Be Your Inspiration

Wednesday 30 December 2015

Fantastis, Biaya Izin Operasional Cidomo di Gili Trawangan Capai Rp 1 Miliar

Sunrise di Gili Trawangan. 
Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) NTB, H. L. Moh. Faozal, S.Sos, M.Si mengatakan sektor pariwisata memiliki dampak domino yang sangat luar biasa. Ia mencontohkan, biaya perizinan operasional sebuah cidomo di Gili Trawangan, Lombok Utara saat ini mencapai Rp 1 miliar.

“Sekarang, izin cidomo di Gili itu Rp 1 miliar. Baru dikasih izin oleh Koperasi di Desa  Gili Indah,” kata Faozal.

Share:

Tuesday 29 December 2015

Galeri HUT NTB ke 57 Tahun 2015

Gubernur NTB Dr. TGH. M. Zainul Majdi dan peserta Tour de Tambora Rinjani 2015 saat berada di garis start. 

Share:

Pantai Lariti Kabupaten Bima yang Menakjubkan

Pantai Lariti Bima NTB mempesona
Pesona keindahan pantai di NTB, baik di Pulau Lombok dan Pulau Sumbawa memang tak diragukan lagi. Lombok memiliki Pantai Senggigi, Pantai Tajung Aan, Pantai Surga, Pantai Pink dan sejumlah pantai indah lainnya.  Pulau Sumbawa juga memiliki sejumlah pantai yang sangat indah, salah satunya Pantai Lariti.  Pantai Lariti  berlokasi di Desa Soro, Kecamatan Lambu, Kabupaten Bima.


Lariti begitulah warga Bima menyebut nama pantai yang indah dan memesona itu. Pantai Lariti yang begitu memikat,  memang belum sepopuler pantai-pantai terkenal lainnya di NTB.  Lariti, selama ini hanya terbatas baru menjadi destinasi wisata masyarakat lokal. Padahal, jika sedikit saja dapat sentuhan penataan dari pemerintah, Lariti bisa menjadi destinasi wisata andalan NTB selain pantai-pantai lainnya yang sudah kesohor.
Jalan menuju Pantai Lariti Bima
Lariti memiliki keindahan yang sangat menakjubkan. Karena itu sangat layak dijual kepada wisatawan nusantara termasuk mancanegara. Lariti tidak saja pantainya berpasir putih dan pemandangan alamnnya yang indah. Pemandangan alam bawah lautnya juga sangat menakjubkan.

Jarak Pantai Lariti dari pusat Kabupaten Bima atau di Bandara Sultan M. Salahuddin Bima sekitar 30 kilometer. Jika menggunakan kendaraan roda dua atau roda empat perjalanan bisa ditempuh 1,5 jam dengan kecepatan rata - rata diatas 70 kilometer/per jam. Di sepanjang perjalanan, menuju Pantai Lariti, melewati Kecamatan Wawo wisatawan bisa menikmati pemandangan alam yang juga indah.
Bermain di Pantai Lariti yang indah

Tiba di Kecamatan Sape, tepatnya di perempatan di Desa Soro, pengunjung atau wisatawan bisa berbelok ke kanan jika hendak menggunakan jalur darat. Di depan pasar tradisional desa setempat, pilih jalan  belok kiri dengan melewati gang kecil yang mengarah ke pantai. Di sepanjang perjalanan terdapat batu - batu kecil. Pada saat musim hujan ini, disarankan agar berhati - hati karena sepanjang jalan ini biasanya licin dan berlumpur. Karena hingga saat ini jalan menuju Lariti tersebut belum diaspal.
bangunan sederhana di Pantai Lariti untuk istirahat

Menurut salah seorang warga Desa Soro, Amiruddin, selain melalui jalur darat. Menjelajahi Lariti juga bias melalui jalur laut. Dari perempatan Desa Soro langsung lurus menuju Pelabuhan Sape. Di pelabuhan itu, terdapat perahu nelayan yang siap digunakan untuk menyeberang. Cukup merogoh kocek  Rp 5000 per orang, kita sudah tiba di Pantai Lariti dengan jarak tempuh sekitar 25 menit. ‘’Jadi ada dua pilihan menuju pantai Lariti, bisa melalui darat maupun laut,’’ ujar Amiruddin.
Membelah laut Pantai Lariti yang mempesona

Begitu masuk ke Pantai Lariti, akan terlihat ada h satu tambak udang milik perusahaan swasta yang telah lama beroperasi di sana. Tidak hanya itu, sepanjang perjalanan menuju pantai tersebut, kita akan disuguhkan dengan pemandangan Desa Bajo Pulau yang di sekitarnya dikelilingi air laut biru yang jernih sehingga keindahan bawah lautnya tampak terlihat jelas.
Perusahaan tambak yang ada di Pantai Lariti Bima
Meskipun Pantai Lariti memesona serta menyimpan keindahan yang menakjubkan, namun fasilitas pendukungnya sangat minim. ‘’Dulu Lariti tidak tidak ada yang tahu dan tidak terawat. Namun karena adanya perusahaan tambak udang yang telah membuka jalan, warga ramai menjadikannya sebagai tempat rekreasi,’’ kata Amiruddin seraya berharap Pemkab Bima memperhatikan objek wisata ini. Setidaknya infrastrukturnya seperti jalan dan fasilitas pendukungnya dipenuhi. Karena walaupun hanya dikunjungi masyarakat lokal, sebenarnya retribusinya bisa diatur dan menjadi pendapatan asli daerah. (Rafi'in)
Share:

Tembolak Lombok yang Mendunia

Proses pembuatan Tembolak Lombok
Kabupaten Lombok Timur (Lotim) yang memiliki jumlah penduduk terbanyak di NTB yakni sekitar 1,3 juta jiwa. Banyak macam potensi kerajinan yang ada di daerah ini dalam penopang perekonomian masyarakat. Dari sekian kerajinan yang ada di Lotim, ada kerajinan tudung saji atau akrab disebut “tembolak” oleh masyarakat. Tembolak ini berfungsi sebagai penutup makanan dari lalat, semut maupun kotoran dan binatang lainnya.



Kerajinan tembolak ini terdapat di Desa Presak Kecamatan Sakra. Kerajinan ini menurut sejarahnya sudah menjadi kerajinan turun temurun di desa setempat sejak bertahun-tahun lamanya secara tradisional. Bahkan, kerajinan tangan ini tidak pernah tergeser, meski saat ini banyak tudung saji yang terbuat dari plastik dengan berbagai jenis yang merupakan produk perusahaan ternama di Indonesia.
Bambu untuk membuat lingkaran tembolak Lombok
“Kerajinan tangan tudung saji itu tidak pernah tergeser, bagaimanapun kondisi perekonomian bangsa kita. Kerajinan tudung saji ini menjadi salah satu alternatif dalam penopang perekonomian masyarakat,” tutur Kepala Desa Presak Kecamatan Sakra, Fihirudin, Sabtu (26/12/2015).
Tembolak Lombok yang mempesona


Diakuinya, jumlah masyarakat yang menggeluti usaha rumahan itu sepertiga dari penduduk yang ada di Desa Presak atau sekitar 500-600 masyarakat yang hingga saat ini menggantungkan hidupnya dari kerajinan tangan ini. Namun, katanya, meski diproduksi setiap hari dengan jumlah yang cukup banyak, Fihirudin mengaku heran produk tudung saji yang dibuat oleh masyarakat tidak pernah terdengar over produksi. Sehingga, ia menduga jika hasil kerajinan tangan berupa tudung saji yang dibuat oleh masyarakat banyak dikirim keluar daerah maupun ke luar negeri oleh para pengepul.

 “Kalau hanya dipakai untuk kebutuhan rumah tangga, pasti sudah lama over produk, tapi ini sudah bertahun-tahun dan permintaan selalu banyak dan itu tidak hanya di satu pengrajin,” tuturnya.
Tembolak yang sudah jadi dan belum dicat


Sementara, Camat Sakra, Lalu Safrudin, berpandangan jika keberadaan kerajinan tangan tudung saji di Desa Presak cukup membantu perekonomian masyarakat, termasuk sebagai alternatif mengatasi pengangguran. Namun, usaha rumahan atau home industry kurang menggaung, karena masih minimnya promosi yang dilakukan oleh pemerintah.
Untuk itu, ia berharap kepada Pemkab Lotim untuk lebih memperhatikan segala kerajinan-kerajinan tangan di Lotim, tidak terkecuali kerajinan tembolak ini.

Pasalnya, selain sebagai pengasah bakat dan keterampilan masyarakat yang merujuk pada perekonomiannya. Keberadaan kerajinan tudung saji ini juga sebagai salah satu alternatif untuk menarik wisatawan baik lokal maupun mancanegara.  (Yoni Ariadi)


Share:

Sunday 27 December 2015

57 Tahun NTB, Gubernur NTB TGH. M. Zainul Majdi Momentum Bersyukur Menjadi Lebih Baik

Gubernur NTB Dr. TGH. M. Zainul Majdi
Kamis (17/12/2015) merupakan hari bersejarah bagi NTB. Hari ini, NTB tepat berusia 57 tahun, usia yang boleh dikata cukup matang. Sebagai salah satu daerah yang terbentuk bersamaan dengan Provinsi Bali dan NTT setelah terpisah dari Sunda Kecil, NTB masih membutuhkan kerja keras untuk menggapai prestasi lebih baik lagi.

UU Nomor 64 Tahun 1958 Tentang Pembentukan Daerah Swatantra Tingkat I Bali, NTB dan NTT serta ditindaklanjuti dengan likuidasi Pemerintah Daerah Lombok dan Pemerintah Daerah Sumbawa dalam satu kesatuan wilayah provinsi tanggal 17 desember 1958 menandai tonggak sejarah lahirnya Provinsi NTB.


Di usia yang ke 57 ini, tentu banyak keberhasilan atau penghargaan yang diraih selama ini, bukan berarti tidak banyak masalah yang harus dituntaskan. Banyak pekerjaan rumah yang harus dikerjakan, seperti masalah kemiskinan, pengangguran, pendidikan hingga masalah kesehatan. Sebut saja, program PIJAR (sapi, jagung dan rumput laut), penciptaan 100 ribu wirausahawan baru, Visit Lombok Sumbawa hingga yang terakhir peluncuran Pesona Lombok Sumbawa di Kementerian Pariwisata Jakarta, Senin (14/12/2015) lalu.

Harus diakui, berbagai keberhasilan penyelenggaraan pemerintahan sampai saat ini telah mendapatkan apresiasi dari pemerintah maupun pihak lain. Hal ini terbukti dengan diraihnya berbagai penghargaan di level nasional maupun internasional. Bahkan, untuk pertama kalinya NTB dikukuhkan sebagai The Best Mover dalam progresivitas pencapaian indeks pembangunan manusia. Ini menyebabkan peringkat IPM NTB mengalami perbaikan dari posisi 33 menjadi posisi 30  dari 34 provinsi.

Demikian pula pertumbuhan ekonomi daerah, sebagaimana disampaikan Presiden Joko Widodo dalam sambutan pembukaan musyawarah nasional Asosiasi Pemerintah Provinsi Seluruh Indonesia (APPSI) yang berlangsung di Makassar bulan November lalu, NTB mengalami pertumbuhan ekonomi tertinggi nasional sampai dengan triwulan III tahun 2015 sebesar 9,6% di luar sektor pertambangan.

Pemerintah menyematkan pula MDGs Award pada tahun 2015 untuk ke-5 kali berturut-turut sejak tahun 2011. Penghargaan ini diberikan atas prestasi terbaik satu kategori laju pencapaian MDGs dan provinsi dengan terbaik III kategori pencapaian indikator MDGs terbanyak selama tahun 2012-2014.

Dalam bidang ketahanan pangan, Provinsi NTB terus dapat menjaga predikatnya sebagai penopang pangan nasional. Produktivitas pangan selalu terjaga, sehingga penghargaan Adhi Karya Pangan Nasional dapat kita raih selama tiga tahun berturut turut. Di bidang pelayanan publik, Layanan Pengadaan Secara Elektronik (LPSE) Provinsi NTB meraih penghargaan nasional “National Procurement Award” tahun 2015, dengan nominasi keberhasilan melaksanakan peran LPSE provinsi dalam mengawal proses pengadaan barang dan jasa pemerintah secara efektif dan efisien. Demikian pula di bidang pengelolaan keuangan, daerah kita secara berturut-turut selama tahun 2011-2014 memperoleh predikat Wajar Tanpa Pengecualian (WTP).

Selain angka kunjungan wisatawan terus meningkat dan NTB semakin dikenal dunia pariwisata internasional dengan dinobatkannya NTB sebagai destinasi wisata syariah terbaik di dunia. Pemprov NTB akan mengembangkan eco halal hub di sebagian area Mandalika Resort sebagai bentuk komitmen atas penghargaan ”World's Best Halal Tourism Destination dan World's Best Halal Honeymoon Destination” yang diterima bulan lalu dalam acara World Halal Travel Award yang diadakan di Uni Emirat Arab. Masih banyak lagi prestasi yang diraih, seperti Satya Wira Karya Kencana atas keaktifan pemerintah dalam program keluarga berencana dan pembangunan keluarga, The Real Wonder of The World 2015 dalam acara Wonderfull Indonesia Wow Night tanggal 10 Desember yang lalu dan lainnya.

Melihat prestasi yang diraih ini, Gubernur NTB Dr. TGH. M. Zainul Majdi menilai, di usia NTB yang ke 57 tahun ini merupakan momentum untuk bersyukur menjadi lebih baik. Gubernur melihat, berbagai penghargaan dan pembangunan yang diperoleh selama ini bukanlah hasil kinerja seorang gubernur atau perorangan, melainkan kerja kolektif dari banyak pihak.

Artinya, keberhasilan pembangunan tidak akan diraih, jika tanpa ada dukungan banyak pihak, termasuk media massa dalam mempublikasikan berita, masyarakat dan aparat keamanan serta unsur lainnya. ‘’Ini adalah bekal terbaik untuk mengejar capaian-capaian pada masa mendatang,’’ tuturnya di Pendopo Gubernur NTB, Selasa (15/12/2015) malam.

Terkait halal tourism, gubernur meminta untuk tidak terlalu diributkan. Dalam membangun pasar pariwisata, gubernur mengaku, hampir semua daerah memperebutkan atau fokus pada pasar konvensional. Melihat peluang pasar wisata syariah yang cukup besar dan sudah diraihnya penghargaan di tingkat internasional sebagai destinasi syariah terbaik menjadi fokus pengembangan Pemprov NTB di masa mendatang. Pemprov NTB menginginkan, agar Lombok dan Sumbawa menjadi daerah tujuan halal tourism serta menjadi primadona wisatawan di masa mendatang. Termasuk memperluas pemasaran potensi pariwisata ini.

Apalagi, ujarnya, dari pernyataan Ketua Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Muliaman D Hadad, pangsa pasar halal tourism cukup besar yakni, 1 triliun dolar. ‘’Kalau dirupiahkan itu sudah berapa?’’ ujar gubernur menggambarkan. Termasuk, masalah persyaratan yang dibutuhkan untuk proses sertifikasi halal tourism, seperti di hotel, restoran. Tidak hanya itu, bagaimana mempersiapkan sajadah, kitab-kitab suci, seperti Al Qur’an atau Bible.

Atas dasar itu, gubernur meminta agar semua pihak tidak perlu ribut dalam program halal tourism ini, karena pemerintah daerah ingin serius menggarap potensi ini. Apalagi beberapa daerah di Indonesia masih terpaku menggarap pasar konvensional. Meski demikian, NTB tetap akan menggarap pasar konvensional dengan membuka segmen baru yang bisa menampung wisatawan Muslim.

Dalam membangun pariwisata di NTB, pemerintah provinsi tidak bisa bergerak sendiri. Dibutuhkan dukungan banyak pihak, seperti pemerintah kabupaten/kota dalam menata dan membenahi objek wisata yang ada di daerah masing-masing.

Gubernur bahkan menyentil minimnya peranan pemerintah kabupaten/kota dalam membenahi objek wisata yang ada di wilayahnya masing-masing. Padahal, pendapatan asli daerah di bidang pariwisata sebagian besar sepenuhnya dinikmati oleh pemerintah kabupaten/kota. ‘’Satu rupiah pun tidak ada yang masuk ke provinsi. Tapi masuk ke kabupaten/kota. Saya heran, bupati/walikota tidur dalam mengelola pariwisata,’’ sindirnya.

Minimnya, peranan pemerintah kabupaten/kota dalam mengelola pariwisata, ujarnya, bisa dilihat dari keberadaan objek-objek wisata yang ada di daerah. Menurutnya, banyak objek wisata yang sudah terkenal, seperti Senggigi, objek wisata tiga Gili di Lombok Utara dan lainnya masih banyak sampah berserakan.

Kebersihan objek wisata yang ada di kawasan itu masih minim perhatian, sehingga menimbulkan kesan buruk di mata wisatawan. Padahal, dengan pendapatan dari sektor pariwisata, pemerintah kabupaten/kota bisa memberdayakan masyarakat atau menyediakan lokasi pembuangan sampah. Termasuk tenaga pengangkut sampah yang bisa disiapkan dalam menunjang pembangunan objek pariwisata menjadi lebih baik.

Gubernur juga menyayangkan, banyak objek wisata yang ada di daerah tidak dikelola maksimal oleh pemerintah kabupaten/kota. Padahal, objek wisata ini diyakini mampu mendatangkan potensi pendapatan yang besar bagi daerah.

Meski demikian, sebagai pemimpin daerah, dirinya memberikan apresiasi pada pihak-pihak yang selama ini getol mempromosikan potensi pariwisata yang ada di NTB, seperti Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar), Badan Promosi Pariwisata Daerah (BPPD), pelaku pariwisata dan elemen masyarakat dalam mendukung pembangunan pariwisata yang ada di NTB. (*)
Share:

Kerajinan Wayang Sasak Tembus Pasar Jepang

Cenderamata kerajinan wayang Lombok, karakter
Jayengrana

Desa Sesela adalah salah satu desa seni yang ada di Kecamatan Gunung Sari Lombok Barat (Lobar). Selain kerajinan dalam bentuk patung dari kayu, cukli, kreativitas warga Desa Sesela juga cukup banyak. Termasuk, membuat souvenir atau oleh-oleh tangan berupa tokoh-tokoh yang ada di dalam cerita Wayang Sasak.

Share:

Batu Paras Lombok Mempesona Dunia

Batu Paras Lombok

MELINTAS di jalan Raya Senggigi, Batulayar Kabupaten Lombok Barat (Lobar), kita dapat melihat jejeran batu berwarna putih kekuning-kuningan dengan beragam ornamen. Ornamen ini dihias dengan berbagai macam motif sesuai pangsa pasar dan keinginan pemesan.

Berkembangnya industri pariwisata di Pulau Lombok, khususnya di kawasan Senggigi berpengaruh besar terhadap perkembangan usaha ini.
Share:

Monday 7 December 2015

MUSISI AUSTRALIA MERAYAKAN PRESTASI PENYANDANG DISABILITAS


Untuk merayakan Hari Internasional Orang dengan Disabilitas Kedutaan Besar Australia di Jakarta dengan gembira menyelenggarakan program Musik untuk Semua oleh musisi Australia Emma Bennison, CEO badan kesenian dan disabilitas tertinggi Australia, Arts Access Australia.

Share:

Hutan Wisata Lemor Lombok Timur

Menuruni tangga di objek wisata Lemor Kecamatan Suela
Lombok Timur

Hutan Wisata Lemor (HWL) merupakan salah satu hutan wisata yang masih alami yang berada di wilayah Dusun Cempaka, Desa Suela, Kecamatan Suela, Kabupaten Lombok Timur (Lotim). Letaknya yang strategis sebagai jalan lintas menuju Taman Nasional Gunung Rinjani (TNGR) menjadikannya sebagai objek wisata yang menarik perhatian banyak wisatawan lokal.

Share:

Tuesday 1 December 2015

Nikmati Sensasi Pulau Kenawa di Sumbawa Barat


Hamparan savana di Pulau Kenawa Sumbawa Barat NTB

Pulau Kenawa merupakan salah satu pulau di gugusan pulau Gili Balu yang terletak di Kabupaten Sumbawa Barat (KSB) Provinsi NTB  tepatnya di desa pesisir, Desa Poto Tano, Kecamatan Poto Tano, KSB. KSB  sendiri merupakan kabupaten baru di Provinsi NTB.  KSB  adalah hasil pemekaran dari Kabupaten Sumbawa pada tanggal 18 Desember 2003 berdasarkan Undang-undang Nomor 30 Tahun 2003 tentang Pembentukan Kabupaten Sumbawa Barat di Provinsi NTB.

Share:

Labuhan Haji, Objek Wisata Menarik di Lombok Timur

Kondisi Pantai Labuhan Haji Lombok Timur NTB
Kabupaten Lombok Timur memiliki sederetan pantai yang indah, eksotis dan unik. Tidak ada satupun lokasi pantai di  Gumi Selaparang ini yang tidak menarik untuk dikunjungi.   Sebagian besar pantai membentang menghadap timur. Sehingga sangat tepat sebutan untuk Lotim, "Sun Rise of Lombok" sebagaimana diungkap Anggota DPR RI, H.M. Syamsul Luthfi.

Share:

Kerajinan Batok Kelapa dari Kabupaten Lombok Utara

Hasil kerajinan dari batok kelapa khas Lombok Utara,
seperti piring, petromak dan lainnya.
Batok kelapa tidak hanya dijual mentah atau dijual setengah jadi dalam bentuk arang. Di tangan-tangan terampil perajin Kabupaten Lombok Utara (KLU) batok dijadikan aneka kerajinan berharga jual tinggi.

Kelompok pemuda Prawira Village, Dusun Prawira, Desa Sokong, Kecamatan Tanjung, adalah satu yang bereksperimen membuat aneka kerajinan dari limbah batok kelapa. Beberapa kreasi yang berhasil dibuat, seperti piring batok kelapa, kap lampu,
Share:

Lomba Peleton Tangkas, Batalyon 742 SWY Rebut Piala Kasad


Gubernur NTB TGH. M. Zainul Majdi menyerahkan penghargaan
pada anggota Batalyon 742 SWY yang berprestasi. 
Batalyon 742/SWY berhasil keluar sebagai juara umum dalam lomba Peleton Tangkas TNI AD yang berlangsung di Magelang Jawa Timur. Batalyon yang merupakan utusan Kodam IX/Udayana meraih tiga emas dan satu perunggu.   

Batalyon 742/SWY yang merupakan bagian dari Korem 162/WB sejak tanggal 21 – 27 November 2015 lalu berduel dengan tim dari kesatuan TNI AD lainnya, termasuk dari Mabes TNI untuk memperebutkan
Share:

Gubernur NTB TGH. M. Zainul Majdi Berbagi Bersama Anak Penyandang Disabilitas

Gubernur NTB TGH. M. Zainul Majdi
didampingi Ketua TP PKK NTB Hj. Erica Zainul Majdi
dan Wakil Ketua TP PKK  Hj. Syamsiah Muh. Amin
memberikan dukungan pada anak penyandang disabilitas
yang memainkan alat musik pada puncak BBKS,
HKSN dan HDI di Seganteng Mataram, Selasa (1/12/2015). 
Momen puncak acara Bulan Bhakti Kesetiakawanan Sosial (BBKS), Hari Kesetiakawanan Sosial Nasional (HKSN) dan Hari Disabilitas Internasional (HDI), Selasa (1/12/2015)  dimanfaatkan dengan baik jajaran Pemprov NTB dan Pemkot Mataram. Pemprov dan Pemkot Mataram bersama pihak lain berbagi bersama dengan anak penyandang disabilitas.

Kegiatan yang digelar di depan Masjid Jami’ Qubbatul Islam Seganteng ini dihadiri langsung Gubernur NTB Dr. TGH. M. Zainul Majdi, Ketua TP PKK NTB Hj. Erica Zainul Majdi,
Share:

Hj. Erica Zainul Majdi : Membaca, Gerbang Masa Depan

 Ketua TP PKK NTB Hj. Erica Zainul Majdi
saat berbincang  dengan siswa PAUD AISHA
di Kelurahan Monjok Mataram, Selasa (1/12/2015).

Pendidikan merupakan hal penting bagi kehidupan manusia, terlebih bagi generasi yang akan jadi pemimpin di masa yang akan datang. Salah satu manfaat terbesar pendidikan adalah merubah pola pikir seseorang akan hidup dengan segala permasalahannya. Namun, untuk mencapai hal tersebut, genarasi saat ini harus banyak membaca agar menjadi genarasi cerdas.

Membaca adalah gerbang masa depan. Apapun cita-cita kita, pintunya harus banyak membaca dan berdo’a,” pesan Ketua TP PKK Provinsi NTB, Hj. Erica Zainul Majdi
Share:

Thursday 22 October 2015

Dua Penghargaan Internasional Wagub Nilai Modal Besar Kenalkan Pariwisata NTB pada Dunia

Menpar Arief Yahya bersama Wagub H. Muh. Amin 
saat jumpa pers di Jakarta mengenai keberhasilan Lombok 
mendapatkan dua penghargaan di ajang The World Halal 
Travel Summit  &Exhibition 2015 di Abu Dhabi.

Diraihnya dua penghargaan internasional di bidang pariwisata, yakni World’s Best Halal Honeymoon Destination atau Wisata Bulan Madu Halal terbaik di dunia, dan World’s Best Halal Tourism Destination atau Tujuan Wisata Halal Terbaik di dunia disambut gembira Wakil Gubernur (Wagub) NTB H. Muh. Amin, SH, MSi.

Wagub melalui Pelaksana Tugas Kepala Biro Humas dan Protokol Setda NTB Drs. Fathul Gani, MSi, menilai keberhasilan NTB
Share:

Wednesday 21 October 2015

KMP Kormomolin dan Belida Belum Bisa Dievakuasi di Gili Lampu


KMP Kormomoin yang terdampar di Gili Lampu Lombok Timur.
Kapal Motor dan Penumpang (KMP) Kormomoin dan Belida yang terdampar di Gili Lampu Kecamatan Sambelia Kabupaten Lombok Timur (Lotim) belum bisa dievakuasi. Tugboat yang digunakan belum bisa menggerakkan badan kapal meski air laut saat penarikan sudah pasang.

Kondisi itu diakui General Manajer PT ASDP Pelabuhan Kayangan Rudi Mahmudi yang dikonfirmasi Rabu (21/10/2015)n. Beragam upaya dilakukan untuk menarik kapal yang terlihat melekat pada Gili.

Share:

Lombok Sabet Dua Penghargaan di World Halal Travel Summit 2015

Delegasi Indonesia saat pose bersama dengan tim juri 
pada penganugerahan  The World Halal Travel Summit 
& Exhibition 2015 yang digelar 19-21 Oktober 2015 
di Abu Dhabi, 
Tidak sia-sia usaha keras jajaran Kemenpar RI selama ini. Tadi malam, dini hari WIB, Wonderful Indonesia menyabet 3 penghargaan sekaligus dalam perhelatan puncak, The World Halal Travel Summit & Exhibition 2015, Model The Fastest Growing Tourism Sector, yang digelar 19-21 Oktober 2015, di Abu Dhabi, Uni Arab Emirate (UAE).

“Tentu, ini berkat support Pak Presiden Jokowi, insan pariwisata dan masyarakat Indonesia yang sudah menyisihkan
Share:

Friday 2 October 2015

Kereen... Lombok Masuk Nominasi Worlds Halal Travel Award 2015

Pantai Sekotong Lombok Barat NTB

PULAU Lombok berhasil masuk dalam nominasi The Worlds Halal Travel Summit 2015 atau pariwisita halal dunia. Dari 14 kategori, Pulau Lombok berhasil masuk pada dua kategori nominasi yakni World's Best Halal Honeymoon Destination dan World's Best Halal Tourism Destination.
Pada kategori World's Best Halal Honeymoon Destination atau destinasi bulan madu halal terbaik dunia, Pulau Lombok harus bersaing
Share:

Thursday 1 October 2015

LOOP KePo Gandeng Anak Muda Lombok Jadi Kreator Digital

Para peserta LOOP KePo Challenge menerima kenang-kenangan 
dari Telkomsel. Tampak juara I Muhammad Ashobta Azry, 
siswa SMAN 1 Mataram berpose bersama pemenang lainnya. 

Telkomsel mengajak lebih banyak lagi anak muda Indonesia untuk terlibat menjadi kreator digital. Melalui kampanye LOOP Kreatif Project (KePo) yang pertama kali dicanangkan tahun lalu, Telkomsel kembali menghadirkan berbagai keseruan dan mengulas habis hal-hal menarik seputar mobile video, digital music, dan digital writing sebagai ajang
Share:

Rekor MURI untuk Trawangan, Hj. Erni Guntarti Tjahjo Kembali Janji Kembali


Ketua Tim Penggerak PKK Pusat Erni Guntarti Tjahjo Kumolo 
didampingi Hj. Erica Zainul Majdi saat berkunjung 
ke Gili Trawangan, Rabu (30/9/2015)
Pemasangan payung merah putih sepanjang jalan utama Gili Trawangan pada 17 Agustus lalu mendapat apresiasi dari pemerintah pusat. Kreativitas itu, tercatat ke dalam buku Rekor MURI (Museum Rekor Dunia Indonesia) dengan anugerah yang diserahterimakan Rabu (30/9/2015).

Share:

Tuesday 29 September 2015

Pulau Kura-Kura Lombok Timur yang Menawan dan Mempesona


Pulau Kura-Kura or Turtle Island at Lombok Timur NTB yang eksotis dan menawan.
 Satu lagi anugerah terindah dari Tuhan yang diberikan kepada Lombok Timur (Lotim). Anugerah keindahan alam yang menawan itu ada di Pantai Kura-kura. Itulah nama pantai yang diberikan warga. Fanorama pantai yang eksotik ini memiliki daya tarik luar biasa bagi siapa saja yang berkunjung ke sana.


PANTAI yang terletak di Dusun Sungkun, Desa Ekas Buana, Kecamatan Jerowaru, Kabupaten Lotim ini terlihat masih belum terjamah. Pantai yang berjarak sekitar 5 Km dari jalan utama ini tidak banyak dikenal oleh masyarakat. ‘’Mulai dikenal itu baru sekitar tahun 2013 lalu,’’ tutur Kepala Desa Ekas Buana, Nurman.

Dinamakan Pantai Kura-kura karena ada di pantai itu ada gili (pulau kecil) yang bentuknya mirip kura-kura. Gili yang menyerupai kura-kura itu, bukanlah pahatan atau hasil karya manusia. Namun murni bentukan alam.
 
A Part of Turtle Island at East Lombok West Nusa Tenggara
Pantai ini cukup diminati wisatawan. Para wisatawan yang berkunjung ke sana sebagian besar untuk surfing. Kondisi pantai ini memang cocok untuk olahraga air ini dan menjadi salah satu daya tarik bagi wisatawan. Kata Kades Nurman, banyak wisatawan yang datang surfing. "Lokasi surfingnya di dekat kura-kura itu," katanya. Wisatawan pecinta surfing ini banyak datang dari Bali menggunakan kapal-kapal kecil.

Pantai Kura-kura termasuk pantai paling selatan di wilayah Lotim. Membentang dan langsung berhubungan dengan Samundra Hindia yang terlihat jelas terbentang luas. Karena behubungan langsung dengan Samudra Hindia, sehingga ombak pantainya tergolong besar. Gulungan ombak yang panjang menjadikan kawasan ini dicintai para peselancar termasuk peselancar dunia.
 
A real Turtle Island at East Lombok. This island suitable for the visitors .
Air lautnya yang masih bersih tidak menjadikan kawasan ini juga jadi tempat berenang para pengunjung. Hanya saja aktivitas pengunjung ramai pada saat-saat tertentu saja. ‘’Pantai ini ramai dikunjungi pada hari Sabtu dan Minggu,’’ terang Nurman.

Pantai Kura-kura adalah alternatif dari sejumlah pantai yang berada di wilayah Lotim bagian selatan yang menarik untuk dikunjungi. Para wisatawan, tidak saja akan terpana dengan bentuk gili yang menyerupai kura-kura saja. Ada sejumlah gili lain yang tidak kalah menariknya, seperti Pantai Dagong, Berore, Surga, Planet dan lainnya. (Rusliadi)
Share:

Monday 28 September 2015

Pintu Pendakian Gunung Rinjani di Sembalun Ditata

Wagub NTB H. Muh. Amin saat panen apel di Sembalun
Lombok Timur, Sabtu (26/9/2015)
Proses penataan destinasi wisata terus dilakukan pemerintah daerah, khususnya kawasan yang selama ini menjadi destinasi unggulan. Beberapa kawasan yang menjadi objek penataan pemerintah daerah adalah objek wisata Lemor, Pasar Agro dan pintu gerbang pendakian Rinjani di Desa Sembalun Lombok Timur (Lotim).

Penataan kawasan wisata ini dimulai dengan peletakan batu pertama di Desa Sembalun oleh Wakil Gubernur (Wagub) NTB H. Muh. Amin, SH, MSi, Minggu (27/9/2015).
Share:

Gubernur NTB TGH. M. Zainul Majdi Kurban Penangkal Musibah


Gubernur NTB TGH. M. Zainul Majdi

Hari Raya Idul Adha atau lebih dikenal dengan Idul Kurban merupakan sunnatul hasanah atau kebiasaan yang ditradisikan umat Islam hingga saat ini. Hampir di seluruh pelosok dunia, termasuk di NTB, masyarakat yang masuk dalam katagori mampu berlomba-lomba menyembelih hewan kurban. Semakin banyak hamba beriman yang berkurban, maka segala macam musibah dan bencana akan terhindar dalam kehidupan manusia, karena berkurban merupakan cara untuk mengingat Allah.

Demikian disampaikan Gubernur NTB, Dr.TGH. M. Zainul Majdi ketika memberikan sambutan pada pembagian santunan pada masyarakat di  Lapangan Narmada Lombok Barat, Minggu (27/9/2015).
Share:

Friday 25 September 2015

Horeee.... Nikmati Puncak Gunung Rinjani Bakal Pakai Helikopter Air Bus

Gunung Rinjani Lombok NTB

Salah satu investor menjajaki potensi bisnis perjalanan wisata menuju Gunung Rinjani dengan menggunakan helicopter. Wakil Gubernur NTB, H. Muh Amin, SH, M.Si menerima kunjungan resmi dari Operator Halycopter Air Bus di ruang kerjanya, Selasa (22/9/2015).

Pada kesempatan itu, Wagub didampingi Asisten III Setda NTB, Drs. H. L. Syafi’i, MM,  Kepala Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informatika (Dishubkominfo) NTB, Drs. Agung Hartono, M.STr, Kepala Biro Kerja Sama Setda NTB, Ir. Moh. Rum, MT, Kepala Biro Kesra, H. Suhaimi, SH dan Kabag Humas dan Protokol Setda NTB Drs. Fathul Gani, M.Si.

Kehadiran Operator HeIicopter Air Bus  bertujuan untuk menjajaki potensi untuk berinvestasi di bidang  bisnis perjalanan pariwisata dengan menggunakan helicopter.  Sebagai destinasi utamanya  adalah  Taman Nasional Gunung Renjani (TNGR). Dipilihnya kawasan TNGR lantaran memiliki kindahan yang sangat luar biasa dengan Danau Segara Anak yang sangat mempesona di atas puncak Gunung Rinjani.

Namun, tidak semua orang dapat menikmati keindahan salah satu gunung tertinggi di Indonesia itu. Pasalnya, jika ingin menikmati keindahan dana Segara Anak, maka  harus mampu mendaki gunung dengan ketinggian 3.726 meter di atas permukaan laut atau perjalanan selama tiga hari bolak balik. Sehingga, operator helicopter air bus berkeinginan untuk dapat memberikan pelayanan berpariwisata  menikmati keindahan Danau Segara Anak  dengan terbang menggunakan helikopter  di atas puncak Gunung Rinjani.   

Terkait dengan hal tersebut, Wakil Gubernur NTB, H. Muh. Amin, SH, M.Si  sangat  terbuka dengan keinginan investor tersebut.   Apalagi hal ini dapat mendukung keberadaan pariwisata di NTB untuk lebih maju.  Namun ia  mengingatkan untuk berkoordinasi secara teknis menyangkut masalah perizinan dan lainnya. 

Pada kesempatan itu, Wagub menunjuk Asisten III Setda NTB, Drs. H. L. Syafi’i, MM untuk mengkoordinir hal tersebut. Amin juga meminta pentingnya pelibatan masyarakat lokal supaya investasi tersebut mempunyai multiplier effect bagi masyarakat sekitar. “Yang dirasakan langsung oleh masyarakat dengan kehadiran  perusahaan ini,”ujarnya. (Muhammad Nasir)

Share:

Kagumi Potensi NTB, Dubes Afrika Selatan Jajaki Potensi Kerjasama

Duta Besar Afrika Selatan (Afsel) untuk Indonesia
Pakamisa Augustine Sifuba 
Duta Besar Afrika Selatan (Afsel) untuk Indonesia, Pakamisa Augustine Sifuba mengatakan ia sangat takjub dengan potensi  yang dimiliki NTB. Menurutnya,  potensi NTB terutama  dalam bidang pertanian  sangat potensial. 

“Saya melihat NTB sangat bagus di bidang pertanian, dan infrastruktur jalan  juga sangat  bagus,” ujarnya saat diterima Wakil Gubernur NTB, H. Muh. Amin, SH, M.Si di runag kerjanya, Kamis (10/9/2015).
Share:

Silk Air Jajaki Pembukaan Rute Penerbangan Lombok – Australia

Silk Air jajaki rute penerbangan Lombok - Australia
Maskapai penerbangan asal Singapura, Silk Air menjajaki pembukaan rute penerbangan langsung Lombok – Australia. Manajemen Silk Air telah berkoordinasi dengan Pemprov NTB terkait dengan rencana pembukaan penerbangan dari Bandara Internasional Lombok (BIL) ke negeri Kangguru tersebut. 

“Kemarin ada datang manajemen Silk Air, beberapa bulan lalu. Dia minta pembukaan rute Singapura-BIL-Australia,” kata Wakil Gubernur NTB, H. Muh. Amin, SH, M.Si di Mataram, Jumat (18/9/2015).

Share:

Gagalkan Penyelundupan Sabu 2,7 Kg, Wagub NTB H. Muh. Amin Apresiasi Upaya Bea Cukai

Wagub NTB H. Muh Amin didampingi Danrem 162 Wira Bhakti
Kolonel CZI Lalu Rudi Irham Srigede saat melihat barang
bukti berupa 2,7 kg sabu yang diamankan di Bandara International
Lombok,18 September 2015.

Wakil Gubernur Nusa Tenggara Barat (NTB) H. Muh. Amin, SH. M.Si memberikan apresiasi  setinggi- tingginya atas keberhasilan  pihak Bea Cukai Tipe Madya  Pabean C Mataram yang telah menggagalkan upaya penyelundupan  narkotika  jenis shabu (methamphetamine) melalui Bandara Internasional Lombok (BIL) pada 18 September 2015 lalu. Keberhasilan  Bea Cukai ini merupakan wujud nyata peran pemerintah dalam mencegah dan melakukan pemberantasan peredaran narkoba khususnya di Provinsi NTB.

Share:

Idul Adha Tahun 2015 di Suara NTB dan Radio Global FM Lombok

Pada Hari Raya Idul Adha tahun 2015 ini, Harian Suara NTB dan Radio Global FM Lombok menyerahkan hewan kurban pada lingkungan yang ada di sekitar Kantor Harian Suara NTB dan Radio Global FM Lombok. Tampak, Ketua Panitia Hari Raya Idul Adha Marham (kanan) menyerahkan hewan kurban berupa seekor kambing pada perwakilan warga, Rabu (23/9/2015). 

Share:

Friday 18 September 2015

Diikuti Tujuh Ribu Peserta, Lomba Mewarnai Tenun Khas NTB Raih Rekor Muri

Ketua TP PKK NTB Hj. Erica Zainul Majdi pose bersama peraih
Rekor MURI, terkait lomba mewarnai tenun khas NTB, Rabu
(16/9/2015).
Lebih dari 7000 ribu anak di NTB mengikuti lomba mewarnai, Rabu (16/9/2015) di Mataram. Didampingi orang tua masing – masing, para peserta didik Taman Kanak – kanak (TK) dan Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) itu mewarnai lukisan motif tenun khas dari daerah ini. Kegiatan ini merupakan puncak dari rangkaian perayaan Bulan Budaya Lombok Sumbawa (BBLS) 2015. Lomba tersebut mendapat rekor MURI karena berhasil melibatkan peserta terbanyak dari TK dan PAUD se Pulau Lombok.

Share:

Sunday 13 September 2015

Mencari Jejak Misteri Kerajaan Besar di Pulau Lombok

Inilah Peta Kabupaten Lombok Tengah 
Pulau Lombok selama ini diketahui tidak banyak meninggalkan sejarah masa lalu. Kalaupun ada, hanya masih sebatas sebutan tanpa ada bukti jelas mengenai keberadaan sejarah itu sendiri. Misalnya, Kerajaan Selaparang, kita tidak tahu tepatnya lokasi  Kerajaan Selaparang.
Meski beberapa waktu lalu atau awal 2015 di Lombok Timur dihebohkan dengan penemuan kompleks makam yang diklaim sebagai tempat pemakaman keluarga kerajaan, namun hingga September 2015 belum bisa dipastikan. Begitu juga beberapa kerajaan-kerajaan lain yang kini menjadi nama-nama jalan di NTB tidak ada bekas yang ditinggalkan. Namun, setelah Kerajaan Karang Asem masuk, banyak peninggalan bersejarah yang bisa disaksikan dan masih eksis hingga saat ini.
Meski demikian, tidak dipungkiri, jika beberapa ribu tahun silam atau ribuan tahun sebelum masehi, di Lombok pernah ada kerajaan yang pernah eksis. Bahkan, tidak menutup kemungkinan kerajaan ini seperti kerajaan-kerajaan yang banyak muncul di film-film Walt Disney atau Hollywood.
Sebagai putra Lombok, khususnya Lombok Tengah, penulis yakin dan percaya jika di Pulau Lombok pernah ada kerajaan yang pernah eksis. Apalagi, dokumen masa lalu dalam bentuk babad maupun naskah lontar mengindikasikan tingkat perkembangan, perekonomian masyarakat, maupun kesusastraan pernah eksis. Belum lagi, ada naskah khusus yang membahas sejarah Lombok dibawa ke Belanda dan disimpan di perpustakaan Negara Kincir Angin itu.
Saat masih kecil, penulis tinggal di Lingkungan Tiwu Buak Kelurahan Jontlak Kecamatan Praya (sekarang Praya Tengah) sejak lahir tahun 1977 hingga tamat Madrasah Aliyah Negeri Praya Tahun 1995. Belum lagi di sekitar tempat tinggal penulis, ada sungai Srigangga yang masih alami dan belum dijadikan bendungan tahun 1997. Di sekitar sungai ini banyak gua atau lubang yang jarang berani disentuh oleh orang lokal, karena takut ada binatang buas, seperti ular, kalajengking. Bahkan, ada yang takut, karena di gua itu diyakini tempat makhluk halus tinggal.
Ketinggian sungai dari tanah yang menghubungkan dengan permukaan tanah sekitar 75 meter. Dengan jalanan yang terjal dan curam menjadi mainan bagi anak-anak untuk mendaki atau berlari saat pergi mandi atau main-main. Di atas tanah itu ada hamparan permukaan yang ditumbuhi semak-semak dan beberapa jenis pepohonan lainnya. Bahkan, sangat cocok untuk syuting film-film laga tempo masa lalu.
Kembali ke permukaan tanah itu, penulis tidak tahu persis berapa hektar luasnya. Tanaman yang hidup sporadis dan tidak merata. Apalagi kalau musim kemarau, pepohonan menjadi meranggas dan kering. Hamparan permukaan tanah ini sangat luas, karena terbentang dari Dusun Kampung Tiwu Buak atau Repok dan Mertak.
Tidak hanya itu, di muara sungai ada sebuah  lubang gua yang tidak berani dimasuki sama warga, kecuali yang tidak takut, mereka mencoba masuk atau sekadar menguji nyali. Dari penuturan kakak penulis bernama Mahzan berumur 52 tahun, di gua itu ada sebuah batu pipih berukuran 1 meter dengan bekas tapak kaki di atasnya. Sayangnya dia cerita saat semua itu sudah musnah atau tidak ada, karena sudah ditenggelamkan jadi bendungan oleh pemerintah. Apalagi saat dia cerita, penulis sudah dewasa atau berumur 30 tahun lebih. Sementara waktu itu, penulis masih sekolah di SMP dan belum tahu banyak tentang sejarah atau makna sebuah peninggalan benda bersejarah.
Waktu pun berlalu. Penulis tidak pernah ingat dengan masa kecil di pinggiran sungai Srigangga. Namun, di tengah kesibukan penulis, sepertinya Allah SWT – Tuhan Yang Maha Kuasa – sepertinya ingin mengembalikan ingatan penulis tentang masa lalu di Sungai Srigangga melalui mimpi. Dalam mimpi ini yang terjadi awal pertengahan tahun 2015 ini, seolah-olah Allah SWT menunjukkan ada sebuah istana raja yang megah dengan gaya arsitektur tinggi pernah ada di Pulau Lombok, khususnya di Sungai Srigangga.
Dalam mimpi ini, penulis seolah berada di luar istana kerajaan dan akan memasuki istana raja. Di dalam kompleks istana ini banyak rumah-rumah penduduk dan warga yang melakukan aktivitasnya. Meski bukan berperan sebagai raja atau rakyat seolah tergambar jelas bagaimana istana kerajaan dengan banyak menara seperti di istana kartun berdiri tegak. Namun, sayangnya, penulis hanya berada sebentar di tempat ini, karena terburu terbangun.
Semula, penulis tidak begitu tertarik dengan mimpi itu. Namun, dalam beberapa minggu berikutnya, penulis kembali bermimpi di lokasi yang sama. Seolah-olah melanjutkan mimpi yang sudah lewat beberapa minggu lalu, penulis berjalan bersama dengan beberapa warga untuk dikumpulkan di sebuah lapangan kerajaan. Setelah melalui jalan yang sulit, akhirnya berhasil juga sampai. Namun, lagi-lagi penulis tidak berhasil melihat seperti apa sosok raja yang memimpin kerajaan itu.
Dalam beberapa hari berikutnya, penulis kembali bermimpi berada di dalam areal kerajaan.  Banyak rumah dengan model masa lalu dan kehidupan masyarakatnya masih tradisional, namun kondisi mereka sejahtera. Selain itu, beberapa lokasi juga dibangun sepertinya agak modern dan cenderung maju dibandingkan kondisi kerajaan  lain yang sering ditonton di sinetron atau film-film kolosal. Namun, apakah itu berada di era kerajaan atau zaman modern, penulis tidak tahu, karena semua itu hanya mimpi.
Begitu terbangun, penulis kemudian merenung dan mencoba mengingat mengenai sesuatu yang beda di permukaan sungai itu. Apalagi mimpi tentang kerajaan di lokasi yang sama ini selalu berulang beberapa kali. Mimpi ini seolah-olah memberikan petunjuk pada penulis untuk mencoba mencari tahu, betulkah ada sebuah kerajaan besar yang pernah eksis di Pulau Lombok? Sementara dalam pelajaran sejarah yang penulis pelajari dari SD sampai kuliah di perguruan tinggi tidak pernah ada kerajaan besar yang pernah eksis. Kerajaan-kerajaan yang kata beberapa orang pernah ada di Pulau Lombok hanya sebuah cerita, karena tidak ada bukti peninggalan fisik yang bisa dibuktikan secara ilmiah.  
Mungkinkah dulu di lokasi ini pernah ada satu kerajaan yang pernah eksis dan memerintah di Pulau Lombok. Apalagi Gunung Samalas Rinjani yang meletus di tahun 1257 Masehi diklaim lebih dahsyat dari letusan Gunung Tambora di Pulau Sumbawa, Gunung Toba di Sumatera Utara dan Gunung Krakatau di Banten.
Penulis menduga, akibat letusan Gunung Samalas ini mengubur kerajaan-kerajaan yang pernah eksis di Pulau Lombok dan daerah lain di Indonesia. Bahkan, peneliti Eropa menemukan bukti bahwa letusan gunung api Samalas di Pulau Lombok menjadi penyebab perubahan besar cuaca pada 1257. Perubahan pada tahun itu ditandai dengan perubahan kimia di permukaan es kedua kutub Arktik dan Antartika.

Sebagaimana dilansir BBC, Selasa 1 Oktober 2013, teks abad pertengahan Eropa mencatat bahwa pada 1.257 iklim di bumi tiba-tiba mendingin dan terjadi gagal panen setelah Gunung Samalas atau yang kini dikenal sebagai Gunung Rinjani meletus.

Peneliti semakin yakin setelah mencocokkan belerang, debu jejak es di kedua kutub dengan data yang dikumpulkan dari wilayah Lombok. Hal ini dipertegas dalam naskah Babad Lombok.
Dalam naskah Babad Lombok, juga dijelaskan bagaimana dahsyatnya letusan Gunung Samalas saat itu.
‘’Gunung Rinjani Longsor, dan Gunung Samalas runtuh, banjir batu gemuruh, menghancurkan Desa Pamatan, rumah2 rubuh dan hanyut terbawa lumpur, terapung-apung di lautan, penduduknya banyak yang mati.

Tujuh hari lamanya, gempa dahsyat meruyak bumi, terdampar di Leneng (lenek), diseret oleh batu gunung yang hanyut, manusia berlari semua, sebahagian lagi naik ke bukit.

Bersembunyi di Jeringo, semua mengungsi sisa kerabat raja, berkumpul mereka di situ, ada yang mengungsi ke Samulia, Borok, Bandar, Pepumba, dan Pasalun, Serowok, Piling, dan Ranggi, Sembalun, Pajang, dan Sapit.

Di Nangan dan Palemoran, batu besar dan gelundungan tanah, duri, dan batu menyan, batu apung dan pasir, batu sedimen granit, dan batu cangku, jatuh di tengah daratan, mereka mengungsi ke Brang batun.

Ada ke Pundung, Buak, Bakang, Tana’ Bea, Lembuak, Bebidas, sebagian ada mengungsi, ke bumi Kembang, Kekrang, Pengadangan dan Puka hate-hate lungguh, sebagian ada yang sampai, datang ke Langko, Pejanggik.

Semua mengungsi dengan ratunya, berlindung mereka di situ, di Lombok tempatnya diam, genap tujuh hari gempa itu, lalu membangun desa, di tempatnya masing-masing.)

Dikutip dari Kompas.com, Letusan Samalas berdampak pada global dan diduga memicu kelaparan dan kematian massal di Eropa setahun setelah letusan.

“Ditemukannya ribuan kerangka manusia di London yang dipastikan berasal dari tahun 1258 kemungkinan berkaitan erat dengan dampak global dari letusan Gunung Samalas pada tahun 1257,” seperti ditulis dalam jurnal PNAS edisi akhir September 2013.

Tulisan di jurnal ini merupakan hasil penelitian 15 ahli gunung api dunia. Dari Indonesia yang terlibat adalah Indyo Pratomo, geolog dari Badan Geologi Bandung, Danang Sri Hadmoko dari Geografi Universitas Gadjah Mada dan  Surono, mantan Kepala Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG).

Sedangkan dari luar negeri yang terlibat meliputi 12 ahli dari berbagai kampus ternama di Eropa, di antaranya Frank Lavigne dari Université Panthéon-Sorbonne, Jean-Philippe Degeai dari Université Montpellier, Clive Oppenheimer dari University of Cambridge, Inggris, dan sejumlah ahli lainnya.

Mereka awalnya melacak letusan Samalas ini dari jejak rempah vulkanik yang terdapat di lapisan es kutub utara. Sebagaimana letusan Tambora yang menciptakan tahun tanpa musim panas di Eropa sehingga menyebabkan kegagalan panen dan kelaparan pada tahun 1816 atau setahun setelah letusan, Letusan Samalas diduga juga memicu permasalahan serupa, bahkan mungkin lebih dahsyat.
Kembali pada kemungkinan adanya kerajaan besar di Pulau Lombok, semuanya menjadi misteri Tuhan Yang Maha Kuasa. Apakah benar atau tidaknya kerajaan yang pernah terkubur, kita tidak tahu. Namun, sebagai orang yang penasaran dengan mimpi yang beberapa kali datang, tentunya ingin mencoba membuktikannya. Paling tidak, mencoba kembali bernostalgia pada masa kecil dengan mengunjungi lokasi ini.
Selain itu, juga pada para peneliti yang kebetulan membaca tulisan ini tertarik menindaklanjutinya. Namun, penulis yakin peneliti atau sang ahli tidak akan turun hanya berdasarkan mimpi seseorang. (Marham)
Share:

VISITOR

YANG SAYANG ANDA LEWATKAN

Blog Archive