. “Namun, kita bimbing anak untuk menggunakan internet sehat. Malahan, banyak anak-anak yang dekat rumahnya dengan Pocadi Islamic Center mengerjakan pekerjaan rumah di Pocadi,” terangnya. (Marham)

Share:

Thursday 25 October 2018

Kisruh BPPD NTB, Pemprov Harus Tegas

Pendakian ke Gunung Rinjani lewat Lombok Tengah.

BADAN Promosi Pariwisata Daerah (BPPD) NTB merupakan salah satu ujung tombak promosi pariwisata NTB. BPPD berperan besar dalam menjual atau mendatangkan wisatawan ke NTB, khususnya di tengah kondisi pariwisata NTB yang mulai bangkit setelah dilanda gempa pada akhir bulan Juli hingga Agustus 2018 lalu. Dengan dana yang tidak sedikit dialokasikan Pemprov NTB untuk BPPD NTB, konsistensi dan kebersamaan erat seluruh elemen yang terlibat di BPPD dalam mempromosikan pariwisata NTB di luar daerah dan luar negeri sangat diharapkan.

BPPD yang dihajatkan untuk membantu pemerintah daerah mempromosikan potensi wisata yang dimiliki memerlukan keseriusan dan kekompakan unsur yang ada di dalamnya. Artinya, jika ada permasalahan internal di pengurus, baik pada unsur pelaksana maupun unsur kebijakan, maka apa yang menjadi hajat pemerintah dalam mencapai apa yang diprogramkan tidak akan tercapai. Dana miliaran rupiah yang dikucurkan ke BPPD ini hanya akan sia-sia belaka, karena dalam melaksanakan tugas, unsur yang ada di dalamnya tidak satu tujuan.

Jika memang ingin membangun dan membangkitkan kembali pariwisata NTB yang sempat terpuruk karena bencana, seluruh unsur yang ada di dalamnya harus serius. Di mana, mulai dari unsur ketua, wakil ketua hingga anggota di unsur penentu kebijakan dan unsur pelaksana fokus apa yang sudah menjadi komitmen bersama. Artinya, jika ada salah satu di antara anggota unsur ini yang berikhtiar di jalan lain, misalnya mencalonkan diri sebagai anggota DPRD – kebesaran hati untuk memilih salah satu di antaranya sangat diharapkan. Tujuannya hanya satu, bagaimana menjadi BPPD sebagai sebuah lembaga yang dibiayai dari anggaran daerah fokus pada tujuan awal dan proses pembentukannya.

Sekarang ini BPPD NTB sedang dihadapkan pada persoalan internal. Di mana, tim penentu kebijakan telah sepakat untuk memberhentikan H. Fauzan Zakaria dari jabatannya sebagai Ketua BPPD NTB. Ini disebabkan posisi Fauzan Zakaria yang kini telah ditetapkan sebagai calon anggota legislatif. Tim penentu kebijakan sepakat untuk menetapkan H. Abdul Hadi Faishal sebagai ketua menggantikan H. Fauzan Zakaria. Keputusan ini sudah final, karena sudah mendapatkan kesepakatan dari semua tim penentu kebijakan, kecuali H. Fauzan Zakaria. Sebelumnya, anggota penentu kebijakan BPPD lainnya yang menjadi calon anggota legislatif JN Wirajagat dan H.Guffranudin sudah memberikan surat pengunduran diri dan ingin fokus kampanye sebagai calon anggota legislatif. 

Adanya keputusan pemberhentian dirinya sebagai ketua, Fauzan Zakaria ‘’melawan’’.  Fauzan menganggap, rapat yang membahas tentang penggantian kepengurusan, khususnya dirinya sebagai Ketua BPPD tidak sah. Apalagi dalam rapat ini dirinya tidak dilibatkan secara langsung.

Melihat polemik ini, Pemprov NTB di bawah komando Dr. H. Zulkieflimansyah, SE., MSc., dan Dr. Ir. Hj. Sitti Djalilah, MPd., harus segera turun tangan. Pemprov NTB tidak boleh hanya berdiam diri melihat konflik yang masih terus berlanjut di BPPD, apalagi kasus ini sudah kedua kalinya. Jangan sampai hanya karena persoalan sepele, pariwisata NTB jadi korban. Bahkan, upaya membangkitkan kembali pariwisata NTB dengan dana yang tidak sedikit hanya sia-sia belaka. Untuk itu, tindakan tegas Pemprov NTB dalam menyelesaikan masalah BPPD NTB sangat diharapkan. Jangan hanya karena ego kepentingan seseorang, kepentingan yang lebih besar dikorbankan. (Marham)

Share:

Wednesday 29 June 2016

Wisata Tambang Newmont yang akan Jadi Destinasi Favorit Baru di NTB

 
Haul truck beroperasi di kawasan tambang Newmont Sumbawa Barat
NTB memiliki banyak potensi wisata yang beragam dan tersebar di seluruh NTB, baik di Pulau Lombok dan Sumbawa. Selama ini, pemerintah masih konsen mengembangkan wisata alam, seperti pantai, gunung, peninggalan bersejarah, budaya. Yang terbaru, Pemprov NTB mengembangkan wisata syariah yang lebih mengedepankan wisata halal. Malahan konsep wisata halal ini sudah mendapat pengakuan dunia, yakni World Best Halal Tourism Destination dan World Best Halal Honeymoon Destination.
NTB juga memiliki salah satu potensi wisata yang selama ini belum tergarap maksimal, yakni wisata tambang PT. Newmont Nusa Tenggara (NNT). Meski selama ini, objek wisata ini sudah banyak dikunjungi wisatawan, keberadaannya masih belum tergarap maksimal. Bahkan, dalam promosi sejumlah wisata ke beberapa daerah, wisata tambang PTNNT di Kabupaten Sumbawa Barat (KSB).
Atas kondisi ini, PTNNT ingin menjadikan lokasi tambang sebagai salah satu destinasi yang menjadi alternatif bagi wisatawan lokal, nusantara dan mancanegara untuk berkunjung ke NTB. Paling tidak setelah mereka menikmati indahnya pantai, alam bawah laut, gunung, wisatawan bisa mencoba suasana baru, berkunjung ke lokasi tambang di KSB.
Hal ini merupakan peluang emas bagi pengembangan destinasi wisata yang unik dan menarik. Apalagi, pada operasi tambang modern dan canggih dengan truk-truk raksasa tidaklah banyak di dunia dan tidak mudah dijangkau oleh wisatawan. Namun, dengan kebijakan PTNNT yang membuka diri dalam pengembangan wisata tambang harus disambut positif dan didukung banyak kalangan.
Manager Corporate Communication PTNNT Rubi Purnomo usai buka puasa bersama media di Hotel Santika Mataram, Jumat (24/6/2016) malam, menegaskan, jika kawasan tambang PTNNT terbuka untuk umum. Pihaknya mempersilakan siapa saja yang ingin berkunjung dan melihat secara langsung lokasi tambang, PTNNT siap menerimanya dengan tangan terbuka. Asalkan, kunjungan para wisatawan tersebut tidak mengganggu kegiatan pertambangan dan sudah diatur dengan baik.  
Lubang galian Newmont di Batu Hijau Sumbawa Barat NTB
Selama ini, ujar Rubi yang didampingi sejumlah petinggi PTNNT, yakni Kasan Mulyono, Ruslan Ahmad, Baiq Idayani dan lainnya, tetap rutin membuka kesempatan bagi seluruh lapisan masyarakat NTB untuk berkunjung ke tambang. Hingga saat ini, sudah banyak masyarakat dan mahasiswa yang ada di NTB maupun daerah lain di Indonesia melihat secara langsung lokasi Tambang Batu Hijau di KSB.
Tidak hanya itu, pihaknya mengundang para netizen dan blogger NTB berkunjung ke tambang Batu Hijau. Mereka bisa melihat secara langsung seperti apa suasana pekerja di tambang dan proses yang dilakukan di areal tambang.
Selain membuka diri bagi kunjungan para wisatawan, PTNNT juga mendukung program pemerintah dalam pengembangan pariwisata di KSB dan NTB. Apalagi, KSB memiliki kekayaan panorama alam atau destinasi pariwisata yang luar biasa indah. KSB memiliki banyak destinasi wisata, seperti Pantai Maluk dan destinasi wisata paralayang di Mantar. PTNNT bekerjasama dengan masyarakat dan Pemerintah KSB juga sudah mengadakan beberapa even pariwisata di KSB. Salah satunya adalah perlombaan paralayang di Mantar sebagai promosi pariwisata. (*)


Share:

Sunday 6 March 2016

Mencari Misteri Jejak Kerajaan yang Tertimbun Akibat Letusan Gunung Samalas

Danau Segara Anak dan Gunung Baru Jari di Kompleks Pegunungan Rinjani yang diklaim sebagai salah satu peninggalan letusan Gunung Samalas Tahun 1257 masehi

Selama ini, banyak orang tidak tahu atau buta dengan peradaban Suku Sasak di Pulau Lombok. Ironisnya, orang Lombok sendiri tidak tahu dengan sejarah dan peradaban yang terjadi ribuan tahun yang silam. Apalagi di buku-buku sejarah masa orde baru hingga tahun 2016 nyaris tidak ada yang menyinggung seperti apa peradaban suku Sasak di masa lampau.

Namun, jika mengacu pada naskah lontar atau Babad Lombok, ternyata Pulau Lombok menyimpan banyak misteri yang belum terpecahkan, khususnya bagaimana pola kehidupan sebelum Gunung Samalas atau yang sekarang dikenal sebagai Danau Segara Anak di Gunung Rinjani. Dalam naskah Babad Lombok tertulis bagaimana dahsyatnya Gunung Samalas yang memaksa ribuan jiwa penduduk Lombok waktu itu harus mengungsi dari tempat tinggalnya, karena gunung tertinggi saat itu atau perkiraan ahli vulkanologi tahun 1257 masehi meletus dan sangat membahayakan keselamatan.

Baca Juga : Mengungkap Peradaban Lombok

Bahkan, ada kota atau wilayah kerajaan yang harus tertimbun akibat dahsyatnya letusan Gunung Samalas ini. Tertimbunnya kawasan ini kemudian menimbun sejarah peradaban yang ada di Lombok hingga ribuan tahun silam.

Selain menimbun sejarah Pulau Lombok, dampak dari letusan Gunung Samalas ini menyebabkan cuaca ekstrem di seluruh dunia. Termasuk kutub utara dan kutub selatan. Yang lebih parah lagi, akibat letusan ini puluhan ribu jiwa di Inggris tahun itu meninggal akibat musim dingin ekstrem yang merupakan dampak letusan Gunung Samalas

Bukti abu dari letusan yang tersebar hingga kutub selatan maupun kutub utara ini menurut ahli vulkanologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Dr. Ir. Heryadi Rahmat, telah menunjuk kepada gunung berapi Samalas di Pulau Lombok.

Tim peneliti, yang dipimpin oleh ahli geografi Franck Lavigne dari Université Paris 1 Panthéon - Sorbonne bersama sejumlah ahli kegunungapian Indonesia telah mempresentasikan di hadapan Gubernur NTB Dr. TGH. M. Zainul Majdi bagaimana Gunung Samalas meletus dan mempengaruhi cuaca dunia.

Letusan Gunung Samalas yang terbesar di dunia versi Geographic News
Selain itu, jika melihat gambar yang dipublikasikan Geographic News, letusan Gunung Samalas merupakan yang terbesar di dunia. Disusul Gunung Tambora di Pulau Sumbawa. Itu artinya, jika melihat dampak dari letusan Gunung Api di dunia, maka nama NTB tidak bisa dipisahkan. Di mana, dua gunung yang ada di daerah ini, yakni Gunung Samalas di Pulau Lombok meletus 1257 (masih perkiraan) dan Gunung Tambora yang meletus tahun 1815 menyebabkan puluhan ribu orang mati di dunia. Bahkan, tak menutup kemungkinan yang menjadi korban lebih dari ratusan ribu jiwa. Karena yang terdata saja baru di Inggris puluhan ribu jiwa. Belum lagi di negara Eropa lainnya, Asia, Afrika, termasuk Indonesia. Apalagi sebaran abu vulkanik sudah mencapai kutub utara dan selatan.

Lombok memang masih penuh dengan misteri. Misteri yang masih belum terungkap hingga saat ini. (baca juga Mencari Jejak Misteri Kerajaan Besar di Lombok). Banyak misteri yang menimbulkan tanda tanya besar bagi ahli vulkanologi dan peneliti dunia. Apalagi, di beberapa lokasi ditemukan tembikar atau keramik di bahan galian batu apung. Keramik ini diyakini merupakan peninggalan peradaban di Pulau Lombok ribuan tahun silam.

Harus diakui, meletusnya Gunung Samalas ini terjadi saat peradaban manusia masih belum modern. Tidak ada dokumentasi resmi yang menyatakan pernah ada letusan Gunung Samalas di Pulau Lombok. Beda halnya, dengan Gunung Tambora yang meletus tahun 1815, peradaban sudah mulai berkembang. Di Benua Eropa sedang berlangsung perang antarnegara dan tingkat pendokumentasian peristiwa atau kejadian alam di dunia sudah cukup bagus. Belum lagi, negara-negara Eropa sedang giat-giatnya melakukan pencarian terhadap wilayah-wilayah atau negara yang akan dijadikan daerah jajahan.

Untuk itu, kita berharap para peneliti mampu menemukan sesuatu yang baru di balik letusan Gunung Samalas. Termasuk, mampu mengungkap misteri peradaban di Lombok, khususnya dan dunia umumnya. (Marham)
Share:

Friday 4 March 2016

Mengungkap Peradaban Lombok dengan Teliti Jejak Letusan Samalas


Perkiraan Letusan Samalas (Dokumentasi
Geographic News)
Para peneliti dari Badan Arkeologi Nasional dan Université Paris 1 Panthéon - Sorbonne akan menelusuri jejak letusan Gunung Samalas yang menjadi cikal bakal Gunung Rinjani saat ini. Para peneliti ini akan mengungkap bagaimana peradaban masyarakat di Pulau Lombok sebelum Gunung Samalas meletus.

Peneliti dari Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) RI, Dr. Ir. Heryadi Rahmat, MM, mengaku, letusan Gunung Samalas memiliki rahasia besar, khususnya mengenai peradaban Lombok ribuan tahun silam.

Ia menjelaskan, cerita tentang letusan Gunung Samalas terdapat dalam sebuah lontar atau babad Lombok yang saat ini berada di Museum Negeri NTB. Akibat letusan Gunung Samalas itu, ada sebuah kota di Pulau Lombok pada tahun 1257 yang terkubur. Hal inilah yang menjadi dasar untuk dilakukan penelitian oleh para ahli tersebut.

Bukti abu dari letusan yang tersebar hingga kutub selatan maupun kutub utara, telah menunjuk kepada gunung berapi Samalas di Pulau Lombok. Tim peneliti, yang dipimpin oleh ahli geografi Franck Lavigne dari Université Paris 1 Panthéon - Sorbonne, kini memperkirakan bencana besar itu terjadi antara Mei dan Oktober 1257.

Di Inggris, jumlah korban meninggal akibat letusan Samalas itu puluhan ribu orang. Pasalnya, akibat letusan Gunung Samalas yang sampai ke Benua Eropa itu menyebabkan musim dingin yang sangat ekstrim.

‘’Mereka yang hadir  ini para ahli yang kompeten dalam penelitian. Bisa mengungkap budaya Lombok seperti apa sebelum letusan. Itu menjadi bahan. Mengungkap peradaban sebelum terjadinya letusan Samalas seperti apa Lombok ini,”imbuh mantan Kepala Dinas Pertambangan dan Energi (Distamben) NTB ini.

Ditanya seberapa lama penelitian ini akan dilakukan? Heryadi menyebutkan waktu yang dibutuhkan bisa puluhan tahun, tergantung apa yang mau diteliti. Dalam pemaparan di depan gubernur, katanya, para peneliti menceritakan ada temuan keramik-keramik yang posisinya berada di bawah batu apung yang banyak ada di Pulau Lombok. Pihaknya berharap, adanya penelitian ini mampu mengungkap peradaban Lombok yang masih jadi misteri. (Marham)


Share:

Sunday 13 September 2015

Mencari Jejak Misteri Kerajaan Besar di Pulau Lombok

Inilah Peta Kabupaten Lombok Tengah 
Pulau Lombok selama ini diketahui tidak banyak meninggalkan sejarah masa lalu. Kalaupun ada, hanya masih sebatas sebutan tanpa ada bukti jelas mengenai keberadaan sejarah itu sendiri. Misalnya, Kerajaan Selaparang, kita tidak tahu tepatnya lokasi  Kerajaan Selaparang.
Meski beberapa waktu lalu atau awal 2015 di Lombok Timur dihebohkan dengan penemuan kompleks makam yang diklaim sebagai tempat pemakaman keluarga kerajaan, namun hingga September 2015 belum bisa dipastikan. Begitu juga beberapa kerajaan-kerajaan lain yang kini menjadi nama-nama jalan di NTB tidak ada bekas yang ditinggalkan. Namun, setelah Kerajaan Karang Asem masuk, banyak peninggalan bersejarah yang bisa disaksikan dan masih eksis hingga saat ini.
Meski demikian, tidak dipungkiri, jika beberapa ribu tahun silam atau ribuan tahun sebelum masehi, di Lombok pernah ada kerajaan yang pernah eksis. Bahkan, tidak menutup kemungkinan kerajaan ini seperti kerajaan-kerajaan yang banyak muncul di film-film Walt Disney atau Hollywood.
Sebagai putra Lombok, khususnya Lombok Tengah, penulis yakin dan percaya jika di Pulau Lombok pernah ada kerajaan yang pernah eksis. Apalagi, dokumen masa lalu dalam bentuk babad maupun naskah lontar mengindikasikan tingkat perkembangan, perekonomian masyarakat, maupun kesusastraan pernah eksis. Belum lagi, ada naskah khusus yang membahas sejarah Lombok dibawa ke Belanda dan disimpan di perpustakaan Negara Kincir Angin itu.
Saat masih kecil, penulis tinggal di Lingkungan Tiwu Buak Kelurahan Jontlak Kecamatan Praya (sekarang Praya Tengah) sejak lahir tahun 1977 hingga tamat Madrasah Aliyah Negeri Praya Tahun 1995. Belum lagi di sekitar tempat tinggal penulis, ada sungai Srigangga yang masih alami dan belum dijadikan bendungan tahun 1997. Di sekitar sungai ini banyak gua atau lubang yang jarang berani disentuh oleh orang lokal, karena takut ada binatang buas, seperti ular, kalajengking. Bahkan, ada yang takut, karena di gua itu diyakini tempat makhluk halus tinggal.
Ketinggian sungai dari tanah yang menghubungkan dengan permukaan tanah sekitar 75 meter. Dengan jalanan yang terjal dan curam menjadi mainan bagi anak-anak untuk mendaki atau berlari saat pergi mandi atau main-main. Di atas tanah itu ada hamparan permukaan yang ditumbuhi semak-semak dan beberapa jenis pepohonan lainnya. Bahkan, sangat cocok untuk syuting film-film laga tempo masa lalu.
Kembali ke permukaan tanah itu, penulis tidak tahu persis berapa hektar luasnya. Tanaman yang hidup sporadis dan tidak merata. Apalagi kalau musim kemarau, pepohonan menjadi meranggas dan kering. Hamparan permukaan tanah ini sangat luas, karena terbentang dari Dusun Kampung Tiwu Buak atau Repok dan Mertak.
Tidak hanya itu, di muara sungai ada sebuah  lubang gua yang tidak berani dimasuki sama warga, kecuali yang tidak takut, mereka mencoba masuk atau sekadar menguji nyali. Dari penuturan kakak penulis bernama Mahzan berumur 52 tahun, di gua itu ada sebuah batu pipih berukuran 1 meter dengan bekas tapak kaki di atasnya. Sayangnya dia cerita saat semua itu sudah musnah atau tidak ada, karena sudah ditenggelamkan jadi bendungan oleh pemerintah. Apalagi saat dia cerita, penulis sudah dewasa atau berumur 30 tahun lebih. Sementara waktu itu, penulis masih sekolah di SMP dan belum tahu banyak tentang sejarah atau makna sebuah peninggalan benda bersejarah.
Waktu pun berlalu. Penulis tidak pernah ingat dengan masa kecil di pinggiran sungai Srigangga. Namun, di tengah kesibukan penulis, sepertinya Allah SWT – Tuhan Yang Maha Kuasa – sepertinya ingin mengembalikan ingatan penulis tentang masa lalu di Sungai Srigangga melalui mimpi. Dalam mimpi ini yang terjadi awal pertengahan tahun 2015 ini, seolah-olah Allah SWT menunjukkan ada sebuah istana raja yang megah dengan gaya arsitektur tinggi pernah ada di Pulau Lombok, khususnya di Sungai Srigangga.
Dalam mimpi ini, penulis seolah berada di luar istana kerajaan dan akan memasuki istana raja. Di dalam kompleks istana ini banyak rumah-rumah penduduk dan warga yang melakukan aktivitasnya. Meski bukan berperan sebagai raja atau rakyat seolah tergambar jelas bagaimana istana kerajaan dengan banyak menara seperti di istana kartun berdiri tegak. Namun, sayangnya, penulis hanya berada sebentar di tempat ini, karena terburu terbangun.
Semula, penulis tidak begitu tertarik dengan mimpi itu. Namun, dalam beberapa minggu berikutnya, penulis kembali bermimpi di lokasi yang sama. Seolah-olah melanjutkan mimpi yang sudah lewat beberapa minggu lalu, penulis berjalan bersama dengan beberapa warga untuk dikumpulkan di sebuah lapangan kerajaan. Setelah melalui jalan yang sulit, akhirnya berhasil juga sampai. Namun, lagi-lagi penulis tidak berhasil melihat seperti apa sosok raja yang memimpin kerajaan itu.
Dalam beberapa hari berikutnya, penulis kembali bermimpi berada di dalam areal kerajaan.  Banyak rumah dengan model masa lalu dan kehidupan masyarakatnya masih tradisional, namun kondisi mereka sejahtera. Selain itu, beberapa lokasi juga dibangun sepertinya agak modern dan cenderung maju dibandingkan kondisi kerajaan  lain yang sering ditonton di sinetron atau film-film kolosal. Namun, apakah itu berada di era kerajaan atau zaman modern, penulis tidak tahu, karena semua itu hanya mimpi.
Begitu terbangun, penulis kemudian merenung dan mencoba mengingat mengenai sesuatu yang beda di permukaan sungai itu. Apalagi mimpi tentang kerajaan di lokasi yang sama ini selalu berulang beberapa kali. Mimpi ini seolah-olah memberikan petunjuk pada penulis untuk mencoba mencari tahu, betulkah ada sebuah kerajaan besar yang pernah eksis di Pulau Lombok? Sementara dalam pelajaran sejarah yang penulis pelajari dari SD sampai kuliah di perguruan tinggi tidak pernah ada kerajaan besar yang pernah eksis. Kerajaan-kerajaan yang kata beberapa orang pernah ada di Pulau Lombok hanya sebuah cerita, karena tidak ada bukti peninggalan fisik yang bisa dibuktikan secara ilmiah.  
Mungkinkah dulu di lokasi ini pernah ada satu kerajaan yang pernah eksis dan memerintah di Pulau Lombok. Apalagi Gunung Samalas Rinjani yang meletus di tahun 1257 Masehi diklaim lebih dahsyat dari letusan Gunung Tambora di Pulau Sumbawa, Gunung Toba di Sumatera Utara dan Gunung Krakatau di Banten.
Penulis menduga, akibat letusan Gunung Samalas ini mengubur kerajaan-kerajaan yang pernah eksis di Pulau Lombok dan daerah lain di Indonesia. Bahkan, peneliti Eropa menemukan bukti bahwa letusan gunung api Samalas di Pulau Lombok menjadi penyebab perubahan besar cuaca pada 1257. Perubahan pada tahun itu ditandai dengan perubahan kimia di permukaan es kedua kutub Arktik dan Antartika.

Sebagaimana dilansir BBC, Selasa 1 Oktober 2013, teks abad pertengahan Eropa mencatat bahwa pada 1.257 iklim di bumi tiba-tiba mendingin dan terjadi gagal panen setelah Gunung Samalas atau yang kini dikenal sebagai Gunung Rinjani meletus.

Peneliti semakin yakin setelah mencocokkan belerang, debu jejak es di kedua kutub dengan data yang dikumpulkan dari wilayah Lombok. Hal ini dipertegas dalam naskah Babad Lombok.
Dalam naskah Babad Lombok, juga dijelaskan bagaimana dahsyatnya letusan Gunung Samalas saat itu.
‘’Gunung Rinjani Longsor, dan Gunung Samalas runtuh, banjir batu gemuruh, menghancurkan Desa Pamatan, rumah2 rubuh dan hanyut terbawa lumpur, terapung-apung di lautan, penduduknya banyak yang mati.

Tujuh hari lamanya, gempa dahsyat meruyak bumi, terdampar di Leneng (lenek), diseret oleh batu gunung yang hanyut, manusia berlari semua, sebahagian lagi naik ke bukit.

Bersembunyi di Jeringo, semua mengungsi sisa kerabat raja, berkumpul mereka di situ, ada yang mengungsi ke Samulia, Borok, Bandar, Pepumba, dan Pasalun, Serowok, Piling, dan Ranggi, Sembalun, Pajang, dan Sapit.

Di Nangan dan Palemoran, batu besar dan gelundungan tanah, duri, dan batu menyan, batu apung dan pasir, batu sedimen granit, dan batu cangku, jatuh di tengah daratan, mereka mengungsi ke Brang batun.

Ada ke Pundung, Buak, Bakang, Tana’ Bea, Lembuak, Bebidas, sebagian ada mengungsi, ke bumi Kembang, Kekrang, Pengadangan dan Puka hate-hate lungguh, sebagian ada yang sampai, datang ke Langko, Pejanggik.

Semua mengungsi dengan ratunya, berlindung mereka di situ, di Lombok tempatnya diam, genap tujuh hari gempa itu, lalu membangun desa, di tempatnya masing-masing.)

Dikutip dari Kompas.com, Letusan Samalas berdampak pada global dan diduga memicu kelaparan dan kematian massal di Eropa setahun setelah letusan.

“Ditemukannya ribuan kerangka manusia di London yang dipastikan berasal dari tahun 1258 kemungkinan berkaitan erat dengan dampak global dari letusan Gunung Samalas pada tahun 1257,” seperti ditulis dalam jurnal PNAS edisi akhir September 2013.

Tulisan di jurnal ini merupakan hasil penelitian 15 ahli gunung api dunia. Dari Indonesia yang terlibat adalah Indyo Pratomo, geolog dari Badan Geologi Bandung, Danang Sri Hadmoko dari Geografi Universitas Gadjah Mada dan  Surono, mantan Kepala Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG).

Sedangkan dari luar negeri yang terlibat meliputi 12 ahli dari berbagai kampus ternama di Eropa, di antaranya Frank Lavigne dari Université Panthéon-Sorbonne, Jean-Philippe Degeai dari Université Montpellier, Clive Oppenheimer dari University of Cambridge, Inggris, dan sejumlah ahli lainnya.

Mereka awalnya melacak letusan Samalas ini dari jejak rempah vulkanik yang terdapat di lapisan es kutub utara. Sebagaimana letusan Tambora yang menciptakan tahun tanpa musim panas di Eropa sehingga menyebabkan kegagalan panen dan kelaparan pada tahun 1816 atau setahun setelah letusan, Letusan Samalas diduga juga memicu permasalahan serupa, bahkan mungkin lebih dahsyat.
Kembali pada kemungkinan adanya kerajaan besar di Pulau Lombok, semuanya menjadi misteri Tuhan Yang Maha Kuasa. Apakah benar atau tidaknya kerajaan yang pernah terkubur, kita tidak tahu. Namun, sebagai orang yang penasaran dengan mimpi yang beberapa kali datang, tentunya ingin mencoba membuktikannya. Paling tidak, mencoba kembali bernostalgia pada masa kecil dengan mengunjungi lokasi ini.
Selain itu, juga pada para peneliti yang kebetulan membaca tulisan ini tertarik menindaklanjutinya. Namun, penulis yakin peneliti atau sang ahli tidak akan turun hanya berdasarkan mimpi seseorang. (Marham)
Share:

Thursday 20 November 2014

Bocah Mengaku dari Tahun 2035: Indonesia Nanti Tinggal Sumatera dan Kalimantan

Putra Kandias, bocah yang mengaku berasal dari tahun 2035, berani membuat pernyataan-pernyataan kontroversial terkait Indonesia.

Selain bakal adanya bencana dahsyat di awal tahun 2015, ia memastikan tahun 2017 akan ada perang nuklir.

Share:

VISITOR

YANG SAYANG ANDA LEWATKAN

Blog Archive